Anda di halaman 1dari 4

1. Cari perbedaan pengertian antara hukum ketenagakerjaan dan perburuhan!

Jawaban :
Hukum Perburuhan menurut Molenaar, Mr.MG Levenbach dan Imam Soepomo,
kesemuanya mengartikan hukum yang mengatur hubungan antara buruh dengan
majikan. Adapun pengertian hukum ketenagakerjaan adalah hukum yang mengatur
tentang tenaga kerja. Sebelumnya telah disebutkan bahwa tenaga kerja meliputi
pegawai negeri, pekerja formal, pekerja informal, dan orang yang belum bekerja atau
pengangguran. Dengan demikian, dapatlah diartikan bahwa hukum ketenagakerjaan
berarti mencakup bidang hukum kepegawaian (hukum yang mengatur tentang
hubungan antara negara dengan pegawai/pegawai negeri) dan bidang Hukum
Perburuhan (mengatur hubungan antara buruh dengan majikan).
Istilah buruh dapat disebut dengan pekerja atau penerima kerja. Adapun istilah
majikan dapat disebut dengan pengusaha atau pemberi kerja. Buruh tidak sama
dengan pegawai. Perbedaan itu terletak pada subjek hukum yang melakukan
hubungan hukum. Hukum Perburuhan mengatur hubungan hukum yang dilakukan
oleh pengusaha atau pemberi kerja dengan buruh, pekerja atau penerima kerja.
Hukum Kepegawaian mengatur hubungan hukum yang dilakukan oleh negara
dengan pegawai/pegawai negeri.1
2. Bagaimana perkembangan politik hukum ketenagakerjaan yang pernah ada sampai
sekarang?
Jawaban :
Terdapat 3 masa yakni :2
1. Masa sebelum Proklamasi 17 Agustus 1945, yaitu :
 Masa perbudakan, pada saat itu keadaan Indonesia dapat dikatakan lebih
baik dibanding negara lain karena telah hidup hukum adat. Politik hukum
yang berlaku pada masa ini, tergantung pada tingkat kewibawaan penguasa
(raja). Selain itu dikenal juga lembaga perhambaan (pandelingschap) dan
pelururan (horigheid, perkhorigheid). Imam Soepomo menggambarkan
lembaga ini terjadi apabila ada hubungan pinjam-meminjam uang/apabila
terjadi perjanjian utang piutang. Orang yang berutang sampai saat jatuh
tempo pelunasan belum bisa membayar utangnya. Pada saat itu pula orang
1
Asri wijayanti, SH.,MH., Hukum Ketenagakerjaan Pasca Reformasi., 2013., Jakarta: Sinar Grafika., h 4-5
2
Asri wijayanti, SH.,MH., Hukum Ketenagakerjaan Pasca Reformasi., 2013., Jakarta: Sinar Grafika., h 18-25
yang berhutang (debitur) menyerahkan dirinya/menyerahkan orang lain
kepada di kreditor, sebagai jaminan dan dianggap sebatas buanga dari
utang. Selanjutnya orang yang diserahkan diharuskan untuk bekerja
kepada orang yang memberi utang sampau batas waktu si debitur dapat
melunasi utangnya. Penyerahan diri/orang lain dimaksudakan untuk
membayar bunga dari utang itu. Bukan untuk membayar utangnya.
Keadaan ini pada dasarnya sama dengan perbudakan.
 Masa Penjajahan Hindia Belanda, pada masa ini sebenarnya tidak untuk
seluruh Indonesia karena pada saat itu masih ada wilayah kekuasaan raja
di daerah yang mempunyai kedaulatan penuh atas daerahnya. Dimana pada
masa ini dikenal dengan masa kerja rodi dan masa Poenale sanctie. Kerja
rodi dilakukan untuk kepentingan politik imperialismenya, pembangunan
sarana prasarana dilakukan dengan kerja rodi. Politik hukum
ketenagakerjaan berkaitan erat dengan politik hukum agraria, mengingat
banyak tenaga kerja Indonesia yang bekerja di tanah pertanian. Poenalie
sanctie bertujuan untuk mnegikat buruh supaya tidak melarikan diri
setelah melakukan kontrak kerja. Kontrak kerja saat itu dapat dikatakan
semua karena setelah tanda tangan apabila buruh diperlakukan sewenang-
wenang tidak dapat mengakhiri hubungan kerja.
 Masa pendudukan Jepang, pada masa ini politik hukum diterapkan
untuk memusatkan diri bagaimana dapat mempertahankan diri dari
serangan sekutu, serta menguras habis kekayaan Indonesia untuk
keperluan perang Asia Timur Raya.
2. Masa Pasca Proklamasi 17 Agustus 1945, yaitu :
 Masa pemerintahan Soekarno, pada masa ini tidak banyak terdapat
kebijaksanaan tentang ketenagakerjaan mengingat masa itu adalah masa
mempertahankan wilayah Negera Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
dari jajahan Hindia Belanda. Dibidang ketenagakerjaan, pemerintah
membuat produk hukum sebagian besar dengan cara menerjemahkan
peraturan Hindia Belanda yang dianggap sesuai dengan alam
kemerdekaan/dengan mengadakan perbaikan dan penyesuaian.
 Masa pemerintahan Soeharto, pada masa ini politik hukum ditekankan
pada pembangunan ekonomi. Kesejahteraan nasional akan cepat terwujud
apabila pembangunan ekonomi berjalan dengan baik. Untuk mewujudkan
suksesnya pembangunan ekonomi maka ditetapkanlah Repelita.
Sayangnya sejalan dengan berkembangnya waktu, dalih pembangunan
ekonomi akhirnya menjurus pada tindakan penguasa yang sewenang-
wenang. Contohnya pengerahan TJI keluar negeri, berdasarkan Pasal 2
TAP MPRS No. XXVIII/MPRS-RI/1996, yaitu segera dibentuk undang-
undang perburuhan mengenai penempatan tenaga kerja. Selama masa ini
ketentuan tersebut tidak pernah dieralisasikan.
3. Masa Pasca Reformasi, yaitu :
 Masa pemerinatahan Baharudin Jusuf Habbie, pada masa ini politik
hukum dibidang ketenagakerjaan ditekankan pada peningkatan
kepercayaan luar negeri kepada Indonesia bahwa Indonesia dapat
mengatasi problem negaranya sendiri tanda menindas Hak Asasi Manusia
(HAM) serta mempunyai andil besar dalam pelaksanaan demokrasi
Indonesia. Serta meratifikasi tindakan segera untuk menghapus dan
mengurangi bentuk-bentuk terburuk pekerja anak dengan UU No 1 Tahun
2000 tanggal 8 Maret 2000.
 Masa pemerintahan Abdurrahman Wahid, di masa ini politik hukum
ketenagakerjaan tampaknya meneruskan BJ Habbie dengan penerapan
demokrasi dengan adanya UU No 21 Tahun 2000 Serikat Pekerja/Serikat
Buruh. Sayangnya masyarakat Indonesia masih belum matang untuk
berdemokrasi, sehingga dengan sangat banyaknya jumlah serikat pekerja
di Indonesia justru membuat hubungan industrial semakin buruk.
 Masa pemerintahan Megawati Soekarno Putri, perkembangan
ketenagakerjaan hampir tidak tampak gebrakannya, justru yang etrlihat
adalah banyaknya kasus ketenagakerjaan yang mengambang dan kurang
mendapat perhatian. Politik hukum pada masa ini yang dapat dirasakan
langsung dampaknya setelah tragedi bom Bali di dunia ketenagakerjaan
adalah banyaknya hari libur. Dampak negatif bom Bali sangat terasa pada
perekonomian bangsa. Investor asing banyak yang meninggalkan
Indonesia karena tidak terjaminnya keamanan negara ditambah lagi tragedi
di Bom Mariot. Hal ini ternyata berakibat pada politik hukum
ketenagakerjaan Megawati, yaitu memulihkan sektor pariwisata sebagai
inti dari peningkatan perekonomian bangsa.
 Masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, pada masa ini sejak
tahu 2004 hingga sekarang, tmpak sedikit perubahan dibidang
ketenagakerjaan, ada pemangkasan dan berbagai upaya peningkatan
pelayaan dari kinerja baik pekerja maupun pegawai. Ada upaya
pemberantasan korupsi. Namun tekad yang baik belum dapat diikuti oleh
sebagian besar penduduk Indonesia yang sudah terlanjur korup dan tidak
amanah disegala aspek kehidupan.

Anda mungkin juga menyukai