Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

HUKUM DAN HAM


TENTANG HAK ATAS PEKERJA

DISUSUN OLEH :
NAMA : NAJJA LAILA PUTRI
NIM : 2031013

UNIVERSITAS MULIA BALIKPAPAN


TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Alhamdulillah. Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa senantiasa kita ucapkan.
Atas rahmat dan karunia-Nya yang berupa iman dan kesehatan akhirnya kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Shawalat serta salam tercurah pada Rasulullah SAW.
Semoga syafaatnya mengalir pada kita kelak. Makalah dengan judul “HAK ATAS
PEKERJA” dibuat untuk melengkapi tugas mata kuliah hukum dan ham. Penulis
mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah mendukung serta membantu
penyelesaian makalah hukum dan ham. Besar harapan penulis agar makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca. Dengan kerendahan hati, penulis memohon maaf apabila
ada kesalahan penulisan. Kritik yang terbuka dan membangun sangat penulis nantikan
demi kesempurnaan makalah. Demikian kata pengantar ini penulis sampaikan. Terima
kasih atas semua pihak yang membantu penyusunan dan membaca makalah ini.

Wassalamualaikum wr.wb

Balikpapan, 20 April 2021

Najja Laila Putri

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………..i

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………ii

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………….…1

1.1 Latar Belakang……………………………………………………….…2

1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………....2

1.3 Tujuan Pembahasan…………………………………………….………2

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………....3

2.1 Apakah Negara Mengakui Hak Atas Pekerjaan…………………….….3

2.2 Apakah hak atas pekerjaan merupakan hak asasi manusia…………….4

2.3 Apakah pekerjaan dan penghidupan layak bagi kemanusiaan…………5

BAB III PENUTUP………………………………………………………………….6

3.1 Kesimpulan……………………………………………………………..6

3.2 Saran……………………………………………………………………6

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………..7

Ii
BAB I

PENDAHULUAN

1,1 Latar Belakang

Pekerjaan mempunyai arti yang sangat penting dalam kehidupan manusia,

sehingga setiap orang membutuhkan pekerjaan. Pekerjaan dapat dimaknai sebagai

sumber penghasilan seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidup bagi dirinya dan

keluarganya. Dapat juga dimaknai sebagai sarana untuk mengaktualisasikan diri,

sehingga seseorang merasa hidupnya menjadi lebih berharga baik bagi dirinya,

keluarganya maupun lingkunganya. Oleh karena itu hak atas pekerjaan merupakan

hak asasi yang melekat pada diri seseorang yang wajib dijunjung tinggi dan

dihormati. Makna dan arti pentingnya pekerjaan bagi setiap orang tercermin dalam

Pasal 27 ayat (2) UUD 1945 yang menyatakan bahwa ”Tiap-tiap warga negara berhak

atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”. Namun pada

kenyataannya, keterbatasan lowongan kerja di dalam negeri menyebabkan semakin

banyaknya Warga Negara Indonesia mencari pekerjaan ke luar negeri . Kondisi

perekonomian yang kurang menarik di negaranya sendiri dan penghasilan yang cukup

besar dan yang tampak lebih menarik di negara tujuan juga menjadi pemicu terjadinya

mobilitas tenaga kerja secara internasional. Pendapatan yang meningkat di negara

yang sedang berkembang memungkinkan penduduk di negara berkembang untuk

pergi melintas batas negara, informasi yang sudah mendunia dan kemudahan

transportasi juga berperan meningkatkan mobilitas tenaga kerja secara internasional.

Pada konteks perpindahan tenaga kerja sampai pada negara lain ditinjau dengan

subsistem ekonomi merupakan aktivitas adaptasi terhadap lingkungan fisik

masyarakat. Hal ini sebagaimana dikatakan oleh Satjipto Rahardjo bahwa Ekonomi

bertugas mendayagunakan sumber-sumber daya untuk kelangsungan hidup

1
masyarakat. Masalah ketenagakerjaan Indonesia dari tahun ke tahun dihadapkan pada

pertumbuhan angkatan kerja yang tinggi di satu sisi, sementara tingkat pendidikan dan

keahlian yang masih belum memadai dan lapangan kerja yang terbatas di sisi lain.

Pemerintah berusaha untuk mengurangi angka pengangguran dan juga peningkatan

kualitas hidup tenaga kerja di Indonesia. Oleh karena itu penempatan tenaga kerja di

luar negeri merupakan salah satu alternatif atau pilihan dalam menyelesaikan masalah

tersebut. Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, selanjutnya

disebut UU Ketenagakerjaan mengatur masalah penempatan tenaga kerja yaitu Pasal

31 sampai dengan Pasal 38. Dalam Pasal 31 Undang-Undang tersebut dinyatakan

bahwa “Setiap tenaga kerja mempunyai hak dan kesempatan yang sama untuk

memilih, mendapatkan, atau pindah pekerjaan dan memperoleh penghasilan yang

layak didalam atau di luar negeri”. Undang-Undang Ketenagakerjaan tersebut

mengatur bahwa penempatan tenaga kerja terdiri dari penempatan tenaga kerja di

dalam negeri dan penempatan tenaga kerja di luar negeri. Selanjutnya Undang-

Undang Ketenagakerjaan ini mengamanatkan bahwa ketentuan mengenai penempatan

tenaga kerja di luar negeri harus diatur dengan undang-undang tersendiri.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah negara yang mengakui hak atas pekerjaan?

2. Apakah hak atas pekerjaan merupakan hak asasi manusia?

3. Apakah pekerjaan dan penghidupan layak bagi kemanusiaan?

1.3 Tujuan Pembahasan

1. Untuk mengetahui apakah negara yang mengakui hak atas pekerjaan.

2. Untuk mengetahui apakah hak atas pekerjaan merupakan hak asasi manusia.

3. Untuk mengetahui apakah pekerjaan dan penghidupan layak bagi

kemanusiaan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Apakah Negara Mengakui Hak Atas Pekerjaan?

Hak atas pekerjaan adalah sebuah konsep yang menyatakan bahwa semua

orang memiliki hak untuk bekerja atau turut serta dalam kegiatan produktif, dan

mereka tidak boleh dilarang untuk melakukan hal tersebut. Hak ini dicantumkan di

dalam Pasal 23. Hak ini juga dapat ditemui di dalam Pasal 6 Kovenan Internasional

tentang Hak-Hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya:

1. Negara Pihak dari Kovenan ini mengakui hak atas pekerjaan, termasuk hak
semua orang atas kesempatan untuk mencari nafkah melalui pekerjaan yang
dipilih atau diterimanya secara bebas, dan akan mengambil langkah-langkah
yang memadai guna melindungi hak ini.

2. Langkah-langkah yang akan diambil oleh Negara Pihak pada Kovenan ini
untuk mencapai perwujudan hak ini sepenuhnya, harus meliputi juga
bimbingan teknis dan kejuruan serrta program-program pelatihan, kebijakan,
dan teknik-teknik untuk mencapai perkembangan ekonomi, sosial dan budaya
yang mantap serta lapangan kerja yang penuh dan produktif, dengan kondisi-
kondisi yang menjamin kebebasan politik dan ekonomi yang mendasar bagi
perorangan.

2.2 Apakah hak atas pekerjaan merupakan hak asasi manusia?

Universal Declaration of Human Rights (Isi Pernyataan Pernyataan Umum

tentang Hak-Hak Asasi Manusia) antara lain mencantumkan, bahwa setiap orang

mempunyai hak:

1. Hidup
2. Kemerdekaan dan keamanan badan
3. Diakui kepribadiannya

3
4. Memperoleh pengakuan yang sama dengan orang lain menurut hukum
untuk mendapat jaminan hukum dalam perkara pidana, seperti diperiksa di
muka umum, dianggap tidak bersalah kecuali ada bukti yang sah
5. Masuk dan keluar wilayah suatu Negara
6. Mendapatkan suaka
7. Mendapatkan suatu kebangsaan
8. Mendapatkan hak milik atas benda
9. Bebas mengutarakan pikiran dan perasaan
10. Bebas memeluk agama
11. Mengeluarkan pendapat
12. Berserikat dan berkumpul
13. Beristirahat dan bersantai
14. Mendapat jaminan sosial
15. Mendapatkan pekerjaan
16. Berdagang
17. Mendapatkan pendidikan
18. Turut serta dalam gerakan kebudayaan dalam masyarakat
19. Menikmati kesenian dan turut serta dalam kemajuan keilmuan.

2.3 Apakah pekerjaan dan penghidupan layak bagi kemanusiaan?


Pasal 27 ayat (2) NRI 1945, menyebutkan bahwa, “Tiap-tiap warga negara

berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”. Ayat tersebut

merupakan jaminan bagi semua orang untuk mendapatkan pekerjaan dan mencapai

tingkat kehidupan yang layak bagi kemanusiaan. Di negara ini, tidak ada larangan

bagi setiap orang untuk bekerja , dari yang ingin jadi karyawan kantor/pabrik, guru,

dokter, sampai jadi presiden pun diperbolehkan. Tetapi hak untuk mendapatkan

pekerjaan dan penghidupan yang layak sering kurang diperhatikan ataupun

dikesampingkan. Keserakahan manusia adalah salah satu faktornya. Manusia masih

banyak yang nepotisme dalam mencari pekerjaaan. Contohnya untuk pencari

lowongan pekerjaan itu masih didominasi oleh keluarga orang-orang yang telah

4
bekerja disuatu perusahaan. Lalu untuk mencari pekerjaan masih menggunakan

“sogokan” sejumlah uang agar bisa diterima. Masih banyak manusia yang demi

menuntut haknya/memenuhi keinginannya, lantas ia menghalalkan segala cara.

Mereka tentu saja tidak memikirkan hak-hak orang lain (hak para pencari kerja

lainnya) dalam melakukan hal tersebut.

Hak untuk mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang layak penting untuk

dijamin perlindungannya karena setiap orang berhak atas kesejahteraannya.

Kesejahteraan masyarakat merupakan tolak ukur maju tidaknya suatu negara. Dengan

mendapat suatu pekerjaan, maka setiap orang dapat memenuhi kebutuhannya. Dengan

semua kebutuhan terpenuhi, baik kebutuhan lahir maupun batin maka dapat dikatakan

orang itu hidup sejahtera. Dengan adanya jaminan atas hak ini, maka tenaga kerja

akan merasa terlindungi hak-haknya. Mereka tidak akan merasa khawatir lagi dalam

melakukan pekerjaannya, karena mereka telah dilindungi oleh hukum yang berlaku.

Agar semua permasalahan mengenai ketenagakerjaan dan penghidupan yang layak

bagi masyarakat Indonesia dapat dikurangi, maka ada beberapa langkah yang dapat

dilakukan :

1. Perbaiki sistem upah bagi para buruh (tenaga kerja). dengan ini, maka para

buruh akan mencapai tingkat ekonomi yang lebih tinggi.

2. Pemerintah membuka lapangan kerja yang seluas-luasnya, agar pengangguran

dapat dikurangi. Dengan pengangguran dikurangi, maka kesejahteraan juga akan

meningkat.

3. Pemerintah melakukan pelatihan keterampilan, termasuk kemampuan

berbahasa asing sebelum para tenaga kerja itu dikirim ke luar negeri, serta

hentikan agen-agen ilegal pengiriman tenaga kerja ke luar negeri, karena biasanya

agen-agen itu kurang memberikan jaminan terhadap para tenaga kerja.

5
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Hak atas pekerjaan sangatlah mempengaruhi pada kesejahteraan manusia

terutama dalam hal ekonomi,sosial dan budaya. Oleh karena itu Setiap individu

mempunyai keinginan agar HAM-nya terpenuhi, tapi satu hal yang perlu kita ingat

bahwa Jangan pernah melanggar atau menindas HAM orang lain. Dalam kehidupan

bernegara HAM diatur dan dilindungi oleh perundang-undangan RI, dimana setiap

bentuk pelanggaran HAM baik yang dilakukan oleh seseorang, kelompok atau suatu

instansi atau bahkan suatu Negara akan diadili dalam pelaksanaan peradilan HAM,

pengadilan HAM menempuh proses pengadilan melalui hukum acara peradilan HAM

sebagaimana terdapat dalam Undang-Undang pengadilan HAM.

3.2 Saran

Sebagai makhluk sosial kita harus mampu mempertahankan dan


memperjuangkan HAM kita sendiri. Di samping itu kita juga harus bisa menghormati
dan menjaga HAM orang lain jangan sampai kita melakukan pelanggaran HAM. Dan
Jangan sampai pula HAM kita dilanggar dan dinjak-injak oleh orang lain. Jadi dalam
menjaga HAM kita harus mampu menyelaraskan dan mengimbangi antara HAM kita
dengan HAM orang lain .

6
DAFTAR PUSTAKA

Himpunan Lengkap Undang-Undang Perburuhan,Penjelasan Umum UU No. 39

Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan TKI di Luar Negeri,

Aris Ananta, Liberalisasi Ekspor dan Impor Tenaga Kerja Suatu Pemikiran Awal,

Pusat Penelitian Kependudukan UGM, Yogyakarta, 1996, hal. 245.

Ronny Hanitijo Soemitro, Perspektif Sosial Dalam Pemahaman Masalah-Masalah

Hukum, Agung, Semarang, 1989, hal. 128.

https://id.wikipedia.org/wiki/Hak_atas_pekerjaan

https://www.kompasiana.com/andikadhamarjati98/54f5dd9ca33311444f8b478b/peke

r jaan-dan-penghidupan-yang-layak-bagi-masyarakat-indonesia

Anda mungkin juga menyukai