Dosen Pengampu:
OLEH:
DEWINTA SARI
NIM. 301.2020.003
Semester : III
FAKULTAS SYARIAH
SAMBAS
2021 M/ 1443 H
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam ?
2. Bagaimana Sejarah Perkembangan Ekonomi Islam ?
3. Bagaimana Perkembangan Pemikiran Teori Ekonomi Islam ?
4. Bagaimana Perkembangan Praktik Ekonomi Islam ?
5. Bagaimana Ekonomi Islam di Indonesia ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam
4
Prof. Dr. Boedi Abdullah, Peradaban Pemikiran Ekonomi Islam (Bandung: Pustaka Setia Bandung,
2010), Hlm 15.
Monzer Kahf menjelaskan bahwa ekonomi adalah subset dari agama.
Sehingga ekonomi Islam difahami sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari
paradigma Islam yang sumbernya merujuk pada al Quran dan Sunnah 5. Ekonomi
Islam adalah bagian dari ilmu ekonomi yang bersifat interdisipliner. Kajian
ekonomi Islam tidak dapat berdiri sendiri, tetapi perlu penguasaan yang mendalam
terhadap ilmu-ilmu syariah dan ilmu pendukungnya serta ilmu-ilmu yang
berfungsi sebagai tool of analysis seperti matematika, statistik, logika, ushul fiqh6.
Sedangkan Hasanuzzaman 7menjelaskan bahwa ilmu ekonomi Islam adalah
pengetahuan dan aplikasi dari ajaran dan aturan syari’ah yang mencegah
ketidakadilan dalam memperoleh sumber-sumber daya material sehingga tercipta
kepuasan manusia dan memungkinkan mereka menjalankan perintah Allah dan
masyarakat.
Sementara M. Nejatullah Siddiqi 8mendefisinisikan ilmu ekonomi Islam
sebagai jawaban dari pemikir muslim terhadap tantangan-tantangan ekonomi pada
zamannya, dengan panduan Qur’an dan Sunnah, akal dan pengalaman.
Muhammad Abdul Manan 9berpendapat bahwa ilmu ekonomi Islam dapat
dikatakan sebagai ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari masalahmasalah
ekonomi masyarakat yang diilhami nilai-nilai Islam. Ia mengatakan bahwa
ekonomi Islam merupakan bagian dari suatu tata kehidupan lengkap, berdasarkan
empat bagian nyata dari pengetahuan, yaitu: al-Quran, asSunnah, Ijma dan Qiyas.
Dawam Rahardjo10,memilah istilah ekonomi Islam ke dalam tiga kemungkinan
pemaknaan, pertama yang dimaksud ekonomi Islam adalah ilmu ekonomi yang
berdasarkan nilai atau ajaran Islam. Kedua, yang dimaksud ekonomi Islam adalah
sistem. Sistem menyangkut pengaturan yaitu pengaturan kegiatan ekonomi dalam
suatu masyarakat atau negara berdasarkan suatu cara atau metode tertentu.
Sedangkan pilihan ketiga adalah ekonomi Islam dalam pengertian perekonomian
umat Islam.
M.M. Metwally11mendefinisikan ekonomi Islam sebagai ilmu yang
mempelajari perilaku muslim dalam suatu masyarakat Islam yang mengikuti Al-
Quran, As-Sunnah, Qiyas dan Ijma. M.M. Metwally 12memberikan alasan bahwa
dalam ajaran Islam, perilaku individu dan masyarakat dikendalikan ke arah
bagaimana memenuhi kebutuhan dan menggunakan sumber daya yang ada. Dalam
Islam disebutkan bahwa sumber daya yang tersedia adalah berkecukupan, Oleh
5
Monzer Kahf, The Islamic Economy, Plainfield: Muslim Student Association (USCanada), 1978,
hlm. 18.
6
Monzer Kahf, The Islamic Economy: Analytical Study of the Functioning od the Islamic Economic
System, (T.tt.: Plainfield In Muslim Studies Association of U.S and Canada, 1978), hlm. 16.
7
Hasanuzzaman, “Definition of Islamic Economics” dalam Jurnal of Research in Islamic Economics,
Vol 1 No. 2, 1984.
8
Muhammad N. Siddiqi, Muslim Economic Thinking: A Survey of Contemporary Literature. Jeddah
and The Islamic Foundation, 1981.
9
M. Abdul Mannan, Islamic Economics: Theory and Practice., Delhi.Sh. M. Ashraf, 1970. Lihat juga
M.A Mannan, The Making of an Islamic Economic Society, Cairo, 1984.
10
M. Dawam Rahardjo, Islam dan Transformasi Sosial Ekonomi, Jakarta: LSAF, 1999, hlm. 3-4
11
M.M. Metwally, Teori dan Model Ekonomi Islam. Jakarta: Bangkit Daya Insana, 1995
12
Ibid
karena itu, dengan kecakapannya, manusia dituntut untuk memakmurkan dunia
yang sekaligus sebagai ibadah kepada Tuhannya. Karena bersumber dari al
Qur’an dan Sunnah, maka ekonomi Islam memiliki ciri yang khas yang berbeda
dengan ekonomi konvensional yang bersumber dari akal pikiran manusia belaka.
Hanya saja aplikasi ekonomi Islam akan bervariasi tergantung pada penafsiran dan
pemikiran yang terilhami dari pemahamannya terhadap al Qur’an dan Sunnah13.
Pemikiran ekonomi Islam terus mengalami perubahan seiring dengan tuntutan
dan persoalan yang dihadapi. Sekalipun demikian, para pemikir dan pelaku
ekonomi Islam tetap menyandarkan aktifitas mereka pada syariah yang bersumber
pada al Qur’an dan Sunnah.
13
Seperti yang disampaikan oleh Aslem Haneef, bahwa pemikir muslim di bidang ekonomi
dikelompokkan dalam tiga kategori : pertama, pakar bidang fiqih atau hukum Islam sehingga pendekatan yang
dilakukan adalah legalistik dan normatif; kedua, kelompok modernis yang lebih berani dalam memberikan
interpretasi terhadap ajaran Islam agar dapat menjawab persoalan yang dihadapi masyarakat kini; ketiga para
praktisi atau ekonom muslim yang berlatar belakang pendidikan Barat. Mereka mencoba menggabungkan
pendekatan fiqih dan ekonomi sehingga ekonomi Islam terkonseptualisasi secara integrated dengan kata lain
mereka berusaha mengkonstruksi ekonomi Islam seperti ekonomi konvensional tetapi dengan mereduksi nilai-
nilai yang tidak sejalan dengan Islam dan memberikan nilai Islam pada analisis ekonominya. Selanjutnya
silahkan baca: Mohamed Asalam Haneef, Contemporary Islamic Economic Thought: A Selected Comparative
Analysis, Kuala Lumpur: S. Abdul Majeed & Co., 1995, hlm. 11
14
Al-Qur’an Surat 28: ayat 77.
tentang pengaturan pencarian, penitipan dan membelanjakan harta. Ayat-ayat ini,
menurut At-Tariqi 15menunjukkan bahwa Islam telah menetapkan pokok ekonomi
sejak pensyariatan Islam (Masa Rasulullah SAW) dan dilanjutkan secara metodis
oleh para penggantinya (Khulafaur Rosyidin). Pada masa ini bentuk permasalaan
perokonomian belum sangat variatif, sehingga teori-teori yang muncul pun belum
beragam. Hanya saja yang sangat subtansial dari perkembangan pemikiran ini
adalah adanya wujud komitmen terhadap realisasi visi Islam rahmatan lil ‘alamin.
Perkembangan Pemikiran Ekonomi Islam dari sejak masa nabi sampai sekarang
dapat dibagi menjadi 6 tahapan16.
A. Tahap Pertama (632-656M), Masa Rasulullah SAW.
B. Tahap Kedua (656-661M), pemikiran ekonomi Islam di Masa Khulafaur
Rosyidin.
C. Tahap Ketiga atau Periode Awal (738-1037), Pemikir Ekonomi Islam
periode ini diwakili Zayd bin Ali (738M), Abu Hanifa (787 M), Awzai
(774), Malik (798), Abu Yusuf (798 M), Muhammad bin Hasan Al
Syaibani (804), Yahya bin Dam (818 M), Syafi’I (820 M), Abu Ubayd
(838 M), Amad bin Hambal (855 M), Yahya bin Hambal (855 M), Yahya
bin Umar (902 M), Qudama bin Jafar (948 M), Abu Jafar al Dawudi (1012
M), Mawardi (1058 M), Hasan Al Basri (728 M), Ibrahim bin Dam (874
M) Fudayl bin Ayad (802 M), Makruf Karkhi (815 M), Dzun Nun Al
Misri (859), Ibn Maskawih (1030 M), Al Kindi (1873 M), Al Farabi (950
M), Ibnu Sina (1037).
D. Tahap Kelima atau Periode Ketiga (1446-1931 M). Shah Walilullah Al
Delhi (1762 M), Muhammad bin Abdul Wahab (1787 M), Jamaluddin Al
Afghani (1897 M), Mufti Muhammad Abduh (1905 M), Muhammad Iqbal
(1938 M), Ibnu Nujaym (1562 M), Ibnu Abidin (1836), Syeh Ahmad
Sirhindi (1524M).
E. Tahap Keenam atau Periode Lanjut (1931 M – Sekarang). Muhammad
Abdul Mannan (1938), Muhammad Najatullah Siddiqi (1931 M), Syed
Nawad Haider Naqvi (1935), Monzer Kahf, Sayyid Mahmud Taleghani,
Muhammad Baqir as Sadr, Umer Chapra.
D. Perkembangan Praktik Ekonomi Islam
Praktek perbankan di zaman Rasulullah dan Sahabat telah terjadi karena telah
ada lembaga-lembaga yang melaksanakan fungsi-fungsi utama opersional
perbankan, yakni:
1) menerima simpanan uang
2) meminjamkan uang atau memberikan pembiayan dalam bentuk
mudharabah, musyarakah, muzara’ah dan musaqah
3) memberikan jasa pengiriman atau transfer uang.
15
At-Tariqi, Abdullah Abdul Husain. Ekonomi Islam: Prinsip, Dasar dan Tujuan. (Yogyakarta:
Magistra Insania Press, 2004), hlm.26
16
Heri Sudarsono, Konsep Ekonomi Islam: Suatu Pengantar, (Yogyakarta: Ekonisia, 2002), hlm. 149.
Penulis buku ini menkompilasi dari Sumber M. Najatullah Siddiqi (1995), M. Aslam Hannaef (1995), dan A.
Karim (2001).
Istilah-istilah fiqh di bidang ini pun muncul dan diduga berpengaruh pada
istilah teknis perbankan modern, seperti istilah qard yang berarti pinjaman atau
kredit menjadi bahasa Inggris credit dan istilah suq jamaknya suquq yang dalam
bahasa Arab harfiah berarti pasar bergeser menjadi alat tukar dan ditransfer ke
dalam bahasa Inggris dengan sedikit perubahan menjadi check atau cheque dalam
bahasa Prancis.
Perbankan telah dilaksanakan sejak zaman Rasulullah hingga Abbasiyah.
Istilah bank tidak dikenal zaman itu, akan tetapi pelaksanaan fungsinya telah
terlaksana dengan akad sesuai syariah. Fungsi-fungsi itu di zaman Rasulullah
dilaksanakan oleh satu orang yang melaksanakan satu fungsi saja. Sedangkan
pada zaman Abbasiyah, ketiga fungsi tersebut sudah dilaksanakan oleh satu
individu saja. Perbankan berkembang setelah munculnya beragam jenis mata uang
dengan kandungan logam mulia yang beragam. Dengan demikian, diperluan
keahlian khusus bagi mereka yang bergelut di bidang pertukaran uang. Maka
mereka yang mempunyai keahlian khusus itu disebut naqid, sarraf, dan jihbiz
17
yang kemudian menjadi cikal bakal praktek pertukaran mata uang atau money
changer.
Peranan bankir pada masa Abbasiyah mulai populer pada pemerintahan
Khalifah al-Muqtadir (908-932). 18Sementara itu, suq (cek) digunakan secara luas
sebagai media pembayaran. Sejarah pebankan Islam mencatat Saefudaulah al-
Hamdani sebagai orang pertama yang menerbitkan cek untuk keperluan kliring
antara Bagdad, Iraq dengan Alepo (Spanyol).19
Ilmu ekonomi Islam adalah suatu yang tidak bisa dipungkiri lagi adalah suatu
ilmu yang tumbuh dan menjadi gerakan perekonomian Islam sejak seperempat
abad yang lalu. Namun demikian, pergeseran orientasi dari pemikiran ekonomi ke
gerakan tak terpisahkan dari hapusnya institusi Khilafah tahun 201924 dan upaya
menghidupkanya kembali yang gagal hingga terbentuknya Organisasi Konfrensi
Islam. Dengan kata lain, salah satu produk penting yang menyertai kelahiran OKI
adalah terpicunya pemikiran ekonomi Islam menjadi gerakan perekonomian
Islam. Gerakan itu ditandai dengan diselengarakan Konfrensi Ekonomi Islam
secara teratur. Pemantapan hati negara-negara anggota OKI untuk mengislamisasi
ekonomi negaranya masing-masing tumbuh setelah Konferensi Ekonomi Islam III
yang diselenggarakan di Islamabad Pakistan bulan Maret 1983. 21Hasilnya,
17
Istilah jihbiz mulai dikenal pada masa Muawiyah (661-680M). Istilah ini dipinjam dari bahasa Persia
kahbad atau kihbud. Pada masa pemerintahan Sasanid, istilah jihbiz digunakan untuk orang yang melaksanakan
fungsi dan tugas mengumpulkan pajak tanah.
18
Pada masa ini setiap wazir (menteri) mempunyai bankirnya masing-masing. Misalnya: Ibnu Furat
menunjuk Harun Ibnu Imran dan Josep Ibnu Wahab sebagai bankirnya.
19
Sudin Haron, Islamic Banking: Rules and Regulations, Pelanduk Publications, Petaling Jaya, 1997, h.
2. Sami Hassan Hamoud, Progress of Islamic Bankin: the Aspirations and the Realities, Islamic Economic
Studies, vol 2 No.1. December 1994, hlm. 71-80
20
Pasca Perang Dunia II berakahir banyak pemuda mahasiswa Muslim belajar ekonomi di Barat
sehingga mereka mendapat wawasan ekonomi yang luas. Menyadari hal itu mereka berupaya menghidupkan
kembali prinsip, nilai, norma dan hukum ekonomi Islami untuk kemudian mereka berusaha untuk
mengaplikasikannya di tanah air mereka.
21
Javed Ansari, Ekonomi Islam antar Neoklasik dan Strukturalis: Laporan dari Islamabad dalam
Islamisasi Ekonomi: Suatu Sketsa Evaluasi dan Prospek Gerakan Perekonomian Islam, (Amrullh dkk., e.,)
sejumlah pemerintahan Islam sudah mendirikan Departemen atau Fakultas
Ekonomi Islam di universitas-universitas mereka, bahkan sudah mulai meng-
Islamkan lembaga pebankan mereka. Gerakan ekonomi syariah adalah suatu
upaya membentuk Sistem Ekonomi Islam (SEI) yang mencakup semua aspek
ekonomi sebagaimana didefinisikan oleh Umer Chapra dalam, The Future of
Economics.
Konferensi Negara-negara Islam sedunia, 21-27 April 1969 memberi dampak
positif berupa perkembangan bank Islam atau bank syari’ah di berbagai negara
yang ditengarai lebih dari 200 lembaga keuangan dan investasi syari’ah yang
berkembang sejak tahun 1975. Pada tahun tersebut, perkembangan sistem
ekonomi syari’ah secara empiris diakui dengan lahirnya Islamic Development
Bank (IDB).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan pembahasaan ini sebagai berikut:
1. Monzer Kahf menjelaskan bahwa ekonomi adalah subset dari agama. Sehingga
ekonomi Islam difahami sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari paradigma
Islam yang sumbernya merujuk pada al Quran dan Sunnah.
2. Pemikiran ekonomi Islam terus mengalami perubahan seiring dengan tuntutan dan
persoalan yang dihadapi. Sekalipun demikian, para pemikir dan pelaku ekonomi
Islam tetap menyandarkan aktifitas mereka pada syariah yang bersumber pada al
Qur’an dan Sunnah.
3. Perkembangan ekonomi Islam adalah wujud dari upaya menerjemahkan visi Islam
rahmatan lil ‘alamin, kebaikan, kesejahteraan dan kemakmuran bagi alam
semesta, termasuk manusia di dalamnya.
4. Perkembangan teori ekonomi Islam dimulai dari diturunkannya ayat-ayat tentang
ekonomi dalam al-Qur’an, seperti: QS. Al-Baqarah ayat ke 275 dan 279 tetang
jual-beli dan riba; QS. Al-Baqarah ayat 282 tentang pembukuan transaksi; QS. Al-
Maidah ayat 1 tentang akad; QS. Al-A’raf ayat 31, An-Nisa’ ayat 5 dan 10 tentang
pengaturan pencarian, penitipan dan membelanjakan harta.
5. Ketika Islam masuk ke Indonesia pertama kali, kita tahu bersama bahwa jalur
perdaganganlah yang digunakan sebagai jalur masuknya para pedagang muslim
dari Gujarat, Persia, Yaman, Cina dan beberapa negara lainnya.
B. Saran
Saran yang bisa pemakalah berikan tentang materi Sejarah Ekonomi Islam di
Dunia dan Indonesia adalah untuk mencoba lebih memahami materi yang di
sampaikan jika ada pokok pembahasan yang kurang atau ketidak lengkapan
materi,diharapkan agar pembaca atau pendengar bisa memahami,sekian terima kasin.
DAFTAR PUSTAKA
Abu ‘Ubayd al-Qasim bn Sallam. 1981. Al-Amwa’l. Beirut Libanon. Mu’assassat al-Nashir.
Abu al-Hasan ‘Ali bin Muhammad bin Habib al-Bashriy al-Bagdady al-Mawardy, t.t. al-
Ahkam al-Sulthaniyyah, Dar al-Fikr, Beirut.
Adiwarman A. Karim, Refleksi dan Proyeksi Ekonomi Islam Indonesia. Diakses dari
http://www.dilibrary.net/images/topics/Materi%20-%20Adiwarman.pdf. Tanggal 30 Januari
2007.
At-Tariqi, Abdullah Abdul Husain. Ekonomi Islam: Prinsip, Dasar dan Tujuan. (Yogyakarta:
Magistra Insania Press, 2004)
Cf. The Muqaddimah yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dri bhasaArab oleh Franz
Rosenthal (3 jilid) diterbitkan oleh Bollingen Foundation Inc., New York
Dawam Raharjo, Menegakan Syariat Islam di Bidang Ekonomi, dalam Adiwarman Karim,
Bank Islam: analisis fiqh dan Keuangan, IIIT Indonesia, Jakarta, 2003
Muhammad Abdul Mannan. 1997. Teori dan Praktek Ekonomi Islam. Yogyakarta: PT Dana
Bhakti Prima Yasa.
Zainal Abidin Ahmad, Dasar-dasar Ekonomi Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1979.