Anda di halaman 1dari 24

Majalah

Vol. IX, No. 01/I/Puslit/Januari/2017

Kajian Singkat terhadap Isu Aktual dan Strategis

PERIZINAN DAN PENGAWASAN PENGGUNAAN


TENAGA KERJA ASING DI INDONESIA
Sulasi Rongiyati*)

Abstrak
Pemerintah membantah pemberitaan media mengenai serbuan tenaga kerja asing
(TKA) asal China di Indonesia dalam jumlah jutaan orang, namun melalui Kementerian
Ketenagakerjaan, pemerintah mengakui ditemukannya penyalahgunaan izin oleh
TKA. Hal ini menunjukkan adanya permasalahan pengawasan yang belum optimal
terhadap penggunaan TKA di Indonesia. Tulisan ini membahas bagaimana pemberian
izin dan pengawasan yang dilakukan oleh Pemerintah terhadap TKA. Peraturan
perundang-undangan yang mengatur penggunaan TKA telah memberikan acuan
yang jelas mengenai perizinan dan pengawasan, namun dalam tataran implementasi
belum sepenuhnya dapat dilakukan. Pelaksanaan pengawasan yang terkendala oleh
keterbatasan sumber daya manusia (SDM) dan anggaran serta kebijakan bebas visa
kunjungan yang disalahgunakan oleh TKA menjadi beberapa penyebab terjadinya
pelanggaran oleh TKA. Menghadapi era globalisasi ketenagakerjaan, Pemerintah perlu
mempersiapkan TKI yang kompeten dan profesional di bidangnya melalui pendidikan
dan pelatihan, serta mengoptimalkan sistem pengawasan penggunaan TKA.

Pendahuluan
Di tengah keterbatasan lapangan kerja
bagi angkatan kerja Indonesia, berita mengenai
serbuan tenaga kerja asing (TKA) asal China
ke wilayah Republik Indonesia menjadi
perbincangan di masyarakat. Sejumlah media
memberitakan jumlah TKA asal China yang
masuk ke Indonesia mencapai 10 juta orang,
tetapi angka tersebut dibantah oleh Pemerintah.
Direktur Jenderal Pembinaan dan Penempatan
Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja
Kementerian Ketenagakerjaan (Dirjen Binaperta
Kemenaker) Hery Sudarmanto mengungkapkan
bahwa jumlah TKA yang ada di Indonesia per
November 2016 adalah 74.183 orang. China,
dengan 21.271 orang tenaga kerja, menempati

urutan pertama sebagai negara yang paling


banyak mengirimkan tenaga kerjanya ke
Indonesia, disusul oleh Jepang di posisi kedua
dengan 12.490 orang tenaga kerja. Lebih lanjut
Hery membenarkan terjadinya pelanggaran
di lapangan terkait penyalahgunaan izin kerja
TKA asal China. Modus yang ditemukan oleh
Kemenaker antara lain mencantumkan posisi
tenaga ahli dalam dokumennya, namun faktanya
pekerjaan yang dilakukan oleh para pekerja
asing tersebut tidak sesuai dokumen. Selain
itu, ditemukan pekerja asing ilegal yang tidak
memiliki izin kerja. Hingga akhir 2016, jumlah
tenaga kerja asing bermasalah yang ditangani
Kemenaker mencapai 673 orang, meliputi 587

*) Peneliti Madya Hukum Ekonomi pada Bidang Hukum, Pusat Penelitian, Badan Keahlian DPR RI.
Email: susidhan@yahoo.com
Info Singkat
2009, Pusat Penelitian
Badan Keahlian DPR RI
www.puslit.dpr.go.id
ISSN 2088-2351

-1-

Perizinan Tenaga Kerja Asing

orang TKA ilegal tanpa izin kerja dan sisanya


melakukan pelanggaran izin. Sementara itu hasil
Operasi Pengawasan Orang Asing yang dilakukan
oleh Dirjen Imigrasi pada awal tahun 2017
menjaring 32 WNA asal Vietnam, Kazakhstan,
Uzbekistan, RRT, Maroko, dan Rusia yang
bekerja di tempat hiburan malam di kota Bogor
tanpa izin kerja.
Masuknya TKA ilegal ke Indonesia tidak
lepas dari dampak pemberlakuan pasar bebas dan
kebijakan pemerintah Indonesia memberikan
bebas visa kunjungan ke beberapa negara untuk
menarik wisatawan manca negara berkunjung
ke wilayah Indonesia. Sesuai dengan Peraturan
Presiden No. 21 Tahun 2016 tentang Bebas
Visa Kunjungan (Perpres No. 21 Tahun 2016)
yang mulai berlaku tanggal 10 Maret 2016,
sebanyak 169 negara menjadi negara penerima
bebas visa kunjungan dari Indonesia. Namun,
kebijakan pemerintah tersebut berdampak pada
penyalahgunaan izin, seperti menyalahgunakan
izin tinggal, overstay (kelebihan masa tinggal) dan
tidak dapat menunjukkan dokumen perjalanan.
Menurut Kepala Bagian Humas dan Umum
Direktorat Jenderal Imigrasi, Agung Sampurno,
sejak diberlakukan Perpres No. 21 Tahun 2016,
orang asing yang masuk ke Indonesia dengan
menggunakan bebas visa sebanyak 5.170.883
orang. Angka tersebut tidak menunjukkan
peningkatan jumlah orang masuk, karena pada
saat yang bersamaan pengguna visa jenis lain
beralih ke bebas visa kunjungan.
Pengamat ketenagakerjaan dari Universitas
Airlangga Hadi Subhan mengatakan, terlepas
dari jumlah TKA asal China yang ada di lapangan,
persoalan sebenarnya yang dihadapi Indonesia
terletak pada pengawasan terhadap penggunaan
izin yang belum maksimal. Terkait dengan hal
tersebut, Komisi III DPR RI berencana memanggil
Dirjen Imigrasi pada awal 2017. Anggota DPR dari
Komisi III Muslim Ayub mengatakan bahwa DPR
akan fokus memastikan apakah warga negara
China yang masuk ke Indonesia benar-benar
merupakan turis atau mereka menggunakan
visa turis untuk bekerja di Indonesia. Bahkan,
Ketua Komisi IX DPR RI yang membidangi
ketenagakerjaan, Dede Yusuf Macan Efendi
mengusulkan agar masalah TKA ini dibahas pada
tingkat Panitia Khusus DPR RI.
Permasalahan TKA asal China dan
beberapa negara lainnya merupakan salah satu
gambaran permasalahan TKA di Indonesia. Oleh
karena itu tulisan ini akan mengkaji bagaimana
kebijakan Pemerintah mengenai perizinan dan
pengawasan TKA di Indonesia.

Penggunaan TKA merupakan salah satu


konsekuensi logis penerapan perjanjian World Trade
Organization (WTO) dan Masyarakat Ekonomi
ASEAN (MEA) serta kebijakan penanaman modal
di Indonesia. Sesuai dengan Undang-Undang
No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
(UU Ketenagakerjaan), dasar filosofi penggunaan
TKA adalah dalam rangka peningkatan investasi,
ekspor, alih teknologi dan alih keahlian kepada
tenaga kerja warga negara Indonesia (TKI), serta
perluasan kesempatan kerja. Pada sisi lain, kebijakan
penanaman modal yang diatur dalam UndangUndang No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman
Modal (UU Penanaman Modal) secara legal
membuka kesempatan bagi perusahaan penanaman
modal untuk menggunakan tenaga ahli warga negara
asing untuk jabatan dan keahlian tertentu, dengan
tetap memprioritaskan TKI, sebagaimana ditentukan
dalam Pasal 10 ayat (1) UU Penanaman Modal.
TKA masuk ke Indonesia dapat melalui dua
cara, yaitu penugasan dan rekrutmen (Suhandi, 2016:
138). Cara penugasan adalah penempatan pegawai
oleh perusahaan multinasional untuk menduduki
satu posisi/jabatan tertentu di salah satu cabang
ataupun anak perusahaan di Indonesia dalam jangka
pendek atau jangka panjang. Berdasarkan jangka
waktunya, penugasan dapat bersifat jangka pendek
(kurang dari satu tahun) dan jangka panjang (lebih
dari satu tahun). Sedangkan cara rekrutmen adalah
masuknya TKA melalui jalur penerimaan pegawai,
baik yang berstatus kontrak maupun tetap, rekrutmen
tersebut pada umumnya dilakukan oleh perusahaan
lokal yang memiliki bisnis berskala global sehingga
membutuhkan TKA sebagai upaya menghadapi
kompetisi di dunia internasional.
Dalam UU Ketenagakerjaan, penggunaan
TKA diatur dalam Bab VIII Pasal 42 sampai dengan
Pasal 49. Berdasarkan UU Ketenagakerjaan,
perizinan penggunaan TKA dilakukan melalui dua
tahap, yaitu tahap proses Rencana Penggunaan
Tenaga Kerja Asing (RPTKA) dan proses Izin
Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (IMTA).
Setiap pemberi kerja yang menggunakan TKA wajib
memiliki RPTKA dari Menteri Ketenagakerjaan
(dikecualikan instansi pemerintah, badan-badan
internasional, dan perwakilan negara asing).
RPTKA yang sekurang-kurangnya memuat alasan
penggunaan TKA; jabatan dan/atau kedudukan
TKA asing dalam struktur organisasi perusahaan
yang bersangkutan; jangka waktu penggunaan
TKA; dan penunjukan tenaga kerja warga negara
Indonesia sebagai pendamping tenaga kerja
asing yang dipekerjakan, merupakan dasar
diterbitkannya IMTA.
-2-

Pengawasan terhadap Tenaga Kerja


Asing

Persyaratan penggunaan TKA diatur lebih


lanjut dalam Permenaker No. 16 Tahun 2015
sebagaimana diubah dengan Permenaker No. 35
Tahun 2015 tentang Perubahan atas Permenaker
No. 16 Tahun 2015, khususnya Pasal 36, antara
lain: (1) memiliki pendidikan yang sesuai dengan
syarat jabatan yang akan diduduki oleh TKA;
(2) memiliki sertifikat kompetensi atau memiliki
pengalaman kerja sesuai dengan jabatan yang
akan diduduki oleh TKA paling kurang 5 tahun;
(3) membuat pernyataan wajib mengalihkan
keahliannya kepada TKI pendamping yang
dibuktikan dengan laporan pelaksanaan diklat; (4)
melampirkan draf perjanjian kerja atau perjanjian
melakukan pekerjaan.
Persyaratan tersebut merupakan bentuk
proteksi yang diberikan oleh Pemerintah terhadap
TKI agar tidak semua bidang pekerjaan dapat
diisi oleh TKA. Dalam hal ini penggunaan TKA
selain harus memenuhi syarat-syarat administrasi
keimigrasian, juga harus sesuai dengan
peruntukan dan kompetensi yang dipersyaratkan
peraturan perundang-undangan serta melakukan
alih teknologi melalui pendidikan dan pelatihan
yang diselenggarakan oleh perusahaan pengguna
TKA. Alih teknologi dimaksudkan agar TKI
mampu meningkatkan kualitas dan kompetensi,
sehingga selanjutnya TKI dapat bersaing secara
profesional,
khususnya
dalam
menjawab
tantangan globalisasi di bidang ketenagakerjaan.
Dibukanya kran TKA dalam perusahaan
penanaman modal dapat berdampak pada
serbuan TKA ke Indonesia, meskipun
Pasal 10 ayat (1) UU Penanaman Modal
mengharuskan perusahaan penanam modal
untuk mengutamakan tenaga kerja WNI untuk
memenuhi kebutuhan tenaga kerjanya. Fakta
bahwa perjanjian kerja merupakan hubungan
keperdataan menyebabkan perusahaan yang
membutuhkan tenaga kerja dapat menentukan
dengan siapa akan melakukan perjanjian dan isi
perjanjian kerjanya. Bagi perusahaan penanaman
modal asing, kecenderungan menggunakan TKA
akan semakin tinggi jika TKI tidak memiliki
daya saing dari sisi keahlian dan profesionalitas.
Pada sisi lain beberapa ketentuan yang bersifat
memberi perlindungan kepada TKI dalam
menghadapi persaingan dengan TKA, seperti
kewajiban bagi perusahaan untuk menyediakan
lapangan kerja bagi 10 orang TKI untuk
penggunaan setiap orang TKA dan kewajiban
TKA memiliki sertifikasi kemampuan berbahasa
Indonesia, telah dihapus berdasarkan Permenaker
No. 35 Tahun 2015 tentang Tata Cara Penggunaan
Tenaga Kerja Asing.

Prinsip
pengawasan
ketenagakerjaan
merupakan serangkaian kegiatan dalam mengawasi
dan menegakkan pelaksanaan peraturan di
bidang ketenagakerjaan. Oleh karena itu Pasal 176
UU Ketenagakerjaan menegaskan pengawasan
ketenagakerjaan dilakukan oleh pegawai pengawas
ketenagakerjaan yang mempunyai kompetensi dan
independen guna menjamin pelaksanaan peraturan
perundang-undangan ketenagakerjaan.
Pengawasan terhadap TKA dilakukan
terhadap penerapan norma hukum ketenagakerjaan
dengan cara melakukan pemeriksaan secara
rutin dan periodik terhadap perusahaan yang
mempekerjakan TKA. Pengawasan dilakukan antara
lain dengan memeriksa kelengkapan administrasi
yang harus dimiliki oleh perusahaan; kesesuaian
antara dokumen administrasi dengan pelaksanaan di
lapangan; penindakan terhadap pelanggaran norma
penggunaan TKA; dan merekomendasikan kepada
Ditjen Imigrasi atau Kantor Imigrasi setempat agar
dilakukan tindakan keimigrasian terhadap TKA.
Berdasarkan UU No. 23 Tahun 2014
sebagaimana telah diubah dengan UU No. 2
Tahun 2015 tentang Pemerintahan Daerah,
urusan pemerintahan bidang ketenagakerjaan
menjadi urusan bersama antara pemerintah
pusat dan pemerintah provinsi. UndangUndang ini mengamanatkan pemerintah pusat
berwenang menetapkan sistem pengawasan dan
mengelola petugas pengawas ketenagakerjaan,
sedangkan pemerintah provinsi berwenang
menyelenggarakan pengawasan ketenagakerjaan.
Dalam kaitan ini, untuk mengimplementasikan
sistem pengawasan ketenagakerjaan yang
memadai, dibutuhkan koordinasi dan kerja sama
pemerintah pusat dan daerah.
Dalam implementasinya, pengawasan terhadap
penggunaan TKA yang dilakukan oleh Kementerian
Ketenagakerjaan dan pemerintah provinsi belum
berjalan secara maksimal. Keterbatasan di bidang
sarana dan prasarana pengawasan, khususnya
jumlah SDM pengawas yang tidak seimbang dengan
jumlah perusahaan pengguna TKA dan anggaran
pelaksanaan pengawasan menjadi kendala utama.
Dirjen Binapenta Hery Sudarmanto mengakui
adanya ketimpangan jumlah pengawas dengan
jumlah perusahaan yang harus diawasi. Sebagai
contoh, di Provinsi Jawa Timur terdapat 40.000
perusahaan sedangkan jumlah pengawas hanya 200
orang. Demikian pula Kota Surabaya dengan 15.000
perusahaan, hanya memiliki 15 orang pengawas,
artinya rata-rata satu orang pengawas harus
mengawasi 1.000 perusahaan.
-3-

Minimnya pengawasan berdampak munculnya


pelanggaran di lapangan, seperti penyalahgunaan izin
kerja TKA yang tidak sesuai dengan dokumen, TKA
bekerja tidak sesuai dengan standar jabatan yang
ditentukan, TKA tidak melakukan pendampingan/
alih teknologi kepada TKI pendamping, dan
penyalahgunaan dokumen keimigrasian dengan
memanfaatkan visa kunjungan.
Berkaitan dengan kebijakan bebas visa
kunjungan yang diberlakukan bagi negara-negara
penerima, Pemerintah perlu mencermati untung
ruginya bagi Indonesia. Pertanyaan yang perlu
dipertimbangkan adalah apakah kebijakan tersebut
mampu meningkatkan jumlah wisatawan asing
berkunjung ke Indonesia secara signifikan, sehingga
berdampak positif terhadap perekonomian nasional
atau justru banyak dimanfaatkan oleh warga negara
asing untuk masuk ke wilayah Indonesia dan bekerja
secara ilegal, sehingga berdampak negatif bagi
perekonomian dan keamanan nasional.

melalui revisi UU Ketenagakerjaan dan RUU


Pengawasan Ketenagakerjaan yang telah masuk
ke dalam Prolegnas 2014-2019. Pengawasan
DPR melalui Komisi IX yang membidangi
ketenagakerjaan dan Komisi III yang membidangi
hukum juga perlu lebih dioptimalkan.

Referensi
Berapa Sebenarnya Jumlah Tenaga Kerja Asal
Cina yang Masuk ke Indonesia?, http://www.
bbc.com/indonesia/, diakses 5 Januari 2017.
Enny Sri Hartati, Jurus Menjinakkan
Fenomena Tenaga Kerja Ilegal, Kompas, 2
Januari 2017.
Imigrasi: Tenaga Kerja Asal China Mencapai 31
Ribu Orang, https://nasional. tempo.co/
read/news/, diakses 5 Januari 2017.
Moratorium
Bebas
Visa
Diperlukan,
Republika, 3 Januari 2017.
Penyalahgunaan Bebas Visa Kunjungan Imigrasi
Tiongkok Banyak Melakukan Pelanggaran,
http://rri.co.id/, diakses 6 Januari 2017.
Respons Pemerintah Tanggapi Isu Serbuan
Tenaga Kerja China, /http://nasional.
kompas.com/, diakses 5 Januari 2017.
Selidiki Tenaga Kerja Asing Asal China DPR
Dorong Gunakan Hak Angket, http://www.
kompas.com/, diakses 5 Januari 2017.
Siaran Pers: Puluhan Orang Asing Terjaring
Operasi Pengawasan Orang Asing, http://
www.imigrasi.go.id/, diakses 14 Januari 2017.
Suhandi, Pengaturan Ketenagakerjaan terhadap
Tenaga Kerja Asing dalam Pelaksanaan
Masyarakat Ekonomi ASEAN di Indonesia,
Perspektif Volume XXI No. 2 Edisi Mei
Tahun 2016, Jurnal-perspektif.org/index.
php/perspektif/ article/download/, diakses
4 Januari 2017.

Penutup
Ketentuan perizinan penggunaan TKA,
baik yang diatur dalam UU Ketenagakerjaan,
UU Penanaman Modal, maupun peraturan
pelaksanaannya telah memberikan pengaturan
yang jelas sekaligus memberikan perlindungan
kepada TKI melalui beberapa ketentuan seperti
penempatan TKA harus sesuai keahlian yang
dibutuhkan perusahaan, hanya untuk posisi
jabatan tertentu yang ditetapkan oleh Menteri
Ketenagakerjaan, dan adanya kewajiban alih
keahlian kepada TKI pendamping melalui
pendidikan dan latihan. Namun, pengawasan
yang belum optimal dan kebijakan bebas visa
kunjungan berpengaruh terhadap munculnya
pelanggaran oleh perusahaan pengguna TKA
atau TKA yang bersangkutan.
Pemerintah
perlu
mengantisipasi
dampak globalisasi ketenagakerjaan
dengan
menyiapkan TKI yang memiliki kompetensi
dan profesional di bidangnya sehingga mampu
bersaing dengan TKA. Untuk itu pemerintah
perlu memperbanyak pendidikan vokasional yang
mampu menghasilkan tenaga kerja terdidik siap
pakai dan meningkatkan pengawasan penggunaan
TKA dengan memperbanyak SDM pengawas. Di
bidang keimigrasian, kebijakan pemberian bebas
visa kunjungan juga perlu dilakukan secara selektif
hanya kepada negara-negara yang dinilai mampu
memberikan kontribusi positif pada perekonomian
dan kerja sama antar-negara. Langkah tersebut
perlu didukung oleh DPR RI, baik melalui regulasi
maupun pengawasan kinerja Pemerintah melalui
komisi terkait. Dukungan regulasi dapat dilakukan
-4-

Majalah

HUBUNGAN INTERNASIONAL

Vol. IX, No. 01/I/Puslit/Januari/2017

Kajian Singkat terhadap Isu Aktual dan Strategis

MASALAH DALAM KERJA SAMA MILITER


INDONESIA-AUSTRALIA
Poltak Partogi Nainggolan*)

Abstrak
Kasus pelecehan terhadap Pancasila dan TNI telah berimplikasi pada dihentikannya
secara sepihak kerja sama militer Indonesia-Australia. Sikap ini memperoleh tanggapan
luas pro dan kontra di tanah air, selain perbedaaan pendapat di pemerintahan dan
parlemen. Selain respons yang keras di kalangan yang melihat hal ini sebagai pelecehan,
muncul tanggapan yang mengingatkan untuk bersikap hati-hati. Perkembangan
lingkungan strategis dan tantangan serta ancaman di kawasan dan tingkat global
mengingatkan TNI dan Indonesia agar mengambil keputusan yang tepat dalam
mengevaluasi hubungan bilateralnya dengan Australia.

Pendahuluan
Pada 4 Januari 2017 Panglima TNI
mengumumkan penghentian kerja sama
militer Indonesia-Australia, antara TNI
dan Australian Defence Force (ADF)
yang kemudian memperoleh perhatian
luas. Kerja sama dalam bentuk pelatihan
Bahasa Indonesia ini sendiri sebenarnya
telah dihentikan secara sepihak oleh TNI
sejak 18 Desember 2016. Pangkal masalah
adalah ditemukannya materi ajaran yang
melecehkan sejarah dan ideologi Indonesia,
yang dinilai telah dibuat secara sengaja
dan dibiarkan terjadi oleh institusi dan
aparat militer di sana. Ditemukan juga
pembuatan materi sejarah yang tidak
benar tentang peran Sarwo Edhie Wibowo,
mantan Komandan Komando Pasukan
Khusus (Kopassus-dulu RPKAD/Resimen

Para Komando Angkatan Darat) dalam


menghadapi kudeta G-30-S PKI. Materi ajar
di institusi militer Australia yang ditemukan
oleh perwira Kopassus yang mengajar
di sana menyudutkan peran Indonesia,
terutama TNI, yang buruk di Papua dan
Timor-Timur.
Selain
itu,
ditemukan
pelecehan
terhadap
Pancasila,
yang
dilecehkan menjadi Pancagila. Hal terakhir
ini dibiarkan terjadi di Australia, di sebuah
institusi pendidikan modern milik militer.
Seperti dalam masalah nasional
dan internasional lainnya, masalah dalam
kerja sama militer Indonesia-Australia
yang tercoreng ini melahirkan sikap yang
berbeda, pro dan kontra, sekali pun untuk
kasus ini tidak terlalu ekstrim. Tulisan ini
menganalisis mengapa kedua sikap itu

*) Research Professor Masalah-masalah Hubungan Internasional pada Bidang Hubungan Internasional, Pusat Penelitian,
Badan Keahlian DPR RI. Email: pptogin@yahoo.com
Info Singkat
2009, Pusat Penelitian
Badan Keahlian DPR RI
www.puslit.dpr.go.id
ISSN 2088-2351

-5-

muncul dan mengaitkannya dengan sejarah


hubungan bilateral Indonesia-Australia serta
persoalan yang muncul selama ini.

Dalam
menilai
kasus-kasus
pelanggaran hak asasi manusia (HAM)
Indonesia, perlu juga dipahami oleh
Pemerintah dan rakyat Australia secara
luas bahwa invasi Indonesia ke Timor
Timur pada masa lalu juga dilakukan atas
restu Pemerintah Australia di bawah PM
Gough Whitlam. Mereka tidak perlu seperti
tanpa dosa dengan tiba-tiba menyudutkan
Indonesia sebagai pihak yang sepihak harus
dituding atas kesalahan sejarah itu. Belum
lama publik di Indonesia juga dikejutkan
dengan terkuaknya aktivitas intelijen
Australia yang mengintersepsi pembicaraan
pemimpin Indonesia, tidak hanya dalam
peristiwa menjelang referendum di Timor
Timur, tetapi juga percakapan pribadi
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Belum
lagi insiden pencemaran di perairan Nusa
Tenggara Timur (NTT) yang kaya ikan dan
sumber daya alam (SDA) laut lainnya oleh
perusahaan pertambangan minyak Australia,
Montara, yang telah merusak kehidupan
nelayan di sana dan sangat merugikan
lingkungan dan SDA Indonesia yang tidak
pernah mereka pedulikan.
Sementara
rakyat
Indonesia
di
perbatasan perairan NTT dengan Australia
tidak luput dari tindakan pelanggaran HAM
yang telah dilakukan oleh polisi Australia.
Kasus pembakaran dan penenggelaman
kapal nelayan WNI yang dituding membawa
masuk imigran ilegal, namun aparat
pengadilan Australia telah memenangkan
gugatan yang diajukan nelayan kita, adalah
kasus lain yang menunjukkan arogansi dan
kesewenang-wenangan aparat Pemerintah
Australia pada masa lalu terhadap warga
Indonesia. Kondisi ini diperburuk oleh
kejadian terkini yakni kasus lompat pagar
separatis Papua ke Konsulat Jenderal RI di
Melbourne pada 6 Januari 2017, yang seperti
dibiarkan oleh aparat keamanan Australia,
padahal
dalam
hukum
internasional
mereka memiliki tanggung jawab untuk
mencegahnya.

Perspektif Respons yang Keras


Secara realistis dapat dikatakan
muncul pendapat yang dominan yang
kemudian mendukung keputusan keras
dan cepat yang diambil oleh TNI, terutama
dari kalangan parlemen, Anggota Komisi I
dan Pimpinan DPR RI, di samping internal
TNI sendiri, terutama Panglima TNI, Jend.
Gatot Nurmantyo. Dapat dimaklumi bahwa
berbagai bentuk pelecehan tersebut di atas,
termasuk penulisan sejarah yang tidak
proporsional yang sangat menyudutkan
Indonesia, tidak hanya tidak dapat diterima
oleh perwira Kopassus yang bertugas
menjadi instruktur yang memberi pelatihan
penerjemahan Bahasa Indonesia di sana,
tetapi juga masyarakat Indonesia yang
terpelajar sekali pun. Hal ini disebabkan
masalah Papua adalah urusan domestik
Indonesia, bukan Australia, dan merupakan
materi kerja sama yang telah disepakati
pemimpin kedua negara, khususnya Menteri
Pertahanan
(Menhan)
dan
Panglima
Angkatan Bersenjata masing-masing.
Dengan demikian, sikap Australia
tidak
perlu
melebar,
mengaitkan
pembelajaran dan pelatihan bahasa dengan
hal-hal yang tidak relevan dan merupakan
urusan domestik negara tetangganya,
Indonesia, yang telah dipilih menjadi
mitra kerja sama militernya. Sementara
pembiaran
terhadap
sikap
institusi
militer Australia tersebut merefleksikan
pandangan resmi politik pemerintah dan
negaranya yang negatif terhadap kebijakan
Indonesia di wilayahnya sendiri. Dalam
konteks hubungan negara yang formal di
dunia internasional, hal ini tidak boleh
terjadi. Apalagi dalam jangka panjang,
setelah situasi politik dan keamanan di
Indonesia akhir-akhir ini dalam kondisi
terkendali,
tanpa
penerapan
Daerah
Operasi Militer (DOM) seperti pada masa
Orde Baru, sementara pemilu legislatif dan
kepala daerah yang bebas pun berjalan
secara damai. Dengan demikian, menjadi
sangat ganjil melihat sikap Pemerintah
Australia yang tidak semakin dewasa dalam
menjalankan hubungan bilateral dengan
tetangga dekatnya yang sudah memiliki
hubungan secara formal sejak lama.

Perspektif Respons yang Hati-hati


Perspektif kedua yang berseberangan
secara diametral adalah pandangan yang
hati-hati, berusaha dengan bijak memahami
persoalan yang muncul tanpa mengurangi
ketegasan yang ditunjukkan. Pandangan
ini berpendapat upaya evaluasi kerja sama
militer TNI-ADF boleh dilakukan atau jika
-6-

diperlukan penghentian sementara, tidak


mengabaikan asas kehati-hatian, sehingga
respons tegas harus proporsional, tidak
membabi-buta dan memperlihatkan sikap
patah arang, namun tetap menghormati
kelaziman dalam diplomasi dan hukum
internasional. Hal ini disebabkan perjanjian
kerja sama militer yang telah disepakati
antara kedua Menhan tidak mudah
dibatalkan begitu saja, mengingat ada
klausul atas pelanggaran kesepakatan yang
terjadi. Dengan demikian, jika dipaksakan
dengan sanksi sepihak dapat merusak
sekaligus merugikan hubungan bilateral di
bidang-bidang lainnya.
Oleh karena itu, insiden di Sekolah
Bahasa di Australia tersebut tidak boleh
terulang, tetapi kerja sama militer boleh
berlanjut dengan upaya koreksi. Sebagai
langkah alternatif, kedua negara dapat
mengeksplorasi hal-hal lain yang bermanfaat
bagi kemajuan kedua negara dan bangsa.
Pandangan seperti ini ditampilkan oleh
Presiden Jokowi, Wakil Presiden Yusuf
Kalla, dan Menhan Ryamizard Ryacudu,
serta pakar hubungan internasional seperti
Aleksius Jemadu dari Universitas Pelita
Harapan. Mereka mengingatkan bahwa
Menhan Australia, Marise Payne, telah
meminta maaf secara terbuka kepada
Pemerintah dan rakyat Indonesia atas
insiden yang terjadi melalui surat yang
dikirimkan kepada mitranya Menhan
Ryacudu pada 5 Januari 2017, sehari setelah
insiden tersebut mengemuka ke publik.
Dengan penyampaian permintaan
maaf
secara
terbuka
itu,
Kalla
mengharapkan permasalahan ini tidak
diperpanjang. Respons lain yang hati-hati
seperti dari peneliti LIPI, Syamsuddin Haris
yang mengingatkan mengapa kita begitu
emosional menanggapi Australia, sedangkan
terhadap para pelaku pelecehan Pancasila
di dalam negeri dibiarkan saja. Reaksi
keras Panglima TNI seperti diberitakan
Reuters, telah membuat Presiden Jokowi
menegurnya, karena dinilai out of control.
Sementara, Panglima TNI membantahnya
tidak ada teguran itu.

beragam
seperti
Indonesia,
sehingga
tidaklah
mengherankan
jika
jurnalis
mereka selalu begitu kritis dan tajam dalam
menilai apa yang berlangsung di Indonesia,
walaupun bisa saja mereka berlebihan dan
keliru. Situasi Inilah yang perlu dipahami
pemerintah dan masyarakat Indonesia
sampai sekarang. Itulah sebabnya pada
masa lalu pihak Kementerian Luar Negeri
Indonesia selalu memberikan kriteria
tertentu dalam menunjuk Dubesnya untuk
Australia, yang biasanya mantan jurnalis
handal seperti Sabam Siagian.
Dalam sejarah hubungan bilateral
kedua negara terdapat luka lama yang
belum bisa disembuhkan, seperti tewasnya
3 orang jurnalis Australia dalam Insiden
Balibo tahun 1976. Perwira Kopassus, yang
kemudian menjadi tokoh di pemerintahan
telah menjadi sorotan atas kejadian itu.
Selain itu juga pernah terjadi konfrontasi
kecil antara prajurit TNI dengan pasukan
UNAMET yang mengakibatkan korban di
pihak pasukan Australia dalam pemulihan
keamanan Timor-Timur pasca-referendum.

Penutup
Rakyat Indonesia yang belajar sejarah
sampai sekarang tentu tidak bisa melupakan
begitu saja peran Australia yang berharga
dalam mendukung kemerdekaan Indonesia.
Bagaimanapun pemimpin dan rakyat kedua
negara, secara kritis harus dapat melihat
bahwa realitas tantangan dan ancaman yang
berkembang di kawasan dan tingkat global
membutuhkan peran kedua pemerintah
dan negara untuk meresponsnya, demi
mewujudkan stabilitas keamanan. Para
pemimpin dan rakyat kedua negara harus
cerdas menyadari tantangan global terkait
perkembangan lingkungan strategis, seperti
eskalasi ketegangan yang berlanjut di Laut
China Selatan, kebangkitan militer China
dan Jepang, dan beragamnya masalah
transnasional yang mengancam, terutama
dari para aktor nonnegara, seperti imigran
ilegal dan aksi terorisme ISIS/IS (Islamic
States in Iraq and Suriah). Secara rasional
harus dapat dilihat bahwa hal-hal yang baik
harus terus dipelihara.
Sebagai konsekuensinya, parlemen,
terutama Komisi I tidak perlu menyikapi
masalah yang terjadi secara emosional.
Panglima TNI dan Menlu dapat diundang
untuk melakukan hearing di DPR RI, agar

Problem Mendasar
Pemerintah dan rakyat Indonesia perlu
memahami bahwa masyarakat Australia
hidup dan dibesarkan dalam sistem liberal,
di tengah-tengah realitas yang tidak terlalu
-7-

masalahnya menjadi jelas. Grup Kerja Sama


Bilateral DPR RI-Parlemen Australia juga
dapat mengambil langkah mengaktifkan
dialog untuk memperbaiki hubungan
yang terganggu ini. Dalam forum tersebut
Kedubes Australia dapat diundang agar
diperoleh penjelasan yang objektif. Dengan
demikian, Pemerintah Indonesia dapat tetap
fokus untuk memperjuangkan kepentingan
nasional yang lebih luas, termasuk dalam
menciptakan kawasan yang lebih maju dan
stabil pada masa-masa mendatang.

Referensi
Australia Bantah Rekrut Prajurit Indonesia:
Polemik TNI-ADF, DPR Dukung TNI,
Suara Pembaruan, 5 Januari 2017.
Australia Tambah Aparat Keamanan,
Republika, 10 Januari 2017.
Demi Harga Diri, Kerja Sama Militer
Ditangguhkan, Media Indonesia, 5
Januari 2017.
Diberitakan Ditegur Presiden: Jenderal
Gatot Dijailin Media Asing, Rakyat
Merdeka, 12 Januari 2017.
Hutton,
Jerry
and
Gerry
Mullany.
Indonesia, saying it was insulted, halts
military work with Australia, The New
York Times International, January 6,
2017.
Menhan: Jangan Gegabah, Kerja Sama
Militer
Indonesia-Australia
Tidak
Mudah Dibatalkan, Kompas, 5 Januari
2017.
Mursid, Fauziah dan Fira Nursyabani,
Australia Minta Maaf, Republika, 6
Januari 2017.
Parlina, Ina and Haeril Halim. Palace
denies
Jokowi-Gatot
spat
over
Australia, The Jakarta Post, January 11,
2017.
Pasang
Surut
Indonesia-Australia,
Kompas, 8 Januari 2017.

-8-

Majalah

KESEJAHTERAAN SOSIAL

Vol. IX, No. 01/I/Puslit/Januari/2017

Kajian Singkat terhadap Isu Aktual dan Strategis

TENAGA KERJA ASING DAN


ANCAMAN PERDAGANGAN PEREMPUAN
Dina Martiany*)

Abstrak
Globalisasi meningkatkan kerja sama ekonomi global, regional, dan bilateral
antarnegara. Dunia semakin tanpa batas dan masyarakatnya membentuk komunitas
global. Integrasi ekonomi global seperti ini, secara otomatis mendorong mobilitas
Tenaga Kerja Asing (TKA) semakin terbuka. TKA dari negara lain masuk ke Indonesia
dalam jumlah besar, terutama dari negara anggota Association of Southeast Asian
Nations/ASEAN dan ASEAN Plus Three (China, Korea Selatan dan Jepang). Masuknya
TKA ini menimbulkan berbagai dampak dan permasalahan, termasuk terjadinya
perdagangan orang. Perempuan merupakan kelompok yang rentan menjadi korban.
Perdagangan perempuan merupakan isu global yang menjadi ancaman nyata.
Pemerintah perlu melakukan pencegahan dan penanganan terhadap ancaman
perdagangan perempuan melalui kerja sama dengan negara-negara lain.

Pendahuluan

powerhouse dunia dengan total perdagangan


mencapai 700 miliar dollar AS.
Adanya kerja sama ekonomi global, regional,
dan bilateral ini tentu saja akan meningkatkan
investasi di Indonesia. Kepala Badan Koordinasi
Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong
mengatakan, dampak dari tingginya investasi di
Indonesia adalah meningkatnya jumlah Tenaga
Kerja Asing (TKA). Dalam setiap pembangunan
suatu proyek para investor akan membawa
TKA yang memahami pelaksanaan proyek,
terutama penggunaan teknologi yang berasal
dari negaranya. Kementerian Ketenagakerjaan
Republik Indonesia (Kemenaker) menyebutkan
bahwa
antara
tahun
2011-2016
jumlah

ASEAN merupakan suatu kerja sama


regional yang telah menjadi kekuatan ekonomi
terbesar ke-7 secara global/the 7th largest
economy globally. Dengan total keseluruhan
populasi hingga 600 juta orang dan kekuatan
ekonomi mencapai 2.4 triliun dollar, sejak
Desember 2015 negara-negara ASEAN sepakat
untuk memperkuat kerja sama ekonomi melalui
ASEAN Economic Community (AEC) atau
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Selain itu,
ASEAN bersama dengan negara China, Korea
Selatan, dan Jepang atau dikenal dengan ASEAN
Plus Three (APT) selama 19 tahun terakhir telah
melakukan kerja sama ekonomi yang semakin
meningkat. APT menjadi salah satu economic

*) Peneliti Muda Kajian Gender pada Bidang Kesejahteraan Sosial, Pusat Penelitian, Badan Keahlian DPR RI.
Email: dina8333@gmail.com
Info Singkat
2009, Pusat Penelitian
Badan Keahlian DPR RI
www.puslit.dpr.go.id
ISSN 2088-2351

-9-

keseluruhan TKA dari semua negara di Indonesia


setiap tahun berkisar antara 68 ribu hingga 77
ribu orang seperti terlihat pada tabel berikut:

Tabel1.JumlahTKAdiIndonesiaTahun2011-2016
Tahun

Jumlah TKA

2011

77.307

2012

72.427

2013

68.957

2014

68.762

2015

69.025

2016 (November)

74.183

Sumber: Kemenaker, 2016.

Keberadaan TKA ini seharusnya dapat


dimanfaatkan untuk peralihan ilmu, teknologi,
atau keterampilan kepada para tenaga kerja
lokal di Indonesia. Kenyataannya, masuknya
TKA dalam jumlah besar justru menimbulkan
berbagai persoalan, antara lain terjadinya
kesenjangan dengan tenaga kerja lokal dan
masalah keimigrasian, seperti: TKA ilegal, tidak
berdokumen atau dokumen palsu, dan turis yang
menjadi overstayers.
Di samping itu, isu lain yang muncul sebagai
dampak TKA adalah terjadinya perdagangan
orang.
Sebagai
transnational
organized
crime, salah satu faktor penentu terjadinya
perdagangan orang adalah perpindahan orang
secara internasional. Kelompok tenaga kerja
laki-laki dan perempuan berpotensi menjadi
korban perdagangan orang. Meskipun demikian,
faktanya tenaga kerja perempuan lebih memiliki
vulnerability/kerentanan untuk menjadi korban.
The Protocol to Prevent, Supress, and Punish
Trafficking in Persons, Especially Women and
Children atau Protokol Trafficking, dalam Pasal
9 Paragraf 4 menyebutkan secara spesifik bahwa
perempuan dan anak-anak termasuk kelompok
dengan kerentanan terhadap perdagangan orang.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, tulisan
ini akan membahas mengenai TKA, perdagangan
orang, dan perdagangan perempuan, serta
upaya pencegahan dan penanganan yang dapat
dilakukan oleh Pemerintah.

TKA dan Ancaman Perdagangan


Perempuan
Globalisasi meningkatkan interdependensi
antarnegara dan integrasi ekonomi dunia secara
global, regional, dan bilateral. Persaingan untuk
mendapatkan keuntungan besar dengan biaya
produksi rendah menyebabkan dibutuhkannya
tenaga kerja dengan upah murah. Kondisi
ini kemudian menjadi peluang terjadinya

eksploitasi tenaga kerja, perbudakan, dan


perdagangan orang. Menurut Brewer (2011),
perdagangan orang bukan hanya dampak dari
globalisasi, namun merupakan bagian yang tak
dapat dipisahkan dalam proses globalisasi itu
sendiri.
Sebagai contoh, pada tahun 2015 yang
lalu terungkap kasus perdagangan orang di PT.
Pusaka Benjina Resources, Tual, Maluku. Sekitar
1.185 orang TKA asal Myanmar dan Kamboja
didatangkan melalui Thailand untuk dipekerjakan
secara paksa sebagai Anak Buah Kapal (ABK).
Majelis Hakim Pengadilan Negeri Tual telah
menjatuhkan vonis hukuman terhadap pelaku
perdagangan orang ini sesuai Undang-Undang
Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Perdagangan Orang.
Kasus lainnya adalah Kasus Benjina.
Tim Satgas Anti Mafia Illegal Fishing berhasil
mengungkap kasus perdagangan orang yang
terjadi di Ambon, Maluku. Dari hasil analisis dan
evaluasi, sebanyak 14 perusahaan memiliki 119
kapal dengan jumlah total 2.061 orang TKA ABK
yang berasal dari Thailand, Myanmar, Laos, dan
Kamboja. Sebagian besar TKA ABK yang bekerja
di kapal-kapal perikanan Ambon diduga kuat
sebagai korban perdagangan orang. Berikut data
korban perdagangan orang dari International
Organization for Migration (IOM):

Tabel 2. TKA Korban Perdagangan Orang


Tahun

Negara Asal

Jumlah TKA

2011

Kamboja

7 orang

2012

Myanmar

5 orang

2013

Myanmar, Thailand,
Kamboja

33 orang

2014

33 orang

2015

Myanmar

5 orang

Sumber: IOM, berdasarkan kasus yang ditangani IOM.

Berbicara mengenai persoalan TKA


dan perdagangan orang, maka harus dilihat
pula dari perspektif gender. Ada beberapa
lapisan isu gender gap (kesenjangan gender)
di pasar tenaga kerja ASEAN; di antaranya
terkait dengan jenis pekerjaan perempuan,
keterampilan dan kualitas tenaga kerja
perempuan, serta isu perdagangan perempuan.
Koordinator Sekretariat Nasional Jaringan
Buruh Migran (JBM), Savitri Wisnuwardhani
menyatakan dengan dimulainya MEA maka
perpindahan orang dari satu negara ke negara
lain lebih mudah, sehingga dibutuhkan
perlindungan bagi pekerja migran dari ancaman
perdagangan orang.

- 10 -

Berdasarkan
Mutual
Recognition
Arrangement (MRA) dalam MEA, ada 8 profesi
tenaga kerja terampil yang disepakati, yaitu:
insinyur, perawat, arsitek, tenaga survei, dokter
gigi, akuntan, jasa wisata, dan dokter. Hasil riset
ASEAN Secretariat Projected Gender Impact
of the ASEAN Economic Community yang
dipublikasikan pada tahun 2016 menjelaskan
bahwa TKA perempuan berisiko mengalami
perdagangan orang, terutama pada pekerjaan
yang terkait dengan sektor pariwisata.
Pada tataran lapangan, hasil pengawasan
pihak yang berwenang terhadap TKA di
Indonesia
telah
menemukan
beberapa
kasus TKA yang terlibat pekerjaan jasa
terkait pariwisata, tempat hiburan, dan
prostitusi. Beberapa kasus tersebut antara
lain: 1) ditangkapnya ratusan orang asing
oleh Ditjen Imigrasi Kemenkumham dalam
operasi pengawasan orang asing. Operasi ini
dilaksanakan pada 30-31 Desember 2016 di
sejumlah tempat hiburan malam yang diduga
memfasilitasi kegiatan ilegal. Sebanyak 76
orang merupakan perempuan warga negara
China yang menyalahi izin tinggal kunjungan
dengan menjadi terapis pijat, pemandu lagu, dan
pekerja seks; 2) dalam tindakan pemberantasan
terhadap pekerja asing ilegal, Kantor Imigrasi
Batam menangkap 10 orang perempuan dari
Vietnam dan China yang bekerja sebagai pekerja
seks di Batam, Provinsi Kepulauan Riau.
Meskipun dari kasus tersebut di atas
belum ada penyidikan lebih lanjut terhadap
kepastian terjadinya perdagangan orang, namun
indikasinya sangat kuat. Sebagaimana dinyatakan
Solidaritas
Perempuan,
pekerja
migran
perempuan lebih rentan mengalami perdagangan
orang. Indikasinya dapat terlihat dari proses
perekrutan dan penempatan yang tidak resmi,
adanya pemalsuan dokumen, penggunaan visa
turis (bukan visa kerja) dan modus berpindahpindah majikan atau pekerjaan terkait industri
seks. Country Program Coordinator of
Australia-Asia Program to Combat Trafficking
in Persons (AAPTIP) Fatimana Agustinanto
menjelaskan bahwa dari 10 negara anggota
ASEAN, Indonesia saat ini telah menjadi negara
tujuan utama perdagangan orang. Semakin
banyak TKA ABK bekerja di pelabuhan dan
pekerja seks asing dari negara Eropa Timur dan
Asia Timur ditemui di kota-kota besar seperti
Jakarta, Medan, dan Surabaya.
Ancaman perdagangan perempuan ini
juga terjadi di negara lain, misalnya di China
dan Vietnam. Dalam Trafficking in Person 2016

Report: China: Tier 2 Watch List disebutkan


bahwa TKA asal China (laki-laki, perempuan,
dan anak-anak) sering menjadi korban
perdagangan orang. Mereka dikirim ke negara
lain untuk melakukan kerja paksa dan pekerja
seks. Para korban perempuan direkrut oleh calo
dari daerah pedesaan China, ditawari pekerjaan
dengan penipuan dan pemaksaan; paspor dan
dokumen lain disita, dibatasi secara fisik, dan
dijerat dengan hutang untuk memaksanya
bekerja di prostitusi. Di Vietnam, The Ministry
of Public Security menyatakan antara tahun
2011 hingga 2015 perdagangan orang meningkat
11,6% dibandingkan dengan periode lima tahun
sebelumnya.

Upaya Pemerintah
Pengawasan orang asing merupakan
bagian dari Pengawasan Keimigrasian. Sebagai
upaya untuk mengawasi keberadaan TKA,
Pemerintah telah membentuk Tim Pengawas
Orang Asing (Timpora). Hal ini sesuai dengan
ketentuan Pasal 69 Ayat (1) Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian
dan Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun
2013 sebagai peraturan pelaksananya. Menteri
Hukum dan HAM membentuk Timpora yang
terdiri atas badan atau instansi pemerintah
terkait, baik di pusat maupun di daerah.
Keberadaan dan peran Timpora ini harus
dioptimalkan tidak hanya mengawasi persoalan
keimigrasian, melainkan juga adanya potensi
TKA sebagai korban perdagangan orang.
Timpora dapat bekerja sama dengan Gugus
Tugas Pencegahan dan Penanganan Tindak
Pidana Perdagangan Orang (Gugus Tugas
Trafficking) yang sebelumnya sudah dibentuk
oleh Pemerintah.
Selain itu, dalam Protokol Trafficking
diserukan bagi negara-negara di dunia untuk
melakukan atau memperkuat tindakan untuk
memberantas faktor-faktor yang membuat
perempuan dan anak-anak rentan terhadap
perdagangan orang, termasuk melalui kerja
sama bilateral dan multilateral. Di tingkat
regional, The ASEAN Convention Against
Trafficking in Persons, Especially Women and
Children (ACTIP) telah ditandatangani dalam
ASEAN Summit ke-27 di Kuala Lumpur pada
21 November 2015. Ini merupakan instrumen
pertama yang mengikat negara-negara ASEAN
untuk memerangi perdagangan orang. Saat ini
Indonesia masih dalam proses perencanaan
untuk meratifikasi konvensi tersebut dan
melakukan harmonisasi dengan peraturan
- 11 -

perundang-undangan nasional. Sementara itu,


sebagai reaksi atas maraknya isu TKA ini, DPRRI melalui Komisi IX membentuk Panitia Kerja
(Panja) tentang Tenaga Kerja Asing. Masa kerja
Panja telah berakhir pada Desember 2016 yang
lalu dan menghasilkan beberapa rekomendasi
untuk Pemerintah.

Penutup
Kerja sama global, regional, dan bilateral
yang telah membuka kran arus TKA ke
Indonesia menyebabkan berbagai permasalahan
yang membutuhkan tindakan tegas. Persoalan
TKA ini harus dilihat pula dari perspektif gender,
terutama ancaman terjadinya perdagangan
perempuan dan kesenjangan gender lainnya.
Oleh karena itu, agar TKA perempuan dapat
terus menikmati kondisi kerja yang layak dan
mengambil keuntungan dari MEA atau kerja
sama ekonomi lainnya, sangat penting untuk
melakukan pengawasan ketat dan tindakan tegas
terhadap setiap pelanggaran.
Keberadaan Timpora masih harus terus
diperkuat, terutama dalam hal koordinasi
antarlembaga dan peningkatan peran. Pemerintah
diharapkan dapat mempercepat proses ratifikasi
konvensi ACTIP, sehingga dapat segera
berkomitmen melaksanakannya. DPR-RI dapat
membentuk Panitia Khusus (Pansus) tentang
TKA, sehingga pengawasan dapat dilakukan lintas
kementerian/lembaga. Pengawasan terhadap
persoalan TKA ini hendaknya dilakukan dengan
memperhatikan isu perdagangan orang dan
menggunakan perspektif gender. Diperlukan
pula partisipasi masyarakat untuk aktif
melaporkan kepada pihak yang berwenang apabila
menemukan indikasi adanya TKA ilegal dan
perdagangan orang atau perempuan.

Referensi
Devin Brewer, 2011, Globalization and Human
Trafficking. http://www.du.edu/korbel/hrhw/
researchdigest/trafficking/Globalization.pdf,
diakses 16 Januari 2017.
Di hadapan Menlu ASEAN Plus Three Menlu Retno
Sampaikan Prioritas Indonesia,http://nasional.
kompas.com/read/2016/07/26/21574951/
di.hadapan.menlu.asean.plus.three.menlu.
retno.sampaikan.prioritas.indonesia, diakses 11
Januari 2017.
Dirjen Imigrasi Ungkap Data WN China yang Keluar
Masuk Indonesia, http://nasional.kompas.com/
read/2016/12/24/14435601/dirjen.imigrasi.
ungkap.data.wn.china.yang.keluar-masuk.
indonesia, diakses 11 Januari 2017.

Masuki MEA Perlindungan Tenaga Kerja Makin


Penting,
http://www.hukumonline.com/
berita/baca/lt5670018f44370/masuki-mea-perlindungan-tenaga-kerja-makin-penting,
diakses 11 Januari 2017.
MEA Banyak PSK Asing Ditemui di Kota Besar
di Indonesia, https://www.tribunrakyat.
com/2016/08/10/mea-banyak-psk-asingditemui-di-kota-besar-indonesia/, diakses 17
Januari 2017.
MEA Segera Berlaku, LPSK Antisipasi
Perdagangan Orang, ://news.metrotvnews.
com/read/2015/12/30/206513/mea-segeraberlaku-lpsk-antisipasi-perdagangan-orang,
diakses 10 Januari 2017.
Naomi, Hatsukano, 2015, Improving the Regulatory
and Support Environment for Migrant Workers
for Greater Productivity, Competitiveness, and
Social Welfare in ASEAN. Economic Research
Institute for ASEAN and East Asia (ERIA)
Discussion Paper Series, ERIA-DP-2015-76,
http://www.eria.org/ERIA-DP-2015-76.pdf.
Pekerja Seks Asing Ditangkap Di Batam, http://
www.imigrasi.go.id/index.php/berita/beritautama/1249-pekerja-seks-asing-ditangkapdi-batam, diakses 10 Januari 2017.
Selain Perbudakan di Benjina Tim Satgas
Ungkap Kasus Serupa di Ambon, http://
finance.detik.com/ekonomi-bisnis/2915363/
selain-perbudakan-di-benjina-tim-satgasungkap-kasus-serupa-di-ambon, diakses 16
Januari 2017.
Tak Bisa Dicegah Pertumbuhan Investasi Akan
Perbanyak Tenaga Kerja Asing,http://
www.republika.co.id/berita/ekonomi/
makro/17/01/04/oj9d1k415-tak-bisa-dicegahpertumbuhan-investasi-akan-perbanyaktenaga-kerja-asing, diakses 11 Januari 2017.
The ASEAN Secretariat, 2016, Projected Gender
Impact of the ASEAN Economic Community.
Jakarta.
Trafficking in Person 2016 Report: CHINA:
Tier 2 Watch List, https://www.state.gov/j/
tip/rls/tiprpt/countries/2016/258744.htm,
diakses 11 Januari 2017.
Wanita Penghibur Asal Tiongkok Ditangkap
Imigrasi,
http://www.beritasatu.com/
nasional/407349-76-wanita-penghibur-asaltiongkok-ditangkap-imigrasi.html, diakses
10 Januari 2017.

- 12 -

Majalah

EKONOMI DAN KEBIJAKAN PUBLIK

Vol. IX, No. 01/I/Puslit/Januari/2017

Kajian Singkat terhadap Isu Aktual dan Strategis

OPTIMISME TERHADAP PEREKONOMIAN


NASIONAL TAHUN 2017
Ari Mulianta Ginting*)

Abstrak

Perekonomian pada tahun 2017 diprediksi masih menghadapi kendala eksternal maupun
internal yang mempengaruhi perekonomian nasional. Permasalahan eksternal akibat masih
berlangsungnya perlemahan pertumbuhan ekonomi global, pengetatan perekonomian
Republik Rakyat China (RRC), rendahnya harga komoditas ekspor utama Indonesia serta
kebijakan baru Amerika Serikat di bawah presiden Donald Trump yang akan dilantik
pada 20 Januari 2017 yang cenderung memproteksi perekonomiannya. Masalah internal
diakibatkan oleh rendahnya realisasi penerimaan perpajakan, dampak inflasi energi dan
pangan, serta ketimpangan dan pemerataan pembangunan yang belum efektif. Oleh karena
itu, Pemerintah dan DPR RI harus melakukan kebijakan yang konkret untuk mengatasi
kendala tersebut agar target pertumbuhan ekonomi 2017 dapat tercapai.

Pendahuluan
Optimisme terhadap perekonomian
Indonesia tahun 2017 muncul karena ada
beberapa catatan keberhasilan pemerintah
yang telah dicapai pada tahun 2016.
Beberapa catatan tersebut antara lain
laju pertumbuhan ekonomi Indonesia
pada tahun 2016 sebesar 5% walaupun
pertumbuhan ini lebih rendah dari asumsi
dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara
Perubahan (APBN-P), namun relatif lebih
baik dari tahun 2015 yang hanya mampu
tumbuh sebesar 4,8%. Dan pertumbuhan
ekonomi tahun 2016 ini jauh lebih baik
dibandingkan
pertumbuhan
ekonomi
negara-negara lain seperti negara-negara
Association of South East Asia Nations

(ASEAN), bahkan Amerika Serikat maupun


Uni Eropa.
Dari sisi inflasi, Pemerintah dapat
menjaga inflasi berada pada level 3,1%
pada tahun 2016. Angka inflasi ini lebih
rendah dibandingkan asumsi inflasi pada
APBN-P tahun 2016 sebesar 4%. Nilai
tukar rupiah sepanjang 2016 juga berada
di level Rp13.307 per USD atau lebih kuat
dibandingkan asumsi dalam APBN-P 2016
sebesar Rp13.500 per USD. Fundamental
ekonomi disertai berbagai langkah kebijakan
ekonomi membuat perekonomian relatif
stabil pada tahun 2016. Selain itu, beberapa
proyek infrastruktur yang diharapkan
dapat menopang perekonomian daerah pun

*) Peneliti Muda Ekonomi Terapan pada Bidang Ekonomi dan Kebijakan Publik, Pusat Penelitian, Badan Keahlian DPR RI.
E-mail: ari.ginting@dpr.go.id
Info Singkat
2009, Pusat Penelitian
Badan Keahlian DPR RI
www.puslit.dpr.go.id
ISSN 2088-2351

- 13 -

berjalan sesuai jalurnya. Berdasarkan data


dan fakta tersebut di atas maka kita sebagai
bangsa optimis menghadapi tahun 2017.
Namun di tengah optimisme tersebut,
pada tahun 2017 Indonesia
langsung
dihadapkan pada faktor eksternal dan
internal dari perekonomian yang dapat
menjadi kendala dan hambatan bagi
berlangsungnya roda perekonomian. Untuk
itu, pemerintah bersama dengan Dewan
Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR
RI) perlu mencermati beberapa hal. Tulisan
ini akan memaparkan mengenai kendala
dari faktor eksternal dan internal yang dapat
mempengaruhi
pertumbuhan
ekonomi
Indonesia tahun ini.

untuk mengurangi dampak kredit macet


yang semakin meningkat. Bagi Indonesia
dampak dari kebijakan ini adalah turunnya
ekspor Indonesia ke RRC dan berkurangnya
aliran dana investasi RRC yang masuk
ke Indonesia, karena RRC merupakan
tiga besar negara yang berinvestasi di
Indonesia. Untuk mendorong peningkatan
Foreign Direct Investment (FDI) akibat
kemungkinan turunnya FDI dari RRT,
maka pemerintah perlu mendorong laju
pertumbuhan yang tinggi, menjaga stabilitas
politik dan keuangan, memacu penyediaan
sarana infrastruktur yang lebih baik, serta
regulasi dan birokrasi yang ramah terhadap
investor untuk menarik investasi dari negara
lain masuk ke Indonesia.
Risiko global lainnya adalah harga
komoditas ekspor utama Indonesia yang
masih melandai dan rendah. Gambar
2. menunjukkan bahwa ekspor utama
Indonesia, seperti karet, kelapa sawit,
minyak mentah, nikel, dan gas masih
mengalami tren penurunan. Rendahnya
harga komoditas ini menjadi risiko sendiri
bagi ekspor Indonesia yang selama ini
masih didominasi oleh raw material. Hal
ini masih ditambah dengan perlemahan
pertumbuhan ekonomi yang dialami oleh
negara tujuan ekspor, sehingga kombinasi
tersebut berdampak terhadap neraca
perdagangan. Oleh karena itu, diperlukan
strategi untuk meningkatkan ekspor, yaitu
dengan melakukan ekspor ke negara-negara
tujuan nontradisional dan segera melakukan
pembenahan struktur ekspor nasional agar
dapat memberikan nilai tambah pada raw
material yang diekspor.

Faktor Eksternal Perekonomian


Global
Perekonomian Indonesia menghadapi
beberapa pengaruh, baik dari dalam maupun
luar negeri yang mempengaruhi baik secara
langsung maupun tidak langsung jalannya
pertumbuhan dan pembangunan ekonomi
Indonesia. Secara umum, perekonomian
global pada tahun 2017 diharapkan
membaik,
namun
ekspektasi
masih
melemah. Hal ini didasarkan pada tren
kondisi pertumbuhan ekonomi global yang
masih melemah sebagaimana dapat dilihat
pada Gambar 1. Pertumbuhan ekonomi
negara-negara Eropa, Amerika Serikat, dan
RRT masih memiliki tren yang menurun
periode tahun 2010-2016.

Gambar 1. Tren Pertumbuhan Ekonomi


Indonesia, RRT, AS, dan Eropa
Periode 2010-2016
Risiko global yang diperkirakan akan
berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi
Indonesia tahun 2017 adalah kebijakan
ekonomi Pemerintah RRC yang ketat

Gambar 2. Perkembangan Harga


Komoditas Ekspor Andalan Indonesia
- 14 -

Faktor risiko global lain yang


mengancam
perekonomian
Indonesia
adalah terpilihnya Donald Trump sebagai
Presiden Amerika Serikat. Kebijakan
proposal ekonomi yang diajukan oleh
Trump yang memangkas pajak bagi
kalangan berpenghasilan tinggi tentunya
akan mengurangi penerimaan pendapatan
Pemerintah AS. Proposal Trump yang
cenderung membawa ekonomi AS lebih
tertutup
akan
menyebabkan
tingkat
ketidakpastian dalam ekonomi AS dan global
semakin meningkat.
Proteksi perekonomian lainnya yang
akan dilakukan adalah rencana kenaikan
tingkat suku bunga acuan Bank Sentral
Amerika Serikat yang akan menjadi
faktor risiko global yang mempengaruhi
Indonesia, yang pada ujungnya dapat
mengganggu stabilitas nilai tukar rupiah.
Untuk itu, sebaiknya Pemerintah bekerja
sama dengan Bank Indonesia (BI) harus
menempuh kebijakan moneter yang prudent
dan konsisten, menerapkan kebijakan
makroprudensial yang akomodatif guna
memberikan stimulus kredit dan menjaga
momentum pertumbuhan dan harus tetap
melakukan intervensi di pasar valas untuk
mengendalikan volatilitas nilai tukar.

ini jelas berdampak terhadap kemampuan


pemerintah untuk mengeluarkan kebijakan
belanja
fiskal
untuk
menstimulus
perekonomian.
Oleh karena, itu Pemerintah bersama
dengan DPR RI perlu mengatasi rendahnya
penerimaan
perpajakan
yang
telah
berlangsung lama. Diperlukan basis data
pajak yang lebih luas dan besar. Program
Tax Amnesty yang telah bergulir berhasil
menambah wajib pajak baru sebanyak
562.743 orang. Basis data yang baru
diharapkan dapat memperbaiki penerimaan
pajak pada tahun 2017.
Masalah internal lainnya adalah
dampak inflasi energi dan pangan. Seperti
diketahui
bahwa
tantangan
terbesar
menjaga inflasi tahun 2017 datang dari
sisi harga yang diatur oleh Pemerintah
(administered price). Pada awal hingga
akhir tahun 2017 Pemerintah secara
bertahap mencabut subsidi terhadap rumah
tangga yang memasang listrik 900 VA dan
subsidi pada tabung gas 3 kilogram (kg).
Apabila subsidi energi tersebut dicabut, jelas
akan menimbulkan kenaikan harga, dan
kenaikan harga tersebut pasti menimbulkan
peningkatan inflasi pada tahun 2017.
Dampak listrik terhadap inflasi nasional
menurut Gubernur Bank Indonesia, Agus
DW Martowardojo adalah sebesar 0,81,1%. Hal ini dapat diperburuk lagi dengan
fluktuasi harga kebutuhan pokok (volatile
food) seperti naiknya harga cabai merah
keriting dan rawit seperti saat ini. Kombinasi
hal tersebut dapat meningkatkan inflasi yang
cukup signifikan.
Untuk mengatasi hal tersebut di
atas, DPR RI harus lebih melakukan fungsi
kontrol terhadap terhadap kebijakan
Pemerintah, terutama berkaitan dengan
kebijakan
administered
price
dalam
penetapan subsidi listrik dan tabung gas 3
kg yang menjadi wewenang Pemerintah.
Kenaikan harga tersebut harus disesuaikan
dengan kondisi perekonomian dan daya
beli masyarakat. Selain itu, naiknya harga
volatile food harus menjadi perhatian
khusus bagi DPR RI karena fluktuasi
harga kebutuhan pokok tersebut ditambah
kenaikan administered price bidang energi
akan mengurangi daya beli masyarakat
secara signifikan.
Faktor internal lainnya yang menjadi
masalah menahun adalah ketimpangan

Faktor Internal Perekonomian


Domestik
Sudah menjadi rahasia umum bahwa
dalam 1,5 tahun terakhir pendorong utama
pertumbuhan ekonomi Indonesia selain
konsumsi rumah tangga adalah belanja
pemerintah. Namun, yang menjadi masalah
utama dalam Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN) adalah rendahnya
kinerja penerimaan perpajakan. Pada
tahun 2016, berdasarkan data Kementerian
Keuangan, meskipun sudah dilaksanakan
tambahan penerimaan melalui Tax Amnesty
diperkirakan
masih
terjadi
shortfall
perpajakan hingga Rp137,6 triliun dari target
APBN tahun 2016. Selain itu,
realisasi
dana repatriasi yang sudah masuk baru
Rp141 triliun atau 14,1% dari target pada
periode Juli hingga 29 Desember tahun
2016. Diperkirakan kondisi yang kurang
lebih sama terjadi kembali pada tahun
2017. Seperti tahun-tahun sebelumnya,
terjadi deviasi yang cukup besar antara
target penerimaan pajak dengan realiasi
pajak yang berhasil dikumpulkan. Kondisi
- 15 -

dan pemerataan pembangunan yang belum


efektif. Pemerintah memiliki instrumen
untuk memeratakan kesejahteraan ekonomi,
baik antarkelas maupun antarwilayah, yakni
APBN. Apalagi volume belanja pemerintah
tahun ini mencapai Rp2.000 triliun. Namun
sejauh ini, instrumen ini belum efektif.
Hal ini dapat dilihat dari indeks rasio gini
Indonesia yang berada pada angka 0,397
atau turun 0,003 dari sebelumnya sejak
tahun 2011 yang bertahan pada angka
0,41. Meskipun demikian mengutip data
Tim Nasional Percepatan Penanggulangan
Kemiskinan (TNP2K), Indonesia masih
berada pada peringkat ke-4 negara paling
timpang di dunia. Salah satu indikasinya
adalah 1% orang terkaya di negeri ini
menguasai 49,3% aset nasional. Apabila
ketimpangan ini dibiarkan terlalu lama,
dapat berdampak terhadap gesekan di
masyarakat yang dapat berujung kepada
konflik sosial.
Permasalahan
ketimpangan
dan
pemerataan pembangunan yang belum
efektif harus ditangani secara lebih serius.
World Bank dalam Laporan Kemiskinan
dan Kesejahteraan Bersama memaparkan
ada beberapa langkah konkret yang dapat
dilakukan pemerintah untuk membantu
mengatasi
ketimpangan,
antara
lain
perlindungan kesehatan untuk semua
masyarakat tidak mampu, akses pendidikan
bermutu bagi seluruh pelajar, bantuan tunai
kepada keluarga miskin, dan perbaikan
infrastruktur pedesaan, terutama jalan dan
penyediaan listrik.

3 kg serta volatile food, serta permasalahan


ketimpangan dan pemerataan pembangunan
yang belum efektif. Harapannya, target
pertumbuhan 5,3% pada tahun 2017
dapat tercapai dan terjadi peningkatan
kesejahteraan masyarakat.

Referensi
Bappenas, 2016, Outlook Perekonomian
2017: Tantangan Menghadapi Resiko
Global, Kementerian PPN/Bappenas.
Fungsi
Fiskal
untuk
Pemerataan
Pembangunan Belum Efektif, Kompas,
6 Januari 2016.
Ketika Amnesti Pajak Keluar Jalur?,
Harian
Ekonomi
Neraca
Edisi
Weekend, 8 Januari 2017.
Pembangunan lewat Tiga Sektor, Media
Indonesia, 3 Januari 2017.
Pemerataan Menjadi Prioritas Pemerintah,
Kompas, 5 Januari 2017.
Pemerintah
Mengubah
Strategi
dan
Kebijakan, Kompas, 3 Januari 2017.
Repatriasi
Jadi
Andalan
Dorong
Perekonomian 2017, Kontan, 3 Januari
2017.
Waspadai Dampak Inflasi Energi dan
Pangan, Media Indonesia, 9 Januari
2017.
World Bank, 2016, Poverty and Shared
Prosperity 2016: Taking on Inequality,
Washington DC: The World Bank.

Penutup
Perekonomian
Indonesia
tahun
2017 dihadapkan pada faktor eksternal
dan internal yang menjadi hambatan dan
dapat menjadi ancaman bagi perekonomian
Indonesia. Melihat kenyataan yang ada
maka pemerintah bersama DPR RI harus
melakukan langkah konkret terhadap
beberapa hal tersebut.
DPR RI juga harus dapat memastikan
bahwa program dan kegiatan Pemerintah
yang telah dan akan dilakukan harus
berjalan sesuai dengan koridor untuk
mengatasi
permasalahan
internal.
Permasalahan internal tersebut antara lain
rendahnya penerimaan perpajakan negara,
risiko kenaikan inflasi akibat kenaikan
administered price listrik, dan tabung gas
- 16 -

Majalah

PEMERINTAHAN DALAM NEGERI

Vol. IX, No. 01/I/Puslit/Januari/2017

Kajian Singkat terhadap Isu Aktual dan Strategis

BERITA BOHONG (HOAX) DI MEDIA SOSIAL


DAN PEMBENTUKAN OPINI PUBLIK
Ahmad Budiman*)

Abstrak
Berita bohong (hoax) di media sosial tumbuh subur pada kondisi masyarakat yang
menginginkan kemudahan dalam melakukan interaksi komunikasi melalui media sosial.
Berita bohong memang diproduksi tidak dengan memperhatikan kaidah penulisan berita
yang menjadi panduan dalam penulisan berita pada pelaksanaan tugas jurnalistik media.
Berita bohong melalui media sosial tidak boleh dibiarkan, karena kemampuan media sosial
yang dimanfaatkan untuk menyajikan berita yang tidak dilandasi fakta peristiwa cenderung
menimbulkan ketidakpastian informasi, mampu menciptakan opini publik yang tidak
berlandaskan fakta berita, dan menyebabkan keresahan dalam masyarakat. Produksi berita
perlu diberikan landasan regulasi terkini yang disesuaikan dengan fenomena penyajian berita
yang terjadi di masyarakat. Penggunaan media sosial perlu diberikan landasan terbaru, agar
dapat mengakomodasi praktek produksi berita yang berdalih kegiatan jurnalsitik dalam media
sosial.

Pendahuluan

Secara
khusus
Presiden
Joko
Widodo menyampaikan pesan agar aparat
hukum menindak tegas para penyebar
berita bohong. Presiden juga meminta
aparat bekerja sama dengan Pemerintah
mengevaluasi media yang memproduksi
informasi bohong tanpa sumber yang jelas.
Presiden mencontohkan dalam beberapa
waktu terakhir ini banyak informasi di
media sosial yang meresahkan dan memecah
belah masyarakat. Sementara itu, Menteri
Komunikasi dan Informasi menjelaskan
telah melakukan pemblokiran 800 ribu situs
berkonten negatif. Konten yang diblokir

Pada tahun 2016, fenomena berita


bohong (hoax) khususnya melalui media
sosial begitu marak terjadi di tanah air.
Realitasnya, sejumlah berita bohong yang
menyebar tersebut diyakini kebenarannya
oleh banyak orang. Dampak dari beredarnya
berita bohong yaitu terbentuknya opini
publik yang mengarah kepada terjadinya
kehebohan di masyarakat, ketidakpastian
informasi, dan menciptakan ketakutan
massa. Sasaran dari beredarnya berita
bohong tidak hanya ditujukan kepada
individu, melainkan juga kepada institusi
pemerintahan maupun swasta.

*) Peneliti Madya Komunikasi Politik pada Bidang Politik Dalam Negeri, Pusat Penelitian,
Badan Keahlian DPR RI. Email: ahmad.budiman@dpr.go.id
Info Singkat
2009, Pusat Penelitian
Badan Keahlian DPR RI
www.puslit.dpr.go.id
ISSN 2088-2351

- 17 -

itu termasuk media online yang memiliki


konten negatif atau mengandung berita
bohong.
Secara
khusus
Kepala
Pusat
Penerangan TNI Mayjen TNI Wuryanto
dalam pernyataan tertulisnya menjelaskan
Pusat Penerangan TNI selalu mengikuti
dan memonitor berita atau informasi yang
berkembang di media sosial. Dan saat ini,
selain informasi penting, ternyata lebih
banyak ditemukan berita-berita bohong
yang berisi fitnah, adu domba, provokasi,
dan berita-berita lain yang merugikan.
Beberapa kasus beredarnya berita bohong
yang merugikan institusi TNI dan nama
baik Panglima TNI antara lain: dukungan
kepada Panglima TNI untuk menjadi
Presiden RI, isu makar yang dilakukan oleh
Purnawirawan TNI yang ditayangkan Dragon
TV yang diilustrasikan seperti peristiwa
Pemberontakan G 30 S/PKI tahun 1965, dan
rumor jabatan Panglima TNI mau dicopot.
Berita
bohong
juga
menerpa
perusahaan seperti yang dialami sebuah
perusahaan minuman ringan dengan berita
bohongnya bahwa minuman ringan tersebut
dapat digunakan untuk membersihkan
kloset, karburator, karat, dan sebagainya.
Berita bohong lainnya yaitu mengenai
aparat pemerintah daerah menendang
mesin ketik pegadang kaki lima yang dimuat
di facebook Dahlan Watihellu. Berita ini
sebenarnya terjadi di India yang seragam
aparat kepolisiannya mirip dengan seragam
pegawai negeri. Sedangkan berita bohong
yang menimpa Pemerintah yang sempat
disebarluaskan di media sosial di antaranya
mengenai kebijakan bahwa mulai hari
ini harga rokok naik menjadi Rp50.000/
bungkus.
Beranjak dari fenomena berita bohong
di masyarakat, permasalahan yang menjadi
fokus dalam tulisan ini yaitu mengapa
berita bohong yang disajikan melalui
media sosial akhir-akhir ini dapat menjadi
fenomena di masyarakat dan mempengaruhi
terbentuknya opini publik.

jurnalistik berdasarkan etika dan ketentuan


redaksional serta memiliki nilai berita (news
value). Artinya, tidak semua peristiwa yang
ditulis dan disajikan kepada banyak orang
termasuk ke dalam kategori sebuah berita.
Meskipun telah mencakup unsur news
value, praktek jurnalistik pasti memerlukan
kesesuaian dengan kebijakan redaksional
setiap media massa. Kebijakan redaksional
tersebut pada hakekatnya memuat unsur
agenda setting media, terkait dengan
prioritas media dalam menyajikan berita
di medianya dan dampak yang ingin
dihasilkan setelah berita tersebut diterima di
masyarakat. Pengertian-pengertian seperti
inilah yang dapat memastikan sebuah
informasi yang disajikan kepada banyak
orang (massa) termasuk ke dalam kategori
berita, sehingga dapat membedakan dengan
apa yang disebut dengan berita bohong.
Perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi mengarahkan masyarakat untuk
menggunakan saluran komunikasi yang lebih
bersifat pribadi, efektif dan efisien dalam
menggunakannya, serta memiliki daya pikat
isi pesannya. Dan kondisi ini mengarah kepada
daya pikat komunikasi melalui internet. Daya
pikat komunikasi internet menurut David
Holmes (2012: 103) disebabkan karena klaim
ideologis bahwa internet membebaskan
informasi dan penggunanya untuk bergerak
tanpa batasan. Bentuk komunikasi horisontal
juga menjadi daya tarik dari komunikasi di
internet. Informasi dan penggunanya adalah
sejajar yang dapat ditafsirkan dari berbagai
perspektif penggunanya.
Namun demikian perlu disadari bahwa
kemampuan untuk memediasi komunikasi
timbal balik ini memiliki kriteria sebagaimana
disebutkan David Holmes (2012: 103)
yang menyebabkan mediasi tersebut dapat
berlangsung. Pertama, fokus pada keunikan
peristiwa komunikasi. Kedua, lebih terkait
dengan interaksi daripada integrasi, yaitu
seluk beluk berbagai interaksi individu
daripada konteks sosial keseluruhan di mana
interaksi ini menjadi lebih bermakna. Ketiga,
lebih tertarik kepada faktor-faktor eksternal
yang mempengaruhi perisitiwa komunikasi.
Keempat, lebih mengarah kepada integrasi
informasi. Kondisi ini yang mengarahkan pada
kecepatan dalam pembentukan opini publik.
Haenlein (2010: 59) mendefinisikan
media sosial sebagai sebuah kelompok aplikasi
berbasis internet yang membangun di atas

Berita Bohong di Media Sosial


Pada hakekatnya sebuah berita
merupakan deskripsi atas fakta atau ide yang
diolah berdasarkan kebijakan redaksional
untuk disiarkan kepada masyarakat. Berita
itu wajib memuat fakta atau ide yang
ditulis oleh orang yang menjalankan tugas
- 18 -

masing sudut pandang masyarakat. Polemik


ini akan berpotensi meluas dan mampu
menggerakkan masyarakat untuk membuktikan
pandangannya, walaupun hal itu berisiko pada
terjadinya konflik dalam masyarakat.
Terbentuknya opini publik yang
tidak kondusif ini perlu diantisipasi melalui
kegiatan yang konsisten dan sistematis,
setidaknya oleh Pemerintah yang sering
menjadi sumber dari sebuah berita. Kejelasan
berita yang berlandaskan fakta berita perlu
dikuatkan dengan dikeluarkannya informasi
tersebut oleh narasumber yang valid dan
kompeten dari pihak Pemerintah. Pada sisi
yang lain, penerapan asas transparansi publik
oleh Pemerintah perlu terus dikembangkan,
agar masyarakat dapat dengan mudah
mendapatkan informasi publik yang valid
mengenai kegiatan pemerintahan.
Untuk
mencegah
terbentuknya
opini publik yang negatif akibat dari berita
bohong di media sosial, Pemerintah perlu
memaksimalkan dalam menjalankan prinsip
keterbukaan informasi. Memang tidak
bisa dipungkiri, terbentuknya opini publik
masyarakat karena pengaruh berita bohong
di media sosial terjadi karena masih kurang
maksimalnya Pemerintah dalam mengelola
dan menyampaikan informasi kepada publik.
Berbagai saluran komunikasi yang ada
harus selalu diisi dengan data dan fakta yang
akurat, benar, aktual, dan satu suara dalam
menyampaikan informasi atau menanggapi
setiap fenomena yang ada.
Pada sisi yang lain, masyarakat juga
perlu digerakkan untuk mampu mengatasi
berita bohong di media sosial. Misalnya
melalui sebuah gerakan bersama dalam
melawan berita bohong di media sosial melalui
peluncuran situs TurnBackHoax.id oleh
gerakan Masyarakat Indonesia Anti Hoax dan
Aplikasi mobile TurnBackHoax.id oleh Mastel
(Masyarakat Telekomunikasi dan Informatika
Indonesia) seperti dimuat dalam siaran pers
Kementerian Komunikasi dan Informatika.
Dengan situs dan aplikasi tersebut kalangan
netizen dapat menyampaikan berbagai berita,
informasi, dan meme, baik dari media situs
atau media sosial yang isinya berita bohong
dengan menyertakan bukti-bukti hoax-nya.

dasar ideologi dan teknologi web 2.0, dan yang


memungkinkan penciptaan dan pertukaran
user-generated content. Adapun media sosial
menurut Kietzmann (2011: 241) diaktifkan
dengan teknik komunikasi ubiquitously
diakses dan terukur, media sosial secara
substansial mengubah cara komunikasi antara
organisasi, masyarakat, dan individu.
Kemajuan
teknologi
informasi
mendorong perubahan kultur dan kebiasaan
masyarakat, termasuk salah satunya adalah
menyebarkan berita atau informasi. Sosiolog
UGM Derajad S Widhyharto mengungkap
alasan sebagian orang 'suka' menyebarkan
berita bohong karena terutama budaya
komunikasi kita selama ini terbiasa formal
normatif, di mana identitas sangat dibutuhkan.
Ketika muncul online, tanpa harus memberikan
identitas orang dapat mengungkapkan apa yang
mereka inginkan. Hal inilah yang menyebabkan
ketika ada isu yang belum tentu benar dan
kebetulan sesuai dengan opininya, seseorang
kemudian menyebarkannya begitu saja.

Pembentukan Opini Publik


Penggunaan media komunikasi internet
menyebabkan masyarakat terpenuhi untuk
menggunakan media komunikasi yang lebih
dekat dalam mendapatkan informasi yang
sesuai dengan kebutuhannya. Informasi
yang disajikannya pasti sejalan dengan
karakter penggunaan media komunikasinya.
Isi pesan yang dibangun tentunya tidak
memerlukan syarat formal seperti layaknya
pesan yang disusun dalam ruang redaksi
dalam pelaksanaan tugas jurnalistik. Makna
komunikasi yang hendak dibangun menjadi
sangat ditentukan oleh pemahaman si penulis
terhadap peristiwa yang diberitakannya. Makna
komunikasi yang dibangun si penulis akan
dengan cepat membentuk opini publik, karena
difasilitasi oleh daya pikat yang dihasilkan
melalui komunikasi melalui internet.
Hal utama yang perlu diantisipasi sejak
dini terkait dengan beredarnya berita bohong
yaitu kemampuannya dalam pembentukan
opini publik. Kemampuan media sosial dalam
menfasilitasi interaksi masyarakat dalam
menanggapi sebuah berita yang tidak didasari
oleh fakta dan tidak disusun berdasarkan
prinsip jurnalistik berita akan menyebabkan
terbentuknya opini publik yang merugikan
semua pihak. Opini publik yang telah beredar
di masyarakat akan menjadi lebih liar ketika
terjadi polemik opini yang didasari oleh masing-

Penutup
Hal penting yang perlu dimuat dalam
definisi berita yaitu fakta atau ide termasa,
ditulis oleh orang yang menjalankan tugas
- 19 -

jurnalistik berdasarkan etika dan ketentuan


redaksional, serta memiliki nilai berita
(news value). Kebijakan redaksional akan
menetapkan agenda setting media terhadap
berita yang disajikan. Berkembangnya
berita bohong melalui media sosial memang
difasilitasi oleh kemampuan yang dihasilkan
dari penggunaan media sosial, di mana isi
pesan yang dibangun tidak memerlukan
syarat formal seperti layaknya pesan
yang disusun dalam ruang redaksi dalam
pelaksanaan tugas jurnalistik dan interaksi
pengguna menjadi lebih bebas daripada
dilakukan
melalui
komunikasi
tatap
muka. Untuk itu, Pemerintah perlu lebih
mengembangkan keterbukaan informasi
publik sebagai salah satu upaya dalam
memberikan validitas atas sumber informasi
yang akan dikutip menjadi sebuah berita.
Bagaimanapun berita bohong melalui
media sosial tidak boleh dibiarkan, karena
berita yang tidak dilandasi fakta peristiwa
cenderung
menimbulkan
ketidakpastian
informasi, menciptakan opini publik yang tidak
berlandaskan fakta berita, dan menyebabkan
keresahan dalam masyarakat. Kesadaran
masyarakat untuk dengan cermat mengetahui
proses produksi dan makna berita yang
diterimanya sangat diutamakan. Meskipun
media sosial memberikan kemudahan bagi
masyarakat untuk berinteraksi, namun tidak
untuk berinteraksi dengan cara menyebarkan
atau beropini terhadap berita yang tidak
termasuk ke dalam kategori berita jurnalistik.
Landasan hukum terkait dengan
berita dan penggunaan media sosial perlu
diselaraskan dengan dinamika penggunaan
media yang terjadi dalam masyarakat. DPR
perlu melakukan telaah lebih mendalam
terhadap definisi berita yang sesuai dengan
kondisi terkini sebagai masukan dalam
merevisi undang-undang yang terkait
dengan pers. Demikian pula dengan revisi
terhadap undang-undang yang terkait dengan
informasi elektronik, perlu diselaraskan
dengan dinamika yang terjadi. Dalam regulasi
tersebut perlu ditegaskan bentuk pelarangan
terhadap penyajian berita bohong yang
berdalih pelaksanaan tugas jurnalistik.

David Holmes, 2012, Teori Komunikasi


Media, Teknologi dan Masyarakat, alih
bahasa Teguh Wahyu Utomo. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Harga Rokok 50 Ribu HOAX dan Upaya
Ganggu Kinerja Jokowi, https://seword.
com/umum/harga-rokok-50-ribu-hoaxdan-upaya-ganggu-kinerja-jokowi/,
diakses tanggal 18 Januari 2017.
https://ihatemycountry.wordpress.com/tag/
hoax/, diakses tanggal 18 Januari 2017.
Jan H Kietzmann, Kris Hermkens, Ian P.
McCarthy, and Bruno S. Silvestre. Business
Horizons 54: Understanding the functional
building blocks of social media, 2011.
Jokowi Minta Aparat Tindak Tegas Penyebar
Berita Bohong, http://www.cnnindonesia.
com/nasional/20161229145318-20-182914/
jokowi-minta-aparat-tindak-tegas-penyebarberita-bohong/, diakses tanggal 6 Januari
2017.
Kemenkominfo akan Rapikan 40 Ribu Situs
Berkonten Hoax dan Negatif, https://
news.detik.com/berita/d-3392780/
kemenkominfo-akan-rapikan-40-ribusitus-berkonten-hoax-dan-negatif?_ga=
1.244768453.1956436391.1483688130,
diakses tanggal 10 Januari 2017.
KIP: Lawan Berita Bohong dengan
Keterbukaan Informasi, http://www.
beritasatu.com/nusantara/408429kip-lawan-berita-bohong-denganketerbukaan-informasi.html,
diakses
tanggal 9 Januari 2017.
Panglima Kerap Jadi Korban Hoax, TNI:
Waspadai Berita Bohong!, https://
news.detik.com/berita/d-3384904/
panglima-kerap-jadi-korban-hoax-tniwaspadai-berita-bohong, diakses tanggal
6 Januari 2017.
Seputar Berita Hoax di Indonesia, http://
hoaxindonesia.blogspot.co.id/2016/01/
berita-hoax-aparat-pemda-menendang.
html, diakses tanggal 18-Januari 2017.
Siaran Pers Kementerian Komunikasi
dan
Informatika.
No.
02/HM/
KOMINFO/01/2017 tentang Gerakan
Bersama Anti HOAX dan Peluncuran
TurnBackHoax.id.
Tinjauan
Sosiologis
Soal
Kegemaran
Masyarakat Melahap Berita Hoax, https://
news.detik.com/berita/d-3384902/
tinjauan-sosiologis-soal-kegemaranmasyarakat-melahap-berita-hoax, diakses
tanggal 6 Januari 2017.

Referensi
Andreas M Kaplan & Michael Haenlein.
Business Horizons 53: User of the world,
unite! The Challenges and opportunities
of Social Media, 2010.
- 20 -

Anda mungkin juga menyukai