Anda di halaman 1dari 4

ASPEK HUKUM PIDANA DALAM BISNIS

1. Badan usaha adalah kesatuan yuridis, teknis, dan ekonomis yang bertujuan mencari laba
atau keuntungan. Badan Usaha seringkali disamakan dengan perusahaan, walaupun pada
kenyataannya berbeda.

Contoh badan usaha : UD, PD, Firma dan CV.

Contoh badan hukum:PT, Yayasan, Koperasi, BUMN dan bentuk badan usaha lain yang
anggaran dasarnya disahkan oleh menteri hukum dan HAM dan diumumkan dalam berita
negara. Perbedaan Badan Usaha dan Badan Hukum adalah sebagai berikut.

Badan Usaha Badan Hukum


Bukan merupakan subyek hukum jadi dlm  Sebagai subjek hukum
melakukan hubungan hukum dengan pihak
ketiga, badan usaha diwakilkan oleh pendiri /  Harta kekayaan badan usaha berbadan
pengurus yang ditunjuk sesuai dengan akta hukum terpisah dengan harta kekayaan
pendirian/anggaran dasar. pribadi pendiri/pengurus

Tidak dapat digugat dan menggugat akan tetapi  Memiliki hak dan kewajiban
dapat ditujukan kepada pendiri/pengurus aktif
sebagai perwakilan.  Pertanggungjawaban pendiri/pemegang
saham kepada pihak ketiga hanya sebatas
modal (inbreng) yang dimasukkan ke dalam
badan usaha berbadan hukum tersebut

Hanya didirikan di bawah sebuah akta notaris Dapat bertindak (Digugat dan menggugat)
dan kemudian didaftarkan di Kepaniteraan
Pengadilan Negeri yang di dalam daerah
hukumnya
Harta kekayaannya bercampur dan tidak ada Memiliki kekayaan yang terpisah dari
suatu pemisahan yang jelas. kekayaan pada pemegang sahamnya dan para
pendirinya.

Karena tidak ada pemisahan harta yang jelas Harus ada pengesahan dari pemerintah
maka jika terjadi gugatan dari pihak ketiga terhadap akta pendirian dan anggaran dasarnya
maka diberlakukan Tanggung jawab renteng.

2. Tanggungjawab badan usaha dan perbedaannya :


 Maatschap
Merupakan kewajiban untuk mengganti kerugian apabila perikatan yang sudah dijanjikan
tidak dilaksanakan, sehingga jika perikatan itu benar-benar tidak dilaksanakan maka
sekutu yang bertanggung jawab dapat diganggu gugat untuk memenuhi prestasinya.
-pasal 1642-1645 KUHPerdata :
1.sekutu melakukan hubungan hukum dengan pihak ketiga, maka sekutu tersebut harus
bertanggung jawab penuh walaupun dengan alasan hubungan hukum tersebut dilakukan
untuk kepentingan persekutuan.
2. perbuatan hukum menjadi mengikat sekutu lain jika ada surat kuasa dari sekutu lain,
keuntungan yang didapat nyata-nyata dinikmati oleh persekutuan.
3. beberapa sekutu mengadakan hubungan hukum dengan pihak ketiga, maka para sekutu
bertanggung jawab secara tanggung renteng meskipun inbreng tidak sama kecuali telah
diperjanjikan sebelumnya bahwa ada erimbangan inbreng dengan pertanggungjawaban
4. apabila seorang sekutu melakukan hubungan hukum dengan pihak ketiga atas nama
persekutuan, maka persekutuan dapat langsung menggugat pihak ketiga itu.

 Firma
sekutu yang ditunjuk atau diberi kuasa untuk menjalankan tugas pengurus ditentukan
dalam AD (akta pendirian) firma
-jika belum, ditentukan, pengurus harus ditentukan dalam akta tersendiri dan didaftarkan
ke Kepaniteraan PN setempat dan diumumkan dalam BNRI (supaya pihak ketiga
mengetahui siapa saja yang menjadi pengurus yang berhubungan dengannya.
-semua anggota dianggap dapat dan dibolehkan bertindak keluar atas nama firma,
seorang anggota dapat mengikat anggota lainnya
-semua anggota dianggap berhak untuk menerima dan mengeluarkan uang atas nama dan
untuk kepentingan firma.

 CV
Tanggung jawab intern:
Sekutu komanditer -> Tanggung jawab terbatas pada inbreng yang disetor.
Sekutu biasa -> Tanggung jawab secara pribadi untuk keseluruhan , meskipun sekutu
tersebut merupakan sekutu yang menurut AD tidak diperkenankan berhubungan dengan
pihak ketiga.
Tanggung jawab ekstern :
Sekutu komplementer yang bertanggungjawa atas hubungan dengan pihak ketiga.
 Perusahaan Perseorangan
Tanggung jawab perusahaan perorangan adalah tidak terbatas. Artinya bahwa orang
tersebut (pemilik) bertanggung jawab terhadap kewajiban atau utang-utangnya dengan
mengorbankan modal yang dimasalahkannya kedalam perusahaan tersebut dan dengan
seluruh hartanya kekayaan milik pribadinya.

Pertanggung jawaban korporasi umumnya adalah tanggung jawab secara pidana berupa pidana
pokok , penjara, dan denda ataupun kurungan namun tidaklah mungkin korporasi dijatuhi pidana
penjara dan kurungan oleh karen itu jika korporasi dijatuhi pidana tambahan pencabutan izin
maka hal itu sama dengan hukuman mati bagi manusia atau kemungkinan pidana denda dan
pengalihan keuntungan korporasi ke negara. Pertanggung jawaban korporasi juga diatur dalam
uu khusus yaitu :

1. UU no 31 tahun 1999 jo UU no 20 tahun 2001 ttg pemberantasan tindak pidana korporasi


yaitu pidana pokok yang dpat dijatuhkan kepada korporasi hanya pidana benda yang
maksimumnya ditambah 1/3 dan dpt diterapkan sanksi berupa penutupan perusahaan untuk
waktu tertentu atau pencabutan izin usaha.
2. Uu no 8 tahun 2010 ttg pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang yaitu :
- pidana pokok yang dijatuhkan kepada korporasi adalah pidana denda paling banyak Rp.
100.000.000.000.
- pidana tambahan : pengumumn putusan hakim, pembekuan sebagian / seluruh kegiatan usaha
korporasi, phencabutan izin usaha, pembubaran / pelarangan korporasi, perampasan oleh
korporasi untuk negara, pengambil-alihan korporasi untuk negara.

3. UU no 32 tahun 2009 ttg perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup terhadap badan
usaha apa ditetapkan pidana tambahan / tindakan tata tertib :
- perampasan keuntungan yang diperoleh dari tindak pidana
- penutupan seluruh / sebagian tempat usaha / kegiatan
- Perbaikan akibat tindak pidana
- pewajiban mengerjakan apa yang dilalaikan tanpa hak dan
- penempatan perusahaan dibawah pengampunan paling lama 3 tahun.

Anda mungkin juga menyukai