Anda di halaman 1dari 3

Nama: Adinda Reyna Fzh

NPM: 2021510020
Mata Kuliah: Hukum Ketenagakerjaan
Hasil Ringkasan Sejarah Hukum Ketenagakerjaan

A. Sejarah Hukum Ketenagakerjaan


Hukum ketenagakerjaan muncul adalah reaksi atas perubahan-perubahan yang muncul
pada masa Revolusi Industri. Penemuan mesin uap ini dilakukan dengan tradisional dan
lebih mengikuti sistem feodalistik. Revolusi Prancis (1795) menjadi simbol tuntutan
dari kelompok masyarakat modern dan dilakukan perdagangan. Hukum pada tataran
negara dan bangsa dikodifikasikan dalam kitab undang-undang.
Masyarakat terbiasa dengan sistem tradisional mengalami kendala untuk menjalani
kehidupan pekerjaan sosial akibat. Kondisi keterpaksaan harus diterima karena keadaan
ekonomi yang memaksa. Kondisi kerja ini mengancam kesehatan yang lebih panjang
dari pekerjaan mereka sebelumnya. Kemudian banyak negara di Eropa menghapuskan
buruh anak yang diikuti dengan kebijakan terkait aturan bagi buruh wanita dan lain
terkait buruh pria. Konsep Romawi menjadi legislasi modern dan tenaga kerja
merupakan pihak yang membutuhkan perlindungan hukum.
Konsep dewan buruh pertama kali diperkenalkan pada tahun 1920-an dan meluas ke
banyak negara Eropa lainnya. Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) didirikan
pada tahun 1919 untuk mengatasi masalah sosial. Perkembangan undang-undang
perburuhan dipengaruhi oleh krisis ekonomi dan kebijakan pemerintah Nazi-Jerman.
Kode Perburuhan Internasional dikembangkan untuk mengatasi masalah
ketenagakerjaan. Meskipun terjadi krisis ekonomi pada tahun 1970an, undang-undang
ketenagakerjaan dan keharmonisan sosial terus berkembang. Perkembangan undang-
undang ketenagakerjaan mencakup pembatasan aktivitas industri dan hak-hak pekerja.
Pada tahun 1990-an, liberalisasi dipengaruhi oleh tumbuhnya eksperimen sosial di
negara-negara Timur, yang mengarah pada pengembangan hak-hak buruh dan hak-hak
inti buruh. Di Indonesia, hukum ketenagakerjaan telah berkembang seiring berjalannya
waktu, dan sistem Gotong royong merupakan sistem yang terbaru. Sistem ini
melibatkan penggantian pekerja dari berbagai kelompok untuk mengurangi kekurangan
tenaga kerja, menumbuhkan rasa memiliki dan martabat masyarakat. Pada masa
pemerintahan Belanda terjadi pergeseran ke arah sistem yang disebut Rodi, yang
awalnya merupakan sistem terpisah dari Gotong royong namun kemudian menjadi
bagian dari pemerintahan Belanda.
Perbudakan adalah perhambaan/peruluran, yang terjadi akibat dari kondisi dalam
penerima gadai menyerahkan dirinya sendiri dan orang lain yang ia kuasai karena
memberikan pinjaman sejumlah uang kepada pemberi gadai. Peruluran merupakan
hubungan seseorang untuk melakukan penanaman tertentu pada kebun/ladang dan
mengharuskannya untuk menjual hasilnya kepada pihak Belanda.
Sejarah hukum perburuhan dan sejarah hubungan kerja pada zaman pra kemerdekaan
RI dibedakan dengan beberapa fase sebagai berikut:
a. Zaman Penjajahan
• Zaman Perbudakan
Legalisasi, istilah yang diciptakan oleh Jean-Baptiste Copbert, adalah
sistem hukum yang mengatur peralihan hak milik ke sistem hukum.
Diperkenalkan pada era trans-Atlantik, khususnya di wilayah Nusa
Tenggara antara tahun 1811-1816, pada masa pemerintahan Inggris pada
masa Thomas Stanford Raffles, yang menentang properti.
• Zaman Penjajahan
a. Rodi-gubernemen, yaitu rodi untuk kepentingan gubernemen
dan para pegawainya (herendienst);
b. Rodi perseorangan, yaitu rodi untuk kepentingan kepala dan
pembesar-pembesar Indonesia (persoonlijke diensten);
c. Rodi desa, yaitu rodi untuk kepentingan desa (dienstenMasa
Setelah Proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945
b. Pemerintahan Soekarno Pasca-Proklamasi (1945-1958)
Peraturan ketenagakerjaan yang ada pada masa ini cenderung memberi jaminan
sosial dan perlindungan kepada buruh. Ini dapat dilihat dari beberapa peraturan
di bidang perburuhan yang diundangkan pada masa ini. Beberapa peraturan
perundang-undangan tentang ketenagakerjaan pada masa pemerintahan
Presiden Soekarno dari tahun
1) 1945 sampai dengan tahun 1958 adalah sebagai berikut:
2) UU No. 12 tahun 1948 tentang Kerja
3) UU No. 33 tahun 1947 tentang Kecelakaan Kerja
4) UU No. 23 tahun 1948 tentang Pengawasan Perburuhan
5) UU No. 21 tahun 1954 tentang Perjanjian Perburuhan Antara Serikat
Buruh dan Majikan
6) UU No. 22 tahun 1957 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan
Industrial
7) UU No. 18 tahun 1956 tentang Persetujuan Konvensi Organisasi
Perburuhan Internasional (ILO) No. 98 mengenai Dasar-Dasar dari Hak
untuk Berorganisasi dan Berunding Bersama
8) Permenaker No. 90 tahun 1955 tentang Pendaftaran Serikat Buruh.
c. Pemerintahan Soekarno Masa Orde Lama (1959-1966)
Pada awal abad ke-20, terjadi perubahan signifikan pada sistem keuangan,
termasuk penerapan program nasionalisasi untuk meningkatkan partisipasi
masyarakat. Selain itu, kondisi politik dan ekonomi masyarakat membaik
karena bangkitnya lembaga-lembaga publik. seperti PERBUM, SBSKK, SBPI,
SBRI, SARBUFIS, SBIMM, SBIRBA
d. Masa Reformasi
• Masa Presiden BJ. Habibie
Pemerintah Indonesia telah mengambil beberapa keputusan penting
terkait hak-hak buruh, antara lain ratifikasi Konvensi ILO No. 87
tanggal 5 Juli 1998, Konvensi Usia Minimum Bekerja ILO, dan Agenda
Nasional Hak Asasi Manusia (HAM) tahun 1998-2003, yang
dipengaruhi oleh UUD 1999 dan peraturan pemerintah sendiri.
• Masa Presiden KH. Abdurrahman Wahid
Dilihat dari peraturan ketenagakerjaan yang dihasilkan pemerintahan
Presiden KH. Abdurrahman Wahid ini dinilai sangat melindungi kaum
pekerja atau buruh dan memperbaiki iklim demokrasi dengan UU
Serikat Pekerja atau Serikat Buruh yang dikeluarkannya UU No. 21
tahun 2000.
• Masa Presiden Megawati Soekarno Putri
Peraturan pokok tentang ketenagakerjaan antara lain UU No. 13 tahun
2003, UU No. 2 tahun 2004, dan UU No. 39 yang mencakup 15
ketenagakerjaan dan penelitian industri.
e. Masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
1) Inpres No. 3 tahun 2006 tentang Perbaikan Iklim Investasi salah satunya
adalah agenda untuk merevisi UU No.13 tahun 2003, mendapat
tantangan pekerja atau buruh.
2) Pengalihan jam kerja ke hari sabtu dan minggu demi efisiensi pasokan
listrik di Jabodetabek. Penetapan kenaikan upah harus memperhatikan
tingkat pertumbuhan ekonomi dan laju inflasi
3) Era reformasi benar-benar membuka lebar harus demokrasi. Secara
regulatif, dan gradual hukum perburuhan kemudian menemukan
momentumnya. Hal tersebut terpresentasi dalam tiga paket undang-
undang perburuhan antara lain: Undang-undang No. 21 tahun 2000
tentang Serikat Buruh, Undang-undang No. 13 tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan, dan Undang-Undang No. 2 tahun 2004 tentang
Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial (PPHI).
4) Pada awalnya hukum perburuhan termasuk dalam hukum perdata yang
diatur dalam BAB VII A buku III KUHP tentang Perjanjian Kerja.
Setelah Indonesia merdeka, hukum perburuhan di Indonesia mengalami
perubahan dan penyempurnaan yang akhirnya terbit UU No. 1 tahun
1951 tentang berlakunya UU No. 12 tahun 1948 tentang Kerja, UU No.
22 tahun 1957 tentang Penyelesaian Perselisihan Perburuhan, UU No.
14 tahun 1969 tentang Pokok-Pokok Ketenagakerjaan dan lain-lain.
5) Penegakan hukum memegang peranan penting dalam mencapai tujuan
hukum. Ini melibatkan dua sub-topik hukum, yang berbeda dari hukum
sosial ekonomi. Penegakan hukum juga mempengaruhi perubahan
perekonomian global, seperti regulasi, politik, ideologi, dan
perekonomian global. Namun konflik tersebut tidak bersifat permanen
antara penegak hukum dan pemerintah, karena masih dapat berubah
seiring dengan penegakan hukum.

Anda mungkin juga menyukai