LATAR BELAKANG
diawali dengan suatu masa yang sangat suram yakni zaman perbudakan, rodi,
orang lain. Para budak ini tidak mempunyai hak apapun termasuk hak atas
kehidupan. Sebagai contoh peristiwa Sumba tahun 1877, sebanyak 100 orang
budak dibunuh karena rajanya meninggal dunia, hal ini dilakukan atas dasar
ekonomi saat itu cukup banyak yang disebabkan karena rendahnya kualitas
berasal dari kata “buruh”, yang secara etimologi dapat diartikan dengan
1
Lalu Husni, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, PT Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 2003, hal 1 - 2
2
Ibid.
3
Ibid.
1
keadaan meburuh, yaitu keadaan dimana seorang buruh bekerja pada orang
lain (pengusaha).
Ketenagakerjaan berasal dari kata dasar “tenaga kerja” yang artinya “segala
hal yang berhungan dengan tenaga kerja pada waktu sebelum, selama, dan
sesudah masa kerja” (pasal 1 huruf Undang - Undang Nomor 13 Tahun 2003
kepada pihak (buruh dan majikan), maka tujuan hukum perburuhan untuk
karena pihak yang kuat akan selalu ingin menguasai pihak yang lemah (homo
dalam bidang perburuhan ini adalah untuk mewujudkan perburuhan yang adil,
buruh/pekerja sebagai manusia yang utuh, karena itu harus dilindungi baik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, kecil, dan menengah,
kemitraan adalah kerjasama usaha antara usaha kecil dan usaha menengahatau
4
Zaeni Asyhadie, Hukum Kerja, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2007, hal 1 - 3
5
Ibid.
6
Zaeni Asyhadie, op cit hlm. 3
2
usaha besar disertai pembinaan dan pengembangan oleh usaha menengah atau
ahli kemitraan adalah hubungan antara dua pihak atau lebih yang bertujuan
untuk mencari keuntungan dimana suatu pihak berada dalam kondisi yang
lebih rendah dari yang lainnya namun membentuk suatu hubungan yang
rakyat.8 Kemitraan dikenal dengan istilah gotong royong atau kerjasama dari
angkutan umum bisa dikatakan meningkat setiap tahunnya. Hal ini tentunya
7
Jeane neltje saly, Usaha Kecil Penanaman Modal Asing dalam Peresfektif Pandangan
Internasional, Jakarta : Badan Pembinaan Hukum Nasional, 2001 hal. 35
8
ibid hlm. 35
9
Soekidjo Notoatmodjo, Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Jakarta : Rineka Cipta, 2003,
hlm.30
10
M. tohar, Membuka Usaha Kecil, Yogyakarta : kanisius, 2000, hal. 10
3
berpengaruh kepada beberapa transportasi atau angkutan umum. Ojek salah
pilihan masyarakat dijaman sekarang ini. Hal ini dikarenakan ojek dapat
karena ojek dapat melewati gang-gang sempit yang tidak bisa dilewati oleh
mobil-mobil angkutan umum lain nya. Ongkos ojek online pun bisa dikatakan
memanfaatkan ojek ini sebagai angkutan umum utama bagi beberapa orang.11
android dengan aplikasi dan Global Positioning System (GPS) yang selalu
aktif, ketika pelanggan memesan jasa melalui aplikasi Gojek, dalam posisi
cukup cepat, karna alasan pekerjaan yang cukup menjanjikan dan mudah
untuk di kerjakan. Di sisi lain tidak hanyak mitra kerja yang normal saja yang
tertarik dengan pekerjaan sebagai driver gojek tersebut, melainkan juga pada
penyadang disabilitas atau yang biasa kita sebut difabel (kondisi khusus).
11
Ridho Kurniawan, Tinjauan Yuridis terhadap Perlindungan Konsumen dalam Penggunaan
Jasa Angkutan Ojek online (GO-JEK) di Kota Pekanbaru, Skripsi, Program Sarjana Hukum
Universitas Riau, Pekanbaru, 2017, hlm.2.
12
Siti Hajar Hardianti, Hubungan Antara Motivasi Kerja DenganPengambilan Keputusan
Alih Profesi Dari Karyawan Menjadi Driver Gojek, Skripsi, Program Sarjana Psikologi
Universitas Bhayangkara Jakarta, 2016, hlm. 1.
4
Sebagai warga negara Indonesia, penyandang disabilitas juga
mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama dengan warga negara
lainnya dan pemerintah memiliki kewajiban untuk memenuhi hak bagi para
cacat mempunyai hak dan kesempatan yang sama dalam segala aspek
penyandang disabilitas memiliki hak yang sama dengan warga lainnya, tidak
diskriminasi.14
hukum dan pemerintahan, hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak
warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
13
Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia Pasal 1 ayat (5).
14
Kartika Gabriela Rompis, ”Perlindungan Hukum Terhadap Penyadang Disabilitas dalam
Perspektif Hukum Hak Asasi Manusia”, Pada Jurnal Lex Administratum, Vol. IV, No. 2 Februari
2016, hlm 171.
15
Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 27 Ayat (2).
5
dan beribadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya, serta hak untuk
kehidupan yang aman dan layak bagi setiap masyarakat, hak atas pengakuan,
jaminan, perlindungan dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang
seperti kaki/tangan, lumpuh, buta, tuli, dan sebagainya. Menurut definis yang
aturannya atau masih dalam batas normal, biasanya digunakan dalam level
berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak. Pasal ini dapat dimaknai
kerja.
16
Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28D Ayat (1).
17
Oca Pawalin, “Peran Dinas Sosial Kota Metro dalam Memberdayaan Penyandang
Disabilitas”, Skripsi, Ilmu Pemerintahan Sarjana Universita Lampung, Lampung, 2017, hlm. 35-
36
6
Perlindungan hak bagi kelompok rentan seperti penyandang disabilitas
intelektual, mental dan/atau sensorik dalam jangka waktu lama yang dalam
untuk berpartisipasi secara penuh dan efektif dengan warga negara lainnya
7
Undanng-Undang Dasar 1945.19 Perjanjian antara driver dengan pihak Go-Jek
bisa dijadikan landasan hukum. Kedua pihak terikat dengan perjanjian biasa,
dalam hal ini kembali dan tunduk pada aturan-aturan Kitab Undang-Undang
Hukum Perdata (KUHPer) bagian Perjanjian. Asas lex specialis derogat lex
generalis tidak berlaku dalam kasus ini. Ada kemungkinan bahwa perjanjian
kontrak elektronik, yang mana termuat dalam aplikasi yang disediakan oleh
pihak. Artinya, hubungan ini bersifat saling menguntungkan dan posisi para
19
Koesparmono dan armansyah, “Hukum Tenaga Kerja Suatu Pengantar “, Erlangga, Jakarta,
2016, hal 1.
20
Wayan Andika Darmajaya, Perlindungan Hukum Terhadap Hak-hak Pekerja di PT.GO-
JEK Yogyakarta, , Skripsi, Program Sarjana, Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta, Yogyakarta, 2017, hal.7.
8
berlaku. Hubungan mitra kerja tersebut pada dasarnya menimbulkan hak dan
atau bisa disebut Driver Go-Jek harus menyetor setiap uang hasil orderan dari
konsumen sebesar 20% dari harga orderan, dan dari pihak driver juga harus
tindakan kriminal atau tindakan yang dapat merugikan PT. Go-Jek dan dari
pihak driver yaitu mendapatkan upah bonus yang di terapkan oleh pihak
Pemilik aplikasi sesuai dengan jumlah orderan dan ketetapan yang berlaku
setiap warga negara berhak atas penghidupan dan pekerjaan yang layak bagi
sedemikian rupa untuk layak dikendarai dan dinaiki oleh penumpang, namun
berupa cibiran atau juga berupa pembatalan pesanan dari pelanggan atau
konsumen yang tidak suka dengan kondisi kendaraan beliau yang tidak
normal, dari hal tersebut Bapak Yossiadi mengalami banyak kerugian dari
tindakan tersebut antara lain waktu yang terbuang sia-sia, bensin kendaraan
yang terbuang sia-sia, serta perlakuan yang tidak layak diterima oleh Bapak
Yossiadi yaitu berupa diskriminasi atas kondisi beliau. Serta bahkan Bapak
Yossiadi pernah mengalami surat peringatan atau suspen dari pihak pemilik
9
aplikasi gojek berupa penon-aktifan akun beliau dalam kurun waktu 30 menit
kerugian yang cukup besar dimana dalam kurun waktu tersebut biasanya
menurut Bapak Yossiadi dia bisa memperoleh pesanan yang antara 3-4
pesanan go-food ataupun jasa lain nya. Justru berakibat sangat menggangu
pendapatannya setiap hari. Di sisi lain justru dari pihak Go-Jek kurang
keluhan dari dia dan rekan-rekan sesama mitra kerja juga jarang sekali untuk
Yossiadi dari pihak Go-Jek terlihat tidak memikirkan kondisi yang akan
Padahal didalam definisi mengenai mitra kerja di jelaskan dengan jelas bahwa
perdata adalah merupakan dua orang atau lebih yang berjanji untuk
10
pemberi kuasa dan orang lain yang yang menerima (penerima kuasa). Oleh
karena itu dirasakan perlu diberikan pemenuhan hak terhadap driver Go-Jek
B. Rumusan Masalah
tersebut, maka penulis ingin merumuskan masalah agar sesuai dengan maksud
1. Tujuan Penelitian
Secara umun, adapun tujuan dari penelitian ini adalah guna mengkaji
mitra kerja yang mengalami kondisi difabel atau cacat badan di perusahaan
11
a.Mengetahui bagaimana pemenuhan hak terhadap mitra kerja/driver ojek
2. Kegunaan Penelitian
pengetahuan penulis dalam hal yang berkaitan dengan karya ilmiah, serta
masyarakat dan juga para akademisi serta semua pihak yang terlibat
terkhusus instansi yang terkait sebagai masukan dan bahan rujukan serta
D. Kerangka teori
12
1. Keadilan
Keadilan adalah tujuan hukum yang paling dicari dan paling utama
yaitu, pertama, memberi hak dan kesempatan yang sama atas kebebasan
dasar yang paling luas seluas kebebasan yang sama bagi setiap orang.
(reciprocal benefits) bagi setiap orang, baik mereka yang berasal dari
21
Karen Lebacqz, Teori-Teori Keadilan (Terjemahan six Theories of justice), Nusamedia,
Bandung: 1986, hlm. 2.
22
Satjipto Rahardjo, Ilmu hukum, Cetakan kelima, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung: 2000,
hlm. 53.
23
Ibid. hlm.24.
24
Uzair Fauzan dan Heru Prasetyo, Teori Keadilan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006.
hlm.33.
13
Membahas sesuatu yang tidak biasa dalam memaknai keadilan, yang
terkait dengan subtansi yang ada didalam nya. Keadilan akan dibenturkan
adilan dan keraguan , akan memasuki medan wilayah dan sistematik atau
goyah atau cair (melee). Oleh karna itulah, keadilan (hukum) dianggap
bidang yang sama. Bisa juga diartiakan sebagai kebijakan yang memberi
lainnya.
2. Perjanjian
25
Anthon F. Susanto, “Keraguan dan Ketidakadilan Hukum (Sebuah Pembacaan
Dekonstruktif)”, Jurnal Keadilan Soasial, Edisi 1 Tahun 2010, hlm. 23.
26
Erlyn Indarti, “Demokrasi dan Kekerasan: Sebuah Tinjauan Filsafat Hukum”, Aequitas
Juris. Jurnal Fakultas Hukum Universitas Katolik Widya Mandira Kupang, Fakultas Hukum
Universitas Katolik Widya Mandira, Vol.2 (1), 2008, hlm.33.
14
Perjanjian diatur dalam buku ketiga KUHPer data tentang perikatan,
pada suatu bentuk tertentu. Perjanjian dapat dibuat secara lisan maupun
sering dilakukan secara tertulis baik dengan kata otentik maupun akta
berdasarkan asal atau sumbernya. Dari ketentuan tersebut kita tahu, bahwa
orang lain atau dimana dua orang itu saling berjanji melaksanakan sesuatu
hal.28
kepada seseorang lain atau dimana dua orang itu saling berjanji untuk
15
sumber perikatan, disampingnya sumber-sumber yang lain. Suatu
perjanjian juga dinamakan persetujuan, karena dua pihak itu setuju untuk
melakukan sesuatu.29
persetujuan adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih
penggunaan dari nilai yang lebih rendah menjadi nilai yang lebih tinggi. 30
bahwa para pihak yang membuat perjanjian telah sepakat atau ada
29
Subekti, Hukum Perjanjian, Cetakan kedua Puluh Tujuh, Intermasa, Jakarta: 2014, hlm.1.
30
Salim. Perkembangan Hukum Kontrak Innominate di Indonesia. Sinar Grafika. Jakarta,
2003, hlm.25.
31
Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
16
persesuaian kemauan atau saling menyetujui kehendak masing-masing
yang dilahirkan oleh para pihak dengan tidak ada paksaan, kekeliruan dan
terjadinya suatu kontrak.32 Dari hal tersebut terlihat jelas bahwa haruslah
pihak.
Asas itikad baik berasal dari hukum Romawi yang kemudian diserap
oleh civil lare dan dalam perkembangannya juga diserap ke dalam hukum
kontrak di negara yang menganut sistem common law. Asas itikad baik ini
yang lahir dari perbuatan menurut hukum (negotium) yang mengacu pada
seperangkat hukum yang mengatur hak dan kewajiban warga Romawi (ius
berkembang suatu konsep yang bersumber dari hukum alam (ius gentium)
atau yang dikenal dengan iudicia bonae fidet, yang mengajarkan bahwa
pengertian, yaitu itikad baik dalam artian subyektif atau disebut kejujuran
32
http://repository.unpas.ac.id/28018/4/G.%20BAB%20II.pdf , dilihat. pukul 11:30 tanggal 11
April 2019.
17
yung merupakan sikap batin atau suatu keadaan jiwa, dan itikad baik
dalam artian objektif atau yang dikenal dengan istilah kepatutan yang
berarti perilaku para pihak harus sesuai dengan anggapan para pihak saja.
Asas itikad baik juga dapat disimpulkan berdasarkan Pasal 1338 ayat (3)
itikad baik dengan anggapan umum tentang itikad baik dan tidak hanya
3. Kerangka Konsepsual
hubungan antara konsep-konsep khusus yang ingin atau akan diteliti. 33 Untuk
tidak menimbulkan salah penafsiran tentang judul penelitian ini, maka penulis
hambatan dan kesulitan untuk berpartisipasi secara penuh dan efektif dengan
33
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, UI Press, Jakarta: 1990, hlm. 132.
18
menyalurkan potensi dalam segala aspek penyelenggaraan negara dan
masyarakat.
4. Metode Penelitian
19
Penelitian hukum adalah usaha yang telaah diawali dengan suatu
1. Jenis Penelitian
2. Lokasi Penelitian
a. Populasi
b. Sampel
objek penelitian. Metode yang dipakai adalah Metode Sensus dan Metode
34
Soerjono Soekanto, “Pokok-Pokok Sosiologi Hukum”, Raja Grafindo Persada, Jakarta:
2013, hlm. 158.
35
Amiruddin dan Zainal Asikin, “Pengantar Metode Penelitian Hukum”, Raja Grafindo
Persada, Jakarta: 2012, hlm. 167.
36
Soerjono Soekanto, Op.cit, hlm. 172.
20
menetapkan sejumlah sampel yang mewakili jumlah populasi yang ada,
Tabel
Populasi dan Sampel
NO Jenis Populasi Jumlah Populasi Jumlah Sampel Persentase (%)
Driver Go-jek
1 Disabilitas 1 1 100%
Pekanbaru
Driver Go-Jek
2 Basecamp 10 6 60%
Transmart
3 Konsumen 14 7 50%
Dinas
4 1 1 100%
Ketenagakerja
Jumlah 25 15
Sumber: data primer olahan data 2019
4. Sumber Data
a. Data Primer
langsung dari responden baik data dari sampel maupun informan dari
penelitian.
b. Data Sekunder
37
Muhammad Abdulkadir, Hukum dan Penelitian Hukum, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2004,
hlm. 47
21
Data sekunder yaitu data yang diperoleh melalui kepustakaan yang
c. Data Tersier
pertanyaan secara lisan dan tertulis tentang fokus penelitian yang dijadikan
38
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudi, “Penelitian Hukum Normative Suatu Tinjauan
Singkat”, Raja Grafindo Persada, Jakarta: 2011, hlm. 13.
22
6. Analisis Data
kerja seorang peneliti yang memerlukan ketelitian, dan pencurahan daya pikir
menguraikan secara deskriptif dari data yang telah diperoleh. Penulis dalam
berpikir yang menarik suatu kesimpulan dari suatu pernyataan atau dalil yang
39
Bambang Waluyo, “Penelitian Hukum dalam Praktek Cetakan Ketiga”, Sinar Grafika,
Jakarta: 2002, hlm. 77.
23