Anda di halaman 1dari 10

Tata Laksana Perawatan Jenazah

Menurut Syariat Islam


Oleh: Ust H Agung Cahyadi, MA

PENDAHULUAN
Kesibukan manusia dalam kehidupannya, sering menyebabkan mereka lupa kepada
suatu hal yang mesti menjumpainya yaitu mati, sebagaimana Allah tegaskan:

%=^jU k% <> &1$=)


b&ekbte
Artinya: Bermegah megahan telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke dalam
kubur. (QS At-Takatsur: 1-2)
Padahal mati bisa datang dengan tiba-tiba tanpa bisa diduga terlebih dahulu,
sebagaimana Allah SWT katakan:

$ qj%L< |CZm <9% ip


9UBb% :iCZm <9% ip
ER5k~fQufel
Artinya: Dan tiada seorangpun
yang dapat mengetahui apa yang akan
diusahakannya besok, dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana ia
akan mati. (QS Luqman: 34)
Mati adalah awal dari kehidupan akhirat, dimana setiap manusia akan menuai hasil
dari apa yang telah dikerjakan di dunia, maka Islam menganjurkan umatnya untuk
senantiasa melihat apa yang telah dipersiapkan dalam menghadapi mati, firman Allah
SWT:

9Ve#i9] iCZm=n&ep ufe


q^% qnixo};e t} }
Artinya: Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah kepada Allah SWT, dan
hendaklah setiap jiwa melihat apa yang telah dilakukan untuk hari esok (setelah
mati). (QS Al-Hasyr: 18)

Untuk itulah Rasulullah SAW menganjurkan agar kita senantiasa mengingat kematian,
yang demikian kita akan terdorong untuk mempersiapkan bekal untuk
menghadapinya. Rasulullah SAW bersabda:

$qU&R}$;eh:s =a: p=*a


Artinya: Perbanyaklah mengingat pemutus segala kelezatan, yakni kematian. (HR
Turmudzi)

s qsuBZm S% oi ?Rep$qU 9RUgjQpuBZml


:oiC~be
m iv ufe2Q nj% p
Artinya: Seorang yang cerdik ialah yang mengoreksi dirinya dan segera beramal
sebagai bekal untuk akhirat, dn orang yang lemah ialah orang yang selalu
menurutkan hawa nafsunya dan hanya mengharapkan berbagai angan-angan kepada
Allah. (HR Turmudzi)
Dan untuk merespon anjuran Rasulullah SAW tersebut, hendaklah kita mengambil
langkah-langkah persiapan sebagai berikut:
1. Mengimani kalimat Tauhid serta mengamalkan segala konsekuensinya.
2. Menjaga keutuhan shalat lima waktu dengan berjamaah di masjid, serta
menjaga kesinambungan shalat-shalat rawatib dan sunah-sunah lainnya.
3. Membaca kitabullah dan mentadabburi serta mengamalkannya.
4. Menelaah hadits-hadits Nabi dan mangamalkannya.
5. Bermajelis dengan orang-orang sholeh.
6. Selalu peduli menegakkan amar maruf dan nahi munkar.
Dan agar kita senantiasa termotivasi untuk melakukan itu semua ada hal-hal yang
prelu kita lakukan, diantaranya:
1.

ZIARAH KUBUR

s p<p?Yv <q^e<
}>oQkb&~tm#na
Artinya: Dahulu aku pernah melarang kamu berziarah kubur, namun sekarang
berziarahlah kubur, sebab dapat membuat kamu zuhud di dunia dan senantiasa
ingat akhirat. (HR. Muslim, Abu Daud, Nasai dll)
2.

MEMBESUK ORANG SAKIT

Membesuk orang sakit adalah merupakan amalan yan sangat ditekankan oleh
Rasulullah SAW, bahkan ia merupakan kewajiban seorang muslim atas
saudaranya, sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

r9RYL=i : p
#AkfBU2QkfBU_1
Artinya: Hak seorang muslim atas saudaranya muslim ada enam: ......Apabila
ia sakit, maka jenguklah ..... (HR Bukhori & Muslim).
Beberapa adab dalam membesuk orang sakit:
1.

Mendoakan, diantara doa yang diajarkan Rasulullah SAW adalah sebagai


berikut:

x
c~ZF}lk~ReD=Re<k~Re
ufedA
2.
3.

Menganjurkan agar bersabar dan berbaik sangka kepada Allah SWT.


Memberikan dorongan moril dan menghibur hatinya, Rasulullah SW bersabda:

u%~A uufe 1vr qA jiL=ioi


: u~J}kfBioi i
t]<p =.Fe2%a
Artinya:Tidak ada seorang muslim yang tertimpa penyakit atau penderiataan
lainnya, kecuali Allah SWT akan menghapus dosa-dosanya, karena penderitaan
itu, sebagaimana gugurnya daun-daun dari pohonnya. (HR Muslim).
4.

Saat menghadapi Sakaratul Maut:


Disunahkan di dalam menghadapi seseorang yang sedang ihtidor/ sakaratul
maut, untuk melakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Dibaringkan dengan posisi miring kekanan dan menghadap kiblat, jika
dikarenakan sesuatu hal tidak memungkinkan untuk dibaringkan dengan
posisi tersebut, maka dibaringkan dengan posisi telentang, dengan kedua
telapak kaki, wajah dan kepala menghadap kiblat.
b. Di talqin dengan syahadat satu kali, sesuai dengan anjuran Rasulullah
SAW:

ue vka %qi qn^e

Artinya: Talqinlah saudaramu yang sedang ihtidhor dengan


ilaaha illallaah. (HR Jamaah kecuali Turmudzi)

Laa

PETUNJUK DALAM MENGURUS JENAZAH


Apabila seseorang telah meninggal, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai
berikut:
a. Memejamkan matanya dengan membaca doa sebagai berikut:

b.
c.
d.
e.
f.

Artinya: Dengan nama Allah dan atas dasar agama Rasulullah, mudahkanlah
urusannya dan bahagiakanlah ia karena bertemu dengan-Mu, dan jadikanlah
akhirat lebih baik dari dunianya.
Menutup seluruh tubuhnya dengan kain.
Menginformasikan kematiannya kepada orang lain, dengan harapan agar lebih
banyak yang ikut mendoakan.
Menyelesaikan hutang dan janjinya.
Melaksanakan wasiatnya.
Dilarang untuk meratapinya, Rasulullah SAW bersabda:

Artinya: Bukan dari golongan kami, orang yang memukul pipi dan merobek
saku dan yang meratap dengan ratapan jahiliyah.
g. Menyegerakan untuk melaksanakan hak-haknya, sebagaimana ditegaskan oleh
Rasulullah SAW:
Artinya: Ada tiga perkara untuk disegerakan (tidak boleh ditakhirkan) sholat
apabila telah datang waktunya, jenazah apabila telah tiba dan anak gadis
apabila telah mendapat calon yang kufu.
Dan yang dimaksud dengan hak-hak mayat adalah:
a. Memandikan
b. Mengkafani
c. Mensholati
d. Memakamkan

A. MEMANDIKAN JENAZAH
Alat-alat yang dibutuhkan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Penutup hidung.
Sarung tangan plastik atau karet.
Sabun dan kapur barus.
Handuk.
Penutup aurat.
Gunting dan pemotong kuku.
Kapas.
Plester

Yang berhak memandikan mayat


1.

Jika mayat tersebut perempuan, maka yang berhak


memandikannya adalah kaum wanita, demikian juga sebaliknya.
2.
Suami boleh memandikan istri, demikian juga
sebaliknya.
3.
Anak boleh memandikan kedua orang tua, demikian
juga sebaliknya.
Syarat wajib bagi ghosil (yang memandikan)
1.
Islam.
2.
Niat.
3.
Berakal.
Sunah-sunahnya
1.
Terpercaya.
2.
Tidak hadir kecuali yang membantu.
3.
Mandi setelah yang memandikan.
Syarat wajib bagi mayat yang dimandikan
1.
Muslim.
2.
Ada kehidupan sebelumnya (bagi janin).
3.
Jasadnya ada.
4.
Tidak mati dalam peperangan.
Memandikan jenazah sama dengan mandi junub (hadats besar), minimal dengan
menyiram air (yang suci dan mensucikan) keseluruh tubuh anggota badan satu kali
dan akan lebih sempurna apabila dilakukan dengan mengikuti sunah dan mandi.
Persia (pan sebelum memandikan
1.
Menutup aurat mayit.
2.
Melepaskan pakaian yang masih melekat di tubuh jenazah dengan ketentuan:

Apabila persendiannya masih lemas sehingga mudah untuk


melepaskan pakaiannya, maka cukup dengan membuka perlahan tanpa pakai
gunting.

Apabila tubuhnya telah mengeras maka perlu dipergunakan gunting


untuk melepas pakaiannya dengan cara yang baik.
3.
Menggunting kuku tangan dan kakinya jika panjang.
4.
Membersihkan hidung dan mulutnya serta menutupnya dengan kapas ketika
memandikan lalu dibuang setelah selesai.
Proses memandikan jenazah
Mayat diletakkan dalam ruang tertutup dengan posisi terlentang, kakinya ke arah
kiblat dan kepalanya lebih tinggi daripada kakinya (lihat gambar 1).
Mayit dimandikan dalam keadaan tertutup auratnya (lihat gambar 2)
Dalam menggosok badan mayit atau mengeluarkan kotoran darinya, yang
memandikan sebaiknya menggunakan tangan kirinya dengan memakai sarung tangan.

Pekerjaan dimulai dengan


Menyiramkan air dan meratakannya pada mayit serta menggosoknya, menghilangkan
kotoran dari kelamin dan duburnya, dengan menekan tangan pada perut mayit,
demikian juga menghilangkan kotoran dari kuku, hidung, telinga, mulut dan kelopak
mata (lihat gambar 3, 4 dan 5).
Kotoran-kotoran tersebut diusahakan untuk dibersihkan sebersih mungkin, dan untuk
menghilangkan bau yang kurang enak dapat digunakan sabun atau yan lainnya.
Kemudian mayit diwudhukan, kemudian dimandikan menurut aturan Islam, dalam hal
ini sunahnya mendahulukan kepala, kemudian anggota sisi kanan (bagian muka
terlebih dahulu kemudian bagian belakang), selanjutnya membasuh sisi kiri
sebagaiman halnya sisi kanan.(lakukan hal ini dengan bilangan ganjil, sempurnanya
tiga kali) (lihat gambar 6 dan 7a)

B. MENGKAFANI MAYAT
Mengkafani mayat dengan baik sangat dianjurkan oleh Islam, dan sebaik-baik kafan
ialah yang berwarna putih, sebagaiman sabda Rasulullah SAW:
Artinya: Apabila seorang diantara kalian mengkafani saudaranya, hendaklah
memperbagus kafannya. (HR Muslim), dan sabda Rasulullah SAW:
Artinya: Pakailah pakaian putih, karena ia lebih suci dan lebih baik, dan kafanilah
dengan warna itu mayat-mayat kalian. (HR Ahmad dan yang lainnya)
Batas minimal dalam mengkafani mayat yaitu dengan satu lapis kain penutup seluruh
badannya, kecuali kepala bagi yang ihrom, dan untuk lebih sempurnanya disunahkan
tiga lapis untuk mayat laki-laki, dan lima lapis kain untuk mayat wanita.
Pada saat mengkafani mayat,hendaknya kaki mayat dalam posisi menghadap kiblat,
dan tangan kanannya di atas yangan kirinya.
Kemudian letakkan kapas pada tempat-tempat tertentu, dan memberikan wangiwangian pada kain kafan. (dengan menghindari yang mengandung alkohol), (lihat
gambar 7b, 8 dan 9)

KAIN YANG DIBUTUHKAN UNTUK JENAZAH WANITA


Jenazah wanita dibalut dengan lima helai kain kafan terdiri dari:

2 helai kain. (lebar kain 3x lipat lebar tubuh mayit, panjangnya


ditambah 60 cm dari panjang tubuh mayit)

1 baju kurung. (ukuran panjang 2x lipat dari panjang mayit yang


diukur dari pundak hingga betis, dengan lebar 90 cm, potongan kerah dibuat tepat
ditengah-tengah kain)

1 kain sarung: lebar 90 cm, panjang 150 cm.

Kerudung: 90 cmx 90 cm.

Penutup aurat: 90 cm x 25 cm, dibentu seperti popok bayi.

Tali pengikat: panjangnya 3x lebar mayit dengan jumlah ganjil

CARA PENGATURAN KAFAN

Letakkan dua helai kain kafan sama rata di atas tali pengikat dengan
menyisakan lebih panjang di bagian kepala.
Lipatlah baju kurung menjadi 2, biarkanlah lembaran bawah terbentang
dan lipatlah terlebih dahulu lembaran atasnya. (letakkan baju kurung di atas dua
helai kain kafan)
Bentangkan kain sarung di atas bagian bawah baju kurung.
Bentangkan kerudung diatas baju kurung
Letakkan kain penutup aurat di atas kain sarung, tepat di bawah tempat
duduk mayit, letakkan potongan kapas diatasnya.
Bubuhilah wewangian dan kapur barus di atas kain penutup aurat dan
kain sarung serta baju kurung.

PROSES MENGKAFANI MAYIT WANITA


Pindahkan jenazah ke atas kain kafan yang telah disediakan (dalam keadaan tertutup):
1. Ikatlah kain penutup aurat seperti mengikat popok bayi
2. Balutah jenazah dengan kain sarung, mulailah dengan melipat sisi kanan
kemudian kiri sambil menarik penutup jenazah.
3. Kenakan baju kurung, mulailah dengan memasukkan kepala melalui
potongan kerah yang telah dibuat, lalu lembaran bagia atas baju kurung yang
terlipat tadi dibentangkan sehingga menutupi tubuh mayit, lalu lipatlah sisi
kanan dan kiri baju kurung.
4. Kenakanlah kerudungnya sehingga menutupi kepala, rambut dan sebagian
wajah
5. Balutlah tubuh mayit dengan kedua helai kain kafan tersebut:
Mulailah dengan melipat lembaran pertama sebelah kanan, kemudian
sebelah kiri
Demikian pula dilakukan pada lembaran kedua
6. Mengikat dengna tali-tali pengikat:
Mulailah mengikat dengan tali bagian atas kepala, dan sisa kafan
bagian atas yang lebih, dilipat ke wajahnyalalu diikat dengan tali tadi
Sisa kain kafan bagian bawah yang lebih, dilipat ke kakinya lalu diikat
dengan tali pengikat.
Setelah itu ikatlah tali-tali pengikat lainnya. Perlu diperhatikan,
mengikat tali tersebut jangat terlalu kencang dan diusahakan ikatanya
terletak di sisi kiri tubuh mayit, agar mudah dibuka ketika jenazah
dibaringkan di sisi kanan dalam kubur.

CARA MENGKAFANI MAYIT LAKI-LAKI


Jenazah laki-lakidibalut dengan tiga lapis kain
1. Cara mempersiapkan kain kafan:
Persiapkan tiga helai kain dengan ukuran lebar 180 cm, dengan
panjang 180 cm di tambah 60 cm sehingga menjadi 240 cm. (untuk
mayit yang ukuran tubuhnya lebar 60 cm dan panjang 180 cm).
Ketiga helai kain tersebut diletakkan sama rata di atas tali pengikat
yang sudah terlebih dahulu diletakkan.
2. Mempersiapkan kain penutup aurat:

Sediakan kain dengan panjang 100 cm dan lebar 25 cm (untuk mayit


dengan ukuran seperti tersebut di nomer 1 di atas), lalu potonglah
sehingga terbentuk seperti popok bayi.
Letakkan di atask ketiga helai kain kafan, tepat di bawah tempat duduk
mayit. Ltakkan jug akapas di atasnya
Bubuhilah wewangian.
Cara memakaikan kain penutup aurat:
Pindahkan mayit di atas kain kafan bersama handuk atau kain penutup
aurat
Bubuhilah tubuh mayit degnan wewangian
Sediakan kapas dan letakkan pada lipatan-lipatan tubuh
Ikatlah kain penutup aurat seperti mengikat popok bayi.
Cara membalut kain kafan
Balutlah tubuh mayit dengna tiga helai kain kafan
Mulailah dengan melipat lembaran pertama kain kafan sebelah kanan,
balutlah secara merata
Lipatlah lembaran pertama kain kafan sebelah kiri. Balutlah dari
kepala hingga kaki secara merata sambil menarik handuk atau kain
penutup aurat
Demikianlah lakukan dengan lembaran kain kafan yang kedua dan
ketiga
Cara mengikat tali
Ikatlah tali-tali yang tersedia dengan jarak yang rata, dan usahakan
tidak terlalu kencang serta ikatannya terletak di sisi sebelah kiri tubuh
mayit, agar mudah dibuka ketika jenazah dibaringkan ke sisi sebelah
kanan dalam kubur.

3.

4.

5.

C. MENSHOLATI JENAZAH
Syarat-syarat sholat jenazah sebagaimana syarat sholat pada umumnya, yaitu:
Niat
Suci dari hadats dan najis
Berdiri bagi yang mampu
Menutup aurat
Menghadap kiblat
Syarat-syarat bagi mayat yng disholatkan:
Islam
Ada jasadnya
Hadirnya mayat
Ada kehidupan sebelumnya
Suci
Tidak mati syahid
Rukun shalat jenazah:
1. Empat kali takbir
2. Membaca Al Fatihah (setelah takbir pertama)

3.
4.
5.

Membaca Sholawat Nabi (setelah takbir kedua) dan sebaliknya Sholawat


Ibrohimiyah.
Berdoa untuk mayat laki (setelah takbir ketiga) diantara doa-doanya adalah:
Salam sebagaimana salam dalam sholat, dan sebaiknya berdoa sebelumnya
(setelah takbir keempat)

Apabila mayatnya laki-laki, maka imamnya berposisi lurus dengan kepala mayat, dan
jika wanita, maka imamnya tepat di tengah. Adapun mayat, posisi kepalanya di
sebelah utara dihadapkan yang mensholatkannya.
(lihat gambar 10 11)
Gambar 10
Mayat laki-laki)
Gambar 11
Mayat wanita

D. MENGUBURKAN MAYAT
5.

Sesudah mayat disholatkan, maka dianjurkan seera di bawa ke pemakaman


dalam keadaan tenang. Rasulullah SAW, bersabda:

Artinya: Sesungguhnya Allah menykai diam dan membaca Al Quran, dalam


peperangan dan dalam membawa jenazah. (HR Thobroni)
6.

Orang yang berkendaraan hendaklah mengikuti di belakang jenazah,


sebagaimana ditegaskan Rasulullah SAW:

Artinya: Yang berkendaraan di belakang jenazah, dan yang berjalan di depan


jenazah sedikit di samping kanan atau di samping kiri (HR Ahmad dan Abu
Daud)
7.
8.

Kuburan hendaknya diperdalam dan dibuat lubang lahadnya


Apabila telah selesai menguburkan mayat, hendaklah mendoakan, sebagaimana
sabda Rasulullah SAW:

Artinya: Mohonkanlah ampunan untuk saudaramu dan mohonkanlah


keteguhan, sesungguhnya sekarang ia akan ditanya (HR Abu Daud)
Cara Menguburkan Mayat:

Mayat dimasukkan dari kaki kubur (sebelah Selatan) diletakkan dengan posisi mayat
menghadap kiblat pada lambung kanan, dengan membaca doa:

Kemudian tali ujung kafan dilepas dan dibuka pipinya dan letakkan di atas tanah
dengan terbuka (lihat gambar 12, 13, dan 14).

TAZIAH
Apabila musibah menimpa seseorang, maka dianjurkan mengucapkan:
Sebagaimana Rasulullah SAW:
Artinya:
Apabila ada seseorang hamba tertimpa musibah, kemudian ia mengucapkan:
Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan sesungguhnya kepadaNyalah kami
kembali, Ya Allah berilah pahala dalam musibahku ini dan gantilah dengan keadaan
yang lebih baik, maka Allah akan memberinya pahala dan akan menggantikan
musibahnya dengan keadaan yang lebih baik.
Ketika taziah, dianjurkan membawa makanan atau yang lainnya untuk keluarga
mayat, dan hendaknya menganjurkannya untuk bersabar dan mendoakannya.
Taziah sangat dianjurkan, baik sebelum mayat dikuburkan atau sesudahnya, sampai
batas tiga hari.
Demikianlah ringkasan Perawatan Jenazah ini disajikan untuk pembaca yang
budiman, semoga bermanfaat.

Anda mungkin juga menyukai