1. PENDAHULUAN
Setiap orang memiliki keinginan atau cita-cita dalam hidup ini. Tidak ada
orang yang pasrah menerima nasib tanpa berbuat apa-apa atas kondisi yang
yang melekat dalam diri setiap orang yang hidup bermasyarakat dan
bernegara.
baik dari realitas yang terjadi sebelumnya. Harapan yang lebih baik ini
terwujud masyarakat yang adil dan makmur seperti yang kita cita-citakan.
memperbaiki dan meningkatkan kehidupan pasti ada pada setiap diri manusia
yang normal, walaupun pada suatu saat dalam keadaan tertentu motivasi itu
tampaknya terlambat atau ada aspek-aspek lain yang menghalangi seperti
yang terlihat dalam sikap “nerimo” atau prinsip “mangan ora mangan
daerah sendiri masih ada sumber pendapat yang bisa digali dan
dengan teori teori dan rumusan kata-kata saja. Semua itu harus dilakukan
tinggi. Etos kerja inilah yang mengakibatkan kondisi ini bisa terjadi.
dunia. Untuk itu, manusia perlu bekerja. Sebab dengan bekerja, manusia
manusia, atau warga negara untuk bekerja dan tidak membedakan hak
tersebut antar satu dengan yang lainnya. Hal itu menunjukan bahwa dalam
penghasilan ini juga menjadi hak yang harus dimilikinya setelah menjalankan
pekerjaanya.
diri.
yang tidak hanya untuk kepentingan dirinya, tetapi juga untuk kepentingan
atau kelangsungan hidupnya banyak pihak, seperti ada anak, istri, dan orang
secara ekonomi.
1. Baharuddin Lopa, Al-Qur’an dan Hak Asasi Manusia, Jakarta 1996. Hal. 92. Diakses tanggal 03 Desember
2022, Pukul 11.00 WIB
2. Mariladi Fakih, Perlindungan Keselamatan Tenaga Kerja (Perspektif Islam dan HAM), Jurnal ilmiah
dinamika hukum thx, No.20, Februari 2004, Hal 69. Diakses 03 Desember 2022, Pukul 11.00 WIB
Di dalam UDHR (Universal Declaration of Human Right) pasal 23 ayat (1),
dari pengangguran.
3. Setiap orang yang bekerja berhak akan imbalan yang adil dan
dengan kemuliaan martabat manusia dan ditambah pula bila perlu dengan
lingkungan kerja yang baik pula. Ketika kondisi lingkungan pekerjaan tidak
kesehatan serta keselamatan, maka hal ini dapat dinilai sebagai kondisi yang
tidak mendukung.
3. Khilda R. Fatma. Tantangan Dunia Kerja di Indonesia, Benteng media, Jakarta 2004 hal 4. Diakses 03 Desember
2022 pkl 11.00 WIB
Peraturan perundang-undangan yang ada, dari zaman Hindia Belanda
Pada abad ke-19 pemerintah Hindia Belanda mulai ikut campur dalam
dihapuskan.
yang mulai berlaku pada tanggal 1 Mei 1848 (staatblad 1847 nomor
13) dan dengan staatblad 1879 nomor 256 yang mulai berlaku 21
Belanda. Misalnya ;
a. Veiligheids Reglement ;
b. Reglement stoomketels ;
c. Mijn wetgeving ;
b. Pasal 33 :
kekeluargaan.
negara.
kerja ;
buruh ;
hubungan industrial ;
buruh wanita ;
yang sudah dibuat oleh pemerintah, sering sekali diabaikan oleh banyak
pekerja. Kenyataan ini memberikan indikator kepada kita, bahwa ada orang
sesuai dengan perintah pemilik budak dan pegawai. Pemilik budan atau
lain sebagainya.
4. Abdul Rachmad Budiono, “HUkum Perburuhan Nasional”, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1999, hal. 19.
Diakses pada 03 Desember 2022 pkl 11.00 WIB
5. Sudilno Mertokusumo, mengenal hukum (suatau pengantar), penerbit liberty Yogyakarta 1988, hal 63. Diakses
pada 03 Desember 2022, pkl 12.00 WIB
6. Budiono, Abdul Rachmad, Op Cit HAL 13. Diakses pada 03 Desember 2022, pkl 12.00 WIB
Hukum ketenagakerjaan di Indonesia berada dibawah naungan Undang-
berdasarkan asas terbuka, bebas, obyektif, serta adil, dan setara tanpa
diskriminasi.
perdata. Perjanjian kerja yang akan ditetapkan oleh pekerja buruh dengan
yang telah dibuat oleh majikan / pengusaha dengan serikat buruh yang ada
hak dan kewajiban para pihak sebagaimana yang disebutkan dalam pasal 1
secara lisan.
yang “biasa disebut dengan pekerja kontrak”. Hal ini disebabkan karena
pekerja kontrak ada pada pihak yang lemah. Hubungan kerja PKWT
perusahaan lisan yang dianggap remeh oleh pekerja sesuai dengan syarat-
perjanjian haruslah ada itikad baik yang melandasi setiap perjanjian sehingga
sulit dicapai untuk pekerja, ketidakadanya pesangon, uph yang kurang dari
PKWTT sudah diatur pada pasal 60 ayat (1) UU ketenagakerjaan dan hanya
keterangan kerja tidak bisa dibuat oleh karyawan itu sendiri. Dengan mewakili
berhak membuat surat ini. Dari segi hukum keberadaan, SK ini diperkuat
salah satu pasal yang termuat dalam Kitab undang-undang Hukum Perdata
3. RUMUSAN MASALAH
kerja.
4. METODE PENELITIAN
a. Spesifikasi Penelitian
5. TUJUAN PENULISAN
Ketenagakerjaan ‘
di Indonesia.
7. Iman Soepomo, Penghantar Hukum Perburuhan, Djambatan, Jakarta, 1981, hal. 2-3. Diakses pada 03
Desember 2022. Pkl 17.00 WIB
8. Hukum ketenagakerjaan Indonesia R.A. De Rozarie. (Anggota Ikatan Penerbit Indonesia). Diakses pada 05
Desember 2022. Pkl 21.40 WIB
9. Basni Situmorang, 2010. Laporan Pengkajian hukum tentang menghimpun dan mengetahui pendapat ahli
mengenai pengertian sumber-sumber hukum mengenai ketenagakerjaan, badan pembinaan hukum nasional
departement hukum dan ham. Diakses pada 05 Desember pkl 23.00 WIB
10. Liferal.co.id , Diakses pada 05 Desember 2022, pkl 03.00 WIB