Anda di halaman 1dari 7

TUGAS MOBOLITAS PENDUDUK DAN KETENAGAKERJAAN

NAMA : DWIBANAWATI ARSAD BACO


NIM : 200110046
MATA KULIAH : MOBILITAS PENDUDUK DAN KETENAGAKERJAAN
SEMESTER/KELAS : 5/A

1. Meringkas tentang UU ketenagakerjaan

Menurut peraturan tersebut ketenagakerjaan adalah segala hal yang


berhubungan dengan tenaga kerja sebelum, selama, dan sesudah masa
kerja
“Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan
pekerjaanguna menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk
memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.”

pengertian dari ketenagakerjaan sesuai dengan Pasal 1 angka 1


Undang Undang No 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan adalah:

“Ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan dengan tenaga


kerja pada waktu sebelum, selama, dan sesudah masa kerja.”

Demi meningkatkan taraf hidup, maka perlu dilakukan pembangunan


di berbagai aspek.

Tidak terkecuali dengan pembangunan ketenagakerjaan yang


dilakukan atas asas keterpaduan melalui koordinasi fungsional lintas
sektoral pusat dan daerah.

Dalam hal ini maksudnya adalah asas pembangunan ketenagakerjaan


berlandaskan asas pembangunan nasional terkhusus asas demokrasi
pancasila, asas adil, dan merata.

Jika diidentifikasi tujuan dari UU No. 13 tahun 2003 tentang


Ketenagakerjaan maka dalam regulasi itu sendiri terdapat 4 (empat)
tujuan yang disebutkan pada Pasal 4 bahwa pembangunan
ketenagakerjaan bertujuan :

 Memberdayakan dan Mendayagunakan Tenaga Kerja Secara


Optimal dan Manusiawi

Penjelasan Pasal 4 huruf a UU No. 13 Tahun 2003 tentang


Ketenagakerjaan adalah sebagai berikut:
“Pemberdayaan dan pendayagunaan tenaga kerja
merupakan suatu kegiatan yang terpadu untuk dapat
memberikan kesempatan kerja seluas-luasnya bagi tenaga
kerja Indonesia.”
Melalui pemberdayaan dan pendayagunaan ini diharapkan
tenaga kerja Indonesia dapat berpartisipasi secara optimal
dalam Pembangunan Nasional, namun dengan tetap
menjunjung nilai-nilai kemanusiaannya.”
 Mewujudkan Pemerataan Kesempatan Kerja dan Penyediaan
Tenaga Kerja yang Sesuai dengan Kebutuhan Pembangunan
Nasional dan Daerah
Penjelasan Pasal 4 huruf a UU No. 13 tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan adalah :
“Pemerataan kesempatan kerja harus diupayakan di seluruh
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai satu
kesatuan pasar kerja dengan memberikan kesempatan yang
sama untuk memperoleh pekerjaan bagi seluruh tenaga
kerja Indonesia sesuai dengan bakat, minat, dan
kemampuannya. Demikian pula pemerataan penempatan
tenaga kerja perlu diupayakan agar dapat mengisi
kebutuhan di seluruh sektor dan daerah.”
 Memberikan Perlindungan Kepada Tenaga Kerja Dalam
Mewujudkan Kesejahteraan dan Meningkatkan Kesejahteraan
Tenaga Kerja dan Keluarganya
Karena bidang ketenagakerjaan dianggap penting dan
menyangkut kepentingan umum, maka Pemerintah
mengalihkannya dari hukum privat menjadi hukum publik.
Alasan lain adalah banyaknya masalah ketenagakerjaan
yang terjadi baik dalam maupun luar negeri.
Salah satu contoh adalah banyak kasus yang masuk
ke Pengadilan Hubungan Industrial ( PHI ) menyangkut
penggunaan tenaga kerja asing.
Setiap putusan badan peradilan PHI akan menjadi evaluasi
untuk kepentingan di bidang ketenagakerjaan.

2. Undang-undang penetapan dan pekerja migran di Indonesia

Pekerja Migran Indonesia adalah setiap warga negara Indonesia


yang akan, sedang, atau telah melakukan pekerjaan dengan
menerima upah di luar wilayah Republik Indonesia

Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia wajib memiliki


izin yang memenuhi Perizinan Berusaha dan diterbitkan oleh
Pemerintah Pusat. Dimana izin tersebut tidak dapat dialihkan dan
dipindahtangankan kepada pihak lain, dan Perizinan Berusaha
harus memenuhi norma, standar, prosedur, dan kriteria yang
ditetapkan oleh Pemerintah Pusat.

Kantor cabang Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia


wajib memenuhi Perizinan Berusaha yang diterbitkan oleh
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.

Pada saat berlakunya Undang-Undang No.11 Tahun 2020 tentang


Cipta Kerja, pengertian atau makna Surat Izin Perusahaan
Penempatan Pekerja Migran (SIP3MI) dalam Undang-Undang
Nomor 18 Tahun 2017 tentang Perlindungan Pekerja Migran
Indonesia menyesuaikan dengan ketentuan mengenai Perizinan
Berusaha

Berdasarkan ketentuan pasal 5 Undang-Undang No.18 Tahun


2017 tentang Perlindungan Pekerja Migran Indonesia bahwa
setiap Pekerja Migran Indonesia yang akan bekerja ke luar negeri
harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1. Usia minimal 18 (delapan belas) tahun;


2. Memiliki kompetensi;
3. Sehat jasmani dan rohani;
4. Terdaftar dan memiliki nomor kepesertaan Jaminan Sosial; dan
5. Memiliki dokumen lengkap yang dipersyaratkan.
Berdasarkan ketentuan Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Nomor
18 Tahun 2017 tentang Perlindungan Pekerja Migran Indonesia
(UU No.18/2017) meliputi:

1. Pekerja migran Indonesia yang bekerja pada pemberi kerja


berbadan hukum.
2. Pekerja migran Indonesia yang bekerja pada pemberi kerja
perseorangan atau rumah tangga.
3. Pelaut awak kapal dan pelaut perikanan.

Selain ketiga hal tersebut di atas, disebutkan juga yang tidak


termasuk sebagai Pekerja Migran Indonesia (Pasal 4 ayat (2)
UU No.18/2017), yaitu:

1. Warga Negara Indonesia (WNI) yang dikirim atau


dipekerjakan oleh badan internasional atau oleh negara di
luar wilayahnya untuk menjalankan tugas resmi.
2. Pelajar dan peserta pelatihan di luar negeri.
3. WNI pengungsi atau pencari suaka.
4. Penanam modal.
5. Aparatur sipil negara atau pegawai setempat yang bekerja
di perwakilan negara Republik Indonesia.
6. WNI yang bekerja pada institusi yang dibiayai oleh
anggaran pendapatan dan belanja negara.
7. WNI yang mempunyai usaha mandiri di luar negeri.

Hak dan kewajiban ini diatur dalam ketentuan Pasal 6 UU


No.18/2017. Hak pekerja migran Indonesia terdiri dari:

1. Hak sebagai calon pekerja migran Indonesia atau pekerja


migran Indonesia.
2. Hak bagi keluarga pekerja migran Indonesia.

HAK CALON/PEKERJA MIGRAN INDONESIA

Hak calon/pekerja migran Indonesia diatur dalam Pasal 6


ayat (1) UU No.18/2017, yaitu:

1. Mendapatkan pekerjaan di luar negeri dan memilih


pekerjaan sesuai dengan kompetensinya.
2. Memperoleh akses peningkatan kapasitas diri melalui
pendidikan dan pelatihan kerja.
3. Memperoleh informasi yang benar mengenai pasar
kerja, tata cara penempatan, dan kondisi kerja di luar
negeri.
4. Memperoleh pelayanan yang profesional dan manusia
serta perlakuan tanpa diskriminasi pada saat sebelum
bekerja, selama bekerja, dan setelah bekerja.
5. Menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
keyakinan yang dianut.
1. Memperoleh upah sesuai dengan standar upah
yang berlaku di negara tujuan penempatan
dan/atau kesepakatan kedua negara dan/atau
perjanjian kerja.
2. Memperoleh pelindungan dan bantuan hukum atas
tindakan yang dapat merendahkan harkat dan
martabat sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan di Indonesia dan di negara
tujuan penempatan.
3. Memperoleh akses berkomunikasi.
4. Menguasai dokumen perjalanan selama bekerja.
5. Berserikat dan berkumpul di negara tujuan
penempatan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku di negara tujuan
penempatan.
6. Memperoleh jaminan pelindungan keselamatan dan
keamanan kepulangan pekerja migran Indonesia ke
daerah asal.
7. Memperoleh dokumen dan perjanjian kerja calon
pekerja migran Indonesia dan/atau pekerja migran
Indonesia.

Hak bagi setiap keluarga pekerja migran Indonesia


diatur dalam ketentuan Pasal 6 ayat (3) UU
No.18/2017, yaitu:

1. Mempeoleh informasi mengenai kondisi, masalah,


dan kepulangan pekerja migran Indonesia.
2. Menerima seluruh harta benda pekerja migran
Indonesia yang meninggal di luar negeri.
3. Memperoleh salinan dokumen dan perjanjian kerja
calon pekerja migran Indonesia dan/atau pekerja
migran Indonesia.
4. Memperoleh akses berkomunikasi.
Kewajiban pekerja migran Indonesia diatur dalam
ketentuan Pasal 6 ayat (2) Undang-Undang
No.18/2017, yaitu:

1. Menaati peraturan perundang-undangan, baik di


dalam negeri maupun di negara tujuan
penempatan.
2. Menghormati adat istiadat atau kebiasaan yang
berlaku di negara tujuan penempatan.
3. Menaati dan melaksanakan perkerjaannya sesuai
dengan perjanjian kerja.
4. Melaporkan kedatangan, keberadaan, dan
kepulangan pekerja migran Indonesia kepada
perwakilan Republik Indonesia di negara tujuan
penempatan.
3.Data perkembangan pekerja migran di NTT

Angka Migrasi Keluar


Wilayah Jumlah AKAN AKAD
2018 2020 2021 2018 2020 2021 2018 2020
Alor 2 2 1 2 2 1 - -

Belu 190 39 270 176 34 3 14 5

Ende 64 3 25 59 2 1 5 1

Flores Timur 19 4 47 12 4 - 7 -

Kota Kupang 63 5 4 63 5 2 - -

Kupang 312 41 50 312 41 4 - -

Lembata 1 1 2 1 1 1 - -

Malaka 109 15 91 103 15 - 6 -

Manggarai - 37 - - 1 - - 36

Manggarai Barat - 0 - - - - - -

Manggarai Timur 38 1 19 30 1 - 8 -

Nagekeo 23 4 30 23 - - - 4

Ngada 9 9 1 9 - - - 9

Nusa Tenggara Timur 1 671 268 1 028 1 613 213 18 58 55

Rote Ndao 85 11 58 85 11 - - -

Sabu Raijua 1 0 - 1 - - - -

Sikka 17 6 23 17 6 2 - -

Sumba Barat 84 18 7 84 18 - - -

Sumba Barat Daya 283 47 206 276 47 - 7 -

Sumba Tengah 16 2 - 16 2 - - -

Sumba Timur 169 11 - 162 11 - 7 -

Timor Tengah Selatan 166 12 63 162 12 3 4 -

Timor Tengah Utara 20 0 131 20 - 1 - -

Sumber: Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Nusa Tenggara Timur
Showing 1 to 23 of 23 entries
Showing 1 to 23 of 23 entries

Anda mungkin juga menyukai