Anda di halaman 1dari 24

Modul 10

Edi Soerjanto Ir. MSi


MODUL 10
REGULASI BISNIS
• APA ITU REGULASI
• JENIS-JENIS REGULASI
• PENTINGNYA REGULASI
• REGULASI UTAMA
• LARANGAN DALAM
REGULASI
Regulasi
• Regulasi diartikan sebagai pengaturan, bukan peraturan karena
merujuk pada kewenangan regulasi sebagai tolok ukur
keteraturan dan bukan peraturan itu sendiri.
• Di Indonesia, peraturan diturunkan melalui undang-undang maupun
peraturan perundang-undangan yang secara hierarkis diatur dalam UU
No. 10 tahun 2004 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan.
• Dalam dunia usaha, regulasi diterbitkan pemerintah dengan tujuan untuk
efisiensi ekonomi dan penciptaan lapangan kerja.
• Undang-undang dalam bisnis meliputi tiga hal : Perlindungan Merek
Dagang, Perlindungan Konsumen dan Anti Monopoli.
Menurut Andrei Schleifer, profesor ekonomi dari Harvard University,
menyebut bahwa

Regulasi pada dasarnya didefinisikan atas dua asumsi utama


yaitu kepentingan umum dan bantuan pemerintah.

Pertama, regulasi dalam hal bisnis berarti pengaturan terhadap


pasar untuk mencegah monopoli dan hambatan eksternal.
Kedua, regulasi adalah cara pemerintah untuk memperbaiki
kegagalan pasar terhadap perkembangan bisnis di suatu negara.
Christel Koop dan Martin Lodge
(London School of Economics) mendefinisikan dlm tiga pokok utama :

Pertama regulasi adalah seperangkat aturan yang otoritatif dengan


disertai beberapa mekanisme untuk memantau dan mempromosikan
kepatuhan terhadap aturan-aturan yang berlaku.
Kedua regulasi adalah upaya lembaga negara untuk mengarahkan
ekonomi.
Ketiga regulasi adalah semua mekanisme kontrol sosial, termasuk
untuk proses yang tidak disengaja dan tidak berhubungan dengan
negara.
Definisi Regulasi
Regulasi adalah kontrol berkelanjutan dan terfokus
yang dilakukan oleh Badan Pemerintahan atau Publik atas kegiatan
masyarakat.

Regulasi merupakan upaya berkelanjutan dan terfokus untuk mengubah


perilaku orang lain sesuai dengan standar dan tujuan yang ditetapkan
dengan maksud menghasilkan hasil tertentu.
Regulasi dilakukan dengan melibatkan mekanisme penetapan standar,
pengumpulan informasi, dan modifikasi perilaku.
Jenis Regulasi
Berdasar peran regulasi sebagai alat kontrol sosial yang mengutamakan tujuan
dan menetapkan standar, ada 4 jenis regulasi berikut:

1. Arbitrary Regulations (Regulasi Sewenang-wenang)

• Regulasi Arbitrase adalah keputusan pengaturan yang dibuat


berdasarkan fakta dan pendapat. Regulasi arbitrase atau sewenang-
wenang bersifat memusat dan menggunakan akumulasi kekuasaan untuk
mengatur suatu agenda tertentu dalam berbagai kepentingan, baik sosial
maupun ekonomi.
• Cornell University Law School, regulasi arbitrase awalnya untuk mencegah
tindakan sewenang-wenang dari kekuasaan eksekutif dan legislatif. Dalam
demokrasi, kesewenang-wenangan tidak dapat dibenarkan dan untuk itu
muncul kekuasaan hukum sebagai pemegang keputusan regulasi arbitrary.
2. Good Faith Regulations (Regulasi Itikad Baik)

• Good Faith Regulations atau klausa itikad baik mengacu pada cara
para pihak dalam suatu perjanjian bertindak satu sama lain. Hal ini umum
terjadi pada hubungan kerja antara pemilik usaha dan karyawan. Regulasi
itikad baik menyebabkan kedua belah pihak saling menghormati satu sama
lain.
• Itikad Baik merupakan istilah hukum menggambarkan niat para pihak
dalam suatu kontrak untuk bertransaksi secara jujur satu sama lain.
• Regulasi Itikad baik digunakan dalam banyak situasi, baik saat
mediasi, transaksi bisnis, kontrak, hingga hukum bisnis. Beberapa
pengadilan menggunakan regulasi itikad baik dalam kasus-kasus perdata
untuk menentukan apakah seseorang bertindak dengan itikad baik atau tidak.
Regulasi ini umum ditemukan dalam hubungan bisnis atau usaha.
3. Goal Conflict Regulations (Regulasi Konflik
Tujuan)
• John W. Slocum Konflik Tujuan adalah sejauh mana individu atau
pihak merasa bahwa beberapa tujuan mereka tidak sesuai. Dengan
demikian, regulasi konflik tujuan adalah aspek penting yang memainkan
peran sebagai identifikasi atas aturan yang dapat mencegah konflik
tujuan antar pihak dalam suatu kesepakatan bersama.
• Regulasi Konflik Tujuan merupakan cara pengaturan ketika subjek
tujuan secara signifikan lebih tinggi daripada tingkat tujuan pribadi yang
mereka pilih sebelumnya. Komitmen terhadap tujuan dan kinerja yang
ditetapkan biasanya lebih rendah daripada tujuan pribadi, sehingga perlu
diselaraskan melalui regulasi jenis ini. Regulasi ini secara khusus
membenturkan tujuan individu dengan tujuan masyarakat umum dan
memilih aturan masyarakat yang lebih besar.
4. Process Regulations (Regulasi Proses)

• Regulasi Proses adalah cara melakukan arahan jelas bagaimana


suatu tugas dalam proses tertentu harus diselesaikan. Regulasi dibuat
untuk menentukan tahapan proses baik dalam sosial-ekonomi maupun
usaha agar teridentifikasi dan mudahkan dievaluasi.
• Regulasi proses secara umum mereduksi kreativitas dan inovasi
yang ada dalam suatu usaha. Namun, regulasi ini diharapkan dapat
membantu sektor usaha untuk berjalan dengan ideal sesuai apa
dirumuskan pembuat regulasi.
• Secara praktik regulasi proses belum tentu sesuai dengan keinginan
pelaku usaha dalam menjalankan usahanya.
Pentingnya Regulasi dalam Bisnis
• Regulasi penting dalam sektor usaha dan bisnis karena dapat
menertibkan perilaku usaha dan konsumen dalam suatu rentang waktu
tertentu, agar konsumen dan pelaku usaha dapat mencapai keseimbangan
antara produksi dan konsumsi. Peran regulasi menjadi penengah antar
pelaku usaha agar tidak menimbulkan konflik di luar pasar.
• Regulasi penting bagi internal perusahaan, seperti hubungan pegawai
dengan pemilik usaha yang harus menaati kesepakatan kerja. Juga
perjanjian kontrak antara perusahaan dengan klien yang dapat diamankan
dengan regulasi-regulasi tertentu.
• Peran regulasi amat vital dalam dunia usaha, selain menjamin
keamanan, regulasi juga dapat memberi batasan-batasan tertentu dalam
persaingan usaha.
3 Regulasi Utama dalam Dunia Usaha
1. Regulasi Perlindungan Konsumen
• Menurut FJP Law, regulasi perlindungan konsumen dibuat untuk mewujudkan
hubungan berbagai dimensi yang satu sama lain memiliki keterkaitan dan
ketergantungan antara konsumen, pengusaha, dan pemerintah.
• Di Indonesia, regulasi perlindungan konsumen diatur berdasarkan UUD 1945
Pasal 5 ayat (1), Pasal 21 ayat (1), Pasal 27, dan Pasal 33. Peraturan turunan
terdiri beberapa perundang-undangan berikut:
o UU No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
o PP No. 58 tahun 2004 tentang Pembinaan Pengawasan dan Penyelenggaraan
Perlindungan Konsumen
o SE Dirjen Perdagangan Dalam Negeri No. 235/DJPDN/VII/2011 tentang Penanganan
Pengaduan Konsumen
o SE Dirjen Perdagangan Dalam Negeri No. 795/DJPDN/SE/12/2005 tentang Pedoman
2. Regulasi Perlindungan Merek
• Pemerintah memiliki Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) atau
lembaga nirlaba seperti Yayasan Layanan Konsumen Indonesia untuk
mengadvokasi keluhan konsumen terkait layanan atau produk tertentu.
• Menurut Hukum Online, regulasi perlindungan merek diatur melalui UU No. 20
tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis (UU MIG). Undang-undang ini
juga merupakan pengganti dari undang-undang terdahulu, merujuk pada ratifikasi
terhadap Trade Related Aspect of Intellectual Property Rights (TRIPs) yang
menjadi dasar pembentukan World Trade Organization (WTO).
• Perlindungan terhadap merek diratifikasi dengan UU No. 7 tahun 1994 tentang
Pengesahan Agreement Establishing the WTO. Undang-undang ini menuntun
Indonesia untuk mematuhi dan melaksanakan isi dari perjanjian internasional
terkait perlindungan produk.
• Keppres No. 15 tahun 1997 tentang pengesahan Konvensi Paris terhadap Traktat
Hukum Merek.
3. Regulasi Larangan Praktik Monopoli
Bisnis

• Regulasi larangan monopoli bisnis secara aktual diatur melalui


Peraturan Pemerintah No. 44 tahun 2021 tentang Pelaksanaan
Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.
• Dasar hukum dari peraturan pemerintah di atas adalah
UU No. 5 tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan
Usaha Tidak Sehat.
• Tujuan UU adalah mewujudkan
iklim usaha yang kondusif
melalui pengaturan persaingan usaha yang sehat .
Dilakukan untuk menjamin kepastian kesempatan berusaha yang sama
bagi pelaku usaha besar, menengah, dan usaha kecil.
Beberapa Larangan dalam Regulasi
Monopoli Bisnis

1.Pengusaha tidak boleh memonopoli produksi dan pemasaran suatu


barang atau jasa.
2.Pengusaha dapat dinyatakan melakukan praktik monopoli jika
barang atau jasa yang dijual tidak memiliki substitusi atau
memberikan dampak buruk bagi pengusaha lainnya karena tidak dapat
bersaing.
3.Pelaku usaha, baik perorangan maupun organisasi hanya boleh
maksimal menguasai 50% pangsa pasar untuk satu jenis barang
atau jasa yang dijual-beli.
Tujuan Larangan Praktik Monopoli
Bisnis

1.Menjaga kesejahteraan masyarakat umum dan meningkatkan


efisiensi ekonomi nasional.
2.Menciptakan iklim usaha yang kondusif bagi penjual dan pembeli
dengan membuat aturan persaingan bisnis yang sehat.
3.Mencegah praktik monopoli dan persaingan bisnis yang tidak
sehat
4.Menciptakan efektivitas dan efisiensi dalam menjalankan usaha
Kasus Jiwasraya
• Skandal kasus dugaan korupsi PT Asuransi Jiwasraya (Persero) sampai saat
ini masih menjadi sorotan masyarakat.
• Kasus Jiwasraya mencuat setelah Menteri Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) periode 2014-2019, Rini Soemarno membuat laporan ke Kejaksaan
Agung pada 17 Oktober 2019, perihal dugaan fraud dan korupsi.
• Potensi kerugian negara dari kasus ini disebut bisa mencapai Rp17 triliun.
Angka tersebut berasal dari penyidikan atas berkas selama 10 tahun, dari
2008 hingga 2018.
• Beberapa orang yang ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus korupsi PT
Asuransi Jiwasraya adalah Direktur Utama PT Hanson International Tbk.
Benny Tjokrosaputro, Komisaris Utama PT Trada Alam Minera Tbk Heru
Hidayat, Direktur Keuangan Jiwasraya periode Januari 2013-2018 Hari
Prasetyo.
• Kemudian Direktur Utama Jiwasraya periode 2008-2018 Hendrisman
Rahim, mantan Kepala Divisi Investasi Keuangan Jiwasraya
Syahmirwan dan Direktur PT Maxima Integra Joko Hartono Tirto.
• Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menyelesaikan masalah
Jiwasraya, antara lain, OJK melakukan reformasi industrialisasi
asuransi, restrukturisasi keuangan perseroan, OJK membentuk
lembaga penjamin polis (IFG), pemerintah membentuk holding
BUMN asuransi dan DPR membentuk pansus untuk menyelamatkan
Jiwasraya,
Kasus PT ASABRI
• Kejaksaan Agung juga menangani kasus korupsi di PT Asabri
(Persero). Nilai korupsinya ditaksir mencapai Rp23,7 triliun, dan
menjadi skandal korupsi terbesar di Indonesia.
• Hal tersebut disampaikan oleh Jaksa Agung ST Burhanuddin di kanal
YouTube Deddy Corbuzier pada Januari 2021 lalu.
• Kejagung berjanji akan menuntaskan kasus Asabri, bahkan, siap
menghadapi segala risiko.
• Ada delapan tersangka kasus PT Asabri, antara lain eks Direktur
Utama PT Asabri periode 2011-2016 Mayjen (Purn) Adam Rachmat
Damiri, eks Dirut PT Asabri periode 2016-2020 Letjen (Purn) Sonny
Widjaja, mantan Direktur Keuangan PT Asabri periode 2008-2014
Bachtiar Effendi, mantan Direktur Asabri periode 2013-2014 dan
2015-2019 Hari Setiono, Kepala Divisi Investasi PT Asabri periode
2012-2017 Ilham W. Siregar dan Dirut PT Prima Jaringan Lukman
Purnomosidi.
• Juga Dirut PT Hanson International Tbk Benny Tjokrosaputro dan
Komisaris PT Trada Alam Minera Heru Hidayat.
Antam Digugat Budi Said 1,1
Ton Emas
• Pada 7 Februari 2020 pengusaha asal Surabaya Budi Said melayangkan
gugatan kepada PT Aneka Tambang (Antam) Persero (Tbk) di Pengadilan
Negeri (PN) Surabaya.
• Perusahaan tambang milik BUMN tersebut digugat membayar kerugian
sebesar Rp 817,4 miliar atau setara 1,1 ton emas kepada Budi.
• Berdasarkan dokumen putusan Nomor 2576/Pif.B/2019/PN.Sby yang
dikutip VOI, Selasa 19 Januari, ada 5 pihak tergugat, antara lain I
(Antam), (II) Endang Kumoro, Kepala BELM Surabaya I Antam, (III)
Misdianto, Tenaga Administrasi BELM Surabaya I Antam, (IV) Ahmad
Purwanto, General Trading Manufacturing And Service Senior Officer,
(V) Eksi Anggraeni.
• Perseteruan antara Budi dengan PT Antam terjadi saat pria yang
dijuluki sebagai crazy rich Surabaya itu membeli emas batangan
dengan harga diskon dengan berat 7.071 kilogram seharga
Rp3.593.672.055.000 alias Rp 3,5 triliun.
• Budi hanya menerima emas batangan 5.935 kilo. Sementara selisihnya
yang sebesar 1.136 kg tidak pernah mampir ke tangan budi. Padahal
uang telah ditransfer ke rekening Antam.
Referensi
• https://www.ekrut.com/media/regulasi-adalah
• https://www.jojonomic.com/blog/regulasi-adalah/
TUGAS 2 - ETIKA PROFESI
• Setiap mahasiswa diwajibkan menyusun makalah tentang mata
kuliah Etika Profesi dengan topik Etika Bisnis di Bidang
Telekomunikasi.
• Makalah dapat berupa kasus-kasus, teori ringkasan (dari bahan
kuliah, literatur-literatur dari internet ataupun dari artikel atau
bacaan bebas).
• Makalah dibuat dalam max. 2 halaman (1 lembar kertas), boleh
diketik atau ditulis tangan dengan rapi.
• Tugas di foto dan atau diemail ke edi.soerjanto@gmail .com
paling lambat tanggal 16 Juni 2023 jam 18.00.

Anda mungkin juga menyukai