NIM: 2104551358
Kelas: X2
Jawaban :
Di dalam pada Pasal 1 angka 22 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 jo. Pasal 1 angka 1
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 dirumuskan pengertian perselisihan hubungan
industrial sebagai berikut: “Perbedaan pendapat yang mengakibatkan pertentangan antara
pengusaha atau gabungan pengusaha dengan pekerja/buruh atau serikat pekerja/serikat
buruh, karena adanya perselisihan mengenai hak, perselisihan kepentingan dan perselisihan
pemutusan hubungan kerja serta perselisihan antara serikat pekerja/serikat buruh hanya
dalam satu perusahaan”. Pasal 2 UU PPHI mengatur empat jenis perselisihan hubungan
industrial, yaitu perselisihan hak, perselisihan kepentingan, perselisihan pemutusan hubungan
kerja, dan perselisihan antar serikat pekerja/serikat buruh hanya dalam satu perusahaan. 1
1. Perselisihan hak ialah perselisihan yang timbul karena tidak dipenuhinya hak, akibat
adanya perbedaan pelaksanaan atau penafsiran terhadap ketentuan peraturan
perundang-undangan, perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja
bersama.
2. Perselisihan kepentingan adalah perselisihan yang timbul dalam hubungan kerja
karena tidak adanya kesesuaian pendapat mengenai pembuatan, dan/atau perubahan
syarat-syarat kerja yang ditetapkan dalam perjanjian kerja, atau peraturan perusahaan,
atau perjanjian kerja bersama. Misalnya adalah jika perusahaan mengubah isi dari
perjanjian kerja tanpa adanya kesepakatan dari karyawan.
3. Perselisihan pemutusan hubungan kerja Perselisihan pemutusan hubungan kerja
adalah perselisihan yang timbul karena tidak adanya kesesuaian pendapat mengenai
pengakhiran hubungan kerja yang dilakukan oleh salah satu pihak.
1
Sulaiman, Abdullah; Walli, A. (2019). Hukum Ketenagakerjaan/Perburuhan. 979–3788–05–4, 425.
https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/57879/1/PROF ABDULLAH - Buku Hukum
Ketenagakerjaan Perburuhan.pdf
1
4. Perselisihan antar serikat pekerja dalam satu perusahaan Perselisihan antar serikat
pekerja dalam satu perusahaan adalah perselisihan antar serikat pekerja dalam satu
perusahaan karena tidak adanya persesuaian paham mengenai keanggotaan
pelaksanaan hak, dan kewajiban keserikatpekerjaan.
Jawaban :
1. Sejarah
Dalam sejarahnya, ILO didirikan pada tahun 1919, sebagai bagian dari Perjanjian Versailles
yang mengakhiri Perang Dunia Pertama, untuk mencerminkan keyakinan bahwa perdamaian
yang universal dan abadi hanya dapat dicapai bila didasari pada keadilan sosial. Para pendiri
ILO telah berkomitmen untuk memasyarakatkan kondisi kerja yang manusiawi serta
memerangi ketidakadilan, penderitaan dan kemiskinan.Tepat pada tahun 1946, ILO menjadi
lembaga spesialis pertama di bawah PBB yang baru saja terbentuk. Saat peringatan hari
jadinya yang ke 50 di tahun 1969, organisasi ini menerima Hadiah Nobel Perdamaian 2.
Besarnya peningkatan jumlah negara yang bergabung dengan organisasi selama beberapa
dasawarsa setelah masa Perang Dunia ke-II telah membawa banyak perubahan. Pada 2004,
peran ILO dalam mempromosikan strategi untuk menciptakan globalisasi yang adil didukung
oleh laporan Komisi Dunia tentang Dimensi Sosial dari Globalisasi. Faktor pendorong yang
mendorong pekerjaan yang layak melibatkan ILO, untuk mengintegrasikan apa yang
dilakukan di tingkat internasional, regional, nasional maupun lokal.
2. Struktur
Struktur tripartit ini menjadikan ILO sebagai forum unik di mana pemerintah dan mitra sosial
ekonomi dari 187 negara anggotanya dapat dengan bebas dan terbuka memperdebatkan dan
menguraikan standar dan kebijakan ketenagakerjaan.ILO terdiri dari :
Direktur Manager
Seorang Direktur Jenderal dipilih setiap lima tahun oleh Badan Pimpinan. Tunduk pada
instruksi Badan Pimpinan, Direktur Jenderal bertanggung jawab atas efisiensi pelaksanaan
Kantor Perburuhan Internasional dan tugas-tugas lain yang mungkin ditugaskan.
2
Muh. Aqil Fatahillah, A. T. P. (2019). Analisis Tentang Hukum Ketenagakerjaan Di Indonesia.
Hukum.Unik.Kediri.Ac.Id, 3(2), 402–413.
2
Pengadilan Administratif
Jawaban :
3
5. Membina kepercayaan masyarakat terhadap kepemimpinan organisasi
“pemerintah”.
Jawaban :
Penjelasan Umum UU Nomor 21 Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja menjelaskan bahwa
Pekerja/buruhsebagai warga negara mempunyai persamaan kedudukan dalam hukum, hak
untuk mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang layak, mengeluarkan pendapat,
berkumpul dalam satu organisasi, serta mendirikan d a n m e n j a d i a n g g o t a s e r i k a t
pekerja/serikat buruh4. Peranan Serikat Pekerja dalam pengawasan ketenagakerjaan serta
penyelesaian perselisihan yang sering muncul antara serikat pekerja dengan pemilik
perusahaan serta dengan pemerintah sebagai berikut5 :
Jawaban :
Istirahat Mingguan
4
Suhartoyo, S. (2019). Perlindungan Hukum Bagi Buruh Dalam Sistem Hukum Ketenagakerjaan Nasional.
Administrative Law and Governance Journal, 2(2), 326–336. https://doi.org/10.14710/alj.v2i2.326-336
5
Harahap, M. A. (2020). Buku pengantar hukum ketenagakerjaan.
6
Aneke, S. (2021). Perjanjian Waktu Tertentu Pada Hukum Ketenagakerjaan. 12(1), 187–193.
4
UU No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan : Pasal 79 ayat 2 huruf b UU No.13/2003
(UUK) menyebutkan: Istirahat mingguan 1 (satu) hari untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1
(satu) minggu atau 2 (dua) hari untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu;
UU Cipta Kerja : UU Cipta Kerja, aturan 5 hari kerja itu dihapus. Sehingga berbunyi:
Istirahat mingguan 1 (satu) hari untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu.
UU Cipta Kerja : UU Cipta Kerja tidak mencantumkan pembahasan, perubahan atau status
penghapusan dalam pasal tersebut
UU No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan : Diatur dalam pasal 156 (3) UUK
UU Cipta Kerja : Uang penghargaan masa kerja 24 tahun dihapus. UU Cipta Kerja
menghapus poin H dalam pasal 156 ayat 3 terkait uang penghargaan bagi pekerja/buruh yang
memiliki masa kerja 24 tahun atau lebih dimana seharusnya pekerja/buruh menerima uang
penghargaan sebanyak 10 bulan upah.
Status Kerja
UU No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan : Pasal 59 UUK mengatur Perjanjian Kerja
Waktu Tertentu (PKWT) terhadap pekerja itu maksimal dilakukan selama 2 tahun, lalu boleh
diperpanjang kembali dalam waktu 1 tahun.
UU Cipta Kerja : Menghapus pasal 59 UUK yang mengatur tentang syarat pekerja waktu
tertentu atau pekerja kontrak. Dengan penghapusan pasal ini, maka tidak ada batasan aturan
seseorang pekerja bisa dikontrak, akibatnya bisa saja pekerja tersebut menjadi pekerja
kontrak seumur hidup.
DAFTAR PUSTAKA
Aneke, S. (2021). Perjanjian Waktu Tertentu Pada Hukum Ketenagakerjaan. 12(1), 187–193.
5
Ida Hanifah. (2020). Hukum Ketenagakerjaan di Indonesia. In Pustaka Prima (Vol. 4, Issue
1).