PENDAHULUAN
l. Latar Belakang
Salah satu tujuan penegakan hukum adalah terjaminnya
hak-hak asasi manusia (HAM). Manusia mempunyai kedudukan
sentral dalam penegakan hukum. Manusia adalah obyek dan
subyek dalam rangka penegakan hukum tersebut.
1
dan falsafah hidup bangsa Indonesia, yaitu "Kemanusiaan Yang
Adil dan Beradab".
2
sangat berperan membuat manusia kehilangan banyak
kesempatan memperoleh kebebasan dirinya.
3
dan tidak berkembang. Situasi ini terjadi karena adanya tindakan
represif dan ditambah dimatikannya banyak industri yang
dibangun oleh Pemerintah Kolonial Belanda. Baru kemudian
setelah kemerdekaan Indonesia mulai bangkit gerakan buruh.
Organisasi buruh yang kuat pada masa itu salah satunya adalah
SBII (Serikat Buruh Islam Indonesia) menyatakan siap untuk
bekerja sama dengan serikat buruh manapun asal tidak merusak
dasar-dasar Islam. Pada masa Orde Baru, terdapat peristiwa
penting di dalam pergerakan buruh di Indonesia, yaitu dibentuknya
Kesatuan Aksi Buruh Indonesia (KABI) tahun 1966 dan Majelis
Permusyawaratan Buruh Indonesia (MPBI) pada tanggal 1
November 1969. Dalam perkembangan selanjutnya, lahir pula
Federasi Buruh Seluruh Indonesia (FBSI) dan Serikat Pekerja
Seluruh Indonesia (SPSI).
Sejak lahir Orde Baru tersebut, gerakan buruh dimobilisir dari
dibentuknya KABI (Kesatuan Aksi Buruh Indonesia) pada tahun
1966. Tujuannya ialah untuk bersama-sama kekuatan Orde Baru
lainnya berjuang menumbangkan sisa-sisa G 30 S PKI,
Perjuangan KABI bersifat politis sedangkan soal-soal yang bersifat
sosial ekonomi di selesaikan oleh sekretariat bersama buruh
beserta anggota-anggotanya.
4
menyatakan bahwa pekerja/buruh merupakan mitra kerja
pengusaha yang sangat penting dalam proses produksi dalam
rangka meningkatkan kesejahteraan pekerja/buruh dan
keluarganya, menjamin kelangsungan perusahaan dan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia pada
umumnya, sehubungan dengan hal itu, serikat pekerja/Organisasi
buruh merupakan sarana untuk memperjuangkan kepentingan
pekerja/buruh dalam menciptakan hubungan industrial yang
harmonis, dinamis dan berkeadilan.Undang-Undang Nomor 21
Tahun 2000, tentang Serikat Pekerja/Organisasi Buruh didasarkan
pada Pasal 28 E perubahan Kedua Undang-Undang Dasar 1945
dan Konvensi ILO (Internasional Labour Organization) Nomor 98
Tahun 1949, tentang Hak Berorganisasi dan Kemerdekaan
berserikat di ratifikasi oleh Pemerintah Republik Indonesia dengan
Undang-Undang No.18 Tahun 1956, tentang Persetujuan
Konvensi Organisasi Perburuhan Internasional No 98 Tahun 1949
mengenai Berlakunya Dasar- Dasar daripada Hak untuk
berorganisasi dan untuk Berunding Bersama. Dengan telah
diratifikasinya Konvensi ILO No 98 Tahun 1949, tentang Hak
Berorganisasi dan Kemerdekaan Berserikat serta diundangkannya
Undang-Undang Nomor No 21 Tahun 2000, tentang Serikat
Pekerja/Organisasi Buruh, maka bidang perburuhan
sesungguhnya telah berubah secara radikal. Kebebasan untuk
mendirikan organisasi buruh telah dimanfaatkan oleh para aktivis
perburuhan untuk mendirikan organisasi dengan bermacam nama
dan bermacam orientasi kepentingan. Namun secara prinsip,
organisasi buruh dibentuk dengan tujuan untuk memperjuangkan
kepentingan buruh, khususnya untuk memperbaiki tingkat
kesejahteraan hidup dan melindungi hak-hak buruh.
5
keluarganya. Sejarah telah membuktikan bahwa peranan serikat
pekerja/organisasi buruh dalam memperjuangkan hak anggotanya
sangat besar, sehingga pekerja/buruh telah banyak merasakan
manfaat organisasi serikat pekerja/organisasi buruh yang betul-
betul mandiri (independence) dan konsisten dalam
memperjuangkan hak-hak buruh.
ll. Permasalahan
Dalam penulisan makalah ini, penulis mengangkat permasalahan
yaitu:
1. Pengertian organisasi buruh.
2. Bagaimana peranan organisasi buruh.
6
BAB II
PEMBAHASAN
7
Dalam suatu perusahaan biasanya terdapat organisasi serikat
pekerja/organisasi buruh yang dalam pelaksanannya mempunyai
peranan yang sangat penting dalam hubungan industrial.
Serikat Pekerja dalam memecahkan persoalan menuju suatu kemajuan
dan peningkatan yang diharapkan, hendaknya menata dan memperkuat
dirinya melalui upaya :
1. Menciptakan tingkat solidaritas yang tinggi dalam satu kesatuan
diantara pekerja dengan pekerja, pekerja dengan Serikat
Pekerjanya, pekerja/Serikat Pekerja dengan manajemen
2. Meyakinkan anggotanya untuk melaksanakan kewajibannya
disamping haknya diorganisasi dan diperusahaan, serta
pemupukan dana organisasi.
3. Dana Organisasi dibelanjakan berdasarkan program dan anggaran
belanja yang sudah ditetapkan guna kepentingan peningkatan
kemampuan dan pengetahuan pengurus untuk bidang
pengetahuan terkait dengan keadaan dan kebutuhan ditempat
bekerja, termasuk pelaksanaan hubungan industrial.
9
memperjuangkan hak-haknya secara kolektif serta membangun
masyarakat, bangsa dan negara".
Pasal 9 menyebutkan :
Dari aturan ini serikat pekerja akan dapat bertahan hidup dan
berperan dalam masyarakat pekerja dan menjadi organisasi buruh
yang kuat, aspiratif terhadap kepentingan pekerja, profesional dan
mandiri Selain itu serikat pekerja juga dapat menjawab tantangan
yang dihadapi di bidang ketenagakerjaan dan hubungan industrial
dalam era globalisasi.
10
d. Sarana penyalur aspirasi dalam memperjuangkan hak dan
kepentingan anggotanya
e. Perencana, pelaksana dan penanggungjawab pemogokan
pekerja/ buruh.
f. Wakil pekerja dalam memperjuangkan kepemilikan saham di
perusahaan.
Tenaga kerja yang telah dikenakan PHK, akan diberikan hak-
haknya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
nasional dan ketentuan oleh perusahaan. Hak-hak tersebut dapat
berupa uang pesangon, uang penghargaan masa kerja, dan lain
sebagainya.
11
19. Federasi Serikat Pekerja BUMN
20. Serikat Buruh Merdeka Setiakawan
21. Serikat Pekerja Nasional Indonesia
22. Federasi Serikat Pekerja Tekstil, Sandang dan Kulit
(SP.TSK)
23. Gabungan Organisasi Buruh Seluruh Indonesia (GOSBI)
24. Asosiasi Karyawan Pendidikan Nasional (ASOKADIKNA)
25. Federasi SP Penegak Keadilan Kesejahteraan dan
Persatuan (SPKP)
26. Federasi SP Rakyat Indonesia (SPRI)
27. Federasi Kimia Energi Pertambangan (KEP)
28. Solidaritas Buruh Maritim dan Nelayan Indonesia (SBMNI)
29. Federasi SP Indonesia (SPI)
30. Front Nasional Perjuangan Buruh Indonesia (FNPBI)
31. Federasi Gabungan Serikat Pekerja Mandiri (GSBM)
32. Federasi Perserikatan Buruh Independen (FBI)
33. Federasi Serikat Buruh Perjuangan (FSBP)
34. Federasi Aliansi Jurnalis Independen (AJI)
35. Federasi Gabungan Serikat Pekerja PT Rajawali Nusantara
Indonesia (GSPRNI)
36. Federasi Farkes Reformasi
37. Federasi SPM (hotel, restoran, plaza, apartemen, katering
dan pariwisata) Indonesia
38. Gaspermindo Baru
39. Gabungan Serikat Buruh Indonesia 2000 (DPP GSBI 2000)
40. Federasi SP Kahutindo
41. Federasi Serikat Pekerja Pariwisata (SP PAR)
42. Federasi Serikat Pekerja Percetakan, Penerbitan dan Media
Informasi
43. Federasi SP Pertanian dan Perkebunan
44. Federasi Serikat Pekerja Bangunan dan Pekerjaan Umum
(SP BPU)
45. Federasi Serikat Pekerja Niaga, Bank, Jasa dan Asuransi
46. Federasi Serikat Pekerja Farmasi dan Kesehatan
47. Federasi Serikat Pekerja Angkutan Darat, Danau, Feri,
Sungai dan Telekomunikasi Indonesia (SP ADFES)
48. Federasi Serikat Pekerja Logam, Elektronik dan Mesin
12
(DPP FSP LEM)
49. Federasi Serikat Pekerja Rokok, Tembakau, Makanan dan
Minuman
50. Federasi Serikat Pekerja Kependidikan Seluruh Indonesia
(DPP F. SPKSI)
51. Federasi Serikat Pekerja TSK SPSI
52. Federasi Serikat Pekerja Perkayuan dan Kehutanan (F.SP
KAHUT)
53. Federasi Serikat Pekerja Transport Indonesia (F.SP TI)
54. Federasi Serikat Pekerja Kimia, Energi dan Pertambangan
(F.SP.KEP)
55. Federasi Serikat Pekerja Kewartawanan Indonesia
(F.SP.PEWARTA)
56. Federasi Serikat Pekerja Maritim Indonesia (F.SP.MI)
57. Kesatuan Pelaut Indonesia (KPI)
58. Federasi Serikat Pekerja Tenagakerja di Luar Negeri
(F.SP.TKI LN)
59. Federasi Serikat Buruh Karya Utama (FSBKU)
60. Federasi Serikat Pekerja Perkebunan Nusantara (FSPBUN)
61. Gerakan Buruh Marhaenis
62. Serikat Pekerja Industri Semen Indonesia (FSPISI)
63. Serikat Pekerja Islam (SERPI)
64. Federasi Buruh Indonesia (FBI)
65. Kesatuan Buruh Nasional Indonesia (KBNI)
66. SB Transportasi Perjuangan Indonesia
67. Persatuan Pekerja Informal Seluruh Indonesia
68. Kongres Buruh Islam (KOSBI)
69. SP Sektor Informal Mandiri Seluruh Indonesia (SP-SIMSI)
70. Federasi Serikat Pekerja Pariwisata Reformasi
71. Serikat Pekerja Percetakan, Penerbit dan Media Informasi
BAB III
PENUTUP
13
A. Kesimpulan
Pekerja/buruh merupakan. Serikat Pekerja adalah organisasi yang
dibentuk dari, oleh, dan untuk pekerja/buruh baik diperusahaan
maupun diluar mitra kerja pengusaha yang saling membutuhkan satu
sama lain perusahaan, yang bersifat bebas, terbuka, mandiri,
demokratis dan bertanggung jawab guna memperjuangkan, membela
serta melindungi hak dan kepentingan pekerja/buruh serta
meningkatkan kesejahteraan pekerja/buruh dan keluarganya.
B. Saran
Dengan adanya Serikat Pekerja/Serikat Buruh hendaknya dapat
membawa dampak yang positif bagi hak-hak pekerja mengingat
dalam kasus perburuhan yang ada sering ditemukan kurangnya
keperpihakan kepada buruh karena lemahnya perlindungan dari
pemerintah.
14
15