Anda di halaman 1dari 6

Perlawanan Terhadap Pajak

Nama:
1. Syawaluddin Ahmad
2. Damba Multi
3. Arif Dermawan H
4. Dian Maulina
Perlawanan terhadap pajak
Perlawanan terhadap pajak adalah hambatan – hambatan yang
terjadi dalam pemungutan pajak sehingga mengakibatkan
berkurangnya penerimaan kas negara. Perlawanan terhadap pajak
dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu:
1. Perlawanan Pasif
Terdiri dari hambatan-hambatan yang mempersukar
pemungutan pajak. Sebagaimana namanya, perlawanan ini tidak
dilakukan secara aktif apabila agresif oleh para wajib pajak,
melainkan justru sebaliknya. Hambatan tersebut erat
hubungannya dengan struktur ekonomi suatu Negara,
perkembangan intelektualitas dan pendidikan serta moral rakyat,
dan adanya sistem perpajakan yang tidak mudah untuk
diterapkan pada masyarakat yang bersangkutan.
Pengenaan pajak terhadap penghasilan pendudukan yang
mengunakan asumsi dan perhitungan dengan berpola pada
penghasilan tetap berkala (bulan,mingguan,harian) tentunya tidak
akan mudah diterapkan terhadap masyarakat yang warganya
terdiri dari para pertani.perhitungan mendetail dengan pola yang
seakan sudah baku, tentu tidak dapat digunakan oleh para pertani
yang memperoleh hasil panen secara tidak pasti. Akan lebih
memungkinkan misalnya, terhadap masyarakat yang penduduknya
kebanyakan mendapatkan penghasilan dari pertanian, dasar
perhitungan pajaknya menngunakan sewa tanah. Oleh karena itu,
hal seperti ini dapat menjadi hambatan yang menyebabkan kurang
efektifnya pemungutan pajak
Apa yang menjadi penghambat bagi pemungutan pajak dalam
kaitan warga masyarakat tidak hanya sebatas pada pengetahuan
dan intelektualitas mereka, melainkan juga moralitas warga
masyarakat itu sendiri. Dengan demikian, keaktifan warga
masyarakat untuk memenuhi kewajiban pajak sampai mencapai
keberhasilan tersebut tidak luput dari kehendak baik mereka pula.
2. Perlawanan Aktif
Perlawanan aktif meliputi semua urusan dan perbuatan, yang
secara langsung ditujukan terhadap fiscus dengan tujuan
menghindari pajak. Perlawanan aktif ini antara lain dapat berupa
penghindaran diri dari pajak, pengelakan/penyelundupan pajak,
dan melalaikan pajak.

a. Penghindaran diri dari pajak


Dapat dilakukan dengan serbagai macam cara, seperti
menahan diri dan secara yuridis. Penghindaran pajak dengan cara
menahan diri misalnya,apabila terhadap minuman beralkohol
tersebut. Apabila terdapat produk kosmetik yang dihasilkan oleh
pabrik dikenakan pajak pertambahan nilai dan pajak perjualan
barang mewah maka dapat dihindari dengan tidak usah membeli
dan memakainya.
b. Mengelakan pajak
Dapat digunakan secara aman tanpa risiko seperti dalam
penghindaran diri terhadap pajak seperti tersebut di atas tidaklah
senantiasa diperoleh oleh wajib pajak. Oleh karena itu, untuk
mengurangi beban oajak atau bahkan menyingkirkannya, tak
jarang dilakukan tindakan-tindakan illegal. Hal yang sering
dilakukan antara lain melalui penyelundupan, dengan
menghindari bea masuk yang cukup tinggi. tindakan itu
dilakukan dengan memalsukan dokumen yang untuk
pembuatanya banyak dipercayakan kepada wajib pajak sendiri.
Sebagai contoh, agar tidak terkena bea masuk yang tinggi
termasuk PPN dan PPn.BM maka impor terhadap mobil mewah
dilaporkan di dalam dokumen sebagai impor spareparts mobil
bekas. Impor terhadap barang elektronik yang terkena bea masuk
cukup tinggi dilaporkan di dalam dokumen sebagai impor alat-
alat pertanian sederhana.
c. Melalaikan pajak
Melalaikan pajak dapat dilakukan dengan tidak memenuhi
kewajiban-kewajiban formal yang menjadi tanggung jawabnya.
Wajib pajak yang diserahi tanggung jawab untuk secara aktif
mengambil dan mengisi surat pemberitahuan (SPT) terkait dengan
penerapan sistem self assessment, tidak melakukan kewajiban
tersebut sehingga pajak menjadi tidak dapat dipungut
sebagaimana mestinya. Hal tersebut dapat terjadi juga dengan
tidak dibayarnya pajak yang terutang.

Anda mungkin juga menyukai