Anda di halaman 1dari 3

Daftar Kerja Sama Multilateral

Organisasi Kerja Sama Islam (OKI)

09/01/2014
Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dibentuk setelah para pemimpin sejumlah negara Islam mengadakan Konferensi di
Rabat, Maroko, pada tanggal 22 - 25 September 1969, dan menyepakati Deklarasi Rabat yang menegaskan keyakinan
atas agama Islam, penghormatan pada Piagam PBB dan hak asasi manusia. Pembentukan OKI semula didorong oleh
keprihatinan negara-negara Islam atas berbagai masalah yang diahadapi umat Islam, khususnya setelah unsur Zionis
membakar bagian dari Masjid Suci Al-Aqsa pada tanggal 21 Agustus 1969. Pembentukan OKI antara lain ditujukan
untuk meningkatkan solidaritas Islam di antara negara anggota, mengoordinasikan kerja sama antarnegara anggota,
mendukung perdamaian dan keamanan internasional, serta melindungi tempat-tempat suci Islam dan membantu
perjuangan pembentukan negara Palestina yang merdeka dan berdaulat. OKI saat ini beranggotakan 57 negara Islam
atau berpenduduk mayoritas muslim di kawasan Asia dan Afrika.

G-15

23/01/2014
Pada KTT ke-9 Gerakan Non Blok (GNB) di Beograd bulan September 1989, 15 negara berkembang menghasilkan
kesepakatan untuk membentuk Kelompok Tingkat Tinggi untuk Konsultasi dan Kerja Sama Selatan-Selatan (Summit
Level Consultative Group on World Economic Crisis and Development/SLCG). Kelompok Tingkat Tinggi ini
kemudian lebih dikenal dengan nama G-15. Meskipun diumumkan pada kesempatan KTT GNB, G-15 secara
organisasi bukan bagian dari GNB.

World Trade Organization (WTO)

08/01/2014
World Trade Organization (WTO) merupakan satu-satunya organisasi internasional yang mengatur perdagangan
internasional. Terbentuk sejak tahun 1995, WTO berjalan berdasarkan serangkaian perjanjian yang dinegosiasikan dan
disepakati oleh sejumlah besar negara di dunia dan diratifikasi melalui parlemen. Tujuan dari perjanjian-perjanjian
WTO adalah untuk membantu produsen barang dan jasa, eksportir dan importir dalam melakukan kegiatannya.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)

08/04/2019
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) didirikan di San Francisco, Amerika Serikat pada 24 Oktober 1945 setelah
berakhirnya Perang Dunia II. Namun, Sidang Majelis Umum yang pertama baru diselenggarakan pada 10 Januari 1946
di Church House, London yang dihadiri oleh wakil-wakil dari 51 negara. Saat ini terdapat 192 negara yang menjadi
anggota PBB. Semua negara yang tergabung dalam PBB menyatakan independensinya masing-masing.

World Tourism Organization (UN-WTO)

08/06/2012
Istilah UNWTO untuk menyebut UN World Tourism Organization baru digunakan pada tahun 2003, untuk
membedakannya dari World Trade Organization. Sejarah kelahiran UNWTO sendiri telah dimulai sejak tahun 1925.
Pada tahun 1925, dibentuk International Congress of Official Tourist traffic Association (ICOTT) di Den Haag,
Belanda. Pada tahun 1934, ICOTT berubah nama menjadi International Union of Official Tourist Publicity
Organizations (IUOTPO).

G-20

23/01/2014
Krisis ekonomi dan keuangan global yang terjadi pada tahun 2007 merupakan dampak dari sistem arsitektur ekonomi
dan keuangan internasional yang tidak berimbang terutama dalam hal regulasi sektor keuangan yang kurang
accountable. Berawal dari krisis kredit perumahan (subprime mortgage crisis) di AS, lemahnya regulasi keuangan dan
tingginya keterikatan sektor keuangan antar negara, khususnya produk derivatif keuangan, menyebabkan menjalarnya
krisis negara maju ke negara berkembang lainnya. Efek domino krisis ekonomi tersebut turut menyeret sektor riil dan
mengakibatkan terpuruknya perekonomian negara-negara di dunia.

Colombo Plan

08/04/2019
olombo Plan didirikan tahun 1951, pada awalnya bernama “Colombo Plan for Cooperative Economic Development in
South and Southeast Asia”. Kini Colombo Plan, yang semula beranggotakan 7 negara anggota Persemakmuran, telah
berkembang menjadi suatu organisasi internasional dengan 25 negara anggota terdiri dari negara berkembang dan
negara maju yaitu, Afghanistan, Australia, Bangladesh, Bhutan, Fiji, India, Indonesia, Iran, Jepang, Korea Selatan,
Laos, Malaysia, Maladewa, Mongolia, Myanmar, Nepal, Selandia Baru, Pakistan, Papua New Guinea, Filipina,
Singapura, Sri Lanka, Thailand, Amerika Serikat dan Vietnam.

Gerakan Non-Blok (GNB)

28/01/2014
The Asian-African Conference (KAA) in Bandung in 1955 was the initial process of the birth of the NAM. The KAA
was held on April 18-24 1955 and was attended by 29 Heads of State and Heads of Government from the continents of
Asia and newly independent Africa. The KAA is aimed at identifying and exploring world problems at that time and
seeks to formulate joint policies of these new countries on the international relations order. The KAA agreed to 'the Ten
Principles of Bandung' which was formulated as the basic principles for the implementation of relations and
cooperation between nations. Since then, the process of establishing the NAM has come closer to reality, and in this
process the key figures from the beginning were Egyptian President Gamal Abdel Nasser, Ghana President Kwame
Nkrumah, Indian Prime Minister Jawaharlal Nehru, Indonesian President Soekarno, and Yugoslav President Josip Broz
Tito. The five world leaders became known as the founders of GNB.

Developing Eight (D-8)

23/01/2014
Developing Eight (D-8) didirikan melalui Deklarasi Istanbul yang dihasilkan oleh Konferensi Tingkat Tinggi (KTT)
ke-1 D-8 pada 15 Juni 1997 di Istanbul, Turki. Deklarasi Istanbul memuat tujuan, prinsip-prinsip, dan bidang-bidang
kerja sama D-8, yaitu peace instead of conflict, dialogue instead of confrontation, justice instead of double-standards,
equality instead of discrimination, dan democracy instead of oppression. D-8 terdiri dari 8 (delapan) negara
berkembang, yaitu Bangladesh, Mesir, Indonesia, Iran, Malaysia, Nigeria, Pakistan, dan Turki.

Kelompok 77 dan China

28/01/2014
Kelompok 77 (G-77) dibentuk pada tanggal 15 Juni 1964 melalui pengesahan Joint Declaration dari 77 anggota negara
berkembang pada saat berlangsungnya sidang Sesi Pertama United Nations Conference on Trade and Development
(UNCTAD) di Jenewa. Sampai saat ini, Kelompok 77 dan China telah beranggotakan 133 negara. G-77 saat ini juga
memiliki Chapter di 6 kota dunia, yaitu di Jenewa, Paris, Roma, Nairobi, New York, dan Wina.

Sekilas DK PBB

08/04/2019
SEKILAS DEWAN KEAMANAN PBB: KEANGGOTAAN, FUNGSI, KEWENANGAN, DAN METODE KERJA

Pencalonan Indonesia pada Dewan HAM PBB 2020-2022

08/04/2019
Indonesia telah menyampaikan pencalonannya sebagai Anggota Dewan HAM PBB periode 2020-2022. H.E. Ms.
Retno Lestari Priansari Marsudi, Minister for Foreign Affairs, Indonesia 40th Regular Session of the Human Rights
Council.

Keanggotaan Indonesia pada DK PBB

08/04/2019
Keanggotaan Tidak Tetap Indonesia pada Dewan Keamanan PBB Periode 2019-2020 Pada tanggal 8 Juni 2018,
Indonesia telah terpilih menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB untuk periode 2019-2020, bersama Jerman,
Afrika Selatan, Belgia dan Republik Dominika. Indonesia akan memulai masa tugasnya pada tanggal 1 Januari 2019
hingga 31 Desember 2020.

Tentang Indonesia pada DK PBB

08/04/2019
Keanggotaan Tidak Tetap Indonesia pada Dewan Keamanan PBB Periode 2019-2020 Pada tanggal 8 Juni 2018,
Indonesia telah terpilih menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB untuk periode 2019-2020, bersama Jerman,
Afrika Selatan, Belgia dan Republik Dominika. Indonesia akan memulai masa tugasnya pada tanggal 1 Januari 2019
hingga 31 Desember 2020. Keanggotaan DK PBB Indonesia tersebut merupakan yang ke-empat kalinya, setelah
sebelumnya Indonesia menjadi anggota tidak tetap DK PBB pada tahun 1973-1974, 1995-1996, dan 2007-2008.

Keanggotaan dan Pengambilan Keputusan

08/04/2019
DK terdiri atas 15 negara anggota, yaitu 5 anggota tetap (AS, Inggris, Perancis, RRC, Rusia) dan 10 anggota tidak
tetap. Tiap anggota tidak tetap memiliki periode keanggotaan 2 tahun (periode keanggotaan Indonesia dari 1 Januari
2019 hingga 31 Desember 2020).

Anda mungkin juga menyukai