Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PERKEMBANGAN HUKUM TEKNOLOGI INFORMASI DI INDONESIA

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hukum Teknologi Informasi

Dosen

Cecep Sutrisna, S.H., M.H.

Disusun oleh

Vianka Meisya Azzahra

41151010200002

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

UNIVERSITAS LANGLANGBUANA BANDUNG

2021

1
ABSTRAK

Teknologi memiliki peran penting bagi kehidupan manusia, salah satunya adalah dibidang
Teknologi Informasi (TI) dan untuk menghindari hal-hal yang dapat merugikan masyarakat,
kepentingan hukum menjadi penting dalam mendampingi perkembangan teknologi.
Perkembangan Teknologi Informasi (TI) memberikan banyak kemudahan pada berbagai aspek di
kehidupan manusia terutama sebagai sarana berkomunikasi. Hal ini memunculkan istilah baru
yang sering disebut sebagai globalisasi, dimana informasi antar benua maupun negara dapat
ditransmisikan secara mudah, ringkas, dan cepat sehingga manusia dibelahan bumi manapun
dapat mengetahui dan mengaksesnya dengan cepat, tepat dan akurat, sehingga pada akhirnya
akan meningkatkan produktivitas.. Hal ini tidak terlepas dari munculnya jaringan internet
sebagai wujud nyata dari perkembangan teknologi, dengan adanya internet muncul pola-pola
interaksi baru yang dilakukan manusia melalui media ini. Tidak hanya sebagai sarana
komunikasi, kini internet juga dimanfaatkan sebagai sarana bisnis (ecommerce), sarana
pemerintahan (egoverment) dan lain sebagainya yang semuanya berbasis elektronik.

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur selalu terucap kepada Allah SWT yang sampai saat ini telah memberikan nikmat
sehat, sehingga saya bisa menyelesaikan tugas makalah tanpa terkendala masalah berarti. Terima
kasih juga saya ucapkan kepada kedua orang tua, dosen, teman yang turut membantu. Sebagai
mahasiswa, saya menyadari masih banyak kekurangan dalam pembuatan makalah ini. Oleh karena
itu saya secara pribadi memohon maaf atas kesalahan yang mungkin ada pada isi makalah. Saya
harap isi makalah yang berjudul “Perkembangan Hukum Teknologi Informasi di Indonesia” bisa
bermanfaat bagi pembaca. Mohon untuk memaklumi jika terdapat penjelasan yang sulit untuk
dimengerti. Untuk itu saya mengharapkan kritik maupun saran, sehingga saya bisa
memperbaikinya dikemudian hari. Terima kasih atas perhatian dan waktunya untuk segan
membaca makalah yang saya buat.

Bandung, 17 Maret 2021

Vianka Meisya Azzahra

3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Perkembangan hukum teknologi informasi saat ini di Indonesia
2.2 Dampak dari perkembangan teknologi informasi terhadap masyarakat
2.3 Upaya penegak hukum dalam menanggulangi tindak pidana teknologi informasi
2.4 Peraturan Perundang-Undangan terkait teknologi informasi di Indonesia
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan teknologi informasi saat ini tidak dapat dipisahkan lagi dari
kehidupan sehari - hari. Teknologi informasi ini dapat melingkupi banyak bidang antara lain
dalam hal pendidikan, kesehatan, perbankan, bisnis maupun perusahaan, karena teknologi
informasi yang perkembangannya begitu cepat, secara tidak langsung mengharuskan manusia
untuk menggunakan dalam segala aktivitasnya. Teknologi informasi juga merupakan faktor
penting dalam meraih sukses di bidang informasi, bahkan saat ini teknologi informasi merupakan
bagian sentral dari banyak operasi bisnis. Begitu juga dengan perkembangan hukum di
Indonesia, saat ini cukup terasa, seiring pertumbuhan penduduk dan perkembangan sosial
kemasyarakatan. Berbagai macam penyakit masyarakat yang menuntut dan mengharuskan
hukum bergerak maju sebagai pengendali sosial untuk menjadi garda terdepan dalam
menciptakan masyarakat yang tertib, maju dan sejahtera. Menurut seorang penulis (Bert-Jap
Koops (ed), 2000: 83) dalam buku ICT Law and Internationalization. A Survey of Government
View, jika di tahun 1990-an hanya sedikit orang yang pernah mendengar email dan Internet,
maka 10 tahun kemudian teknologi-teknologi ini telah melembaga dan dikenal umum.
Memang masih sukar untuk memberi kata akhir tentang pengaruh dari hal ini
terhadap masyarakat, tetapi jelas bahwa dunia dengan suatu jalur cepat elektronik, dalam
berbagai segi, telah berfungsi secara berbeda dengan dunia sepuluh tahun lalu. Hal ini
berdampak pada hukum. Sehubungan dengan hukum, telah berkembang berbagai istilah, di
antaranya yaitu Information and Communication Technology Law (ICT Law) atau Hukum
Teknologi Informasi dan Komunikasi. Keterkaitan ini karena Hukum Teknologi Informasi dan
Komunikasi berkenaan dengan pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi sehubungan
dengan bagian-bagian dari hukum yang lain tersebut.
Teknologi informasi dan hukum adalah dua bidang keilmuan yang sangat berbeda,
tapi kedua-duanya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan manusia. Hukum seiring dengan
tumbuhnya kehidupan sosial, sedangkan teknologi informasi ada ketika kebutuhan manusia akan
lebih baik begitu penting. Dengan demikian, hukum diperlukan untuk mengendalikan
penggunaan teknologi informasi dalam setiap sisi kehidupan manusia. Malah, teknologi yang
diperlukan untuk membantu penerapan hukum secara baik, karena keterbatasan manusia itu
sendiri dalam mengumpulkan dan mengolah informasi yang begitu banyak.
 Teknologi informasi terus tumbuh pesat, pertumbuhan bidang, tetapi pertumbuhan
ini tidak diiringi oleh aturan dalam penerapannya. Secara umum, di Indonesia undang-undang
tentang penerapan dan penggunaan teknologi informasi begitu lambat, dan ketika suatu undang-

5
undang diluncurkan tantangan keterbelakangan hukum sudah terlihat. Perspektif hukum
teknologi informasi mencoba melihat hal-hal yang mungkin dijadikan bahan pertimbangan
dalam memahami kemungkinan-kemungkinan penyelesaian ketertinggalan undang-undangan
dibandingkan pertumbuhan teknologi informasi.

6
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan hukum teknologi informasi di Indonesia saat ini?
2. Bagaimana dampak dari perkembangan teknologi informasi terhadap masyarakat?
3. Bagaimana upaya penegak hukum dalam menanggulangi tindak pidana teknologi
informasi?
4. Bagaimana peraturan perundang-undangan terkait teknologi infomasi di Indonesia?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui perkembangan hukum teknologi informasi saat ini di Indonesia
2. Mengetahui dampak dari perkembangan teknologi informasi terhadap masyarakat
3. Mengetahui upaya penegak hukum dalam menanggulangi tindak pidana teknologi
informasi
4. Mengetahui peraturan perundang-undangan terkait teknologi informasi di Indonesia

7
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Perkembangan hukum teknologi informasi saat ini di Indonesia


Perkembangan teknologi informasi yang terjadi pada hampir setiap negara
sudah merupakan ciri global yang mengakibatkan hilangnya batas-batas negara
(borderless). Negara yang sudah mempunyai infrastruktur jaringan informasi yang
lebih memadai tentu telah menikmati hasil pengembangan teknologi informasinya,
negara yang sedang berkembang dalam pengembangannya akan merasakan
kecenderungan timbulnya neo-kolonialisme. Hal tersebut menunjukan adanya
pergeseran paradigma dimana jaringan informasi merupakan infrastruktur bagi
perkembangan suatu negara. Saat ini Indonesia telah memiliki cyber law untuk
mengatur dunia maya berikut sanksi bila terkaji cybercrime baik di wilayah Indonesia
maupun di luar wilayah hukum Indonesia yang akibatnya dirasakan di Indonesia.
Cybercrime terus berkembang seiring dengan revolusi teknologi informasi yang
membalikkan paradigma lama terhadap kejahatan konvensional ke arah kejahatan
virtual dengan memanfaatkan instrumen elektronik tetapi akibatnya dapat dirasakan
secara nyata. Penanggulangan cybercrime oleh aparat penegak hukum sangat
dipengaruhi oleh adanya peraturan perundang-undangan.Terdapat beberapa perundang-
undangan yang berkaitan dengan teknologi informasi khususnya kejahatan yang
berkaitan dengan Internet sebelum disahkannya UU ITE.
Teknologi informasi telah menjadi industri yang utama dan mampu memenuhi
kebutuhan yang paling pokok dalam bidang ekonomi serta sumber-sumber daya utama
lainnya. Teknologi komputer telah melahirkan satelit komunikasi yang dapat digunakan
untuk kepentingan sarana telekomunikasi dan berbagai keperluan lainnya, termasuk
untuk kepentingan siaran radio dan televisi. Disamping itu telah muncul berbagai macam
sistem penyaluran informasi dengan memanfaatkan saluran pesawat telepon dan
teknologi komputer yang menghasilkan video-text, sehingga memungkinkan pemilik
pesawat telepon dapat memperoleh ribuan informasi langsung kapan dan dimanapun ia
berada. Pengembangan serat optik (fibre optic) telah menghasilkan sistem televisi kabel
dengan jangkauan hampir tidak terbatas. Teknologi elektronika berkembang sangat pesat,
menyebabkan dapat diproduksinya bermacam-macam peralatan komunikasi yang relatif
murah dengan ukuran kecil, yang dapat dimanfaatkan dengan mudah oleh masyarakat
umum, seperti komputer, radio, pemutar music, TV ukuran saku, kamera video, video
game dan berbagai peralatan lainnya yang beberapa diantaranya menggabungkan
berbagai fasilitas kedalam satu peralatan multimedia berupa laptop dan handphone.
Perkembangan teknologi seperti ini telah menimbulkan revolusi komunikasi yang
menyebabkan kehidupan masyarakat di berbagai negara tidak bisa terlepas dan bahkan
telah ditentukan oleh informasi dan komunikasi. Gejala inilah yang menimbulkan
kecenderungan interdependesi global bagi masyarakat antarbangsa. Perkembangan

8
kemajuan teknologi informasi dan komunikasi cenderung berpengaruh langsung terhadap
tingkat peradapan manusia. Terbentuknya strata masyarakat agraris, masyarakat industri,
dan masyarakat informasi adalah tidak terlepas dari pengaruh teknologi global tersebut.

2.2 Dampak dari perkembangan teknologi informasi terhadap masyarakat


Perkembangan teknologi informasi selain memberikan banyak manfaat, ternyata
banyak juga memberikan dampak terhadap masyarakat, seperti :
a. . Dapat menyebabkan ketergantungan, terlalu atraktifnya membuat penggunanya
seakan-akan menemukan dunianya sendiri yang membuatnya terasa nyaman dan
tidak mau melepaskannya.
b. Violence and Gore adalah Kekejaman dan kesadisan juga banyak ditampilkan
pada komputer. Karena segi isi pada dunia internet tidak terbatas, maka para
pemilik situs menggunakan berbagai macam cara agar dapat menjual situs
mereka. Salah satunya dengan menampilkan hal-hal yang menunjukan
kekejaman dan kesadisan. Studi eksperimental menunjukkan bahwa ada korelasi
positif antara bermain permainan komputer dengan tingkat kejahatan di kalangan
anak muda, khususnya permainan komputer yang banyak memuat unsur
kekerasan dan pembunuhan. Bahkan ada sebuah penelitian yang menunjukkan
bahwa games yang di mainkan di komputer memiliki sifat menghancurkan yang
lebih besar dibandingkan kekerasan yang ada di televisi ataupun kekerasan dalam
kehidupan nyata sekalipun. Hal ini terjadi terutama pada anak-anak. Mereka akan
memiliki kekurangan sensitivitas terhadap sesamanya, memicu munculnya
perilaku perilaku agresif dan sadistis pada diri anak, dan bisa mengakibatkan
dorongan kepada anak untuk bertindak kriminal seperti yang dilihatnya (meniru
adegan kekerasan)
c. Pornografi adalah Anggapan yang mengatakan bahwa internet identik dengan
pornografi, memang tidak salah. Dengan kemampuan penyampaian informasi
yang dimiliki internet, pornografi pun merajalela. Begitu banyak situs-situs
pornografi yang ada di internet, meresahkan banyak pihak terutama kalangan
orang tua yang khawatir anak-anaknya akan mengonsumsi hal-hal yang bersifat
porno. Di internet terdapat gambar-gambar pornografi yang bisa mengakibatkan
dorongan kepada seseorang untuk bertindak kriminal.
d. Antisosial Behavior adalah Salah satu dampak yang dapat ditimbulkan dari
penyalahgunaan komputer adalah antisosial behavior. Dimana pengguna
komputer tersebut tidak lagi peduli kepada lingkungan sosialnya dan cenderung
mengutamakan komputer. Selain itu, pengguna komputer tersebut tidak peduli
lagi apa yang terjadi disekitarnya, satu-satunya yang dapat menarik perhatiannya
hanyalah komputer saja. Orang akan menjadi lebih jarang berinteraksi dengan
lingkungan di sekitarnya, sehingga kemampuan interpersonal dan emosionalnya
tidak berkembang secara optimal. Lama kelamaan, seseorang akan sulit menjalin
komunikasi dan membangun relasi dengan orang-orang disekitarnya. Bila hal

9
tersebut tidak segera ditanggulangi akan menumbulkan dampak yang sangat
buruk, yang dimana manusia lama kelamaan akan sangat individualis dan tidak
akan ada lagi interaksi ataupun sosialisasi.

2.3 Upaya penegak hukum dalam menanggulangi tindak pidana teknologi


informasi

Penegak hukum di Indonesia mengalami kesulitan dalam menghadapi


merebaknya cybercrime. Hal ini dilatar belakangi karena masih sedikitnya
aparat penegak hukum yang memahami seluk-beluk teknologi informasi
(internet), di samping itu aparat penegak hukum di daerah pun belum siap
dalam mengantisipasi maraknya kejahatan ini terjadi karena masih banyak
aparat penegak hukum yang gagap teknologi "gaptek" hal ini disebabkan
oleh masih banyaknya institusi-institusi penegak hukum di daerah yang
belum didukung dengan jaringan Internet. Oleh karena itu tindak pidana
kejahatan dalam teknologi informasi banyak terjadi di Indonesia seperti tindak
pencurian uang atau harta benda dengan menggunakan sarana komputer/ siber
dengan melawan hukum. Bentuk kejahatan ini dapat dilakukan dengan mudah
dalam hitungan detik tanpa diketahui siapapun juga. Penggelapan, pemalsuan
pemberian informasi melalui komputer yang merugikan pihak lain dan
menguntungkan diri sendiri.
Perbuatan pidana perusakan sistem komputer (baik merusak data atau
menghapus kode-kode yang menimbulka kerusakan dan kerugian). Perbuatan
pidana ini juga dapat berupa penambahan atau perubahan program, informasi,
dan media dan pembajakan yang berkaitan dengan hak milik intelektual, hak
cipta, dan hak paten. Kegiatan melalui media sistem elektronik, yang disebut juga
ruang siber (cyber space), meskipun bersifat virtual dapat dikategorikan sebagai
tindakan atau perbuatan hukum yang nyata. Secara yuridis kegiatan pada ruang
siber tidak dapat didekati dengan ukuran dan kualifikasi hukum konvensional
saja sebab jika cara ini yang ditempuh akan terlalu banyak kesulitan dan hal yang
lolos dari pemberlakuan hukum. Kegiatan dalam ruang siber adalah kegiatan
virtual yang berdampak sangat nyata meskipun alat buktinya bersifat
elektronik.Berkaitan dengan hal itu, perlu diperhatikan sisi keamanan dan
kepastian hukum dalam pemanfaatan teknologi informasi, media, dan
komunikasi agar dapat berkembang secara optimal. Oleh karena itu, terdapat tiga
pendekatan untuk menjaga keamanan di cyber space, yaitu pendekatan aspek
hukum, aspek teknologi, aspek sosial, budaya, dan etika. Untuk mengatasi
gangguan keamanan dalam penyelenggaraan sistem secara elektronik,
pendekatan hukum bersifat mutlak, karena tanpa kepastian hukum, persoalan
pemanfaatan teknologi informasi menjadi tidak optimal.

10
Dan tanpa adanya sarana atau fasilitas tertentu maka tidak mungkin penegakan
hukum akan berlangsung dengan lancer. Sarana atau fasilitas tersebut antara
lain, mencakup tenaga manusia yang berpendidikan dan terampil, organisme
yang baik,peralatan yang memadai, keuangan yang cukup, dan seterusnya.
Kalau hal-hal itu tidak terpenuhi, maka mustahil penegakan hukum akan
mencapai tujuannya. Dan dalam konsep keamanan masyarakat modern, sistem
keamanan bukan lagi tanggung jawab penegak hukum semata, namun menjadi
tanggung jawab bersama seluruh elemen masyarakat.

2.4 Peraturan Perundang-Undangan terkait teknologi informasi di


Indonesia

Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (disingkat UU ITE)


atau Undang-undang nomor 11 tahun 2008 adalah UU yang mengatur tentang
informasi serta transaksi elektronik, atau teknologi informasi secara umum. UU ini
memiliki yurisdiksi yang berlaku untuk setiap orang yang melakukan perbuatan
hukum sebagaimana diatur dalam Undang-Undang.

 Pasal 2 :
Undang-Undang ini berlaku untuk setiap orang yang melakukan perbuatan
hukum sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini, baik yang berada
di wilayah hukum Indonesia maupun di luar wilayah hukum Indonesia,
yang memiliki akibat hukum di wilayah hukum Indonesia dan/atau di luar
wilayah hukum Indonesia dan merugikan kepentingan Indonesia.

 Pasal 3 :
Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Transaksi Elektronik dilaksanakan
berdasarkan asas kepastian hukum, manfaat, kehati-hatian, iktikad baik,
dan kebebasan memilih teknologi atau netral teknologi.

 Pasal 4 :
Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Transaksi Elektronik dilaksanakan
dengan tujuan untuk:
a. mencerdaskan kehidupan bangsa sebagai bagian dari masyarakat
informasi dunia;
b. mengembangkan perdagangan dan perekonomian nasional dalam
rangka meningkatkan
kesejahteraan masyarakat;
c. meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan publik;
d. membuka kesempatan seluas-luasnya kepada setiap Orang untuk
memajukan pemikiran dan

11
kemampuan di bidang penggunaan dan pemanfaatan teknologi informasi
seoptimal mungkin dan bertanggung jawab; dan
e. memberikan rasa aman, keadilan, dan kepastian hukum bagi pengguna
dan penyelenggara teknologi Informasi.

 Pasal 29 :
Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak mengirimkan Informasi
elektronik dan/atau dokumen elektronik yang berisi ancaman kekerasan
atau menakut-nakuti yang ditujukan secara pribadi.

 Pasal 30 :
(1) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum
mengakses computer dan/atau sistem elektronik milik orang lain dengan
cara apa pun.
(2) Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum
mengakses computer dan/atau sistem elektronik dengan cara apa pun
dengan tujuan untuk memperoleh Informasi elektronik dan/atau dokumen
elektronik.
(3) Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum
mengakses computer dan/atau sistem elektronik dengan cara apa pun
dengan melanggar, menerobos, melampaui, atau menjebol sistem
pengamanan.

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Perkembangan hukum teknologi informasi di Indonesia menimbulkan berbagai


reaksi dari sudut pandang yang berbeda-beda. Reaksi ini tidak terlepas dari
berbagai faktor baik dari dalam lembaga penegak hukum itu sendiri maupun
pengaruh dari luar. Adapun kejahatan dalam teknologi informasi adalah Pencurian
uang atau harta benda dengan menggunakan sarana komputer/ cyber dengan
melawan hukum. Bentuk kejahatan ini dapat dilakukan dengan mudah dalam
hitungan detik tanpa diketahui siapapun juga. Penggelapan, pemalsuan pemberian
informasi melalui komputer yang merugikan pihak lain dan menguntungkan diri
sendiri. Perbuatan pidana perusakan sistem komputer (baik merusak data atau
menghapus kode-kode yang menimbulkan kerusakan dan kerugian). Perbuatan
pidana ini juga dapat berupa penambahan atau perubahan program, informasi, dan
media dan Pembajakan yang berkaitan dengan hak milik intelektual, hak cipta, dan
hak paten.

3.2 Saran
Dalam menjamin keamanan, keadilan dan kepastian hukum dalam penegakan
hukum (law enforcement) di dunia cyber dapat terlaksana dengan baik maka harus
dipenuhi dengan adanya aturan perundang-undangan khusus yang mengatur
dunia cyber, Harus adanya lembaga yang akan menjalankan peraturan yaitu
polisi, jaksa dan hakim khusus untuk menangani cybercrime, Diadakannya
fasilitas atau sarana untuk mendukung pelaksanaan peraturan itu, Harus ada
kesadaran hukum dari masyarakat yang terkena peraturan.

13
DAFTAR PUTAKA

Ulya, N. U., & Musyarri, F. A. (2020). OMNIBUS LAW TENTANG PENGATURAN TEKNOLOGI
INFORMASI DAN KOMUNIKASI GUNA REKONSTRUKSI KONVERGENSI HUKUM
TEKNOLOGI. Jurnal Rechts Vinding: Media Pembinaan Hukum Nasional, 9(1), 53.

Koloay, R. N. (2016). Perkembangan Hukum Indonesia Berkenaan dengan Teknologi Informasi dan
Komunikasi oleh: Renny Ns Koloay. Jurnal Hukum Unsrat, 22(5).

14

Anda mungkin juga menyukai