UNIVERSITAS LANGLANGBUANA
FAKULTAS HUKUM
Jl. Karapitan No. 116 Telp. 022-4218085, Fax. 4237144 Bandung 40261
B. Perhambaan
Sistem ini dapat dikatakan pelunakan dari perbudakan (pandelingschap) dengan
menetapkan sejumlah uang sebagai utang (pinjaman) dari si-hamba (bekas budak)
kepada si bekas pemilik (disebut juga pemegang gadai karena diibaratkan adanya
peristiwa pinjam meminjam uang dengan jaminan pembayarannya adalah diri si
peminjam/berutang).
- Aturan Melarang Perhambaan
Larangan terhadap praktek Perhambaan justru telah ada sebelum digencarkannya
larangan perbudakan, tercatat di Tahun 1616 sudah ada larangan praktek perhambaan.
Salah satu aturan terhadap larangan ini adalah Regelingreglement 1818 dan Stb. 1822
No. 10.
C. Kerja Rodi
Rodi yang berlangsung di Indonesia digolongkan dalam tiga golongan:
1. Rodi-gubernemen, yaitu rodi untuk kepentingan gubernemen dan para
pegawaianya (herendienst);
2. Rodi perorangan, yaitu rodi untuk kepentingan kepala-kepala dan pembesar-
pembesar Indonesia (persoonlijke diensten);
3. Rodi-desa, yaitu rodi untuk kepentingan desa (desa diensten).
D. Poenale Sanctie
"Agrarische Wet" (Undang-Undang Agraria) tahun 1870 yang mendorong
timbulnya perusahaan perkebunan swasta besar, soal perburuhan menjadi
sangat penting.
Hubungan antara majikan dan buruh pada mulanya diatur oleh “Politie Straaf
Reglement” (Peraturan Pidana Polisi) yang lebih melindungi kepentingan
majikan peraturan ini dihapuskan pada tahun 1879.
Hubungan antara majikan dan buruh pada mulanya diatur oleh “Politie Straaf
Reglement” (Peraturan Pidana Polisi) yang lebih melindungi kepentingan
majikan peraturan ini dihapuskan pada tahun 1879.
b. Pasca Kemerdekaan, pada zaman;
1) - Pemerintahan Presiden Soekarno Pasca Proklamasi (1945—1958)
Peraturan ketenagakerjaan yang ada pada masa ini cenderung memberi jaminan
sosial dan perlindungan kepada buruh, dapat dilihat dari beberapa peraturan di
bidang perburuhan yang diundangkan pada masa ini.
No Peraturan Ketenagakerjaan
2. Mengatur tentang kejadian hubungan kerja antara pekerja dan pengusaha atau
majikan;
3. Adanya orang bekerja pada dan di bawah orang lain dengan mendapat upah
sebagai balas jasa;
1. Swapekerja;
3. Jelaskan:
a. Pengertian tentang peraturan perusahaan dan perjanjian kerja bersama (PKB)
b. Tulis landasan hukumnya
c. Bagaimana ketentuan pembuatan peraturan perusahaan dan perjanjian kerja
bersama (PKB) secara yuridis
d. Bagaimana pembuatan PKB secara teknis?
e. Bagaimana isinya?
Jawaban :
a. - Pengertian Peraturan Perusahaan :
Peraturan perusahaan adalah peraturan yang dibuat secara tertulis oleh pengusaha yang
memuat syarat-syarat kerja dan tata tertib perusahaan (Pasal 1 angka 20 UU No. 13/2003).
- Pengertian Perjanjian Kerja Bersama (PKB) :
PKB adalah perjanjian yang merupakan hasil perundingan antara Serikat Pekerja atau
beberapa Serikat Pekerja yang tercatat pada instansi yang bertanggung jawab di bidang
ketenagakerjaan dengan pengusaha atau beberapa pengusaha atau perkumpulan pengusaha
yang memuat syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban kedua belah pihak (Pasal 1 angka 21 UU
No. 13/2003).
b. Landasan Hukum :
- Landasan Hukum Peraturan Perusahaan adalah pasal 1 angka 20 UU No. 13/2003
- Landasan Hukum Perjanjian Kerja Bersama adalah pasal 21 UU No. 13/2003
c. Ketentuan pembuatan Peraturan Perusahaan (PP) dan Perjanjian Kerja Bersama (PKB)
- Pembuatan Peraturan Perusahaan
1. Sesuai ketentuan Pasal 108 UU No. 13/2003, pengusaha wajib membuat peraturan
perusahaan, bila di perusahaan dipekerjakan sekurang kurangnya 10 orang.
2. Ketentuan membuat peraturan perusahaan tersebut tidak berlaku bagi perusahaan yang
telah memiliki Perjanjian Kerja Bersama (PKB)
b. Pro dan kontra terjadi karena beberapa alasan. Alasan terjadinya Pro yang disuarakan oleh
para pengusaha, mereka menyambut dengan baik pengesahan Undang-Undang Cipta Kerja ini,
karena menurut mereka Undang-Undang Cipta Kerja ini menjawab berbagai permasalahan yang
terjadi di dalam dunia usaha, terutama terkait dengan aturan yang tumpah tindih di dalam
perizinan. Maka dengan demikian ini dapat meningkatkan investasi yang berujung dengan
penciptaan lapangan kerja. Pro pun terjadi karena undang-undang Cipta kerja ini ini dapat
menyederhanakan persyaratan yang berlapis dan bertentangan antara pemerintah pusat dan
daerah karena adanya pengambilan keputusan ekonomi yang lebih terpusat. Dengan adanya
Aturan ini ini maka mampu menghilangkan ketidakpastian investasi yang di mana akan
membantu untuk menarik investasi asing secara langsung.
Dan Mengapa bisa terjadi kontra, itu karena undang-undang Cipta Kerja ini ini memiliki
kekurangan serta kecacatan yang terjadi baik secara formil maupun secara material serta, kontra
terjadi karena banyaknya ketentuan di dalam undang-undang Cipta Kerja tersebut yang
melanggar prinsip non retrogesi sehingga membawa kemunduran dalam hal pemenuhan hak
masyarakat seperti perjanjian kerja, waktu kerja.