Anda di halaman 1dari 28

SK PENGKALAN

TARIKH : 9.2.2023
MASA : 9.00-12.30
TEMPAT : ARENA NUR LESTARI

PENCERAMAH:
USTAZ JAMALLULAIL BIN ISMAIL
PETUGAS MANDI JENAZAH HOSPITAL SERI MANJUNG

TENTATIF PROGRAM
9.00 -10.00 :TEORI PENGURUSAN JENAZAH
10.00-10.30 : REHAT
10.30-11.30 : PRAKTIKAL MANDI JENAZAH DAN KAPAN
11.30-12.00 : PRAKTIKAL SOLAT JENAZAH
12.00-12.30 : SOAL JAWAB
KURSUS PENGURUSAN JENAZAH

2.1. Kematian & kewajipan yang hidup


Menyempurnakan mayat orang Islam yang bukan mati shahid itu fardhu kifayah.
Kewajiban kifayah atas mayat muslim itu adalah:
1. Dimandikan
2. Dikafankan
3. Disembahyangkan
4. Dikebumikan
5. Jika mayat itu meninggalkan hutang, maka wajib bagi famili (keluarga) si
mayit untuk membayarkannya, baik itu utang uang/emas/perak maupun
utang kepada ALLAH (utang puasa, dll). [mutafaq ‘alaihi]

Sekalipun mayat itu orang yang membunuh diri, wajib melaksanakan atasnya
fardu kifayah. Apabila telah yakin mati seorang Islam itu, hendaklah
disempurnakan semua perkara itu dengan seberapa segera.
KURSUS PENGURUSAN JENAZAH

MEMBAYARKAN HUTANG SI MAYIT


1. MEMBAYAR UTANG KEPADA MANUSIA

Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Jiwa (roh)
seorang mukmin itu tergantung (tidak sampai menuju hadirat ALLAH) karena utangnya,
hingga dibayar terlebih dahulu utangnya itu”.
[HR. Ahmad dan Turmuzi, hadis hasan]

Dari Ibnu Umar, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Utang itu ada 2
macam. [1] Barangsiapa mati meninggalkan utang, sedangkan ia berniat akan
membayarnya, maka saya yang akan mengurusnya (menanggungnya). Dan [2] barangsiapa
mati meninggalkan utang, sedangkan ia tidak berniat untuk membayarnya, maka
pembayarannya akan diambilkan dari pahala kebaikannya, karena diwaktu itu (pada hari
kiamat) tidak ada emas dan perak”.
[HR. Thabrani, hadis hasan]
KURSUS PENGURUSAN JENAZAH

MEMBAYARKAN HUTANG SI MAYIT


2. MEMBAYAR UTANG KEPADA ALLAH

Dari Aisyah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang
meninggal dunia dan ia mempunyai tanggungan puasa, maka walinya harus berpuasa untuk
membayar tanggungannya”.
[HR. Bukhari, Muslim, Abu Dawud dan Ahmad]

Dari Ibnu Abbas, bahwa seorang perempuan datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam dan berkata: Sesungguhnya ibuku telah meninggal dunia dan ia mempunyai
tanggungan puasa sebulan. Beliau bertanya: “Apa pendapatmu jika ibumu mempunyai utang
kepada orang lain, apakah engkau akan membayarnya?” Ia menjawab: Ya. Beliau bersabda:
“Utang kepada ALLAH adalah lebih berhak untuk dibayar”.
[HR. Bukhari, Muslim, Turmuzi, Abu Dawud, Nasa’i, Ibnu Majah, Ahmad dan Ad-Darami]
KURSUS PENGURUSAN JENAZAH

3.0. Pengurusan Jenazah


Fardu kifayah dalam pengurusan jenazah ini meliputi:
3.1. Memandikan Mayat
3.2. Mengkafankan mayat
3.3. Menshalatkan jenazah
3.4. Mengkebumikan (mengubur) mayat
KURSUS PENGURUSAN JENAZAH

3.0. Pengurusan Jenazah


3.1. Memandikan Mayat

 Syarat-syarat mayat yang dimandikan adalah:


(1) mayat orang Islam
(2) mayat itu bukan mati shahid (tidak berperang di jalan ALLAH)
(3) mayat itu masih ada tubuhnya, meskipun sedikit atau sepotong

 Sekurang-kurang mandi mayat itu hendaklah diratakan air sekali pada


seluruh badannya setelah dibersihkan najisnya, hingga kepada bahagian
faraj yang zahir waktu duduk mencingkung/mengangkang (wanita) dan
hingga ke bawah pelepah zakar (lelaki) jika zakar itu celik (terlindung).

 Memandikan mayat sudahlah cukup seperti halnya kita mandi dengan cara
membasuh tubuh mayat itu memakai sabun hingga daki dan kotorannya
hilang. Jika kita sanggup lebih baik dan lebih bersih maka itu lebih baik,
misalnya dengan menggosok giginya dll.

 Mayat hendaklah dimandikan dengan memulainya dari arah kanan dan


diawalkan dari anggota-anggota wudu-nya.
KURSUS PENGURUSAN JENAZAH

HADIS TENTANG TATA CARA MEMANDIKAN MAYAT

Dari Ummu Athiyah, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam masuk menemui kami
dan kami sedang memandikan putrid beliau (Zainab).
Beliau bersabda: “Mandikanlah ia 3 kali atau 5 kali atau lebih daripada itu dengan
air dan Sidr. Dan jadikanlah [bilasan] yang terakhir dengan kapur barus. Apabila
kalian sudah selesai, maka beritahukanlah kepadaku”.
Ketika sudah selesai, kami memberitahu beliau, maka beliau melemparkan sarungnya
kepada kami dan bersabda: “Pakaikanlah [sarung ini] untuknya”.
Ayyub (perawi) berkata: “Hafsah telah menceritakan kepadaku seperti hadis Muhammad”.
Sedangkan dalam hadis Hafsah dikatakan “Mandikanlah ia dalam jumlah yang ganjil”.
Disebutkan pula “Tiga kali, atau lima kali, atau tujuh kali”. Kemudian disebutkan pula
bahwa beliau SAW bersabda: “Mulailah pada bagian kanan dan tempat-tempat
wudu”. Dan dikatakan: “Sesungguhnya Ummu Athiyah berkata: Kami menyisir
rambutnya dan menjadikannya 3 kepang”.
[HR. Bukhari]

Dan masih banyak hadis Bukhari dan Muslim lainnya, namun intinya sama saja. Jadi 1 hadis
ini kita anggap sudah mewakili banyak hadis lainnya, termasuk dari hadis Kitab Sunnan.
KURSUS PENGURUSAN JENAZAH

3.1. Memandikan Mayat

Sifat-sifat yang mesti ada pada seseorang yang hendak menguruskan Jenazah:
1.  Berani.
2.  Sabar.
3.  Amanah.
4. Mempunyai kemahiran dan ilmu yang cukup

Yang berhak untuk memandikan mayat adalah:


> Suami atau istri
> Muhrim si mayat
> Keluarga
> Orang yang diamanahkan atau bertugas sebagai tukang memandikan
mayat [hadis riwayat Ahmad]
KURSUS PENGURUSAN JENAZAH

HADIS TENTANG ORANG YANG BERHAK MEMANDIKAN MAYAT


& KEUTAMAAN TUKANG MANDI MAYAT

Dari Aisyah, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa


memandikan mayat dan dijaganya percayaan, tidak dibukakannya (diceritakan) kepada
orang lain tentang apa-apa yang dilihatnya pada mayat itu, maka bersihlah ia dari segala
dosa, sebagaimana keadaannya ketika dilahirkan oleh ibunya”.
Kemudian Beliau bersabda: “Yang memimpin [memandikan mayat] hendaknya keluarga
yang terdekat kepada mayat. Apabila ia (keluarga) itu tidak pandai, maka siapa saja orang
yang dipandang berhak karena wara’-nya atau karena amanah atasnya (tugasnya)”.
[HR. Ahmad, hadis hasan]

Dari Abu Rafi’ Aslam [pelayan Rasulullah SAW], ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa memandikan mayat kemudian ia menyembunyikan
rahasianya, maka ALLAH memberi ampunan baginya (tukang mandi mayat) yaitu 40 kali”.
[HR. Baihaqi, hadis hasan. Juga diriwayatkan oleh Al-Hakim, menurutnya hadis shahih
sebagaimana persyaratan Muslim]
KURSUS PENGURUSAN JENAZAH

3.1.1. Tempat Memandikan Mayat

 Bilik (ruangan) yang tertutup


 Tidak dibenarkan orang lain memasukinya melainkan:
1. Orang yg memandikan serta penolongnya
2. Walinya/warisnya yg berhampir (berdekatan)
 Di atas tempat yang tinggi (tidak terkena air yang kotor dan najis)
KURSUS PENGURUSAN JENAZAH

3.1.2. Peralatan (mandi & kafan)

1. Kain putih
2. Kapas
3. Papan alas mandi
4. Sabun
5. Akar sintuk
6. Serbuk cendana
7. Minyak atar
8. Air mawar
9. Tikar
10. Gunting
11. Kapur barus
12. Sarung tangan
13. Tuala (handuk) mandi
14. Jug air
15. Kain batik lepas (sarung) atau sebarang kain basahan
16. Sikat
17. Bantal (2 biji)
18. Baldi (ember) & gayung (cebok)

* optional, jika inginkan kesempurnaan dengan


memperbanyak harum-haruman.
KURSUS PENGURUSAN JENAZAH

3.1.3. Cara Memandikan Mayat


1. Letakkan mayat di tempat mandi yang disediakan.
2. Tutup seluruh anggota tubuh mayat kecuali muka.
3. Semua Bilal (tukang mandi mayat) hendaklah memakai sarong tangan
4. Sediakan air sabun.
5. Sediakan air kapur barus bersama akar sintuk.
6. Istinjakkan mayat terlebih dahulu.
7. Angkat sedikit bahagian kepalanya sehingga paras dadanya.
8. Mengeluarkan kotoran dalam perutnya dengan menekan atau memicit-micit
perutnya secara perlahan-lahan dan berhati-hati. Basuh dengan menggunakan
sarung tangan agar tidak tersentuh auratnya dan kotorannya. Siram dan basuh
dengan air sabun sahaja dahulu.
9. Kemudian gosokkan giginya, lubang hidung, lubang telinga, celah ketiaknya, celah
jari tangan dan kakinya dan rambutnya.
10. Selepas itu siram atau basuh seluruh anggota mayat dengan air sabun juga.
11. Kemudian bilas dengan air yang bersih seluruh anggota mayat sambil berniat
untuk memandikan mayat karena ALLAH ta’ala. Niat sudah cukup diucapkan dalam
hati atau diucapkan dengan bahasa ibu (tidak harus dengan bahasa Arab)
KURSUS PENGURUSAN JENAZAH

 Angkat sedikit bahagian kepalanya sehingga paras dadanya.


 Mengeluarkan kotoran dalam perutnya dengan menekan atau memicit-micit perutnya
secara perlahan-lahan dan berhati-hati. Basuh dengan menggunakan sarung tangan
agar tidak tersentuh auratnya dan kotorannya. Siram dan basuh dengan air sabun
sahaja dahulu.
KURSUS PENGURUSAN JENAZAH

12. Terlentangkan mayat, siram atau basuh dari kepala hingga hujung kaki 3 kali
dengan air bersih.
13. Siram sebelah kanan 3 kali.
14. Siram sebelah kiri 3 kali. * semuanya 9 kali
15. Mengiringkan mayat ke kiri, basuh bahagian lambung kanan
16. Mengiringkan mayat ke kanan, basuh bahagian lambung sebelah kirinya pula.
17. Terlentangkan semula mayat, ulangi menyiram seperti bil. 13 hingga 17.
18. Siram dengan air kapur barus.
19. Wudukkan mayat dengan niat untuk mewudukkan mayat itu karena ALLAH ta’ala.
Siram dengan air sembilan kali.
20. Setelah selesai dimandikan dan diwudukkannya dengan baik dan sempurna
hendaklah dilapkan menggunakan tuala (handuk) pada seluruh badan mayat.
21. Cawatkan bahagian kemaluan mayat dengan cawat (celana) yang disediakan.
22. Usung ke tempat mengkafan dengan menutup seluruh anggota auratnya.
23. Segala apa-apa yang tercabut dari anggota mayat, hendaklah dimasukkan ke
dalam kapan bersama (Contoh : rambut, kuku dll).
KURSUS PENGURUSAN JENAZAH

 Terlentangkan mayat, siram atau basuh dari kepala hingga hujung kaki 3 kali dengan
air bersih.
 Siram sebelah kanan 3 kali.
 Siram sebelah kiri 3 kali.

NOTE:
Siram dalam masyarakat kita adalah disiram dengan menggunakan
cebok (gayung), bukan seperti dalam gambar ini yang disiram
dengan selang air semprot.
Foto ini hanyalah sekedar ilustrasi memandikan mayat!!!
KURSUS PENGURUSAN JENAZAH

3.2. Mengkafankan Mayat


Sekurang-kurang kafan itu ialah dengan selapis kain yang menutup seluruh badannya.
Tidak ditentukan wajib kain kaci, melainkan dapat pula selimut atau baju atau jubah.

Tetapi dalam masyarakat kita, Kafan yang afdhol (terbaik) adalah:

1. Lelaki sebanyak 3 (Tiga) lapis kain putih, Boleh ditambah dgn sehelai baju &
serban

2. Wanita sebanyak 5 (Lima) lapis yaitu:


 2 lapis kain kafan
 1 lapis kain nipis (antara pusat & lutut)
 1 lapis baju
 1 lapis telekung (kerudung)
KURSUS PENGURUSAN JENAZAH

1. HADIS TENTANG JUMLAH KAFAN UNTUK LELAKI

Dari Aisyah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dibungkus kafan dengan tiga
pakaian yang berasal dari Yaman, putih dan halus, yang terbuat dari katun. Tidak ada gamis
dan sorban.
[HR. Bukhari & Muslim]

Dalam riwayat Muslim ada tambahan:


Orang ragu-ragu untuk memakaikan sepasang pakaian yang dibeli untuk kafan beliau,
kemudian [pakaian itu] ditinggalkan saja, dan beliau hanya dikafani dengan 3 lapis kain
putih dari katun. Sedangkan sepasang pakaian itu tadi diambil Abdullah bin Abu Bakar,
katanya akan disimpan untuk kafannya sendiri. Kdm Abdullah berkata: “Kalau ALLAH ridha
untuk menjadi kafan Nabi-NYA, tentu sudah dikafankan kepada beliau”. Akhirnya sepasang
baju itu dijual oleh Abdullah, dan uangnya kemudian disedekahkannya.
[Muslim]
KURSUS PENGURUSAN JENAZAH

2. HADIS TENTANG JUMLAH KAFAN UNTUK WANITA

Dari Laila binti Qanif, ia berkata: “Saya salah seorang yang ikut memandikan Ummi Kalsum
binti Rasulullah SAW ketika ia wafat. Yang pertama kali diberikan oleh Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam kepada kami adalah [1] kain basahan, kemudian [2] baju, [3] tutup kepala,
kemudian [4] kerudung, dan [5] sesudah itu dimasukkan ke dalam kain yang lain [yang
menutupi seluruh badannya]”.
Laila berkata: “Sedangkan Nabi SAW berdiri di tengah pintu membawa [semua lima kain]
kafannya, dan memberikannya kepada kami dengan sehelai demi sehelai”.
[HR. Ahmad dan Abu Dawud, hadis hasan]
KURSUS PENGURUSAN JENAZAH

BOLEH KAIN KAFAN SELAIN KAIN KACI

Dari Sahal bahwa seorang wanita datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dengan
membawa burdah yang disulam pinggirannya.
Kemudian beliau bersabda: “Tahukah kalian apakah burdah itu?”
Mereka menjawab: “Selimut”.
Beliau bersabda: “Benar”.
Wanita itu berkata: “Aku menyulamnya dengan tanganku sendiri, dan aku datang untuk
memakaikannya kepada Tuan”.
Maka Nabi SAW mengambilnya karena memerlukannya. Kemudian beliau keluar menemui
kami dengan memakai selimut itu. Maka seseorang (si fulan) memujinya dan berkata:
“Berikanlah kepadaku, sungguh indah”.
Orang-orang berkata: “Sikapmu itu tidak baik, Nabi memakainya dan membutuhkannya,
kemudian engkau memintanya padahal engkau tahu bahwa beliau tidak menolak
permintaan”.
Orang itu berkata: “Demi ALLAH, sesungguhnya aku tidak bermaksud meminta untuk
dipakai, melainkan untuk dijadikan kafanku”.
Sahal berkata: “Maka selimut itu menjadi kafannya”.
[HR. Bukhari]
KURSUS PENGURUSAN JENAZAH

KAFAN YANG PUTIH DAN BAIK

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Pakaikanlah olehmu kain putih [sebagai
pakaian], karena sesungguhnya kain putih itu sebaik-baiknya kainmu. Dan kafanilah
mayatmu dengan kain putih itu”.
[HR. Turmuzi, hadis hasan]

Dari Jabir, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Apabila salah seorang
dari kamu mengkafani saudaranya, maka hendaklah kafannya dibaikkan”.
[HR. Muslim]

Dari Ali bin Abu Thalib, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Janganlah kamu berlebih-lebihan [dengan membeli kain yang mahal] untuk kafan. Karena
sesungguhnya kafan itu akan hancur dengan segera”.
[HR. Abu Dawud, hadis hasan]
KURSUS PENGURUSAN JENAZAH

3.2. Mengkafankan Mayat

3.2.1. Tempat mengkafankan rata yang bersih, suci dan kering

3.2.2. Peralatan untuk mengkafankan mayat:


- Tikar
- Kain kafan
- Tali (dari kain yg tidak berjahit)
- Kapas
- Serbuk kayu cendana )*
- Serbuk kapur barus
- Minyak atar (wangi) )*

)* optional, jika ada ia boleh digunakan sebagai pengharum


KURSUS PENGURUSAN JENAZAH

Cara membuat jubah mayat


(optional, hanya jika diinginkan)

BANTAL

GULUNG

GULUNG

GULUNG

KAKI KEPALA
KURSUS PENGURUSAN JENAZAH

3.2.3. Cara mengkafankan:


1. Bentangkan tikar (alas yg sesuai)
2. Susun tali pengikat (3 atau 5 utas) di atas tikar tersebut
3. Susun kain kafan di atas tali pengikat tersebut
4. Taburkan/renjiskan wangian pada setiap lapis kain kafan
5. Sediakan kapas yg telah dicampur dengan wangian dan kayu cendana
6. Angkat mayat dan baringkan di atas kain kafan
7. Tutupkan kapas tersebut pada bahagian: Muka, Telinga, Buah dada (wanita),
Kemaluan, Siku dan Tumit.
KURSUS PENGURUSAN JENAZAH

3.2.3. Cara mengkafankan:


7. Angkat mayat dan baringkan di atas kain kafan.
8. Tutupkan/bungkuskan kafan ke atas mayat
9. Ikat dengan tali pengikat
 Simpul hidup (ikatan yang dapat dibuka) pada sebelah kiri mayat
 Sebelum menutup bahagian kepala, dibenarkan kepada waris melihat/mencium
mayat [Ahmad & Tirmizi]
10. Renjiskan (percikkan) dengan air mawar dan minyak wangi. [Muslim]
11. Angkat dan letakkan di tempat solat.
KURSUS PENGURUSAN JENAZAH

3.3. Solat Jenazah


Dalam mengerjakan solat jenazah harus dikerjakan secara berjemaah, karena
pengurusan jenazah adalah fardu kifayah, ertinya wajib bagi orang-orang yang
mukallaf itu mengerjakannya, meskipun hanya beberapa orang saja. Dan jika tidak
dikerjakan maka seluruh penduduk sekitar si mayat akan mendapat dosa.
Salat jenazah dijadikan tiga saf (barisan) sekurang-kurangnya dua orang dalam setiap
satu saf. [Ahmad, Tirmizi, Abu Dawud & Ibnu Majah]

Bagi orang perempuan dibolehkan mengikuti berjemaah bersama-sama dengan orang


lelaki atau boleh mendirikan solat ke atas jenazah setelah disolatkan oleh orang lelaki
(artinya: para wanita membuat salat jamaah baru). [Bukhari & Muslim]

Tentang tempat untuk mengerjakan solat jenazah, diperbolehkan di dalam masjid, di


surau atau di tempat lainnya yang memungkinkan solat berjemaah dengan syarat
tempatnya itu luas, bersih dan suci. [Muslim]
KURSUS PENGURUSAN JENAZAH

3.3. Solat Jenazah


Rukun solat jenazah

1. Niat
2. 4 kali takbir (termasuk takbiratul-ihrom)
 Membaca Al-Fatihah selepas takbir pertama
 Membaca salawat ke atas nabi selepas takbir yang kedua
 Membaca doa selepas takbir yang ke tiga
 Mengucap salam selepas takbir yang keempat.

…………….bersambung………
KURSUS PENGURUSAN JENAZAH

Terima kasih
Ustaz Mohd Salleh Hj. Mastor
AJK Surau Al-Hikmah, SBZ3

&

Cinta-Rasul-Owner@yahoogroups.com

Bersambung ke…
Bagian ke-3: Shalat Jenazah dan Shalat Gaib
Bagian ke-4: Jenazah & kuburan

Anda mungkin juga menyukai