Dosen Pengampu :
Disusun oleh:
Ahmad Miskatul
JURUSAN MANAJEMEN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2020
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME yang telah memberikan rahmat dan
karunianya kepada kami sehingga berhasil menyelesaikan makalah tentang “Hubungan
Perburuhan dan Tawar Menawar yang Kolektif” tepat pada waktunya.
Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua mengenai
ketenagakerjaan atau perburuhan beserta proses tawar menawar yang kolektif. Kami
menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua
pihak yang membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kamisampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyelesain makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan YME selalu merhidai
segala usaha kita. Aamiin.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perburuhan atau ketenagakerjaan merupakan bagian yang erat kaitannya
dengan seorang buruh dan majikannya. Hubungan yang terjalin tidak sebatas pada
pengupahan namun juga cara-cara bekerja buruh untuk pekerjaan yang dijalaninya.
Ketenagakerjaan juga mempengaruhi pembangunan nasional dan hal ini juga telah
diatur dalam pancasila serta Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun
1945. Tenaga kerja mempunyai perananan, kedudukan yang sangat penting sebagai
pelaku dan sasaran pembangunan nasional. Hak-hak tenaga kerja yang diatur dalam
peraturan ketenagakerjaan Indonesia, yang didalamnya termasuk perlindungan tenaga
kerja merupakan hal yang harus diperjuangkan agar harkat dan kemanusian tenaga kerja
ikut terangkat. Perlindungan tenaga kerja dimaksudkan untuk menjamin hak-hak dasar
karyawan dengan tetap memperhatikan perkembangan kemajuan dunia usaha nasional
dan internasional.
Karena pentingnya peran tenaga kerja, maka untuk melindungi hak-hak para
pekerja dibentuklah hukum perburuhan atau ketenagakerjaan. Hukum Perburuhan
adalah bagian dari hukum yang berlaku yang pada pokoknya mengatur hubungan antara
buruh dengan majikan, antara buruh dengan buruh dan antara buruh dengan penguasa. Iman
Soepomo membuat rumusan tentang arti kata Hukum Perburuhan yaitu suatu
himpunan peraturan, baik tertulis maupun tidak yang berkenaan dengan kejadian di
mana seseorang bekerja pada orang lain dengan menerima upah.
Dalam makalah ini kami akan membahas secara lebih padat tentang sejarah
perburuhan di Indonesia, Undang-undang ketenagakerjaan serta proses tawar
menawar yang kolektif dalam serikat kerja.
B. Rumusan Masalah
1. Menjelaskan sejarah singkat gerakan buruh (tenaga kerja) di Indonesia
2. Mendiskusikan undang-undang ketenagakerjaan
3. Membuat contoh terkini apa yang diharapkan selama perjalanan pemilihan serikat
pekerja
4. Menjelaskan lima cara untuk mengabaikan pemilihan NLRB
5. Membuat contoh tawar-menawar yang tidak beritikad baik
C. Tujuan
1. Mengetahui sejarah singkat gerakan buruh (tenaga kerja) di Indonesia
2. Mengetahui undang-undang ketenagakerjaan
3. Mengetahui contoh terkini yang diharapkan selama perjalanan pemilihan serikat
pekerja
4. Mengetahui lima cara mengabaikan pemilihan NLRB
5. Mengetahui contoh tawar-menawar yang tidak beritikad baik
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
Gerakan perburuhan atau tenaga kerja muncul sejak jaman imperialis Belanda. Pada
saat itu perburuhan telah populer di kalangan Eropa dan saat penjajahan Indonesia oleh
Belanda hal ini juga terjadi namun orientasi perburuhan pada saat itu adalah penindasan atau
pemerasan tenaga serta pengupahan. Hingga pada akhirnya setelah pasca kemerdekaan
perburuhan di Indonesia mulai memiliki kedudukan dan memiliki serikat kerja yang mampu
menjadi jembatan antara pekerja dengan pengusaha.
Untuk legalitas dan perlindungan ketenagakerjaan diIndonesia disusun pula undang-
undang ketenagakerjaan yang berlandaskan UUD 1945 serta pancasila sebagai dasar negara
Indonesia yaitu Undang-Undang no.13 tahun 2003. Walaupun didalamnya masih ada pasal-
pasal yang harus lebih diperinci untuk lebih memperjelas hak-hak yang diterima tenaga kerja.
Pemilihan serikat kerja sebagai perwakilan dari karyawan yang menghubungkan
antara pekerja dan pengusaha diharapkan dilakukan dengan maksud yang baik. Dan serikat
kerja terpilih mampu melaksanakan fungsinya sehingga tidak mengecewakan para buruh atau
tenaga kerja.
Tawar-menawar atau negosiasi untuk persetujuan kerja antara karyawan dan
pengusaha diharapkan juga dapat dilakukan dengan itikad baik sehingga tercapai hubungan
kerjasama yang saling menguntungkan dan mampu mensejahterakan karyawan.
Relasi Tenaga Kerja dan Tawar Menawar Kolektif
BAB 15
Relasi Tenaga Kerja dan Tawar Menawar Kolektif
Kel 6
mencapai tujuan serikat buruh sebagaimana yang dimaksutkan diatas, maka serikat
buruh/
perselisihan industrial.
anggotanya;
perusahaan.
Keamanan Serikat Pekerja Yang pertama dan barangkali yang paling penting, serikat
pekerja
mencari keamanan bagi diri mereka sendiri. Mereka berusaha keras untuk hak
mewakili para
pekerja sebuah perusahaan menjadi agen kesepakatan bagi semua karyawan dalam
unit
- Closed shop.
- Union shop.
tetapi mereka harung bergabung dengan serikat pekerja setelah periode waktu yang
Kartyawan bukan anggota serikat pekerja masih harus membayar iuran serikat pekerja
atas asumsi bahawa usah yang dilakukan serikat pekerja menguntungkan semu
pekerja.
- Open shop.
Abaikan Upah, Jam Kerja, dan Tunjangan bagi Para Anggota Saat keamanan mereka
terjamin, serikat pekerja berjuan untuk memperbaiki upah, jam kerja, dan kondisi
kerja.
- Sebuah organisasi sukarela yang terdiri sekitar 100 serikat pekerja nasional
- Adalah kedua belah pihak melakukan upaya yang memadai untuk mencapai
- Komponen wajib
- Komponen diizinkan
- Komponenilegal
• Jalan Buntu
- Terjadi ketika pihak-pihak yang terlibat tidak dapat bergerak lebih jauh untuk
mendapatkan penyelesaian.
- Terjadi karena salah satu pihak menuntut lebih dari yang dapat ditawarkan
pihak lainnya.
- Terkadang pihak ketiga seperti mediasi dan arbitrase dapat memecahkan jalan
buntu tersebut
atau pemogokan
Pemogokan Ekonomi
Pemogokan liar
Pemogokan simpati
Keluhan yaitu Proses formal untuk menangani faktor-faktor yang melibatkan upah,
jam kerja,
atau kondisi pekerjaan yang digunakan sebagai keluhan terhadap pemberi kerja.
Kedisiplinan
Senioritas
Evaluasi kerja
Penugasan kerja
lembur
Liburan
Rencana insentif
Masalah pekerja
DAFTAR PUSTAKA
Desler, Gary. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Indeks
http://sherinswary.blogspot.com/2013/04/analisis-undang-undang-ketenagakerjaan.html
http://desrawordpress.com/2012/gerakan-buruh-indonesia.html