Anda di halaman 1dari 16

PERANAN DAN PERKEMBANGAN

SERIKAT PEKERJA

Dewasa kini, peran serikat pekerja dengan perusahaan sangat penting. Karena saat ini, kita
menyaksikan semakin kurangnya peran utama negara dalam tanggung jawabnya untuk
mensejahterakn kehidupan rakyat.
Indonesia secara hukum telah mengesahkan Konvensi ILO No. 87/1948 yang bisa
menjadi referensi dasar hukum perlindungan hak berorganisasi dan hak berserikat.
UU No. 21/2000 tentang serikat pekerja/serikat buruh juga memberikan ruang dan
perlindungan pada setiap pekerja untuk mendirikan dan bergabung dengan serikat pekerjanya.
Konvensi ILO No. 98/1949 tentang hak berorganisasi dan hak untuk melakukan perundingan
kerja bersama juga telah diratifikasi, konvensi ini memberikan peran perlindungan yang lebih
luas dan hak serikat pekerja atas nama pekerja untuk melakukan perundingan dengan manajemen
untuk perbaikan dan peningkatan syarat-syarat dan kondisi kerja. Dan hal ini merupakan hal
istimewa, karena hak berunding dengan manajemen hanya dimiliki oleh serikat pekerja bukan
asosiasi profesi.

Serikat pekerja adalah hak melekat bagi pekerja, worker rights is human rights. Mengapa bisa
dikatakan demikian? Deklarasi Universal Hak Asazi Manusia Pasal 23 dengan jelas menyatakan
hak tersebut: ayat (1) Setiap orang berhak atas pekerjaan, berhak bebas memilih pekerjaan,
berhak atas syarat-syarat pekerjaan yang adil dan menguntungkan serta berhak atas perlindungan
akan pengganguran; ayat (2) Setiap orang tanpa diskriminasi, berhak atas pengupahan yang sama
untuk pekerjaan yang sama; ayat (3) Setiap orang yang bekerja berhak atas pengupahan yang adil
dan menguntungkan, yang memberikan jaminan kehidupan yang bermartabat baik dirinya sendiri
maupun keluarganya, dan jika perlu ditambah dengan perlindungan sosial
lainnya; ayat (4) Setiap orang berhak mendirikan dan memasuki serikatserikat pekerja
untuk melindungi kepentingannya.
Tentunya hak tersebut dikuatkan dengan Konvensi ILO yang telah diratifikasi (atau
disyahkan) oleh pemerintah Indonesia seperti saya maksudnya diatas. Konvensi ILO No. 87
Tahun 1956 (Freedom of Association and Protection of the Right to Organise) dimana
pemerintah Indonesia telah meratifikasinya melalui Keppres No. 83 tahun 1998. Prinsip dari
konvensi ini adalah memberikan jaminan kebebasan kepada pekerja untuk mendirikan organisasi
serikat pekerjanya dan menjamin bahwa kebebasan tersebut dilindungi tanpa adanya campur
tangan dari institusi public. Sedangkan Konvensi ILO No. 98/1945 tentang Hak Berorganisasi
dan melakukan Perundingan Bersama secara prinsip menguatkan konvensi sebelumnya bahwa
hak pekerja untuk dilindungi dari berbagai tindakan atau undang-undang diskriminatif terhadap
serikat pekerja dan memastikan peningkatan perundingan bersama dan sekaligus
mempertahankan otonomi para pihak dan sifat sukarela dari negosiasi sebagai maksud untuk
menentukan syaratsyarat dan kondisi-kondisi kerja.

1.2 Sejarah perkembangan dan peranan serikat pekerja


Untuk menjamin kelangsungan dan menikmati perlindungan hak-hak pekerja/buruh sejak dulu
telah diupayakan pekerja/buruh memperkuat kedudukan dengan cara berorganisasi. Pada zaman
revolusi industri di Eropa, pekerja/buruh berorganiasi untuk meningkatkan kondisi kerja mereka.
Di Indonesia Serikat Pekerja/Serikat Buruh juga mulai terbentuk pada pertengahan abad 19. Pada
saat itu Serikat Pekerja/Serikat Buruh yang ada adalah yang didirikan oleh dan untuk
pekerja/buruh Belanda, dengan demikian yang menikmati perlindungan adalah hanya pekerja/
buruh Belanda.

Hak berserikat pekerja/buruh dan pengusaha diakui sebagai pelaksanaan hak asasi manusia. Di
Indonesia perkembangan keserikatpekerjaan/buruhan mengalami pasang surutnya, sejak zaman
penjajahan Belanda telah berdiri Serikat Pekerja atau Buruh untuk pekerja/buruh kulit putih.

Awal perjuangan pekerja/buruh pribumi adalah dengan berdirinya Boedi Oetomo tahun
1908 yang kemudian berdiri Serikat Buruh Kereta Api, setelah itu gerakan
pekerja/buruh terus berkembang diantaranya yang dipengaruhi oleh gerakan komunis di
Eropa dan aliran islam. Serikat Pekerja/ Buruh yang telah terbentuk dibubarkan oleh pemerintah
bala tentara Jepang pada tahun 1942.
Setelah proklamasi kemerdekaan sampai tahun 1950, mulai timbul lagi organisasi pekerja/buruh
yang pada mulanya tidak berorientasi politik. Menjelang akhir tahun 1940-an Gabungan Serikat-
serikat Buruh Indonesia (GSBI) yang merupakan visi dari Persatuan Organisasi Buruh (POB)
dan Ikatan Central Organisasi Serikat Sekerja (ICOSS) menjadi organisasi yang beraliran politik.

Pada zaman awal kemerdekaan kita mengenal serikat pekerja/buruh yang sebagian berorientasi
politik. Pada tahun 1950-an dan awal tahun 1960-an bahkan hampir kita kenal serikat
pekerja/buruh yang perjuangannya tidak semata-mata untuk kepentingan pekerja/buruh tetapi
lebih berorientasi pada perjuangan politik.

Dalam kurun waktu 1950 – 1959 berdiri berbagai organisasi pekerja/buruh, antara 1959 – 1965
gerakan buruh menjadi alat partai politik bahkan hampir semua serikat pekerja/buruh yang ada
berafiliasi kepada partai politik. Dengan demikian perjuangan para pekerja/buruh terabaikan,
karena serikat pekerja/buruh lebih memperjuangkan untuk partai politik yang menjadi induknya.
Setelah gagalnya pemberontakan G 30 S/PKI, maka Serikat Pekerja/Buruh berusaha untuk
menyatukan diri. Pada awalnya mereka membentuk secretariat bersama, pada tahun 1968
sekretariat bersama yang ada ditingkatkan menjadi Majelis Permusyawaratan Buruh Indonesia
(MPBI) yang merupakan awal dari bergabungnya Serikat Pekerja/Buruh yang ada.

Pada tahun 1973 para pimpinan Serikat Pekerja/Buruh yang ada mengeluarkan deklarasi tentang
persatuan Serikat Buruh dan membentuk Federasi Buruh Seluruh Indonesia (FBSI). Dalam
perkembangannya federasi ini berubah manjadi serikat pekerja yang bersifat monolitik atau
unitaris dalam bentuk serikat pekerja (SPSI) pada tahun 1985. Menyadari bahwa bentuk unitaris
tidak sejalan dengan kebebasan berserikat, maka pada tahun 1995 SPSI berubah menjadi federasi
dari 13 sektor serikat pekerja dengan nama Federasi SPSI.

Didalam era reformasi dimana kebebasan berserikat dan demokratisasi dijunjung tinggi, maka
pemerintah meratifikasi konvensi ILO No. 87 tentang hak berserikat dan perlindungan terhadap
hak berorganisasi. Pada saat ini serikat pekerja/buruh tumbuh dengan pesat dan telah berdiri
tidak kurang dari 205 serikat pekerja/buruh tingkat nasional. Untuk menjamin kebebasan
berserikat juga telah disyahkan UU. No. 21 tahun 2000 tentang serikat pekerja/buruh.

Pada saat ini, kebebasan berserikat secara luas dijamin sepenuhnya, Peraturan perundang-
undangan yang ada memberi kesempatan tumbuh dan berkembangnya kebebasan berserikat yang
praktis tanpa batas.

UUD 1945 menjamin kebebasan berserikat, deklarasi PBB tentang hak asasi manusia (Universal
Declaration Of Human Right) tahun 1948 secara khusus menyebutkan tentang hak berserikat.
Demikian pula ILO mengeluarkan 2 konvensi mengenai kebebasan berserikat, dengan demikian
bangsa Indonesia dan masyarakat memiliki pandangan yang sama tentang kebebasan berserikat
bagi para pekerja/buruh.

2.1 Pekerja menurut para ahli :


1. Pekerja adalah setiap penduduk dalam usia kerja yang melakukan kegiatan ekonomis, baik dalam
hubungan kerja di perusahaan maupun diluar hubungan kerja seperti pekerja mandiri, pekerja
keluarga dan pekerja sektor informal lainnya. Indonesia pada saat meretifikasi konvensi ILO No.
138 tahun 1973 minimum 15 tahun sebelumnya, batas usia minimum di Indonesia adalah 10
tahun. Harus diakui bahawa hingga sekarang ini, masih terdapat penduduk berusia di bawah 15
tahun karena alasan-alasan tertentu terpaksa bekerja membantu anggota keluarga atau sebagai
pekerja keluarga. (Prof. Dr. Payaman J. Simanjuntak)
2. Pekerja adalah seseorang yang mempunyai kompentensi professional dalam pekerjaan yang
diperoleh melalui pendidikan formal atau pengalaman praktik di bidangnya. (YAYASAN OBOR
INDONESIA)
3. Pekerja adalah seseorang yang memiliki dasar pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai
pekerjaan yang bertujuan untuk memberikan kesejahteraan
4. (ENDANG SOERTOPO)
5. Pekerja adalah seorang professional yang paling sering bekerja dengan orang dan membantu
mereka mengelola kehidupan sehari-hari mereka, memahami dan beradaptasi dengan
lingkungan. (TARA KUTHER, Ph.D)
6. Pekerja adalah seorang individu yang bertujuan untuk membantu orang-orang dalam masyarakat
yang tidak mampu atau kesulitan dalam menangani masalah kehidupan yang mereka hadapi.
Pekerja dapat melakukan tugas mereka di sekolah, rumah sakit, organisasi, dan sector public
lainnya. (JACK CLARIDGE)
7. Pekerja adalah seseorang yang menghabiskan hari-hari mereka untuk menghidupkan keluarga
dan mencari penghidupan yang layak.(PRINCETON)

2.2 Serikat :
1. Serikat buruh ialah organisasi buruh yang bergabung bersama untuk mencapai tujuan umum
dibidang seperti upah dan kondisi kerja .
2. Serikat ialah perkumpulan,perhimpunan,gabungan,perseorangan,sekutu . Organisasi buruh,diluar
perusahaan yang didirikan oleh para pekerja untuk melindungi atau memperbaiki status ekonomi
dan sosialnya melalui usaha kolektif .

3. Serikat adalah wadah organisasi bagi buruh atau pekerja dalam Ruang lingkup
kerja,tempat,tinggal,kota,nasional dan internasional yang menjadi alat kaum buruh atau pekerja
untuk memperjuangkan hak-haknya sebagai buruh atau pekerja .
4. Serikat adalah organisasi yang dibentuk dari buruh atau pekerja, oleh buruh atau pekerja,untuk
buruh atau pekerja dilakukang secara bebas dan sukarela,yang bersifat permanen dan
berkesinambungan dalam rangka meningkatkan posisi tawar buruh, guna melindungi dan
memperjuangkan kepentingan atau hak-hak serta aspirasi buruh atau pekerja .
5. Serikat adalah tonggak buruh/pekerja mensuarakan hak-haknya untuk mencapai taraf hidup yang
layak untuk kepentingan orsng banyak / organisasi dan tidak mengguntungkan satu pihak atau
perusahaan .
6. Serikat adalah alat yang digunakan buruh atau pekerja untuk mempertahankan,
melidungi,membela dan memperjuangkan hak-hak kaum buruh/pekerja dari pihak-pihak yang
berkepentingan baik ditingkatkan perusashaan,Negara maupun ditinggkat internasional .
7. Serikat adalah pejuang untuk kesejahteraan buruh atau pekerja, sebagaimana umum hak asasi
manusia perserikatan bangsa-bangsa menyatakan bahwa “setiap orang berhak untuk
mkenjalankan kehidupan yang layak dan berhak atas kebebasan serta keamanan”

2.3 Serikat pekerja


1. Serikat pekerja menurut Prof.Dr.Payaman J.Simanjuntak serikat pekerja berfungsi sebagai
sarana untuk memperjuangankan , melindungi , dan membela kepentingan dan meningkatkan
kesejahteraan pekerja dan keluarga nya .
2. Serikat pekerja menurut Prof.Dr.Payaman J.Simanjuntak besifat bebas berarti serikat pekerja
bebas melaksanakan hak dan kewajiban nya , tidak di bawah pengaruh atau tekanan dari pihak
lain.
3. Serikat pekerja menurut Prof.Dr.Payaman J.Simanjuntak harus terbuka dalam menerima
angota dan atau memperjuangkan kepentingan para pekerja , serikat pekerja juga bertanggung
jawab kepada anggota , masyarakat, dan Negara.ada pun tujuan pembentukan serikat pekerja
adalah memberikan perlindungan, pembelaan hak dan kepentingan,serta meningkatkan
kesejahteraan pekerja dan keluarga nya.
4. Serikat pekerja yaitu organisasi yang dibentuk dari,oleh,dan untuk pekerja atau buruh baik di
perusahaan maupun diluar perusahan, yang bersifat bebas, terbuka, mandiri, demokratis, dan
bertanggung jawab guna memperjuangkan, membela serta melindungi hak dan kepentingan
pekerja atau buruh serta meningkatkan kesejahteraan pekerja atau buruh dan keluargannya.

2.4 Pendapat kelompok :


Serikat pekerja adalah sebuah sarana untuk para pekerja yang bersifat bebas tanpa ada tekanan dari pihak lain.
Untuk memperjuangkan atau melindungi hak dan kewajiban para pekerja guna menciptakan hubungan industrial
yang baik sehingga dapat meningkatkan produktivitas dan meningkatkan keuntungan perusahaan, sehingga dapat
meningkatkan kesejahteraan para pekerja dan keluarganya.

3.1 A. Pengertian serikat pekerja


Serikat Pekerja atau serikat Buruh adalah organisasi yang dibentuk dari, oleh, dan untuk pekerja
atau buruh baik diperusahaan maupun diluar perusahaan, yang bersifat bebas, terbuka, mandiri,
demokratis dan bertanggungjawab guna memperjuangkan, membela serta melindungi hak dan
kepentingan pekerja atau buruh serta meningkatkan kesejahteraan pekerja/ atau buruh dan
keluarganya.
B. Tujuan Serikat Pekerja
Tujuan pembentukan serikat pekerja adalah memberikan perlindungan, pembelaan hak dan
kepentingan, serta meningkatkan kesejahteraan pekerja dan keluarganya.
C. Peranan serikat pekerja
Serikat pekerja merupakan salah satu sarana pelaksana utama hubungan industrial. Sebagai
pelaksana utama hubungan industrial, serikat pekerja mempunyai peranan dan fungsi penting
berikut ini :
1. Menampung aspirasi dan keluhan pekerja, baik maupun bukan anggota serikat pekerja yang
bersangkutan.
2. Menyalurkan aspirasi dan keluhan tersebut kepada manajemen atau pengusaha baik secara
langsung atau melalui Lembaga Bipartit.
3. Mewakili pekerja di Lembaga Bipartit.
4. Mewakili pekerja di Tim Perunding untuk merumuskan Perjanjian Kerja Bersama.
5. Mewakili pekerja di lembaga-lembaga kerjasama ketenagakerjaan sesuai dengan tingkatannya
seperti Lembaga Tripartit, Dewan
6. Menyampaikan saran kepada manajemen baik untuk penyelesaian keluh kesah pekerja maupun
untuk penyempurnaan sistem kerja dan peningkatan produktivitas perusahaan.
Bertitik tolak dari pandangan bahwa perusahaan merupakan kepentingan bersama, maka serikat
pekerja berfungsi bukan hanya menuntut perbaikan upah dan jaminan sosial, akan tetapi juga
untuk memobilisir anggota untuk bekerja disipin, tekun dan sungguh-sungguh meningkatkan
produktivitas perusahaan. Semakin tinggi disiplin dan kesungguhan para pekerja melakukan
tugasnya, semakin besar hasil perusahaan, dan semakin besar pula peluang untuk
mempejuangkan penghasilan dan kesejahteraan pekerja.

Demikian juga dengan aktif menciptakan hubungan industrial yang aman dan harmonis, dapat
dihindari gangguan produksi termasuk penurunan semangat kerja (slow-down) dan pemogokan.
Sebagai yang langsung melakukan tugas secara operasioanal di lapangan, para pekerja melalui
serikat pekerja dapat menyampaikan saran-saran menyempurnakan sistem kerja, termasuk
penyempurnaan organisasi, penggunaan teknologi dan perbaikan kondisi kerja, sehingga dapat
meningkatkan produktivitas perusahaan. Dengan peningkatan produktivitas tersebut, terbuka
kesempatan yang lebih luas untuk meningkatkan upah, jaminan sosial dan kesejahteraan pekerja
beserta keluarganya.
3.2 Pembentukan Serikat Pekerja
Pembentukan serikat pekerja di Indonesia telah diatur oleh undang-undang no. 21 tahun 2000
tentang serikat pekerja. sesuai dengan undang-undang tersebut, serikat pekerja dibentuk dari,
oleh dan untuk pekerja di perusahaan secara bebas, terbuka, mandiri, demokratis, dan
bertanggung jawab guna memperjuangkan, membela serta melindungi hak dan kepentingan
pekerja serta meningkatkan kesejahteraan pekerja dan keluarganya. Undang-undang menyatakan
bahwa serikat pekerja disuatu perusahaan dapat didirikan oleh paling sedikit 10 orang pekerja
diperusahaan itu sendiri. Ini juga berarti bahwa seorang pekerja disuatu perusahaan hanya boleh
menjadi anggota satu serikat pekerja di perusahaan yang bersangkutan, tidak boleh menjadi
anggota serikat yang lain di perusahaan yang sama atau di perusahaan yang lain.
Serikat pekerja bersifat bebas berarti pekerja bebas melaksanakan hak dan kewajibannya, tidak
dibawah pengaruh atau tekanan dari pihak lain. Setiap pekerja berhak membentuk dan atau
menjadi anggota serikat pekerja atas kehendak bebas pekerja sendiri tanpa paksaan atau tekanan
pengusaha atau pemerintah atau oleh serikat pekerja sendiri. Pekerja juga bebas untuk tidak
menjadi anggota serikat pekerja.
Serikat pekerja harus terbuka dalam menerima anggota dan atau memperjuangkan kepentingan
pekerja,tidak membedakan menurut aliran politik, agama, suku bangsa, dan jenis kelamin.
Serikat pekerja mendirikan, menjalankan, dan mengembangkan organisasi secara mandiri atau
atas kekuatan sendiri, tidak dikendalikan oleh pihak lain diluar organisasi.
Organisasi serikat pekerja harus didirikan secara demokratis. Pemilihan pengurus,
memperjuangkan dan melaksanakan hak dan kewajiban organisasi dilakukan sesuai dengan
prinsip demokrasi. Dalam mencapai tujan dan melaksankan hak dan kewajibannya, serikat
pekerja bertanggung jawab kepada anggota, masyarakat dan negara.
3.3 Perkembangan Serikat Pekerja di Indonesia
1. Perkembangan sebelum kemerdekaan
a. Sebenarnya di Indonesia serikat pekerja sudah dikenal sejak akhir abad ke 19 dimana guru – guru
Belanda di sekolah Belanda mendirikan organisasi yang bertindak sebagai serikat pekerja.
b. Organisasi pekerja yang pertama terbentuk bersamaan dengan lahirnya Budi Utomo pada tahun 1908
yaitu berdirinya Persatuan Pekerja Kereta Api dan Term (Vereniging Van Spoor en Tramweg Personeel).
c. Pada tahun 1912 dari serikat – serikat pekerja yang ada, Serikat Islam mendirikan Gabungan
Serikat Pekerja maka lahirlah Gabungan Serikat Islam yang pertama di Indonesia.

3.4 Perkembangan setelah kemerdekaan.


a. Setelah proklamasi kemerdekaan 17 agustus 1945, Belanda dengan membonceng tentara
sekutu ingin kembali ke Indonesia untuk melanjutkan penjajahannya, maka sejak itu mulailah
perjuangan mempertahankan kemerdekaan.

b. Karena dalam barisan buruh indonesia ini semua aliran tergabung didalamnya maka akhirnya
timbul (golongan) didalam barisan buruh Indonesia.

c. Dalam rangka perjuangan merebut Iriran barat dan diputuskannya secara pihak perjanjian
kembali oleh Indonesia maka banyak perusahaan-perusahaan Belanda diambil alih oleh
Indonesia.

3.5 Perkembangan dalam era demokrasi terpimpin.


a. Pada tamggal 5 juli 1959 presiden mengeluarkan dekrit tentang kembali digunakannya
UUD’45 dan sejak itu mulailah dikembangkan demokrasi terpimpin.
b. Untuk mendorong keberhasilan perjuangan pengembalian Irian barat yang dikenal dengan
perjuangan trikora maka pada tahun 1961 pembentukan sekretariat bersama ini sebenarnya juga
dalam rangka upaya menyatukan gerakan pekerja dalam satu wadah.

3.6 Perkembangan setelah pemerintah orde baru.

a. Sebagaimana diketahui pemerintah orde baru bertekad untuk melaksanakan pancasila secara
murni dan konsekuen dan disamping itu juga bertekad untuk mengembangkan program
pembangunan yang berencana dan berkelanjutan.

b. Dalam rangka penyatuan dan penyederhanaan organisasi pekerja maka pada tanggal 1
november 1969 terbentuklah MPBI. ada bulan mei tahun 1972 sebagai tindak lanjut dari seminar
yang lalu MPBI mengadakan rapat pleno yang membahas secara mendalam tentang
pembaharuan dan penyederhanaan eksistensi SPSI. Dari sidang itu terbentuklah “ikrar bersama”
yang intinya adalah sebagai berikut:
melakukan pembaharuan struktur gerakan buruh sehingga serikat buruh tetap berfungsi sosial
ekonomis dan berorientasi kepada pembangunan.

c. Dari ikrar MPBI ini pada 20-02-1973 lahirlah “deklarasi persatuan buruh seluruh indonesia”

d. Ada dua hal yang sangat bersejarah dengan lahirnya FBSI tersebut yaitu, : pertama, serikat
pekerja telah berhasil disatukan dalam satu wadah yang selama ini telah menjadi obsesi setiap
pimpinan serikat pekerja. Kedua, serikat pekerja telah berhasil melepaskan diri dari kegiatan
politik dan menjadi serikat pekerja yang profesional dan mandiri.

3.7 Serikat pekerja tingkat perusahaan (sptp)


1. Latar belakang
sudah menjadi standar yang esensial bagi ilo adanya “kebebasan berserikat dan berunding
bersama” yang dicantumkan dalam konvensi ILO No.87 dan 89. Kebebasan berserikat sudah
dijamin oleh perundang2an indonesia dari mulai UUD ’45 pasal 28, UU No. 14 tahun 1969 dan
UU No. 18 tahun 1956.

2. Pembentukan sptp
sptp di bentuk dengan tujuan untuk :
1. Meningkatkan mutu pekerja dan kesejahteraan pekerja beserta keluarganya.
2. Menciptakan ketenangan kerja dan kelangsungan berusaha.
Sptp dibentuk pada perusahaan yang mempunyai pekerja 25 orang atau lebih dan belum
mempunyai serikat pekerja.

Fungsi dan tugas sptp adalah :


1. Melakukan kegiatan dalm rangka meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan pekerja.
2. Merundingkan dengan pengusaha syarat-syarat pekerja dan kesejahteraan pekerja.
3. Menyampaikan secara tertulis hal-hal yang bersifat normatif kepada pengusaha.

Untuk mendirikan sptp diperlukan syarat sebagai berikut:


1. Nama sptp harus mencantumkan dengan jelas nama pengusaha dimana sptp itu berbeda.
2. Sptp harus mempunyai pengurus , anggaran dasar dan anggaran rumah tangga.

Hak dan wewenang sptp.

1. sptp berhak membuat kesepakatan kerja bersama dengan pengusaha.


2. kesepakatan kerja bersama yang dibuat oleh sptp dan pengusaha itu harus di daftar di kantor
departemen tenaga kerja setempat setelah ditandatangan oleh kedua belah pihak.

Perkembangan sptp.
Setelah 1 tahun sptp dikembangkan, ternyata mendapat sambutan yang baik dan telah terbentuk
203 sptp, yang tersebar sebagaimana tercantum perkembangan sptp.

Pembentukan dan pengembangan serikat pekerja di dalam perusahaan.

1. Pembentukan serikat pekerja di dalam perusahaan.

a. Pengusaha harus dengan sepenuh hati menerima kehadiran serikat pekerja didalam
perusahaan.

b. Sebelum serikat pekerja dibentuk perlu lebih dulu diadakan penyuluhan kepada seluruh
pekerja mengenai fungsi kegiatan, tujuan dan manfaat serikat pekerja.

2. Perkembangan serikat pekerja.


Serikat pekerja yang terbentuk, para pengurusnya harus dididik bagaimana menjalankan
organisasi dan harus dibekali dengan pengetahuan dalam bidang hubungan industrial seperti:
hubungan industrial pancasila beserta sarana2 pelaksanaannya.

Dalam hubungan industrial, baik pihak perusahaan maupun pekerja atau buruh
mempunyai hak yang sama untuk melindungi hal-hal yang dianggap sebagai kepentingannya
masing-masing serta untuk mengamankan tujuan mereka. Pekerja dan pengusaha mempunyai
kepentingan yang sama, yaitu kelangsungan hidup dan kemajuan perusahaan. tetapi hubungan
antara keduanya juga mempunyai potensi konflik, terutama apabila berkaitan dengan persepsi
atau interpretasi yang tidak sama tentang kepentingan masing-masing pihak. Contohnya :
ketidaksesuaian paham antara pekerja dan pengusaha dikarenakan pengusaha memandang
bagaimana mengeluarkan output biaya produksi dan konsumsi seminimal mungkin untuk
mendapatkan masukan yang maksimal, sedangkan disisi lain para pekerja menginginkan
terjaminnya hak-hak dan kepentingan mereka, selaku pekerja yang telah memberikan
sumbangsih kepada perusahaan dalam mendapatkan keuntungan. jadi, permasalahan yang sering
muncul dalam hubungan industrial adalah menyangkut perselisihan mengenai hak-hak dan
kepentingan masing-masing pihak. Oleh karena itu, pemerintah berkewajiban untuk
menyelesaikan secara adil perselisihan atau konflik yang terjadi.
Menurut UU No. 13 Tahun 2013 tentang ketenagakerjaan yang dimaksud dengan
perselisihan hubungan industrial adalah perbedaan pendapat yang mengakibatkan pertentangan
antara pengusaha atau gabungan pengusaha dengan pekerja atau buruh atau serikat pekerja atau
serikat buruh karena adanya perselisihan mengenai hak, perselisihan kepentingan, dan
perselisihan pemutusan kerja, serta perselisihan antar serikat pekerja yang ada dalam satu
perusahaan.

Macam-macam perselisihan yang dimaksud adalah sebagai berikut.


a. Perselisihan Hak
Perselisihan yang timbul karena tidak dipenuhinya hak akibat adanya perebedaan pelaksanaan
atau penafsiran terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan, perjanjian kerja, peraturan
perusahaan atau perjanjian kerja bersama.
b. Perselisihan Kepentingan
Perselisihan yang timbul dalam hubungan kerja karena tidak adanya kesesuaian pendapat
mengenai pembuatan atau perubahan syarat-syarat kerja yang ditetapkan dalam perjanjian kerja
atau peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama.
c. Perselisihan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)
Perselisihan yang timbul karena tidak adanya kesesuaian pendapat mengenai pengakhiran
hubungan kerja yang dilakukan oleh salah satu pihak.
d. Perselisihan Antar Serikat Pekerja atau Buruh
Tidak adanya kesesuaian paham mengenai keanggotaan, pelaksanaan hak, dan kewajiban
keserikatan pekerja.
Dengan adanya permasalahan ini, maka upaya yang harus dilakukan adalah.
1. Adanya Peran Pemerintah
 Melaksanakan pengawasan dengan penuh tanggung jawab, cepat, obyektif, adil dan tidak
memihak.
 Pembaharuan dan revisi perundang-undangan yang tidak sesuai lagi dengan zaman.
 Penegakan hukum secara konsisten
 Mencegah campur tangan pihak lain dalam masalah hubungan industrial

2. Adanya Peran Pengusaha


 Mengupayakan adanya keterbukaan tentang kondisi perusahaan
 Memberikan jaminan penuh kepada pekerja untuk menggunakan hak dalam berorganisasi dan
berunding
 Melaksanakan hak-hak normative pekerja
 Menghargai anti diskriminasi
 Memberikan kesempatan kepada pekerja untuk meningkatkan jenjang karir
 Menghindari tindakan PHK dan penutupan perusahaan
 Melaksanakan hubungan industrial dengan azas musyawarah dan mufakat
 Mengoptimalkan tanggung jawab dalam produktivitas kerja
 Meningkatkan tanggung jawab kerja dalam efisiensi etos kerja disiplin kerja
Selain masalah di atas, berikut ini permasalahan lain yang terdapat pada serikat pekerja.
Berikut permasalahannya.
a. Serikat pekerja di anggap sebagai sebuah organisasi pekerja yang menghambat kelangsungan
perusahaan.
Stigma ini terjadi karena adanya potret negatif dari aktifitas serikat pekerja. Serikat pekerja
seringkali dianggap menghambat kelangsungan perusahaan dengan adanya pemogokan kerja
untuk menuntut hak-hak pekerja seperti, menuntut upah yang lebih tinggi atau lebih layak.
Dengan adanya aktifitas tersebut tentu saja menghambat kinerja perusahaan karena produktivitas
perusahaan terhenti.
Jika aktifitas perusahaan terhenti, maka keinginan untuk pemenuhan hak-hak pekerja berupa
kenaikan upah akan sangat minim untuk direalisasikan oleh perusahaan.
Dengan adanya permasalahan ini, seharusnya serikat pekerja bukan sekedar berperan untuk
memperjuangkan hak-hak pekerja saja, melainkan serikat pekerja juga berperan sebagai
penengah dan jembatan antara perusahaan dan pekerja.
dalam memperjuangkan hak-hak pekerja, di butuhkan komunikasi yang baik dengan pihak
perusahaan. Negosiasi, merupakan jalan tengah untuk memperbaiki hubungan antara pekerja dan
perusahaan. Melalui negosiasi, kesepakatan bersama untuk kebaikan pekerja dan perusahaan.
dengan hal ini, diharapakan dapat menambah produktivitas pekerja, serta kelangsungan bagi
perusahaan itu sendiri. Dalam hal ini serikat pekerja di anggap berhasil dalam memperjuangkan
hak-hak pekerja serta menyelamatkan kelangsungan perusahaan. Dengan adanya keberhasilan
serikat pekerja menjadi penengah di antara pekerja dan perusahaan, stigmasi negatif tentang
serikat pekerja tidak terlalu dipermasalahkan oleh perusahaan.
b. Terlalu menjamurnya serikat pekerja
Dewasa kini, serikat pekerja terus bermunculan. Hal ini bukan tanpa sebab, perlindungan serta
jaminan untuk memperjuangkan hak-hak dibutuhkan oleh pekerja. Namun banyaknya serikat
pekerja yang belum berakar atau mempunyai jumlah anggota yang besar di tingkat perusahaan
serta banyak pimpinan serikat pekerja yang tidak mempunyai latar belakang dan pengalaman
dalam serikat pekerja tentu menjadi masalah tersendiri.
Dengan jumlah serikat pekerja yang demikian banyak, dapat menimbulkan berbagai masalah,
antara lain persaingan tidak sehat antar serikat pekerja, baik dalam pembentukan serikat pekerja
di perusahaan, maupun dalam menentukan wakil serikat pekerja di Tim Perunding Perumusan
Perjanjian Kerja Bersama, serta dalam mencapai kesepakatan antar serikat pekerja dalam setiap
perundingan.
Jumlah serikat pekerja yang terlalu banyak juga menimbulkan biaya pengorganisasian yang
sangat mahal. Sukar membedakan karakteristik dan kekhususan satu serikat pekerja dari serikat
pekerja yang lain. Para pekerja tentu saja menghadapi kesulitan memilih serikat pekerja yang
betul-betul memperjuangkan kepentingan mereka. Mudah timbul kecurigaan pekerja, bahwa
mereka hanya akan dipergunakan sebagai alat, sehingga mereka enggan masuk serikat pekerja
atau tidak ikhlas membayar iuran.
Dengan adanya permasalahan ini, untuk menekan jumlah serikat pekerja yang terus bertambah
memang dirasa sulit. Karena pembentukan serikat pekerja merupakan hak bagi setiap pekerja,
yaitu untuk mendirikan serikat pekerja serta menjadi anggota serikat pekerja. namun agar pekerja
benar-benar memperoleh jaminan melalui serikat pekerja dibutuhkan peran pemerintah, dalam
hal ini guna memberi penjelasan kepada pekerja, agar pekerja dapat memilih mana serikat
pekerja yang terpercaya, yang benar-benar memperjuangkan kepentingan hak-hak pekerja serta
yang dapat melindungi pekerja.
Untuk mengatasi jumlah serikat pekerja yang demikian banyak, berikut ini merupakan solusi
untuk menekan jumlah serikat pekerja yaitu :
1. Hanya antara dua sampai maksimum 5 federasi serikat pekerja.
2. Serikat pekerja disusun menurut sektor atau sub sektor.
3. Di setiap perusahaan didirikan hanya satu serikat pekerja.
Dengan demikian permasalahan tentang jumlah serikat pekerja yang terlalu
5.1 Kesimpulan
Serikat pekerja yaitu organisasi yang dibentuk dari,oleh,dan untuk pekerja atau buruh baik di
perusahaan maupun diluar perusahan, yang bersifat bebas, terbuka, mandiri, demokratis, dan
bertanggung jawab guna memperjuangkan, membela serta melindungi hak dan kepentingan
pekerja atau buruh serta meningkatkan kesejahteraan pekerja atau buruh dan keluargannya.
Bukan hanya memperjuangkan serta melindungi hak para pekerja saja, serikat bekerja juga
berfungsi sebagai jembatan antara perusahaan dan pekerja, serta tugas serikat pekerja juga
menjaga hubungan yang baik antara serikat pekerja dengan perusahaan atau antara pekerja
dengan perusahaan. oleh sebab itu dengan adanya serikat pekerja, dapat membantu pekerja untuk
mendapatkan haknya sehingga kesejahteraan pekerja dan keluarganya pun terjamin. Bukan
hanya pekerja saja yang mendapatkan kesejahteraan, kesejahteraan dan kelangsungan
perusahaanpun akan diperoleh karena adanya semangat kerja, dan produktivitas tinggi dari
pekerja.

saran
Serikat pekerja berperan untuk memperjuangkan hak serta melindungi pekerja untuk
mendapatkan haknya, dalam hal ini seharusnya bukan hanya serikat pekerja saja yang berperan
namun pemerintah juga turut serta dalam mengupayakan kesejahteraan untuk para pekerja.
namun hal ini masih terlihat wacana semata, karena pada kenyataannya pemerintah lebih
berpihak ke perusahaan daripada berpihak ke pekerja. untuk kedepannya diharapkan pemerintah
lebih mengupayakan serta menjamin kesejahteraan pekerja dan keluarganya. Jika hal ini sudah
diupayakan, kesejahteraan pekerja dan kelangsungan perusahaan akan diperoleh.
Daftar pustaka :
Simanjuntak, Payaman (2011). Manajemen Hubungan Industrial (Serikat Pekerja, Perusahaan
& Pemerintah). Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
http://ptpn1.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=95%3Alandasan-yuridis-
sejarah-dan-perkembangan-serikat-pekerjaburuh&Itemid=61
http://dwiangghina31207314.wordpress.com/2010/04/16/bab-5-serikat-pekerja/
http://carapedia.com/pengertian_definisi_pekerja_sosial_menurut_para_ahli_info1833.html
http://spcidpp.blogspot.com/2011/02/apa-itu-serikat.htm

Anda mungkin juga menyukai