Npm: 3022210326
Hukum perburuhan atau ketenagakerjaan (labour law) adalah bagian dari hukum berkenaan dengan
pengaturan hubungan perburuhan baik bersifat perseorangan maupun kolektif. Secara tradisional,
hukum perburuhan terfokus pada mereka (pekerja/buruh) yang melakukan pekerjaan dalam suatu
hubungan kerja yang subordinatif (dengan pengusaha/pemberi kerja/majikan).
Hukum perburuhan itu sendiri memiliki hakikat atau sebuah tujuan yang melampaui pasal-pasal
tertulis yang ada. Sejak industrialisasi semakin meningkat di negara-negara Eropa Barat (hal ini
sering dikenal dengan revolusi industri), kaum buruh yang “modal” utamanya adalah tenaga dapat
dipisahkan dari kaum pemodal yang memiliki uang. Saat pemodal melakukan akumulasi kekayaan
(menumpuk modalnya untuk memperluas bisnisnya), ketimpangan kuasa antara pemodal dengan
buruh semakin menganga lebar.
Pembahasan mengenai sumber hukum perburuhan di Indonesia kerap merujuk pada tiga paket UU
Perburuhan di Indonesia, yaitu:
UU No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan, yang mengatur hak dan kewajiban pekerja serta
pengusaha di dalam hubungan industrial
UU No. 21 Tahun 2001 Tentang Serikat Pekerja/Serikat Buruh, yang mengatur mengenai hak dan
kewajiban serikat pekerja/buruh secara terperinci
UU No. 2 Tahun 2004 Tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial, yang mengatur
mengenai proses penyelesaian perkara yang timbul akibat terjadinya perselisihan di dalam
hubungan industrial
Hubungan Kerja
Konsep atau pengertian Perjanjian Kerja merupakan landasan dalam hukum perburuhan Indonesia
untuk menentukan cakupan legislasi dalam hukum perburuhan. Perlindungan diberikan kepada
mereka (buruh) yang menerima dan melakukan pekerjaan atas dasar perjanjian kerja. Untuk alasan
ini pula, maka kita perlu mempelajari seksama pengertian Perjanjian Kerja, yakni sebagai pengantar
ke dalam kajian hukum perburuhan Indonesia.