Anda di halaman 1dari 8

Hendry John Piris, Peran Politik Hukum Dalam Perencanaan………………….

14
Jurnal Sasi Vol.20 No.2 Bulan Juli - Desember 2014

PERAN POLITIK HUKUM DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Oleh: Hendry John Piris

ABSTRACT

Integration of the development planning area within the development system of National, all
Regional Governments both Provincial and Regency/City shall prepare a planning document
regional development, in the form of a Plan Long-Term Development (PLD) Regional and
Medium Term Development Plan Regions with due regard to the country's financial and
Planing system National development. But the fact of legislation are still many inconsistencies
among others associated with the procedure, standard time, costs. To create different sets of
rules and regulations, which became the legal basis for orderly behavior in order to organize
the life of society, nation and state. The establishment of legislation is done through the
correct process with regard orderly legislation and general principles of legislation is good.
As stipulated by law number 23 of 2014,
Keyword: Planning System, Politics Law

A. LATAR BELAKANG. (selanjutnya disebut Undang-undang


Pemerintah Daerah), secara teknis istilah
Lahirnya Undang-Undang Nomor daerah dibedakan dari istilah wilayah.
22 tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah, Daerah terkait dengan asas desentralisasi,
mengakibatkan perubahan yang mendasar sedangkan istilah wilayah terkait dengan
di dalam pemerintahan Indonesia. Perubah- asas dekonsentrasi.
an tersebut adalah perubahan suasana Mencermati pikiran dimaksud tidak
sistem politik dari pemerintah yang mono- mudah, sebab sebagai paradigma baru dalam
listik sentralistik kepada suasana yang lebih kehidupan politik pemerintahan, studi
menunjukkan demokratisasi. tentang kelayakan dan kemampuan daerah
Perubahan yang mendasar dari dalam penyelenggaraan otonomi daerah
Undang- Undang Nomor 22 Tahun 1999 menghendaki adanya kajian yang objektif
tentang pemerintah Daerah ini yaitu pertama dan realistis, disertai dukungan sumber daya
locus politik dan pembuatan keputusan manusia dan sumber daya alam yang
akan bergeser dari pusat kedaerah-daerah, memadai.
kedua terjadi pergeseran dari pemerintahan Dengan demikian pandangan ini
oleh birokrasi kepada pemerintahan partai didukung pula oleh seberapa jauh penyiapan
baik ditingkat nasional maupun daerah politik hukum daerah yang merupakan
(Undang- Undang Otonomi Daerah, 2004). alokasi kepentingan daerah yang mesti
Dalam perkembangannya, pemerintah memperhatikan keselarasan, keseimbangan
daerah dipandang sebagai unit organisasi dan keserasian antara kepentingan nasional
pemerintahan berbasis geografis tertentu di satu pihak dan kepentingan masyarakat
yang ada dalam suatu negara berdaulat.Di lokal dilain pihak, bahkan dibarengi pula
Indonesia, pengertian daerah yang terakhir dengan dukungan yang bersifat aspiratif atas
diberlakukan, merujuk pada pemahaman dasar nila-nilai demokrasi lokal.
dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun Dalam konteks penyiapan Politik
2004 tentang pemerintahan daerah hukum daerah, dukungan infra maupun
Hendry John Piris, Peran Politik Hukum Dalam Perencanaan…………………. 15
Jurnal Sasi Vol.20 No.2 Bulan Juli - Desember 2014

supra struktur politik juga dapat dilepaskan Maluku yang yang sangat luas terdapat
dari konteks pembangunan sistem hukum konsentrasi-konsentrasi penduduk di suatu
nasional. Berbagai aspek baik ideologi, wilayah tertentu dimana masyarakatnya
politik, ekonomi, sosial budaya, bahkan sangat heterogen, baik ditinjau dari aspek
pertahanan keamanan mesti menjadi etnis, agama, budaya, latarbelakang
tumpuan yang jelas dan menjadi bagian dari kehidupan di bidang ekonomi dan lain
pertimbangan dalam suatu kebijakan politik sebagainya. Dengan demikian perlu adanya
di daerah. Dikaji dari aspek manajamen politik hukum dalam menjembatani akan
pemerintahan, penyiapan Politik hukum proses pembentukan Politik hukum daerah
daerah memang tidak terlepas dari sebagai kebijakan dalam mengelola
pengaturan Politik hukum di Indonesia. pemerintahan di daerah.
Pengalaman sejarah melalui perkem- Penyiapan dan pengaturan melalui
bangan ketatanegaraan Indonesia selama ini kebijakan hukum sebagai suatu instrumen,
mengakui bahwa perubahan terhadap baik maka pemberian otonomi dapat pula
bentuk negara maupun sistem pemerintahan mendorong terwujudnya partisipasi dalam
juga ikut mempengaruhi penyelenggaraan perumusan kebijakan politik daerah,
sistem pemerintahan dibawahnya. Ini mengingat perlu tercipta suasana sosio-
dimungkinkan, karena secara konstitusional, politik yang akan memberikan arah dan
ketentuan pasal 18 Undang – Undang Dasar kebijakan pada visi inspirasi pemerintahan
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 daerah dan aspirasi masyarakat dalam
menegaskan : merumuskan kebijakan sehingga dapat
“ Negara kesatuan Republik Indonesia diintegrasikan dengan kebijakan regional
terbagi atas beberapa provinsi dan pada maupun nasional. 1
daerah provinsi itu sendiri dikenal Dalam pembagian wilayah, peraturan
beberapa daerah kabupaten dan kota yang daerah mempengaruhi sistem politik di
secara administratif pemerintahan diberi- daerah. Untuk menunjang pembangunan di
kan kewenangan untuk mengatur dan daerah perlu adanya pembenahan sistem
mengurus sendiri urusan pemerintahannya politik daerah yang mapan. Berdasarkan
berdasarkan atas asas otonom dan tugas Undang-Undang Pemerintah Daerah diberi
pembantuan ”. kewenangan untuk membuat peraturan
Adapun maksud penegasan ketentuan sendiri. Peraturan ini dibuat oleh eksekutif
pasal ini bahwa di dalam negara kesatuan bekerjasama dengan legislatif daerah yang
(eenheidstaat) di Indonesia, tidak ada daerah bersangkutan, dengan asumsi bahwa
yang bersifat “Staat”. Di Indonesia hanya peraturan yang dibuat merupakan cerminan
dikenal daerah-daerah provinsi dan daerah- aspirasi masyarakat.
daerah kecil yang bersifat otonom sebagai- Pada tahun 2006, pembenahan sistem
mana diatur dengan undang- undang. dan politik hukum diharapkan dapat
Menjawab tuntutan dan kebutuhan mewujudkan tertib peraturan perundang -
pembangunan daerah sebagaimana digam- undangan dan semakin terciptanya peraturan
barkan di atas, maka dengan pertimbangan perundang-undangan yang adil, konsekuen,
ketentuan pasal 18 UUD RI 1945, kemudian dan tidak diskriminatif serta mencerminkan
dibuat Undang-undang Nomor 22 Tahun aspirasi masyarakat dan kebutuhan pem-
1999 yang kemudian disempurnakan dengan bangunan; semakin terjaminnya konsistensi
Undang-undang Pemerintahan Daerah yang seluruh peraturan perundang-undangan pada
selama ini di anggap tidak aspiratif. tingkat pusat dan daerah; semakin
Eksistensi pemerintahan daerah begitu
urgen khususnya dalam negara yang 1
menganut sistem negara kesatuan. Sebagai- J. Kaloh, Mencari bentuk otonomi daerah(Suatu
solusi dalam menjawab kebutuhan lokal dan
mana kita ketahui dalam wilayah Provinsi tantangan global)
Hendry John Piris, Peran Politik Hukum Dalam Perencanaan…………………. 16
Jurnal Sasi Vol.20 No.2 Bulan Juli - Desember 2014

terwujudnya kemandirian lembaga penegak Dalam ensiklopedia dimaksud, juga


hukum terutama lembaga peradilan yang dikemukakan bahwa desentralisasi adalah
berwibawa, bersih didukung oleh aparat kebalikan dari sentralisasi, namun jangan
penegak hukum yang profesional dan dikacaukan dengan pengertian dekonsentrasi,
berintegritas; dan semakin meningkatnya sebab istilah ini secara umum lebih diartikan
upaya pencegahan dan penanganan perkara sebagai pedele- gasian dari atas kepada
korupsi. bawahannya, untuk melakukan suatu
Berdasarakan latarbelakang tersebut, tindakan atas nama atasannya, tanpa
maka permasalahan yang dapat dikemuka- melaporkan wewenang dan tanggungjawab
kan adalah Bagaimana Implementasi atasannya. 3
Perencanaan pembangunan daerah menurut Secara historis asal-usul dari struktur
politik hukum daerah. pemerintahan daerah yang kita kenal saat ini
berakar dari Eropa di abad ke-11 dan abad
ke-12. Beberapa asas dan istilah yang
digunakan untuk pemerintahan daerah masih
B. PEMBAHASAN termasuk lama, berasal dari Romawi, Yunani
dan Latin Kuno.
1. Politik Hukum sebagai bagian Struktur daerah Negara Kesatuan
Desentralisasi Republik Indonesia dapat dianalisis, karena
bersangkut dengan sendi-sendi
Istilah desentralisasi dalam sudut kewilayahannya. Sendi kewilayahan adalah
pandangnya selalu berbeda, sehingga sulit suatu prinsip untuk dapat menjalankan
memahami arti yang paling tepat. pemerintahan dengan baik (rasion
Desentralisasi sebagai suatu sistim yang Gubernardi). Rasion Gubernardi adalah
dipakai dalam bidang pemerintahan anggapan bahwa memerintah dengan baik,
merupakan kebalikan dari sentralisasi. adalah memakai daerah negara ke dalam
Soejito dalam bukunya yang beberapa wilayah. Dengan demikian, sendi
berjudul “Hubungan Pemerintah Pusat dan pemerintahan yang tertuang sejak saman
Daerah“, menguraikan bahwa dalam sistim Romawi (sesudah Polis, negara zaman
desentralisasi, sebagian kewenangan Yunani) ialah sendi kewilayahan. Pada
pemerintah pusat dilimpahkan kepada pihak zaman modern, prinsip ini diterjemahkan
lain untuk dilaksanakan, disebut menjadi hubungan Pemerintah Pusat dan
2
desentralisasi Pemerintah daerah. Pada dasarnya,
Dalam encyclopedia of the Social konsep–konsep pemerintahan daerah
Sience diuraikan bahwa “The proces of muncul dari kesadaran bahwa bahasa
decentralization denotes the transference of menunjukan keyakinan dan praktek para
outhority, legislative, judical or pelaku-pelaku politik.
adminsitrative, from higher level of Dalam perkembangannya, peme-
goverment to a lower“. diterjemhakan rintah daerah dipandang sebagai unit
secara bebas memiliki makna bahwa organisasi pemerintahan berbasis geografis
desentralisasi adalah penyerahan wewe- tertentu yang ada dalam suatu negara
nang dari tingkat-tingkat pemerintahan yang berdaulat.
lebih tinggi kepada pemerintahan yang lebih Di Indonesia, pengertian daerah yang
rendah, baik yang menyangkut bidang terakhir diberlakukan, merujuk pada
legislatif, yudukatif atau admin- stratif. pemahaman sebagaimana terdapat dalam
Undang-undang Nomor 22 tahun 1999
2
tentang pemerintahan daerah, dalam
Sarundayang, SH, Pemerintahan Daerah Di
Berbagai Negara, Kata Harta Pustaka, Jakarta
2005, hal. 43 3
Ibid, hal. 44
Hendry John Piris, Peran Politik Hukum Dalam Perencanaan…………………. 17
Jurnal Sasi Vol.20 No.2 Bulan Juli - Desember 2014

undang-undang ini, secara teknis istilah daerah otonom6.


daerah dibedakan dari istilah wilayah. Pemberian otonomi daerah bertujuan
Daerah terkait dengan asas desentralisasi, untuk :
sedangkan istilah wilayah terkait dengan (1) Peningkatan pelayanan dan
asas dekonsentrasi. kesejahteraan masyarakat yang
Dalam rangka melancarkan semakin baik;
pelaksanaan pembangunan yang terbesar di (2) pengembangan kehidupan
seluruh pelosok negara dan dalam rangka berdemokrasi;
membina kesatuan bangsa, maka hubungan (3) distribusi pelayanan publik yang
yang serasi antara pemerintah pusat dan semakin baik, merata dan adil;
pemerintah daerah dikem- bangkan atas (4) penghormatan terhadap budaya lokal;
dasar keutuhan negara kesatuan dan (5) perhatian terhadap potensi dan keaneka
diarahkan pada pelaksanaan otonomi daerah ragaman daerah.
secara nyata, dinamis dan pembangunan Pemberian otonomi, secara hakekat adalah
daerah dan dilaksanakan bersama-sama berorientasi kepada pembangunan
dengan dekonsentrasi. Pembangunan dimaksudkan dalam
Prinsip-prinsip pokok tentang arti luas, yang meliputi segala segi
pelaksanaan otonomi daerah ini kehidupan dan penghidupan. Adalah ke-
mengandung intisari yang dapat dipakai wajiban bagi daerah untuk ikut melancarkan
sebagai pedoman pelaksanaan otonomi jalannya pembangunan sebagai sarana
daerah. mencapai kesejahteraan rakyat yang
Ketentuan pasal 18 ayat (1) yang diterima dan dilaksanakan dengan penuh
menyebutkan “Negara Kesatuan republik tanggungjawab. (Anonimus,2002: 45).
Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi Didalam pembagian wilayah,
dan daerah provinsi itu dibagian kota itu peraturan daerah mempengaruhi sistem
mempunyai pemerintahan daerah, yang politik di daerah. Untuk menunjang
diatur dengan Undang–undang. Ketentuan pembangunan didaerah perlu adanya
ini merupakan landasan yang kuat untuk pembenahan sistem politik daerah mapan.
mnyelenggarakan otonomi daerah dengan Berdasarkan Undang-Undang Nomor. 32
memberikan kewenangan yang luas, nyata Tahun 2004, pemerintah daerah diberi
dan bertanggungjawab kepada daerah.4 kewenangan untuk membuat peraturan
Arti otonomi, yaitu bahwa otonomi, sendiri. Peraturan ini dibuat oleh
melalui desentralisasi bukan diberikan pemerintah daerah bekerjasama dengan
kepada pemerintah daerah, bukan kepada lembaga legislatif daerah, dengan asumsi
DPRD, bukan kepada daerah, tetapi pada bahwa peraturan yang dibuat merupakan
masyarakat setempat. Hal ini merupakan cerminan aspirasi masyarakat.
esensi dari otonomi. 5 Peraturan Daera (PERDA) adalah
Mohammad Hatta mengemukakan kebijakan politik tertinggi yang dapat
bahwa otonomisasi suatu masyarakat, yaitu dirumuskan oleh pemerintah didaerah. Perda
masyarakat yang berada di dalam, teritorial harus menjadi acuan bagi DPRD Pemda dan
tertentu, yang semula tidak mempunyai masyarakat sipil dalam merumuskan
otonomi, menjadi memiliki otonomi. kebijakan-kebijakan publik dan privat.
Masyarakat ini kemudian menjelma menjadi Seluruh pelaku tata pemerintahan didaerah
perlu mendasarkan perumusan kebijakan
4
Soehino, Prof. S.H., Hukum PolitikNegara dan program mereka pada PERDA. Tiga
Pemerintah Daerah Berdasarkan UU. Nomor 22
Tahun 1999, BPFE, Edisi 1, Yogyakarta, 2001, hal.
6
17 Abdullah, Rosali, H., Prof., SH. Pelaksanaan
5
Reformasi PolitikPemerintahan dan Otonomi Otonomi Luas dan Isu Federalisme Sebagai Suatu
Daerah, PSK. UGM. Yogyakarta, 2003, hal 11 Alternatif, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1999.
Hendry John Piris, Peran Politik Hukum Dalam Perencanaan…………………. 18
Jurnal Sasi Vol.20 No.2 Bulan Juli - Desember 2014

komplekistas perlu diperhatikan dalam pembanguan daerah, kebijakan umum dan


penyusunan Perda yaitu kedudukan program satuan kerja perengkat daerah,
PERDA sebagai dasar rencana strategis lintas satuan kerja perangkat daerah dan
jangka panjang; PERDA sebagai acuan program kewilayahan disertai dengan
dasar kebijakan pembangunan sektoral; serta rencana-rencana kerja dalam kerangka
PERDA sebagai kontrak sosial didaerah. regulasi dan kerangka pendanaan yang
bersifat indikatif.
Dengan demikian RPJ pendek
2. Politik hukum Sebagai Kerangka mempunyai kedudukan yang sangat strategis,
pembangunan Daerah karena berfungsi meletakan kerangka
landasan yang kokoh bagi proses
Konteks pembangunan daerah, pembangunan di daerah. Untuk tahun
kebijakan publik adalah keputusan yang pertama dan tahun berikutnya.ini
bersifat otoritatif yang dikeluarkan oleh dimaksudkan tidak saja diorientasikan untuk
penyelengara pemerintah didaerah, sesuai mengatasi berbagai masalah yang dipandang
dengan fungsi dan tugas pemerintah daerah mendesak atau prioritas tetapi juga harus
otonom. Di dalam kerangka otonomi daerah, memenuhi paling tidak standar kebutuhan
pihak yang mempunyai kewenangan pembangunan minimum. Agar target ini
merumuskan kebjakan publik adalah Pemda dapat dicapai secara optimal, maka orientasi
dan DPRD. Alat sarana yang digunakan implementasi rencana pembangunan
untuk menuangkan kebijakan tersebut adalah daerah perlu didukung oleh suatu sistem
perda, sehingga perda merupakan alat atau Politik dalam melaksanakan pembangunan
sarana menuangkan kebijakan publik daerah yang komprehensif, efektif, efisien,
didaerah. Dengan kata lain perda adalah transparan dan akuntabel.
kebijakan publik tertinggi di daerah, Pembangunan, khususnya yang
karena merupakan aturan hukum berdimensi jangka panjang, merupakan suatu
sebagaimana termuat di dalam tata urutan platform yang memadai untuk meng-
perundang-undangan. akomodasi gagasan-gagasan pemikiran yang
Dalam kaitan dengan itu berbicara terkonsepsi secara terukur, tepat-guna dan
tentang politik hukum tidak dapat berdaya-guna sesuai kondisi objektif daerah.
dipisahkan dari pembangunan daerah sebab Disinilah letak pentingnya makna Rencana
politik hukum merupakan upaya penerapan Pembangunan Jangka Panjang (RPJP)
pembangunan hukum nasional, tentunya sebagaimana diamanatkan oleh Undang
tidak dapat dilepaskan dari kebijakan Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang
pembangunan nasional secara keseluruhan, Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
yang dituangkan dalam Rencana dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
Pembangunan Jangka Menengah Nasional tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana
Tahun 2004 – 2009, yang menjadi landasan diubah dalam Undang-Undang Nomor 23
bagi upaya pembangunan nasional di Tahun 2014.
berbagai bidang. Rencana pembangunan Undang-Undang Nomor 25 Tahun
jangka pendek merupakan penjabaran dari 2004 menegaskan bahwa, pembangunan
visi - misi kepala daerah dan wakil kepala nasional diselenggarakan berdasarkan demo-
daerah yang reformulasi dan sesuaikan krasi dengan prinsip-prinsip kebersamaan,
berdasarkan rencana pembangunan jangka berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan
menengah (RPJM) dan rencana pembanguan lingkungan serta kemandirian dengan
jangka panjang (RPJP) menjaga keseimbangan kemajuan dan
Merujuk pada Undang-Undang kesatuan nasional (Pasal 2 ayat 1). Dengan
Nomor 25 Tahun 2004, diarahkan harus demikian, dibutuhkan suatu rencana yang
memuat arah kebijakan daerah, strategi dapat mengarahkan seluruh komponen
Hendry John Piris, Peran Politik Hukum Dalam Perencanaan…………………. 19
Jurnal Sasi Vol.20 No.2 Bulan Juli - Desember 2014

masyarakat menuju pencapaian tujuan berkualitas. Kemampuan dan disiplin peren-


nasional. karenanya itu, Undang-Undang canaan pembangunan terutama penjabaran
Nomor 25 Tahun 2004 mensyaratkan rencana pembangunan jangka panjang
disusunnya perencanaan secara berjenjang, daerah dengan setiap tahapan secara tepat.
mulai dari Rencana Pembangunan Jangka
Panjang (RPJP), Rencana Pembangunan
Jangka Menengah (RPJM) dan Rencana C. P E N U T U P
Kerja Pembangunan Daerah.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun Dikeluarkannya Undang Undang
2004 terutama pada Pasal 150 menegaskan Nomor 32 Tahun 2004 dan yang kemudian
bahwa, dalam rangka penyelenggaraan diubah dengan Undang-Undang Nomor 23
pemerintahan daerah disusun perencanaan tahun 2014, maka dalam rangka penginte-
pembangunan daerah sebagai satu kesatuan grasian perencanaan pembangunan Daerah
dalam sistem perencanaan pembangunan dalam sistem pembangunan Nasional,
nasional. Perencanaan pembangunan daerah seluruh Pemerintah Daerah baik Provinsi,
ini disusun secara berjangka oleh Pemerintah Kabupaten atau Kota wajib menyusun
Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota. dokumen perencanaan pembangunan Daerah,
Dengan demikian strategi berupa rencana Pembangunan Jangka
pembangunan dimaksudkan untuk mengem- Panjang (RPJP) Daerah dan Rencana
bangkan sistem sosial politik yang tangguh Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)
sehingga sistem dan kelembagaan ketata- Daerah, dengan memperhatikan keuangan
negaraan yang terbangun tahan menghadapi negara dan Sisitem Pererncanaan Pemba-
berbagai goncangan sebagai sistem sosial ngunan Nasional. Dalam kenyataannya
politik yang berkelanjutan. Diatas landasan peraturan perundang-undangan masih
sistem politik nasional yang berkelanjutan banyak yang tumpang tindih atau
tersebut dikembangkan sistem peningkatan inkonsisten dan bertentangan antara per-
kapasitas dan kemampuan masyarakat yang aturan yang sederajat satu dengan lainnya,
merupakan bagian penting dari strategi antara peraturan tingkat pusat dan daerah,
pembangunan di daerah. dan antara peraturan yang lebih rendah
Urusan pemerintahan yang menjadi dengan peraturan di atasnya. Masalah
kewenangan pemerintah daerah, terdiri atas terbesar pada berbagai peraturan daerah
urusan wajib dan urusan pilihan. Urusan yang bermasalah tersebut antara lain terkait
wajib, artinya penyelenggaraan dengan prosedur, standar waktu, biaya.
pemerintahan yang berpedoman pada standar Untuk menciptakan berbagai perangkat
pelayanan minimal, dilaksanakan secara peraturan perundang-undangan, yang akan
bertahap dam ditetapkan oleh pemerintah. menjadi landasan hukum untuk berperilaku
Adapun untuk urusan pemerintahan daerah tertib dalam rangka menye- lenggarakan
kabupaten/kota, meliputi urusan pemerintah- kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
an yang secara nyata ada dan berpotensi bernegara. Pembentukan Perundang-
untuk meningkatkan kesejahteraan masya- undangan atau peraturan lainnya dilakukan
rakat sesuai dengan kondisi, kekhakasan dan melalui proses yang benar dengan memper-
potensi unggulan daerah yang bersangkutan. hatikan tertib perundang-undangan serta
Dengan demikian hakekatnya adalah asas umum peraturan perundang- undangan
mewujudkan perencanaan pembangunan yang baik. Tuntutan gerakan reformasi ini
yang berkesinambungan dan tata hukum kemudian diwarnai dengan tindakan ke-
yang baik di propinsi yang mendapat tidakpuasan masyarakat di daerah,
dukungan masyarakat, sebagai prasayarat teristimewa tuntutan terhadap pola
kondisionalisasi bagi pembangunan daerah hubungan antara pusat daerah yang selama
yang nyaman dan sejahtera , maju dan ini dirasakan tidak adil
Hendry John Piris, Peran Politik Hukum Dalam Perencanaan…………………. 20
Jurnal Sasi Vol.20 No.2 Bulan Juli - Desember 2014

DAFTAR PUSTAKA Abdulgani Abdulah. Prof. Dr. SH, Kebijakan


Pembangunan Hukum Dalam
Kaitan Penyusunan Program
Abdullah, Rosali, H., Prof., SH. Pelaksanaan Legislasi Di Daerah, 2005
Otonomi Luas dan Isu (Badan informasi dan
Federalisme Sebagai Suatu komunikasi ; 2006)
Alternatif, Raja Grafindo Persada, Fakultas Hukum Universitas Pattimura,
Jakarta, 1999. Pengembangan Otonomi Daerah
Dr. Made Suwandi, Msoc.Sc, Pokok-Pokok Di Wilayah Kepulauan
Pikiran Konsepsi Dasar, Otonomi Maksum, sumitro,(2000), Propek
Daerah Indonesia (Dalam Upaya Pertumbuhan Otonomi Daerah,
Mewujudkan Pemerintah Daerah jurnal otonomi Daerah Vol I
Yang Demokratis Dan Efisien) nomor : 3 Mei 2000 (Rencana
Dr. J. Kaloh, Mencari bentuk otonomi Pembangunan Jangka Panjang
daerah(Suatu solusi dalam (RPJP,SBB, 2)
menjawab kebutuhan lokal dan Undang-Undang 32 tahun 2004 tentang
tantangan global) Otonomi Daerah.
Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik, Undang-Undang Nomor 25 tahun 2005
PT. Gramedia Widiasarana tentang Rencana Pembangunan
Indonesia, Jakarta, 1992. Jangka Menengah Nasional
Sarundayang, S.H., Pilkada Langsung, (RPJMN), 2004 – 2009
Problem dan Prospek, Kata Hasta
Pustaka, Jakarta, 2005.
___________, Pemerintahan Daerah Di
Berbagai Negara, Kata Harta
Pustaka, Jakarta 2005.
Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi,
Metode Penelitian Survey, LP3ES,
Yogyakarta, 1989 hlm 4
Prof.Dr.Solly Lubis, S.H, Masalah-Masalah
Hukum Dalam Pelaksanaan
Otonomi Daerah, 2003
Prof. Dr. Abdul Gani Abdullah, S.H.
Kebijakan Pembangunan Hukum
Dalam Kaitan Penyusunan
Program Legislasi Di aerah, 2005
Reformasi Politik Pemerintahan dan
Otonomi Daerah, PSK. UGM.
Yogyakarta, 2003.
Soehino, Prof. S.H., Hukum PolitikNegara
Pemerintah Daerah Berdasarkan
UU. Nomor 22 Tahun 1999, BPFE,
Edisi 1, Yogyakarta, 2001.
Solly M, Prof. Dr. SH, Hukum Politik
Negara, Mandar Maju,
Bandung, 1992.
Hendry John Piris, Peran Politik Hukum Dalam Perencanaan…………………. 21
Jurnal Sasi Vol.20 No.2 Bulan Juli - Desember 2014

Anda mungkin juga menyukai