Hukum Ketenagakerjaan
Oleh
NIM: 211083169
JURUSAN HUKUM
UNIVERSITAS SURYADARMA
JAKARTA
2023
Kata Pengantar
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas nikmat dan karuniaNya penulis
dapat ,menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Hukum Ketenagakerjaan”. Makalah ini
disusun untuk memenuhi sebagai Tugas dari mata kuliah ini
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini tidak dapat selesai dengan baik tanpa
adanya bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak secara langsung maupun tidak langsung.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh kata sempurna, karena keterbatasan
kemampuan dan pengalaman yang dimiliki penulis. Untuk itu penulis mohon maaf apabila
terdapat kesalahan-kesalahan yang dilakukan penulis. Atas perhatiannya, penulis ucapkan terima
kasih.
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
BAB I PENDAHULUAN 1
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Tenaga Kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan
barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.1 Jadi
dalam hal ini, tenaga kerja sangat dibutuhkan dalam segala hal. Untuk kemajuan ekonomi,
Jumlah masyarakat Indonesia yang terbilang sangat besar, sampai menempati urutan
penduduk terbesar ke-empat di dunia. Berdasarkan hasil Survei Penduduk Antar Sensus
(SUPAS) 2015 jumlah penduduk Indonesia pada 2020 sebanyak 269,6 juta jiwa. Di mana jumlah
penduduk laki-laki 135,34 juta jiwa, lebih banyak dibanding perempuan yang hanya 134,27 juta
jiwa. Kemudian berdasarkan kelompok usia, jumlah penduduk usia produktif (15-65 tahun)
mencapai 185,22 juta jiwa atau sekitar 68,7% dari total populasi. Sementara kelompok usia
belum produktif (0-14 tahun) sebanyak 66,05 juta jiwa atau 24,5% dan kelompok usia tidak
produktif (di atas 65 tahun) sebanyak 18,06 juta jiwa atau 6,7% dari total populasi.2 Maka dari
itu bisa diartikan bahwa Indonesia setiap tahunnya menghasilkan angkatan kerja dengan jumlah
yang besar. Dan hal ini menunjukkan bahwa Indonesia juga memiliki potensi sumber daya
manusia yang tinggi yang nantinya akan menjadi tenaga kerja yang memiliki aandil bagian yang
Menurut UU No. 13 Tahun 2013, Tenaga Kerja adalah setiap orang yang mampu
melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan sendiri
1
maupun masyarakat.3 Sedangkan pengertian pekerja/buruh menurut Pasal 3 Undang-Undang
No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan adalah “Setiap orang yang bekerja dengan
menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain”. Dari pasal 1 ayat (2) yang berbunyi “Setiap
orang yang mampu melakukan pekerjaan” frasa tersebut bisa diartikan bahwa tidak semua
penduduk bisa dikatakan sebagai tenaga kerja, karena pada dasarnya tidak semua orang mampu
melakukan pekerjaan. Orang yang tidak mampu melakukan pekerjaan inilah yang disebut
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui perkembangan Sejarah hukum ketenagakerjaan di Indonesia
2. Untuk mengetahui apa pengertian dari hukum ketenagakerjaan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
oleh pemerintahan Hindia Belanda. Sedangkan setelah kemerdekaan hukum ketenagakerjaan
sudah diambil alih oleh pemerintah kita (Indonesia) dapat dilihat dalam Undang Undang Dasar
Republik Indonesia Tahun 1945, dan dituangkan dalam Pasal 27 ayat (2) “tiap warga negara
berhak atas penghidupan dan pekerjaan yang layak selaykanya makhluk hidup”
Pada awal kemerdekaan sebenarnya hal yang mengenai Ketenagakerjaan belum manjadi
hal paling penting, pokok dimata pemerintah kita pada masa itu. Yang menjadikan hal yang tidak
penting ini adalah karna pada masyarakat Indonesia lagi sibuk dalam mempertahankan
kemerdekaannya. Tahun 1951 diundangkan yaitu Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1948 yang
bernama Undang-Undang Kerja. Undag-Undang ini mengatur pekerjaan yang boleh dilakukan
orang dewasa, anakanak, remaja dan perempuan, waktu kerja, istirahat dan mengatur mengenai
tempat kerja.
Pada awal kemerdekaan sebenarnya hal yang mengenai Ketenagakerjaan belum manjadi
hal paling penting, pokok dimata pemerintah kita pada masa itu. Yang menjadikan hal yang tidak
penting ini adalah karna pada masyarakat Indonesia lagi sibuk dalam mempertahankan
kemerdekaannya. Tahun 1951 diundangkan yaitu Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1948 yang
bernama Undang-Undang Kerja. Undag-Undang ini mengatur pekerjaan yang boleh dilakukan
orang dewasa, anakanak, remaja dan perempuan, waktu kerja, istirahat dan mengatur mengenai
tempat kerja.
Dalam rangka Reformasi Dewan Perwakilan Rakyat telah melakukan amandemen
beberapa Undang-Undang yang mengenai Ketenagakerjaan, diantaranya Undang-undang Nomor
21 Tahun 2000 tentang Seikat Pekerja da undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang
Ketenagakerjaan dan Undang Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang penyelesaian Perselisihan
Hubungan Industrial
4
b. Soepomo dalam Manulang (1995:2) meyebutkan bahwa “Hukum pemburuhan adalah
himpunan peraturan, baik tertyulis maupun tidak tertulis, yang berkenan dengan kejadian dimana
seseorang bekerja pada orang lain dengan menerima upah”.
c. Halim (1990:9) mnyebut “Hukum pemburuhan adalah peraturan-peraturan hukum yang
mengatur hubungan kerja yang harus dijaga oleh semua pihak, baik pihak buruh atau pengusaha
atau pemberi pekerja”.
d. MG. Levencach, Hukum perburuhan merupakan hukum yang berkaitan dengan
hubungan kerja, yaitu pekerjaan dilakukan dibawah suatu pimpinan dan bersangkutan dengan
kehidupan dengan hubungan kerja itu sendiri.
e. Menurut N.E.H Van Esveld, hukum perburuhan merupakan hukum yang mengatur
pekerja baik sesudah ada hubungan kerja maupun sebelum adanya hubungan kerja.
Mengingat banyaknya pengertian hukum ketenagakerjaan, penulis menghindarkan adanya
persepsi terhadap penggunaan istilah lain yang kurang sesuai dengan tuntunan perkembangan
hubungan industrial. Hukum ketenagakerjaan memilki unsur:
a. Serangkaian peraturan yang berbentuk tertulis maupun tidak tertulis.
b. Mengatur tentang kejadian hubungan kerja antara pekerja dan pengusaha.
c. Adanya orang bekerja dibawah dan tunduk serta mendapatkan upah sebagai balas jasa.
d. Mengatur perlindungan pekerja atau buruh. Meliputi dalam masalah keadaan sakit, haid,
hamil, melahirkan, keberadaan organisasi pekerja atau buruh.
5
maupun diperhamba. Semua jenis dan bentuk perbudakan, peruluran dan penghambaan dilarang,
akan tetapi secara sosiologis buruh atau pekerja tidak sebesar atau terikat sebagai orang yang
tidak mempunyai bekal hidup yang lain selain tenaganya dan kadang-kadang terpaksa untuk
menerima hubungan kerja dengan majikan atau pengusaha meskipun memberatkan bagi buruh
atau pekerja itu sendiri, lebih-lebih disaat sekarang ini dengan banyaknya jumlah tenaga kerja
yang tidak sebanding dengan lapangan pekerjaan yang ada.
Akibatnya tenaga kerja atau buruh seringkali diperas oleh majikan dengan upah yang
relatif kecil. Oleh sebab itu pemerintah megeluarkan peraturan perundang-undangan yang
mengatur itu untuk melindungi pihak buruh atau pekerja untuk melindungi mereka sebagai pihak
yang lemah dari kekuasaan majikan atau pengusaha guna menempatkan pada kedudukan yang
layak sesuai dengan harkat dan martabat manusia
6
2.5 Tujuan Hukum Ketenagakerjaan
Undang-Undang Ketenagakerjaan Nomor 13 Tahun 2003 ini merupakan jawaban atas
pollitical will pemerintah dalam lapangan hukum ketenagakerjaan yang mempunyai tujuan luhur
bagi perlindungan hukum tenaga kerja dalam hal:
a. Memberdayakan tenaga kerja dan mendayagunakan tenaga kerja secara optimal.
b. Mewujudkan pemerataan kesempatan kerja.
c. Memberikan perlindungan tenaga kerja dalam mewujudkan kesejahteraan.
d. Meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja dan keluarganya
Sementara itu tujuan pembangunan hukum Ketenagakerjaan untuk pembinaan
ketenagakerjaan mewujudkan perencanaan tenaga kerja dan informasi, menyediakan tenaga kerja
yang sesuai dengan permintaan agar sesuai dengan pembangunan nasional, terselenggaranya
kepelatihan kerja guna manambah keahlian dan kemapuan pekerja, menyediakan informasi masa
kerja, penempatan kerja, menciptakan hubungan kerja yang harmonis, mandiri
7
BAB III
PENUTUPAN