Anda di halaman 1dari 3

2.

2 SEJARAH K3
Sejarah Perkembangan Kesehatan dan Keselamatan Kerja tidak diketahui kapan
tepatnya. Namun pengerahan tenaga kerja sesungguhnya sudah setua usia manusia di
bumi ini dan bersamaan dengan itu juga adanya proses pengupahan kepada tenaga
kerja.Yang dikenal sebagai Bapak K3 yaitu Bernardin Ramazzini, dengan bukunya De
Morbis Artrificum Diatriba yang menguraikan tentang berbagai jenis penyakit yang
timbul berkaitan dengan pekerjaan.

Ada beberapa konsep Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) yang menjadi point penting
dalam lintasan sejarahnya di dunia dan khususnya yang terjadi di Indonesia mulai
zaman penjajahan hingga merdeka. Berikut gambaran singkatnya di bawah ini :
1. Konsep K3 Pada Zaman Revolusi Industri:
• Di mulai ketika terjadi Revolusi industri, Terutama di eropa pada abad 18.
Peran manusia mulai digantikan oleh mesin.
• Lahir sebuah aturan yg disebut “Common Law Defence”(CLD). CLD berintikan 3
(tiga) hal: Contributing negligence, Fellow servant rule, & risk assumption.
• Akibat adanya tekanan dari kaum industrialis yang memiliki kesadaran K3,
muncul konsep “EMPLOYERS LIABILITY” yang mengatur bahwa K3 menjadi tanggung jawab
semua pihak dalam lingkungan industri yaitu pengusaha,pekerja/buruh & masyarakat
umum.
• Lahir teori domino oleh H.W.HEINDRICK (1913).
• Lahir teori ”Loss Control Management” & ”Risk Management” yg berkaitan erat
dengan konsep K3.
2. Konsep K3 pada Zaman Penjajahan Belanda
• Adanya pengerahan tenaga kerja melalui perbudakan.
• Tahun 1816,sebuah lembaga yg bertujuan menghapuskan perbudakan didirikan oleh
Sir Thomas Stanford Raffles.
• Tahun 1818, ditetapkan UUD Hindia Belanda yaitu ”Regreling Reglement” yang
beberapa pasalnya melarang adanya perbudakan
• Belanda meratifikasi konvensi ILO No.29 yang dituangkan dlm Staatsblad 1933
No.261 tentang larangan kerja rodi/kerja paksa.
• Tahun 1908,bbrp anggota parlemen Belanda yg peduli pada nasib pekerja
mendesak agar memberlakukan peraturan K3 di daerah ”Nederland Indie”.
• Peraturan Keselamatan Kerja yang pertama diterbitkan Oleh Pemerintah Hindia
Belanda pada Tahun 1910.
3. Konsep K3 pada Zaman Penjajahan Jepang
• Adanya pengerahan naker melalui perbudakan (romusha).
• Konsep K3 yang dibangun oleh pemerintah Belanda diabaikan oleh Jepang.
4. Konsep K3 pada Zaman Kemerdekaan
• Lahirnya beberapa peraturan diantaranya yaitu : UU No.12 tahun 1948 tentang
kerja, UU No.14 tahun 1969 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Mengenai Tenaga Kerja
dan UU No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
• Implementasi K3 pada awal masa pemerintahan ORDE BARU paralel dengan konsep
Pembangunan nasional.
• Adanya UU No.23 tahun 1992 tentang Kesehatan yang telah di amandemen menjadi
UU NO.36 Tahun 2009, UU No.13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dan UU No.3 thn
1992 tentang Jaminan Sosial Tnaga Kerja.
Demi Mewujudkan tenaga kerja yang sehat, selamat, kompetitif & produktif,
pemerintah juga membentuk Lembaga Higiene Industri di dua Departemen/Kementerian
yaitu di Departemen/Kementerian Tenaga Kerja dan Di Departemen/Kementerian
Kesehatan.

3.3 UNDANG-UNDANG KESELAMATAN KERJA


UU Keselamatan Kerja yang digunakan untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja,
menjamin suatu proses produksi berjalan teratur dan sesuai rencana, dan mengatur
agar proses produksi berjalan teratur dan sesuai rencana, dan mengatur agar proses
produksi tidak merugikan semua pihak. Setiap tenaga kerja berhak mendapatkan
perlindungan keselamatan dalam melakukan pekerjaannya untuk kesejahteraan dan
meningkatkan produksi serta produktivitas nasional.
UU Keselamatan Kerja yang berlaku di Indonesia sekarang adalah UU Keselamatan Kerja
(UUKK) No. 1 tahun 1970. Undang-undang ini merupakan undang-undang pokok yang
memuat aturan-aturan dasar atau ketentuan-ketentuan umum tentang keselamatan kerja
di segala macam tempat kerja yang berada di wilayah kekuasaan hukum NKRI.
Dasar hukum UU No. 1 tahun 1970 adalah UUD 1945 pasal 27 (2) dan UU No. 14 tahun
1969. Pasal 27 (2) menyatakan bahwa: “Tiap-tiap warganegara berhak atas pekerjaan
dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”. Ini berarti setiap warga negara
berhak hidup layak dengan pekerjaan yang upahnya cukup dan tidak menimbulkan
kecelakaan/ penyakit. UU No. 14 tahun 1969 menyebutkan bahwa tenaga kerja merupakan
modal utama serta pelaksana dari pembangunan.

Ruang lingkup pemberlakuan UUKK dibatasi oleh adanya 3 unsur yang harus dipenuhi
secara kumulatif terhadap tempat kerja. Tiga unsur yang harus dipenuhi adalah:
a. Tempat kerja di mana dilakukan pekerjaan bagi suatu usaha.
b. Adanya tenaga kerja, dan
c. Ada bahaya di tempat kerja.

UUKK bersifat preventif, artinya dengan berlakunya undang-undang ini, diharapkan


kecelakaan kerja dapat dicegah. Inilah perbedaan prinsipil yang membedakan dengan
undang-undang yang berlaku sebelumnya. UUKK bertujuan untuk mencegah, mengurangi
dan menjamin tenaga kerja dan orang lain ditempat kerja untuk mendapatkan
perlindungan, sumber produksi dapat dipakai dan digunakan secara aefisien, dan
proses produksi berjalan lancar.

MENGENAL DASAR HUKUM K3 INDONESIA


1. Undang-undang No. 1 Tahun 1951 tentang Kerja
Di dalam UU No.1 tahun 1951 tentang Kerja, mengatur tentang jam kerja, cuti
tahunan, cuti hamil, cuti haid bagi pekerja wanita, peraturan tentang kerja anak-
anak, orang muda, dan wanita, persyaratan tempat kerja, dan lain-lain. Dalam Pasal
16 ayat 1 UU No. 1 Tahun 1951 yang menetapkan, bahwa “Majikan harus mengadakan
tempat kerja dan perumahan yang memenuhi syarat-syarat kebersihan dan Kesehatan”.

2. Undang-undang No. 2 Tahun 1952 tentang Kecelakaan Kerja


Undang-undang No. 2 tahun 1952 tentang Kecelakaan Kerja, Undang-Undang Konpensasi
Pekerja (Workmen Compensation Law) Undang-undang ini menentukan penggantian
kerugian kepada buruh yang mendapat kecelakaan atau penyakit akibat kerja.

3. Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja


Undang-undang Keselamatan Kerja diundangkan pada tahun 1970 dan menggantikan
Veilligheids Reglement pada Tahun 1910 (Stb. No. 406).

Mengatur tentang syarat-syarat keselamatan kerja, kewajiban dari pengurus, sanksi


terhadap pelanggaran terhadap undang-undang ini dan juga mengatur tentang Panitia
Pembina Kesehatan dan Keselamatan Kerja.

Perlindungan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) yang merupakan jenis perlindungan
prevensif yang diterapkan untuk mencegah timbulnya Kecelakaan Kerja (K2) dan
Penyakit Akibat Kerja (PAK). Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan
Kerja menegaskan bahwa perlindungan terhadap Pekerja/buruh di tempat kerja
merupakan hak yang harus dipenuhi oleh setiap perusahaan yang mempekerjakan
pekerja/buruh.
Secara umum perlindungan di tempat kerja (work place) mencakup :
a. Keselamatan dan Kesehatan Kerja;
b. Moral dan Kesusilaan;
c. Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai
agama.

Selain Undang-undang tentang Keselamatan Kerja, Pemerintah telah mengeluarkan


regulasi guna mendukung Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja, berbagai
peraturan yang berhubungan dengan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) antara
lain :
1. UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja;
2. Permenaker No. 4 Tahun 1995 Tentang Perusahaan Jasa Keselamatan dan Kesehatan
Kerja;
3. Instruksi Menaker RI No. 5 Tahun 1996 Tentang Pengawasan dan Pembinaan K3
pada Kegiatan Konstruksi Bangunan; dan
4. Permenaker No. 5 Tahun 1996 tentang SMK3

Anda mungkin juga menyukai