OLEH :
GITA NOVERA
N1D120068
KELAS B
Puji syukur saya panjatkan kehadirat ALLAH SWT karena atas berkah
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan
waktu yang telah ditentukan. Makalah "Penyelenggraan Jenazah" disusun guna
memenuhi tugas dosen pada mata kuliah agama, Bapak La Ode Ahmad
Muhammad, S.IP.,M.Pd.I.
Saya sebagia penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna maka dari itu saya sebagai penulis sangat membutuhkan kritik dan
saran yang bersifat membangun guna penulisan makalah selanjutnya dan
kesempurnaan makalah ini.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................. 2
DAFTAR ISI ................................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 4
A. Latar Belakang ................................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah............................................................................................ 5
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................. 5
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................ 6
A. Memandikan Jenazah ..................................................................................... 6
1.1. Keutamaan Memandikan Jemazah ....................................................... 6
1.2. Hukum Memandikan Jenazah ............................................................... 6
1.3. Orang yang Memandikan Jenazah ........................................................ 6
1.4. Cara Memandikan Jenazah..................................................................... 6
1.5. Hal yang Dilakukan Jika Jenazah Tidak Dapat Dimandikan ........ 7
1.6. Aturan Memandikan Jenazah ................................................................ 8
B. Mengkafani Jenazah ........................................................................................ 8
2.1. Keutamaan Mengkafani Jenazah .......................................................... 8
2.2. Hukum Mengkafani Jenazah .................................................................. 9
2.3. Ukuran Kain Kafan ................................................................................... 9
2.4. Tata Cara Mengakafani Jenazah Laki-laki ......................................... 9
2.5. Tata Cara Mengkafani Jenazah Wanita ............................................ 10
C. Menshalati Jenazah ....................................................................................... 10
3.1. Keutamaan Shalat Jenazah .................................................................. 10
3.2 Hukum Shalat Jenazah ........................................................................... 11
3.3. Rukun Shalat Jenazah ........................................................................... 11
3.4. Syarat Shalat Jenazah............................................................................ 11
3.5. Posisi Imam ............................................................................................... 12
3.6. Tata Cara Menshalati Jenazah ............................................................ 12
D. Menguburkan Jenazah.................................................................................. 13
4.1. Keutamaan Menguburkan Jenazah .................................................... 13
4.2. Hukum Menguburkan Jenazah ............................................................ 13
4.3. Bentuk kuburan Islam............................................................................ 14
4.4. Tata Cara Menguburkan Jenazah Menurut Empat Mazhab ........ 15
BAB III PENUTUP ................................................................................................. 19
A. Kesimpulan ...................................................................................................... 19
B. Saran ................................................................................................................. 19
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 20
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
“Tiap-tiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kemudian hanya kepada
Kami kamu dikembalikan”(Q.S. Al-Ankabut: 57) (Yayasan penyelenggara/
Penafsir AlQuran: 2012). Dengan adanya ayat tersebut menunjukkan bahwa
Allah Swt melalui Rasul-Nya telah mengajarkan syariat Islam kepada umat
manusia di antaranya akan perlu untuk menyadari di kehidupan dimana setiap
yang bernyawa pasti akan mengalami yang namanya kematian, dengan tidak
akan pernah diketahui kapan waktunya datang. Kondisi itu tentunya
memberikan isyarat kepada umat manusia untuk senantiasa mempersiapkan
diri menghadapi kematian sepanjang waktu, bagaimanapun adanya.
4
harus mampu melakukan penyelenggaraan jenazah sesuai dengan tuntunan
yang telah disampaikan melalui ajaran yang telah disampaikan Rasul kepada
umatnya. (Ma’mur Daud: 1982). Dalam Islam yang lebih afdhal pada
penyelenggaraan memandikan dan mengafani jenazah adalah keluarga
terdekatnya, karena dikhawatirkan adanya aib di tubuh jenazah (Sulaiman
Rasjid: 1994).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara memandikan jenazah?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui cara memandikan jenazah
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Memandikan Jenazah
6
memandikan membungkus tangannya dengan kain yang agak
kasar lalu membersihkan kemaluan jenazah dan meyiramnya
dengan air.
7
1.6. Aturan Memandikan Jenazah
➢ Tempat memandikan hendaknya yang sepi dari pandangan banyak
orang.
➢ Air dingin lebih baik daripada air hangat kecuali jika air hangat
memang dibutuhkan.
B. Mengkafani Jenazah
8
mengkafani mayit, Allah akan mengkafaninya dengan sutra halus dan bludru
dari surga di hari kiamat nanti.”
(HR Al-Hakim dalam Mustadrak : 1/354, 1/362, Ath-Thabarani dalam
Mu’jam Al-Kabir : 929 dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shaihut Targib Wat
Tarhib : 3492 Lihat pula Ahkamul Janaiz : 69 oleh Imam Al-Albani).
9
sujudnya; keningnya, hidungnya, kedua tangannya, kedua lututnya, ujung
kedua kakinya dan lipatan-lipatan diperutnya; seperti kedua ketiaknya,
lekukan kedua lututnya dan pusatnya. Berikan juga wewangian diantara kain
kafannya dan di kepala mayat.
Kemudian ujung kain kafan sebelah kiri ditarik ke sebelah kanan, lalu
ujung atas sebelah kanan ditarik ke sebelah kiri, demikian berikutnya lapisan
kedua dan lapisan ketiga. Bagian yang lebih pada sisi kepala hendaknya lebih
panjang dari bagian yang lebih pada kakinya. kemudian bagian yang lebih di
kepalanya dikumpulkan lalu ditekuk ke arah mukanya sementara sisa di
kakinya juga dikumpulkan dan ditekuk di kakinya. Lalu kain kafannya diikat
agar tidak terlepas dan ikatannya baru dibuka ketika di kubur.
C. Menshalati Jenazah
dan Muslim).
10
"Tidaklah seorang muslim mati lalu dishalatkan oleh tiga shaf kaum
muslimin melainkan do'a mereka akan dikabulkan." (HR. Tirmidzi dan Abu
Daud).
➢ Muslim.
➢ Menutup aurat.
➢ Menghadap ke kiblat.
11
3.5. Posisi Imam
Ada beda pendapat di kalangan fuqoha tentang dimanakah sebaiknya
posisi imam ketika mengimami shalat jenazah. Al-Hanafiyah mengatakan posisi
imam tepat di bagian dada jenazah, tanpa dibedakan antara jenazah laki-laki
atau perempuan. Karena dada adalah tempatnya iman. Dan syafaat itu karena
imannya. Selain itu karena memang ada riwayat yang disampaikan oleh Ibnu
Masud radhiyallahuanhu.
12
Mandikan dia dengan air, es dan embun. Ya Allah, jadikanlah kuburnya taman
di antara taman taman surga dan jangan jadikan liang dari lubang-lubang
neraka.
D. Menguburkan Jenazah
13
kaum muslimin telah melakukannya, maka kewajiban itu gugur dari kaum
muslimin yang lain.
14
Selain itu, praktik ini juga didasari oleh tradisi penguburan jenazah yang
sudah berlangsung sejak generasi salaf hingga sekarang. Nabi Muhammad SAW
sendiri pun dimakamkan dengan cara demikian.
1) Membuat lubang galian yang dalam, sekiranya tidak tercemar bau dan
terhindar oleh gangguan binatang buas. Para ulama berbeda pendapat
tentang ukuran dalamnya galian kubur itu:
15
bahwa membuat liang lahad pada tanah yang tidak gembur adalah lebih
afdhal, bukan hanya sekedar mubah.
b. Mazhab Mâliki
16
dan jauh serta sulit dari tempat untuk mendarat, sedangkan baunya
sudah mulai tercemar, maka jenazah boleh diikatkan dengan benda yang
berat kemudian di masukkan ke dalam laut.
1) Membuat galian kubur yang dalam, yaitu seukuran orang yang berdiri
dan mengangkat kedua tangannya, dan mendalaminya sekira tidak
tercemar bau dan tercium oleh binatang buas. Hal ini di dasarkan kepada
hadis Rasulullah SAW yang di riwayatkan oleh Abu Daud dan Turmuzi,
dari Hisyam bin Amir r.a, ia berkata: Rasulullah saw bersabda teruntuk
para syuhada‟ perang uhud: “ perdalamlah (kuburnya), luaskanlah dan
baguskanlah (kuburnya).”
17
➢ Jika matahari tinggal seukuran tombak sebelum terbenam hingga
terbenam.
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam Islam melakukan beberapa penyelenggaraan yang telah
ditetapkan terhadap jenazah yang muslim hukumnya adalah fardhu kifayah
(Sulaiman Rasjid: 1994) dalam artian suatu kewajiban seluruh umat Islam
ketika diselesaikan oleh satu orang saja terbayarkan kewajiban umat Islam
lainnya.
B. Saran
Penyelenggaraan jenazah mempunyai tata cara yang agak rumit, untuk
itu penting bagi umat islam untuk mengetahui tata cara tersebut. Tata cara
penyelenggraan jenazah tidak mesti diketahui bagi petugas pengurus jenazah
saja, tetapi juga harus diketahui oleh setiap pribadi masing-masing umat
muslim. Hal ini bertujuan agar apabila keluarga kita meninggal kita bisa
mengurus jenazahnya sendiri tidak perlu bantuan dari orang lain. Dengan
mengurus jenazah keluarga sendiri kita bisa mejaga aib yang ada ditubuh
keluarga kita, dan apabila yang meninggal ibu atau bapak kita, mengurus
jenazah mereka bisa menjadi birrul walidain bagi kita.
19
DAFTAR PUSTAKA
Al-Jarullah, Abdullah bin Jarulah bin Ibrahim. 1987. Tata Cara Mengurus
Jenazah. Riyadh: Kantor Kerjasama Da’wah, Bimbingan dan Penyuluhan
Bagi Pendatang, Al-sulay.
Nashr, Sutomo Abu. 2018. Pengantar Fiqih Jenazah. Jakarta Selatan: Rumah
Fiqih Publishing.
Sarwat, Ahmad. 2018. Fiqih Shalat Jenazah. Jakarta Selatan: Rumah Fiqih
Publishing.
20