Anda di halaman 1dari 3

A.

Organisasi Buruh dan Perannya


keberadaan tenaga kerja atau buruh dalam kehidupan bermasyarakat dianggap sangat
penting, hal ini dikarenakan dengan adanya eksistensi tenaga kerja atau buruh dapat
meningkatkan harkat juga martabat, kemampuan manusia, serta kepercayaan diri sendiri guna
mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur, hal demikian sejalan dengan salah satu bentuk
pengamalan Pancasila serta pelaksanaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 terkait Pembangunan Nasional. Yang dimaksud pekerja atau buruh pada Undang-
Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Pasal 1 angka 3 merupakan tiap-tiap
orang yang melakukan pekerjaan dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain 1.
Pembangunan Nasional dapat dilakukan dengan mudah ketika sumber daya manusianya saling
membantu, oleh karenanya untuk mendorong adanya sumber daya manusia tersebut
dibutuhkan adanya jaminan masyarakat yang sejahtera dan makmur terutama jaminan bagi
para tenaga kerja dan pekerja atau buruh untuk mendapatkan haknya mengenai keselamatan
dan kesehatan.
Selain dari Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 Ketenagakerjaan terdapat juga
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja yang juga mengatur hak-hak dan
kewajiban pekerja, kemudian terdapat juga pada Peraturan Pemerintahan Nomor 35 dan 36
Tahun 2021 yang menjamin hak-hak pekerja terkait Perjanjian Kerja Waktu Tertentu, Alih
Daya, Waktu Kerja dan Waktu Istirahat, dan Pemutusan Hubungan Kerha serta Pengupahan 2.
Terkait pemberian hak buruh yang kurang baik inilah yang kemudian melahirkan Organisasi
Buruh Internasional (ILO) yang didirikan pada tahun 1919 sebagai organ Liga Bangsa-Bangsa
yang melindungi hak-hak buruh. Hak-hak buruh saat ini dilindungi oleh Pasal 6-8 Kovenan
Internasional tentang Hak-Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya yang berbunyi “Hak setiap orang
untuk menikmati kondisi kerja yang adil dan menguntungkan” 3. Serikat pekerja atau buruh
adalah sebuah organisasi tempat berunding bagi pekerja atau buruh tentang upah-upah, jam-
jam kerja dan syarat-syarat serta kondisi pekerjaan lainnya, selain itu serikat pekerja atau
buruh juga dianggap sebagi wadah bagi pekerja untuk berpartisipasi dalam perusahaan4

1
Komang Pradnyana Sudibya Yosephine Marcella, “Peran Organisasi Serikat Pekerja/Buruh Dalam
Pembangunan Perekonomian Indonesia,” Program Kekhususan Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas
Udayana (2018): 1–15.
2
Lalu Gilang Arnawa, “Pelaksanaan Hak Dan Kewajiban Terhadap Pekerja/Burug Di PT. Semen Indonesia
Distributor Lombok Berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Dan Undang-Undang Nomor 11
Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja,” Jurnal Ilmiah, no. 8.5.2017 (2022): 2003–2005.
3
Nurma Nugraha, “Hak Buruh Dalam Undang-Undang Dan Perspektif Islam,” El-Arbah 4, no. 1 (2020): 53–66.
4
Suhartoyo, “Orientasi Pengaturan Organisasi Serikat Buruh Atau Serikat Pekerja Dalam Konteks Hukum
Nasional,” Administrative Law and Governance Journal 2, no. 4 (2019): 661–671.
Meskipun kebebasan serikat buruh telah dijamin oleh Konvensi PBB/ILO, UUD NRI
Tahun 1945 dan UU Nomor 21 tentang 2000 namun pada kenyataannya kebebasan berserikat
tersebut masih harus diperjuangkan sampai saat ini, hal ini dikarenakan kebebasan yang
dimaksud hanya secara formal saja sedangkan untuk kebebasan yang sesungguhnya dalam hal
hak normatif pada lingkungan perusahaan sangat sulit untuk didapatkan 5. Adanya
pembentukan serikat pekerja atau organisasi buruh bertujuan untuk memastikan bahwa
kedudukan dan hak pekerja atau buruh dapat seimbang dengan kewajiban yang telah mereka
lakukan untuk perusahaan, karena tidak dapat dipungkiri tingginya kedudukan suatu
perusahaan dapat mendorong terjadinya kesewenangan perusahaan terhadap pekerjanya, oleh
karena itu untuk menanggulangi kesewenangan tersebut, para pekerja atau buruh membentuk
sebuah wadah tempat berkumpul yang dapat menggalan kekuatan dan bersatu sehingga dapat
menyeimbangkan posisi mereka agar sejajar dengan perusahaan. Dalam konteks perjuangan
hak pekerja atau buruh ada pilar yang sangat berperan penting bagi penegakan perlindungan
hak pekerja atau buruh dalam mewujudkan kesejahteraannya, pilar tersebut adalah organisasi
serikat pekerja/Organisasi buruh. Eksistensi serikat pekerja/serikat buruh bertujuan untuk
memberikan perlindungan, pembelaan hak dan kepentingan, serta meningkatkan kesejahteraan
yang layak bagi pekerja/buruh dan keluarganya6. dibentuknya serikat pekerja atau buruh
tentunya memiliki peran dan fungsinya, adapun peran serikat pekerja atau buruh menurut
Siswanto Sastrohadiwiryo adalah sebagai berikut:
1. Pihak dalam pembuatan perjanjian kerja bersama dan penyelesaiannya
2. Wakil pekerja atau buruh dalam lembaga kerjasam dibidang ketenagakerjaan sesuai
dengan tingkatnya
3. Sarana menciptakan hubungan industrial yang harmonis, dinamis dan berkeadilan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
4. Sarana penyalur aspirasi dalam memperjuangkan hak dan kepentingan anggotanya
5. Perencana, pelaksana dan penanggungjawab pemogokan pekerja atau buruh sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Adapun untuk fungsi serikat pekerja atau buruh antara lain;

1. Menampung aspirasi dan keluhan pekerja atau buruh, baik anggota maupun bukan
anggota serikat pekerja atau buruh yang bersangkutan

5
Zulkarnain Ibrahim, “Eksistensi Serikat Pekerja/Serikat Buruh Dalam Upaya Mensejahterakan Pekerja,” Jurnal
Media Hukum 23, no. 2 (2017): 150–161.
6
Suhartoyo, “Orientasi Pengaturan Organisasi Serikat Buruh Atau Serikat Pekerja Dalam Konteks Hukum
Nasional.”
2. Menyalurkan aspirasi dan keluhan tersebut kepada manajemen atau pengusaha baik
secara langsung atau melalui lembaga Bipartit (Sistem hubungan perburuhan yang
melibatkan dua belah pihak, yakni serikat buruh dan pengusaha)
3. Memperjuangkan hak dan kepentingan anggota baik secara langsung ataupun tidak
langsung kepada pengusaha maupun lembaga-lembaga ketenagakerjaan
4. Membantu menyelesaikan perselisihan industrial
5. Meningkatkan disiplin dan semangat kerja anggota

Anda mungkin juga menyukai