Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puji dan syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat-Nya
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang Permasalahan TKI
dan Penanggulangannya di Indonesia tahun 2010-2015.Atas dukungan moral dan materil
yang diberikan dalam penyusunan makalah ini,maka penulis mengucapkan banyak terima
kasih kepada Bapak Wahyu Laksana,S.E.,M.Si. selaku Dosen mata kuliah Perekonomian
Indonesia yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk dapat menyelesaikan
makalah ini.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah
ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk
masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Globalisasi telah menimbulkan dampak yang sangat besar bagi perekonomian. Meskipun
demikian, globalisasi juga menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat. Kemiskinan dan
ketidakmerataan distribusi pendapatan yang terjadi diakibatkan oleh ketidakmerataan
distribusi kesempatan dan lapangan pekerjaan antara wilayah pedesaan dan perkotaan.
Ketimpangan ini tampak jelas dalam perkembangan angkatan kerja yang berlangsung jauh
lebih pesat dibanding kemampuan penyerapan tenaga kerja. Sebagian besar lapangan kerja di
perusahaan pada tingkat organisasi yang rendah yang tidak membutuhkan keterampilan yang
khusus, lebih banyak memberi peluang bagi tenaga kerja wanita. Kemiskinan, tuntutan
ekonomi yang mendesak, dan berkurangnya peluang serta penghasilan di bidang pertanian
yang tidak memberikan suatu hasil yang tepat dan rutin, dan adanya kesempatan untuk
bekerja di bidang industri telah memberikan daya tarik yang kuat bagi tenaga kerja. Bahkan
banyak perempuan Indonesia yang menguatkan diri untuk bekerja ke luar negeri dengan
tawaran gaji yang relatif lebih besar.
Fenomena ini tentu menimbulkan keuntungan dan masalah tersendiri bagi pemerintah.
Dengan adanya tenaga kerja yang bekerja di luar negeri tentu dapat menghasilkan devisa bagi
negara. Namun tidak sedikit kasus kekerasan yang menimpa tenaga kerja Indonesia di luar
negeri. Permasalahan-permasalahan yang terjadi menyangkut pengiriman TKI ke luar negeri
terutama tentang ketidaksesuaian antara yang diperjanjikan dengan kenyataan, serta adanya
kesewenangan pihak majikan dalam memperkerjakan TKI. Selain itu sering terjadi
penangkapan dan penghukuman TKI yang dikarenakan ketidaklengkapan dokumen kerja
(TKI ilegal). Hal-hal ini menimbulkan ketegangan antara pihak pemerintah dengan negara-
negara tujuan TKI tersebut dan apabila didiamkan akan menimbulkan terganggunya
hubungan bilateral kedua negara. Bukan hanya masalah yang disebabkan karena faktor dari
Negara penerima saja yang banyak melanggar hak dari para TKI, akan tetapi masalah-
masalah TKI juga dikarenakan faktor dari para calon TKI itu sendiri. Salah satu contoh
Seperti kurangnya kesadaran bahwa menjadi TKI ilegal tidak memiliki perlindungan hukum.
Permasalahan ini menyebabkan banyaknya tindak kejahatan terhadap TKI seperti
pelanggaran HAM, pemerkosaan, dan pemotongan gaji oleh majikan.
Dalam hal ini pemerintah berkewajiban melindungi para TKI dari permasalahan-
permasalahan tersebut seperti yang telah tercantum dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja
Dan Transmigrasi RI yang dimana pemerintah wajib memberikan perlindungan kepada TKI
sebelum keberangkatan sampai pulang kembali ke Indonesia
B. Rumusan Masalah
Di dalam Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 Tentang Penempatan dan
Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri (“UU No.39/2004”) disebutkan bahwa:
“Tenaga Kerja Indonesia yang selanjutnya disebut dengan TKI adalah setiap warga negara
Indonesia yang memenuhi syarat untuk bekerja di luar negeri dalam hubungan kerja untuk
jangka waktu tertentu dengan menerima upah “
Berdasarkan uraian tersebut di atas, dapat diketahui bahwa TKI merupakan tenaga kerja
Indonesia yang berada di luar negeri atau ditempatkan di luar negeri untuk suatu pekerjaan.
Berdasarkan uraian pasal tersebut di atas, dapat di ketahui bahwa TKI ditempatkan di luar
negeri untuk melakukan suatu pekerjaan tertentu. Yang dapat melakukan penempatan tenaga
kerja di luar negeri yaitu hanya Pemerintah dan pelaksana penempatan TKI swasta saja yang
dapat melakukannya. Menurut Pasal 4 UU No.39/2004, perseorangan tidak diperkenankan
untuk melakukan penempatan TKI di luar negeri.
Dalam melaksanakan penempatan TKI di luar negeri oleh Pemerintah, harus ada perjanjian
secara tertulis antara pemerintah dengan pemerintah Negara pengguna TKI di Negara tujuan.
Penempatan TKI di luar negeri hanya dapat dilakukan ke Negara tujuan yang pemerintahnya
telah membuat perjanjian tertulis dengan Pemerintah Republik Indonesia. Untuk pelaksana
penempatan TKI swasta harus mendapatkan izin tertulis berupa Surat Izin Pelaksana
Penempatan TKI (SIPPTKI) dari Menteri.
Pasal 6 dan Pasal 7 UU No. 39/2004, mengatur bahwa Pemerintah bertanggung jawab dan
memberikan perlindungan terhadap TKI di luar negeri. Hal ini berarti bahwa Pemerintah
harus menjamin kepastian keamanan dan perlindungan hukum bagi TKI yang ditempatkan di
luar negeri.
Faktor yang mendorong warga Indonesia bekerja di luar negeri adalah faktor ekonomi. Hal
ini dikarenakan tidak adanya akses untuk mendapatkan peluang-peluang kerja. Terdapat dua
faktor penghambat dalam mendapatkan akses. Pertama, factor yang berasal dalam diri
seseorang. Rendahnya kualitas sumber daya manusia karena tingkat pendidikan
(keterampilan) atau kesehatan rendah atau ada hambatan budaya (budaya kemiskinan). Faktor
kedua berasal dari luar kemampuan seseorang. Hal ini terjadi karena birokrasi atau ada
peraturan-peraturan resmi (kebijakan) sehingga dapat membatasi atau memperkecil akses
seseorang untuk memanfaatkan kesempatan dan peluang yang tersedia.
Awal Permasalahan
Pemerintah mensyaratkan bahwa TKI harus legal, dikirim melalui agen resmi yang
membantunya untuk membuat paspor dan visa, memperoleh surat keterangan kesehatan,
membayar asuransi dan kewajiban lainnya, memiliki keterampilan dan kemampuan bahasa.
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans) memperkirakan pada 2010
terdapat sekitar 2,7 juta TKI bekerja di luar negeri. Namun jumlahnya dapat lebih besar
mengingat banyak TKI ilegal tidak tercatat. Sekitar 45% TKI memilih bekerja di Malaysia
karena kemudahan komunikasi. Sementara 35% TKI bekerja di Arab Saudi. TKI berperan
besar bagi perekonomian Indonesia. Nilai remitansi TKI tahun 2008 mencapai sekitar Rp60
triliun per tahun (15% PDB Indonesia).
Masalah TKI muncul sejak proses awal di Indonesia. Umumnya penyaluran TKI melalui
agen tenaga kerja, baik yang legal maupun ilegal. Agen TKI mengontrol hampir seluruh
proses awal, mulai dari rekrutmen, paspor dan aplikasi visa, pelatihan, transit, dan
penempatan TKI. Banyak TKI baru pertama kali ke luar negeri, direkrut makelar yang datang
ke desanya, dengan janji upah tertentu, pilihan pekerjaan yang banyak, dan menawarkan
bantuan kemudahan proses.
Rendahnya pendidikan calon TKI mengakibatkan mereka menghadapi risiko mudah ditipu
pihak lain. Mereka tidak memahami aturan dan persyaratan untuk bekerja di luar negeri.
Rendahnya laporan TKI yang mengalami kasus tertentu ke pihak berwenang juga didasarkan
kekhawatiran mereka karena memiliki identitas palsu. Banyak TKI usianya masih terlalu
muda, namun demi kelancaran proses, usia di dokumen dipalsukan. Pemalsuan tidak hanya
usia, tetapi juga nama dan alamat. Oleh karena itu, tidak mudah melacak para TKI
bermasalah di luar negeri.
Permintaan TKI ke luar negeri selama Tahun 2010 – 2015 mengalami penurunan, pada
tahun 2015 sendiri jumlah TKI dari berbagai sektor hanya berjumlah 105.774 orang.
Analisis yang dilakukan mencoba mengesampingkan data 2010 -2012 karena data tersebut
adalah data estimasi.
Permintaan Tenaga kerja indonesia di luar negeri kebanyakan adalah di sektor Pertanian,
Perkebunan & Perikanan,yaitu sebesar 64.229 orang di tahun 2015, angka ini mengalami
peningkatan dari tahun sebelumnya namun secara keseluruan tenaga kerja yang berada di
sektor pertanian tersebut mengalami penurunan dari tahun 2013. Sedangkan sektor yang
sedikit jumlah tenaga kerjanya adalah sektor keuangan, memang dalam sektor keuangan ini
dibutuhkan tenaga kerja yang memiliki kompetensi yang tinggi sedangkan rata rata sumber
daya manusia di indonesia masih rendah.
Tabel 1.12Data Penempatan TKI di Luar Negeri 2010 – 2015 (s.d 30 Juni)
Penempatan TKI tersebar di beberapa negara di dunia, namun pada umumnya para TKI
lebih memilih negara – negara di Asia Timur, Timur Tengah, dan Asia Tenggara. Berikut
data penempatan TKI di luar negeri berdasarkan 5 negara terbesar sepanjang tahun 2014
hingga 31 Juni 2015.
Tabel 1.3 Data Penempatan TKI di Luar Negeri 2014 – 2015 (s.d 30 Juni) Berdasarkan 5
Negara Terbesar
Berdasarkan data 20 terbesar pengaduan berdasarkan jenis masalah yang dihadapi TKI pada
tahun 2012 – 2015 menunjukan bahwa TKI ingin dioulangkan yaitu sebesar 3.427
sedangkan yag paling sedikit adalah pengaduan pelecehan seksual yaitu 130 orang saja.
Berdasarkan data lainnya juga terungkap bahwa masalah TKI di tempat kerja adalah gaji
yang tidak dibayarkan dengan prosentase sebanyak 47,5%
Tingkat pendidikan sangat berpengaruh terhadap penguasaan bahasa serta budaya negara
tujuan dan akses informasi teknologi. Selain perilaku majikan atau pengguna tenaga kerja
yang kurang menghargai dan menghormati hak-hak pekerja berpotensi menimbulkan
berbagai masalah bagi TKI. Karakter majikan dan keluarganya yang keras acapkali menjadi
sebab terjadinya kasus kekerasan.
Ada beberapa upaya dalam mengatasi masalah kurangnya perlindungan terhadap para TKI
yang bekerja di luar negeri diantaranya :
c. Pra Penempatan
Perlu sosialisasi Undang-undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang PTPPO ke kantong-
kantong TKI secara lebih intensif, perlu melibatkanorganisasi perempuan hingga tingkat
paling bawah, yang lebihmengetahui keadaan lapangan dan dapat mendampingi
sertasosialisasi hak-hak TKI dan melibatkan badan PP dan KB di
tingkatProvinsi/Kabupaten/Kotab.
Pelanggaran pada BLK PPTKIS, perlu dicari terobosan agar dapatmemperbanyak
pengawas ketenagakerjaan yang professional dankredibelc.
Penguatan jejaring melalui forum perlindungan TKI yang melibatkan seluruh pemangku
kepentingan baik pemerintah, dunia usahamaupun elemen masyarakat.
Penampungan di PPTKIS, harus menyediakan tempat penampungan yang lebih memadai
dan manusiawi sesuai standar yang disyaratkanPermennaker Nomor R-07/Men/IV/200.
Perlu dilakukan percepatan proses dokumen untuk pemberangkatan di PPTKIS agar TKI
tidak menunggu terlalu lama sehingga menumpuk di penampungan.
Asuransi TKI, perlu dilakukan sosialisasi tentang hak TKI perempuan tentang asuransi,
polis asuransi seharusnya bersifat personal bukan kolektif.
d. Penempatan
Perlu dilakukan percepatan proses dokumen baik di KBRI/KJRI agarTKI tidak menunggu
terlalu lama sehingga menumpuk dipenampungan, disamping itu perlu dipikirkan
perluasan shelter sesuai dengan daya tamping.
Paspor sebaiknya disimpan di KBRI/KJRI, sedangkan TKI diberikan identitas (ID card)
sebagai pengganti paspor, masalah paspor perlu dimasukkan dalam MOU dengan Negara
tujuan penempatan TKI.
Perlu dibangun sekolah-sekolah berasrama diperbatasan untuk menampung anak-anak
TKI, karena dengan membangun sekolah diperbatasan lebih menguntungkan yaitu: anak
didik mendapatkan pelajaran cinta tanah air, dan asetnya tetap milik Pemerintah Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
http://alqomasubkhi.blogspot.co.id/2016/09/tenaga-kerja-indonesia-di-luar-negeri.html
https://mohsyamsulhidayat.wordpress.com/tugas-semester-4/permasalahan-tenaga-kerja-
indonesia-tki/
http://www.hukumtenagakerja.com/perlindungan-tenaga-kerja/penempatan-dan-
perlindungan-tenaga-kerja-indonesia-di-luar-negeri/
library.umn.ac.id/eprints/2653/3/bab%201%20Clairine%20Amadea.pdf