Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

MATA KULIAH
HUKUM KETENAGAKERJAAN DAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

Riwayat Hukum Ketenagakerjaan

Dosen pengampu:

Yuniartik, SH.,MH

Oleh:
SILVIA NiNGSIH
NIM. 301.2021.005
Semester 5
Kelompok 2

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM SULTAN MUHAMMAD SYAFIUDDIN
SAMBAS
2023 M / 1445 H
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT. Karena de


ngan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan mak
alah ini yang berisikan tentang Riwayat Hukum Ketenagakerjaan dan
Hubungan Industrial.

Adapun tujuan dan maksud dari pembuatan makalah ini yaitu seba
gai salah satu pemenuhan tugas Mata Kuliah Hukum Ketenagakerjaan dan
Hubungan Industrial. Dengan harapan bahwa makalah ini dapat membantu
serta memberikan tambahan pengetahuan kepada pembacanya.

Penulis menyadari keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman


maka masih banyak kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tat
a bahasanya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan serta menghar
gai berbagai saran dan kritik dari pembaca untuk menambah ilmu serta me
mperbagus makalah- makalah penulis selanjutnya.

Sambas, 9 Oktober 2023

SILVIA NINGSIH

I
DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR...............................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................1

A. Latar Belakang masalah..................................................................1


B. Rumusan Masalah ..........................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................2

A. Hukum Ketenagakerjaan Sebelum Kemerdekaan..........................2


B. Hukum Ketenagakerjaan Setelah Kemerdekaan.............................5

BAB III PENUTUP ................................................................................9

A. Kesimpulan.....................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................10

II
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Awal Mula Regulasi Ketenagakerjaan: Pada awalnya, hukum ketenagake


rjaan mungkin belum ada atau sangat sederhana. Namun, dengan perkembang
an industri dan perubahan sosial, kebutuhan untuk mengatur hubungan antara
pekerja dan majikan semakin mendesak.

Pembentukan Hak-hak Pekerja: Seiring waktu, undang-undang dan perat


uran muncul untuk melindungi hak-hak pekerja. Ini dapat mencakup hak untu
k upah yang adil, jam kerja yang wajar, liburan, dan perlindungan terhadap pe
lecehan atau diskriminasi di tempat kerja.

Peran Serikat Pekerja: Organisasi serikat pekerja juga bisa menjadi bagia
n penting dalam riwayat hukum ketenagakerjaan. Undang-undang yang meng
atur hak serikat pekerja dan hak mogok sering kali ada. Perubahan Sosial dan
Ekonomi: Perubahan dalam struktur ekonomi dan sosial suatu negara dapat m
empengaruhi perkembangan hukum ketenagakerjaan. Misalnya, saat negara b
eralih dari ekonomi agraris ke industri, peraturan ketenagakerjaan mungkin p
erlu disesuaikan.

Perubahan Kebijakan: Berbagai pemerintahan dapat mengadopsi kebijak


an yang berbeda-beda terkait ketenagakerjaan. Perubahan dalam kebijakan ini
bisa memengaruhi hak dan kewajiban pekerja serta majikan.1

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Hukum Ketenagakerjaan sebelum Kemerdekaan?

2. Bagaimana Hukum Ketenagakerjaan sbelum Kemerdekaan?

1
Manulang, Sendjun. Pokok-Pokok Hukum Ketenagakerjaan. Cet. II (Jakarta: Rineka Ci
pta, 1995).hlm.157

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hukum Ketenagakerjaan Sebelum Kemerdekaan

Sebelum kemerdekaan Indonesia, hukum ketenagakerjaan di wilayah yang


sekarang menjadi Indonesia dipengaruhi oleh berbagai peraturan yang dikelu
arkan oleh pemerintah kolonial Belanda. Pada masa kolonial, Indonesia diken
al dengan sebutan Hindia Belanda, dan hukum ketenagakerjaan diatur oleh pe
merintah kolonial Belanda. Berikut adalah beberapa peristiwa penting dalam
sejarah hukum ketenagakerjaan sebelum kemerdekaan:2

1. Pekerja di Bawah Pemerintahan Kolonial Belanda:

Sebelum kemerdekaan, Indonesia adalah jajahan kolonial Belanda. Pe


kerja-pekerja Indonesia, terutama yang terlibat dalam sektor perkebunan d
an tambang, bekerja dalam kondisi yang sulit, sering kali di bawah sistem t
anam paksa (cultuurstelsel) yang memberi penguasaan tanah kepada Belan
da.

2. Serikat Pekerja Awal:

Pekerja-pekerja mulai membentuk serikat pekerja pada akhir abad ke-1


9. Salah satu serikat pekerja awal yang terkenal adalah Serikat Buruh Kere
ta Api yang didirikan pada tahun 1901. Serikat ini mengorganisir para pek
erja kereta api dan membantu dalam memperjuangkan hak-hak mereka.

3. Peraturan Pemerintah Kolonial:

Pemerintah kolonial Belanda mengeluarkan berbagai peraturan untuk


mengatur hubungan ketenagakerjaan, tetapi seringkali peraturan tersebut le
bih menguntungkan pihak perusahaan Belanda daripada pekerja. Sebagai c
ontoh, pada tahun 1907, dikeluarkan Peraturan Ketenagakerjaan yang me
mberikan perlindungan terbatas kepada pekerja.

2
Lalu Husni. (2001). Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia. PT. Raya Grafindo P
ersada,2001.hlm.98

2
3

4. UU No. 13 Tahun 1927:

Pada tahun 1927, pemerintah kolonial Belanda mengeluarkan Undang-


Undang No. 13 tentang Hubungan Perburuhan di Hindia Belanda. Undan
g-undang ini menjadi dasar hukum ketenagakerjaan pertama di Indonesia d
an mengatur berbagai aspek hubungan antara majikan dan pekerja, seperti
upah, jam kerja, dan hak-hak pekerja. Namun, undang-undang ini lebih ce
nderung melindungi kepentingan majikan daripada pekerja. 3

5. Perjuangan Buruh dan Pekerja:

Pada awal abad ke-20, terjadi berbagai unjuk rasa dan mogok kerja ya
ng dikoordinasikan oleh serikat-serikat pekerja. Salah satu peristiwa pentin
g adalah mogok kerja di perusahaan perkebunan Deli di Sumatera Utara pa
da tahun 1903. Unjuk rasa dan mogok kerja ini dimaksudkan untuk memp
erjuangkan hak-hak pekerja seperti upah yang lebih baik dan jam kerja yan
g lebih manusiawi.

6. Pengaruh Perjuangan Ketenagakerjaan Terhadap Pergerakan Nasional:

Perjuangan pekerja dan buruh memiliki pengaruh besar dalam pergera


kan nasional menuju kemerdekaan Indonesia. Para pemimpin nasional sep
erti Soekarno dan Mohammad Hatta juga mendukung hak-hak pekerja dal
am perjuangan mereka melawan kolonialisme.

7. Pendirian Serikat Pekerja Nasional:

Pada tahun 1921, Serikat Pekerja Nasional (SPN) didirikan, dan ini ad
alah organisasi serikat pekerja pertama yang bersifat nasional di Indonesia.
SPN berperan penting dalam perjuangan pekerja untuk hak-hak mereka da
n menjadi cikal bakal dari gerakan serikat pekerja di Indonesia pasca-keme
rdekaan.

Hukum ketenagakerjaan sebelum kemerdekaan mencerminkan perjuangan


pekerja dan buruh Indonesia dalam mencapai hak-hak mereka di bawah peme
3
Undang-Undang No. 13 tentang Hubungan Perburuhan di Hindia Belanda
4

rintahan kolonial Belanda. Setelah kemerdekaan pada tahun 1945, Indonesia t


erus mengembangkan peraturan ketenagakerjaan yang lebih modern untuk m
elindungi hak-hak pekerja.4

Di bawah ini adalah beberapa UU dan peraturan yang memengaruhi keten


agakerjaan pada masa sebelum kemerdekaan:

1. Ordonansi Ketenagakerjaan 1912:


Ordonansi ini merupakan salah satu landasan hukum utama mengenai
ketenagakerjaan di Hindia Belanda. Ordonansi ini mengatur berbagai aspek
ketenagakerjaan, seperti jam kerja, upah, cuti, dan perlindungan pekerja.
2. Ordonansi Upah 1927:
Ordonansi ini mengatur tentang besaran upah minimum, pembayaran u
pah, dan kenaikan upah. Ordonansi ini memberikan dasar untuk pengaturan
upah bagi pekerja di Hindia Belanda.
3. Ordonansi Cuti Tahunan 1931:
Ordonansi ini mengatur tentang hak cuti tahunan untuk pekerja. Hal in
i mencakup ketentuan mengenai berapa lama cuti yang harus diberikan kep
ada pekerja dan bagaimana cuti tersebut harus diambil.
4. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1941:
Undang-Undang ini dikenal sebagai "Wet Baoepalvan 1941" dan meng
atur tentang hubungan industrial serta pengaturan pengadilan hubungan ind
ustrial5. Meskipun undang-undang ini dikeluarkan selama masa penduduka
n Jepang, sejumlah ketentuan dalam undang-undang ini tetap berpengaruh
setelah kemerdekaan.

5. Peraturan-peraturan Lainnya:

4
Eko Wahyudi, Yulianingsih, Moh. Firdaus, Hukum Ketenagakerjaan, (Jakarta: Sinar Gr
afika Offset, 2016,), hlm. 4.
5
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1941. Mengatur tentang hubungan industrial serta pe
ngaturan pengadilan hubungan industrial
5

Selain Ordonansi Ketenagakerjaan, ada juga peraturan-peraturan lain y


ang mengatur aspek-aspek tertentu dari ketenagakerjaan, seperti upah mini
mum, jam kerja, dan asuransi sosial.
B. Hukum Ketenagakerjaan Setelah Kemerdekaan

Hukum ketenagakerjaan setelah kemerdekaan Indonesia mencakup seju


mlah peristiwa penting yang memengaruhi perlindungan tenaga kerja serta m
engalami berbagai perkembangan yang signifikan. hukum ketenagakerjaan se
telah kemerdekaan Indonesia mencerminkan perkembangan dan evolusi dala
m regulasi ketenagakerjaan di negara ini. Berikut adalah beberapa titik pentin
g dalam sejarah hukum ketenagakerjaan Indonesia setelah kemerdekaan pada
tahun 1945:6

1. Proklamasi Kemerdekaan (17 Agustus 1945): Pada tanggal ini, Indonesia


memproklamasikan kemerdekaannya dari penjajahan Belanda. Namun, huk
um ketenagakerjaan belum sepenuhnya diatur pada saat itu.
2. Tahun 1945 - 1950: Awal Kemerdekaan setelah proklamasi kemerdekaan p
ada 17 Agustus 1945, pemerintah Indonesia pertama kali menetapkan UUD
1945 sebagai dasar hukum negara. Pada tahun 1945, terbitlah Undang-Und
ang Darurat Republik Indonesia No. 4 Tahun 1945 tentang Pengaturan Tent
ara Keamanan Rakyat (TKR), yang juga mengatur ketentuan mengenai ket
enagakerjaan.
3. Tahun 1950 - 1960-an: Perkembangan Awal. Pada tahun 1950, pemerintah
Indonesia mulai mengeluarkan berbagai peraturan yang berkaitan dengan k
etenagakerjaan, termasuk yang mengatur hak dan kewajiban pekerja. Pada t
ahun 1956, diterbitkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1956 tentang Seri
kat Buruh yang mengatur hak dan kewajiban serikat pekerja.
4. Tahun 1960-an - 1990-an: Kebijakan Pemerintah dan Perkembangan Serika
t Pekerja. Pada tahun 1963, dikeluarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun
1963 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian yang mengatur ketentuan-ketentu
an mengenai status pegawai negeri dan ketentuan-ketentuan lainnya yang b
erkaitan dengan ketenagakerjaan. Selama periode ini, pemerintah Indonesia

6
Budiono, Abdul Rochmad, Hukum Perburuhan di Indonesia, (Jakarta : PT. Raja Grafind
o Persada, 1999), hlm 73
6

juga mengeluarkan berbagai kebijakan ekonomi dan ketenagakerjaan yang


berpengaruh pada perburuhan, seperti program industrialisasi dan kebijaka
n pembentukan badan-badan ketenagakerjaan.
5. 1990-an - 2000-an: Reformasi. Pasca reformasi tahun 1998, Indonesia men
galami perubahan signifikan dalam berbagai aspek, termasuk hukum keten
agakerjaan.
6. Pada tahun 2003, dikeluarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tenta
ng Ketenagakerjaan yang mengatur tentang hubungan industrial, hak dan k
ewajiban pekerja, serta perlindungan pekerja.
7. Tahun 2010-2015: Perkembangan Lanjutan. Pemerintah mengeluarkan Per
aturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2015 tentang Pengupahan, yang menga
tur tentang upah minimum.
8. Tahun 2020: Selama pandemi COVID-19, pemerintah Indonesia mengeluar
kan berbagai kebijakan dan peraturan terkait perlindungan pekerja, termasu
k program Kartu Prakerja untuk pelatihan kerja.

Perkembangan Terkini: Setiap tahun, hukum ketenagakerjaan Indonesia


dapat mengalami perubahan dan penyesuaian sesuai dengan perkembangan e
konomi, sosial, dan politik. Sedangkan perkembangan hukum ketenagakerjaa
n di berbagai negara terus berlangsung sebagai respons terhadap perubahan e
konomi, sosial, dan teknologi. Beberapa perkembangan yang mungkin terjadi
setelah itu termasuk:

Perlindungan Pekerja dalam Ekonomi Digital:

1. Seiring dengan pertumbuhan ekonomi digital dan platform-platform seperti


Uber, Airbnb, dan lainnya, banyak negara mempertimbangkan cara untuk
melindungi hak-hak pekerja yang bekerja melalui platform-platform ini. Ini
termasuk pertimbangan tentang status pekerja apakah mereka adalah karya
wan, pekerja lepas, atau semacamnya.
2. Pengaturan Kerja Jarak Jauh: Pandemi COVID-19 telah mengubah cara ba
nyak orang bekerja, dengan banyak pekerja beralih ke kerja jarak jauh. Beb
erapa negara telah mengeluarkan undang-undang atau peraturan baru untuk
7

mengatur kerja jarak jauh, termasuk hak-hak pekerja yang bekerja dari rum
ah.7
3. Isu Kesetaraan Gender: Banyak negara berusaha untuk meningkatkan keset
araan gender di tempat kerja melalui undang-undang yang lebih ketat terkai
t dengan gaji yang setara untuk pekerja dengan jenis kelamin yang sama, se
rta langkah-langkah lainnya untuk mengatasi pelecehan seksual dan diskri
minasi gender di tempat kerja.
4. Pengurangan Jam Kerja: Beberapa negara telah mengadopsi undang-undan
g yang mengurangi jumlah jam kerja mingguan atau harian untuk meningk
atkan keseimbangan kerja-hidup, serta untuk menciptakan lebih banyak lap
angan pekerjaan.
5. Perlindungan Buruh Migran: Perlindungan hak-hak pekerja migran juga m
enjadi perhatian penting di banyak negara. Undang-undang ketenagakerjaa
n telah diperbarui atau diperluas untuk melindungi hak-hak pekerja migran
dan mengatasi masalah seperti eksploitasi dan penyalahgunaan.
6. Kesejahteraan Pekerja: Beberapa negara telah meningkatkan manfaat sosial
dan kesejahteraan pekerja, termasuk meningkatkan akses ke asuransi keseh
atan, cuti sakit berbayar, cuti hamil, dan manfaat lainnya.
7. Teknologi di Tempat Kerja: Berkembangnya teknologi seperti kecerdasan b
uatan (AI) dan otomatisasi juga memicu perubahan dalam hukum ketenaga
kerjaan, termasuk pertimbangan tentang hak-hak pekerja terkait dengan pri
vasi, pengambilan keputusan, dan penggantian pekerja oleh mesin.
Berikut beberapa Undang-Undang yang membahas ketenagakerjaan:
1. Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945): UUD 1945 menjadi dasar konsti
tusi Indonesia yang mencakup hak-hak asasi manusia, termasuk hak pekerj
a. Pasal 27 ayat (2) menyatakan bahwa setiap warga negara memiliki hak u
ntuk bekerja dan hak untuk mendapatkan penghidupan yang layak.
2. Undang-Undang No. 21 Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja/Buruh: Undan
g-Undang ini mengatur hak dan kewajiban serikat pekerja/buruh dan peran
mereka dalam hubungan industrial8
7
Sayid Mohammad Rifqi Noval, Hukum Ketenagakerjaan: Hakikat Cita Keadilan dalam
Sistem Ketenagakerjaan, (Bandung: Refika Aditama, 2017), hlm. 89.
8
Undang-Undang No. 21 Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja/Buruh
8

3. Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan: Undang-Un


dang ini merupakan landasan utama hukum ketenagakerjaan di Indonesia.
Undang-Undang ini mengatur berbagai aspek ketenagakerjaan, termasuk h
ubungan industrial, upah, hak-hak pekerja, dan perlindungan pekerja.9
4. Undang-Undang No. 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubu
ngan Industrial:10 Undang-Undang ini mengatur penyelesaian sengketa anta
ra pekerja dan pengusaha. Itu juga membentuk Dewan Pengupahan Nasion
a.
5. Peraturan Pemerintah No. 78 Tahun 2015 tentang Pengupahan 11. Peraturan
ini mengatur tentang besaran upah minimum yang harus dibayarkan kepada
pekerja di berbagai daerah di Indonesia.
6. Undang-Undang No. 6 Tahun 2023 tentang Penetapan Peraturan Pemerinta
h Penggati Undang-Undang Nomor. 2 tahun 2022 tentang Cipta kerja12

9
Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
10
Undang-Undang No. 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Indust
rial:
11
Peraturan Pemerintah No. 78 Tahun 2015 tentang Pengupahan
12
Undang-Undang No. 6 Tahun 2023 tentang Cipta kerja
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sebelum kemerdekaan Indonesia, hukum ketenagakerjaan di wilayah yang


sekarang menjadi Indonesia dipengaruhi oleh berbagai peraturan yang dikelu
arkan oleh pemerintah kolonial Belanda. Hukum ketenagakerjaan diatur oleh
pemerintah kolonial Belanda. Sebelum kemerdekaan hukum ketenagakerjaan
mencerminkan perjuangan pekerja dan buruh Indonesia dalam mencapai hak-
hak mereka di bawah pemerintahan kolonial Belanda. Setelah kemerdekaan p
ada tahun 1945, Indonesia terus mengembangkan peraturan ketenagakerjaan
yang lebih modern untuk melindungi hak-hak pekerja

Di sini kami menguraikan perkembangan riwayat hukum ketenagakerjaan d


ari masa ke masa, mulai dari awal perkembangan hingga saat ini. Dalam perja
lanan sejarah tersebut, terdapat berbagai perubahan signifikan dalam regulasi
ketenagakerjaan yang mencerminkan perubahan sosial, ekonomi, dan politik
di masyarakat. Dan juga pentingnya perlindungan hak-hak pekerja dan perbai
kan kondisi kerja seiring berjalannya waktu. Hukum ketenagakerjaan telah m
engalami perkembangan untuk memenuhi kebutuhan pekerja dan mengatur h
ubungan antara pekerja dan pengusaha.

Selain itu, kita dapat melihat evolusi konsep hubungan industrial, seperti pe
ranan serikat pekerja. Makalah ini juga menggarisbawahi perlunya hukum ket
enagakerjaan yang sesuai dengan tuntutan era modern, termasuk isu-isu seper
ti pekerja, keamanan kerja, dan hak-hak pekerja dalam ekonomi digital.

9
DAFTAR PUSTAKA

Budiono, Rochmad Abdul, Hukum Perburuhan di Indonesia, (Jakarta : PT. Raja G


rafindo Persada, 1999)
Husni, Lalu. Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia. (PT. Raya Grafindo P
ersada,2001)
Noval Rifqi Mohammad Sayid, Hukum Ketenagakerjaan: Hakikat Cita Keadilan
dalam Sistem Ketenagakerjaan, (Bandung: 2017)
Peraturan Pemerintah No. 78 Tahun 2015 tentang Pengupahan
Sendjun, Manulang. Pokok-Pokok Hukum Ketenagakerjaan. Cet. II (Jakarta: Rin
eka Cipta, 1995)
Undang-Undang No. 13 tentang Hubungan Perburuhan di Hindia Belanda
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1941. Mengatur tentang hubungan industrial se
rta pengaturan pengadilan hubungan industrial

Undang-Undang No. 21 Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja/Buruh


Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

Undang-Undang No. 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan I


ndustrial:
Undang-Undang No. 6 Tahun 2023 tentang Cipta kerja
Wahyudi Eko, Yulianingsih, Firdaus Moh, Hukum Ketenagakerjaan, (Jakarta, Sin
ar Grafika Offset 2016)

10

Anda mungkin juga menyukai