MATA KULIAH
HUKUM KETENAGAKERJAAN DAN HUBUNGAN INDUSTRIAL
Dosen pengampu:
Yuniartik, SH.,MH
Oleh:
SILVIA NiNGSIH
NIM. 301.2021.005
Semester 5
Kelompok 2
Bismillahirrahmanirrahim
Adapun tujuan dan maksud dari pembuatan makalah ini yaitu seba
gai salah satu pemenuhan tugas Mata Kuliah Hukum Ketenagakerjaan dan
Hubungan Industrial. Dengan harapan bahwa makalah ini dapat membantu
serta memberikan tambahan pengetahuan kepada pembacanya.
SILVIA NINGSIH
I
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR...............................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................2
A. Kesimpulan.....................................................................................9
II
BAB I
PENDAHULUAN
Peran Serikat Pekerja: Organisasi serikat pekerja juga bisa menjadi bagia
n penting dalam riwayat hukum ketenagakerjaan. Undang-undang yang meng
atur hak serikat pekerja dan hak mogok sering kali ada. Perubahan Sosial dan
Ekonomi: Perubahan dalam struktur ekonomi dan sosial suatu negara dapat m
empengaruhi perkembangan hukum ketenagakerjaan. Misalnya, saat negara b
eralih dari ekonomi agraris ke industri, peraturan ketenagakerjaan mungkin p
erlu disesuaikan.
B. Rumusan Masalah
1
Manulang, Sendjun. Pokok-Pokok Hukum Ketenagakerjaan. Cet. II (Jakarta: Rineka Ci
pta, 1995).hlm.157
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Lalu Husni. (2001). Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia. PT. Raya Grafindo P
ersada,2001.hlm.98
2
3
Pada awal abad ke-20, terjadi berbagai unjuk rasa dan mogok kerja ya
ng dikoordinasikan oleh serikat-serikat pekerja. Salah satu peristiwa pentin
g adalah mogok kerja di perusahaan perkebunan Deli di Sumatera Utara pa
da tahun 1903. Unjuk rasa dan mogok kerja ini dimaksudkan untuk memp
erjuangkan hak-hak pekerja seperti upah yang lebih baik dan jam kerja yan
g lebih manusiawi.
Pada tahun 1921, Serikat Pekerja Nasional (SPN) didirikan, dan ini ad
alah organisasi serikat pekerja pertama yang bersifat nasional di Indonesia.
SPN berperan penting dalam perjuangan pekerja untuk hak-hak mereka da
n menjadi cikal bakal dari gerakan serikat pekerja di Indonesia pasca-keme
rdekaan.
5. Peraturan-peraturan Lainnya:
4
Eko Wahyudi, Yulianingsih, Moh. Firdaus, Hukum Ketenagakerjaan, (Jakarta: Sinar Gr
afika Offset, 2016,), hlm. 4.
5
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1941. Mengatur tentang hubungan industrial serta pe
ngaturan pengadilan hubungan industrial
5
6
Budiono, Abdul Rochmad, Hukum Perburuhan di Indonesia, (Jakarta : PT. Raja Grafind
o Persada, 1999), hlm 73
6
mengatur kerja jarak jauh, termasuk hak-hak pekerja yang bekerja dari rum
ah.7
3. Isu Kesetaraan Gender: Banyak negara berusaha untuk meningkatkan keset
araan gender di tempat kerja melalui undang-undang yang lebih ketat terkai
t dengan gaji yang setara untuk pekerja dengan jenis kelamin yang sama, se
rta langkah-langkah lainnya untuk mengatasi pelecehan seksual dan diskri
minasi gender di tempat kerja.
4. Pengurangan Jam Kerja: Beberapa negara telah mengadopsi undang-undan
g yang mengurangi jumlah jam kerja mingguan atau harian untuk meningk
atkan keseimbangan kerja-hidup, serta untuk menciptakan lebih banyak lap
angan pekerjaan.
5. Perlindungan Buruh Migran: Perlindungan hak-hak pekerja migran juga m
enjadi perhatian penting di banyak negara. Undang-undang ketenagakerjaa
n telah diperbarui atau diperluas untuk melindungi hak-hak pekerja migran
dan mengatasi masalah seperti eksploitasi dan penyalahgunaan.
6. Kesejahteraan Pekerja: Beberapa negara telah meningkatkan manfaat sosial
dan kesejahteraan pekerja, termasuk meningkatkan akses ke asuransi keseh
atan, cuti sakit berbayar, cuti hamil, dan manfaat lainnya.
7. Teknologi di Tempat Kerja: Berkembangnya teknologi seperti kecerdasan b
uatan (AI) dan otomatisasi juga memicu perubahan dalam hukum ketenaga
kerjaan, termasuk pertimbangan tentang hak-hak pekerja terkait dengan pri
vasi, pengambilan keputusan, dan penggantian pekerja oleh mesin.
Berikut beberapa Undang-Undang yang membahas ketenagakerjaan:
1. Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945): UUD 1945 menjadi dasar konsti
tusi Indonesia yang mencakup hak-hak asasi manusia, termasuk hak pekerj
a. Pasal 27 ayat (2) menyatakan bahwa setiap warga negara memiliki hak u
ntuk bekerja dan hak untuk mendapatkan penghidupan yang layak.
2. Undang-Undang No. 21 Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja/Buruh: Undan
g-Undang ini mengatur hak dan kewajiban serikat pekerja/buruh dan peran
mereka dalam hubungan industrial8
7
Sayid Mohammad Rifqi Noval, Hukum Ketenagakerjaan: Hakikat Cita Keadilan dalam
Sistem Ketenagakerjaan, (Bandung: Refika Aditama, 2017), hlm. 89.
8
Undang-Undang No. 21 Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja/Buruh
8
9
Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
10
Undang-Undang No. 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Indust
rial:
11
Peraturan Pemerintah No. 78 Tahun 2015 tentang Pengupahan
12
Undang-Undang No. 6 Tahun 2023 tentang Cipta kerja
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Selain itu, kita dapat melihat evolusi konsep hubungan industrial, seperti pe
ranan serikat pekerja. Makalah ini juga menggarisbawahi perlunya hukum ket
enagakerjaan yang sesuai dengan tuntutan era modern, termasuk isu-isu seper
ti pekerja, keamanan kerja, dan hak-hak pekerja dalam ekonomi digital.
9
DAFTAR PUSTAKA
10