Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat-
Nya makalah Mata Kuliah Al-Islam dengan judul ”Perawatan Jenazah” ini dapat selesai tepat
pada waktu yang telah ditentukan.
Dalam kesempatan yang berbahagia ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu kelancaran penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun dari pembaca sangat penulis harapkan demi kemajuan penulis untuk
kedepannya. Karena seperti pepatah mengatakan ”Tiada gading yang tak retak”. Akhir kata
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Penulis :
Kelompok 5
BAB I
PENDAHULUAN
Dengan adanya seorang Muslim yang meninggal dunia,maka timbul kewajiban bagi
umat islam untuk merawat jenazah.Dalam islam hukum merawat jenazah adalah fardhu
kifayah. Adapun fardhu kifayah yang berkaitan dengan kematian seorang muslim adalah
memandikan,mengkafani,menyalatkan,dan menguburkannya. Mengkafani mayit hukumnya
sebagaimana memandikannya, yaitu fardhu kifayah. Berdasarkan hadits dari Abdullah bin
Abbas radhiallahu’anhu tentang orang yang meninggal karena jatuh dari untanya, di dalam
hadits tersebut Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
نBِ و َكفِّنُوهُ في ثَوْ بَ ْي، ا ْغ ِسلوهُ بما ٍء و ِس ْد ٍر
“Mandikanlah ia dengan air dan daun bidara. Dan kafanilah dia dengan dua lapis
kain” (HR. Bukhari no. 1849, Muslim no. 1206).
Kadar wajib dari mengkafani jenazah adalah sekedar menutup seluruh tubuhnya
dengan bagus. Adapun yang selainnya hukumnya sunnah. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda :
ُِإ َذا َكفَّنَ َأ َح ُد ُك ْم َأ َخاهُ فَ ْليُ َحس ِّْن َكفَنَه
“Apabila salah seorang diantara kalian mengkafani saudaranya, maka hendaklah
memperbagus kafannya” (HR. Muslim no. 943).
Kecuali orang yang meninggal dalam keadaan ihram, maka tidak ditutup kepalanya.
Karena Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
َّ ، ُ وال تُ َخ ِّمروا رأ َسه، ُوال تُ َحنِّطُوه
فإن هللاَ ي ْب َعثُهُ يو َم القيام ِة يُلَبِّي
“Jangan beri minyak wangi dan jangan tutup kepalanya. Karena Allah akan
membangkitkannya di hari Kiamat dalam keadaan bertalbiyah” (HR. Bukhari no. 1849,
Muslim no. 1206).
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa
bersabda: Kewajiban yang ditunjukkan kepada orang banyak. Apabila sebagian dari mereka
telah mengerjakannya, maka terlepaslah yang lain dari kewajiban itu. Tetapi jika tidak ada
seorangpun yang mengerjakannya,maka mereka berdosa semuanya.
Allah Ta’ala berfirman yang artinya, “Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-
anak Adam.” (QS. Al-Isra`: 70) Karenanya disyariatkan untuk memuliakan seluruh manusia
secara umum, baik yang muslim maupun yang kafir, tentunya sesuai dengan bentuk
pemuliaan yang dibenarkan oleh syariat Islam itu sendiri. Pemuliaan ini baik ketika mereka
masih hidup maupun setelah mereka meninggal. Di antara bentuk pemuliaan kepada orang
yang telah meninggal adalah beradab kepada mereka dan memperlakukan mereka sesuai
dengan tuntunan Islam. Di antara adab tersebut adalah:
2.1.1 Dibolehkan untuk mencium jenazah.
2.1.2 Dilarang mencela jenazah walaupun itu jenazah orang fasik dan orang kafir. Kecuali
jika pada celaan itu ada maslahat besar kepada yang mendengarnya agar mereka
waspada dari amalan jelek jenazah tersebut.
2.1.3 Dilarang menyebarkan aib dan kejelekan fisik dan sifat si mayit kecuali ada
maslahat yang besar seperti di atas.
2.1.4 Menyegerakan pengurusan jenazahnya secepat mungkin, mulai dari pemandian
sampai penguburan.
2.1.5 Dilarang memperlambat penyelenggaraan jenazah tanpa uzur yang dibenarkan
syariat apalagi jika uzurnya melanggar syariat.
2.1.6 Keluarga melunasi semua hutang jenazah. Pelunasannya bisa diambil dari harta
jenazah atau kalau dia tidak mempunyai harta maka dianjurkan ahli warisnya atau
keluarganya yang lain membayarkannya karena jiwanya tergantung dengan
utangnya.
2.1.7 Dilarang duduk dan menginjak kuburan. Ini telah kami sebutkan pada artikel
tersendiri.
Shalat Jenazah merupakan salah satu praktik ibadah shalat yang dilakukan umat Muslim
jika ada Muslim lainnya yang meninggal dunia. Hukum melakukan shalat jenazah ini adalah
fardhu kifayah. Artinya jika dalam suatu wilayah tak ada seorang pun yang
menyelenggarakan shalat jenazah,maka seluruh penduduk wilayah itu akan menanggung
dosa. Akan tetapi jika ada beberapa orang saja yang menyelenggarakannya, maka penduduk
yang lain bebas akan kewajiban tersebut.
Jenazah yang boleh di shalati adalah jenazah orang islam yang bukan mati syahid
(yaitu mati dalam keadaan melawan orang kafir atau orang musyrik). Sedangkan orang yang
mati syahid dan bayi yang gugur dalam kandungan (atau sejak dilahirkan, sebelum
mati,belum dapat bersuara atau menangis) tidak boleh di sholati, juga tidak boleh
dimandikan. Shalat jenazah ini boleh dikerjakan di setiap waktu, karena shalat ini termasuk
shalat yang mempunyai sebab. Shalat jenazah boleh dikerjakan kaum wanita. Beberapa
jenazah boleh di shalati secara bersama-sama. 11[11]
a. Syarat-syarat shalat jenazah
Suci dari hadast besar atau kecil, badan, pakaian atau tempat suci dari najis,
menghadap kiblat, serta menutup aurat.
Shalat jenazah baru didirikan jika jenazah sudah selesai dimandikan dan dikafani.
Jenazah diletakkan disebelah kiblat orang yang menshalatkan.12[12]
Selesai membaca sholawat, di lanjutkan dengan terakhir yang ke tiga,dan membaca do’a
yang di tunjukan untuk jenazah:
3. MENGUBURKAN JENAZAH
Telah disepakati kaum muslimin bahwa menguburkan jenazah merupakan fardhu
kifayah. Adapun yang wajib dilakukan,paling sedikit dengan membaringkannnya dalam
sebuah lubang lalu menutup kembali lubng tersebut dengan tanah,sehingga tidak terlihat lg
jasadnya,tidak tercium baunya,dan terhindar dari binatang buas dan sebagainya.Akan tetapi
yang lebih sempurna ialah dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Memperdalam lubang kuburan kira-kira 2 meter atau lebih dari permukaan tanah.
2. Lubang untuk menguburkan mayit sebaiknya berbentuk lahd (lahad) , yaitu liang yang
bagian bawahnya dikeruk sebelah ke kiblat,dan setelah jenazah dibaringkan disana,liang
tersebut ditutupi dengan bilah-bilah papan yang di tegakkan,kemudian di timbun
dengan tanah.Akan tetapi jika tanah kuburan itu kurang keras,dan dikhawatirkan dapat
longsor boleh juga menguburkan jenazah dengan membaringkannya ditengah-tengah
lubang kemudian menutupinya dengan papan,ranting dan dedaunan seperti di atas.
3. Ketika memasukkan mayit kedalam kubur,sebaiknya membaca Bismillah wa ‘ala millati
Rasulillah atau Bismillah wa ‘alasunnati Rasulillah.Kemudian meletakannya dengan
tubuhnya di miringkan ke sebelah kanan dan wajahnya menghadap kiblat.Disamping
itu,para ulama menganjurkan agar kepala si mayitdi letakkan diatas bantal dari tanah
liat atau batu,kemudian ikatan-ikatan kafannya dilepaskan,dan bagian dari kafannya di
pipinya dibuka sedikit agar pipinya itu menempel danga tanah.Dianjurkan pula bagi
yang menghadiri penguburan,menebarkan sedikit tanah kearah kepala si mayitsetelah
dibaringkan kedalam kuburannya sebanyak 3 kali,sambil mengucapkan bagian dari ayat
al-qur’an,pada kali pertama : Minha Khalaqnakum (yang artinya: Dari tanah Kami
menciptakanmu); pada yang kedua : wa fihanu’idukum (artinya : dan kepada tanah
Kami mengembalikanmu); dan pada yang ketiga: wa minha nukhrijukum taratan
ukhra(artinya
:dan dari tanah pula Kami mengeluarkanmu lagi).
4. Selesai penguburannya,yaitu ketika lubang telah ditimbuni kembali dengan
tanah,hendaknya mereka yang hadir mendo’akan bagi mayit tersebut dan memohon
ampunan baginya dari Allah SWT.Sebagian ulama terutama dari kalangan
madzhab Syafi’i,menganjurkan agar dibacakan talqin(do’a yang biasa di baca di atas
kuburan guna menuntun si mayit untuk menjawab pertanyaan malaikat).15[15]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Syariat Islam mengajarkan bahwa manusia pasti akan mati, namun kita tidak akan pernah
mengetahui kapan kematian itu tiba.Manusia adalah ciptaan Allah swt yang sempurna.
diantara ciptaan Allah swt yang lain. Allah swt akan memulihkan manusia yang beramal
saleh dan memberi balasan atas apa yang dilakukan di dunia. Yang beramal saleh akan
mendapat balasan dengan kebaikan dan barakah-Nya. Sementara itu, yang tidak beramal
saleh akan menerima azab-Nya.
Orang yang meninggal wajib dihormati karena ia adalah makhluk Allah swt yang
mulia. Oleh sebab itu, sebelum jenazah meninggalkan dunia menuju alam baru (kubur)
hendaklah dihormati dengan cara dimandikan, dikafani, disholatkan, dan dikuburkan.Hukum
merawat jenazah dalam islam adalah fardhu kifayah.
B. Saran
Sebagai seorang muslim apabila ada seseorang yang meninggal dunia maka
disunahkan bagi kita untuk merawat jenazah tersebut mulai dari
memandikannya,mengafani,menyalatkan dan menguburkannya.Oleh karena itu apabila kita
tahu dan mampu maka janganlah ragu untuk melakukannya serta kita harus senantiasa
melakukan amr ma’ruf nahi munkar dan selalu mengingat bahwa kematian itu dapat datang
kapan dan dimana saja.
DAFTAR PUSTAKA
PelangiBintang.2011.pelangibintang.http://pelangibintang.blogspot.com/2011/11/12.html.
http://santriema.blogspot.co.id/2015/10/niat-sholat-jenazah-perempuan-dan-laki.html.
http://al-atsariyyah.com/adab-adab-kepada-jenazah.html.
“Abu Bakar radhiallahu ‘anhu mencium Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam setelah beliau
wafat.” (HR. Al-Bukhari no. 1241)
Dari Aisyah radhiallahu ‘anha dia berkata: Nabi Shallallahu’alaihiwasallam telah bersabda: