PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka
pokok permasalahannya adalah:
1. Apakah pengertian shalat jenazah?
2. Apa syarat dan rukun dalam shalat jenazah?
3. Bagaimana tata cara mengerjakan shalat jenazah?
C. Tujuan
Berdasarkan pokok masalah yang telah dirumuskan di atas, maka makalah ini
bertujuan untuk:
1. Mengetahui pengertian shalat jenazah.
2. Mengetahui rukun dan syarat dalam shalat jenazah.
3. Mengetahui tata mengerjakan shalat jenazah yang baik dan benar.
D. Manfaat
Untuk menambah pengetahuan dan wawasan kepada masyarakat khususnya bagi
mahasiswa tentunya dalam masalah pengurusan jenazah ini, sehingga dapat
meminimalisir kesalahan dan ketidaktahuan dalam masalah kepengurusan jenazah.
BAB II
PEMBAHASAN
Shalat jenazah tidak disertai dengan rukuk dan sujud tidak dengan adzan dan iqmat.
Setelah berdiri sebagaimana mestinya, berikut adalah urutan dari shalat jenazah :
a. Berdiri menghadap kiblat. Jika jumlah yang melakukan shalat itu banyak, jadikan 3
saf dan dapat lebih.
b. Berniat
Lafadz niat:
Untuk jenazah laki-laki: "Ushalli 'alaa haadzal mayyiti arba 'a takbiiraatin fardhu
kifaayati ma'muuman/imaaman lillahi ta'aalaa, Allahu akbar"
Untuk jenazah perempuan: "Ushalli 'alaa haadzihil mayyitati arba 'a takbiiraatiin
fardhu kifaayati ma'muuman/imaaman lillahi ta 'aalaa, Allaahu akbar"
c. Takbiratul Ihram (takbir yang pertama) kemudian membaca surat Al Fatihah.
d. Takbir kedua kemudian membaca shalawat atas Rasulullah SAW
minimal :"Allahumma Shalli 'alaa Muhammadin." artinya: "Yaa Allah berilah salawat
atas nabi Muhammad".
e. Takbir ketiga kemudian membaca do'a untuk jenazah minimal: "Allahhummaghfir
lahu warhamhu wa'aafihi wa'fu anhu." yang artinya: "Yaa Allah ampunilah dia,
berilah rahmat, kesejahteraan dan ma'afkanlah dia.” Apabila jenazah yang disalati itu
perempuan, maka bacaan (lahun) diganti dengan (lahaa). Jadi untuk jenazah wanita
bacaannya menjadi: "Allahhummaghfir laha warhamha wa'aafiha wafu anha". Jika
mayatnya banyak maka bacaan Lahu diganti dengan Lahum. Jadi untuk jenazah
banyak bacaannya menjadi: "Allahhummaghfir lahum warhamhum wa'aafihim wa'fu
anhum".
kiranya pahalanya tidak sampai kepadanya atau janganlah Engkau meluputkan kami
akan pahalanya, dan janganlah Engkau memberi kami fitnah sepeninggalnya, serta
g. Mengucapkan salam.
4. Catatan penting
Posisi sholat jenazah Perempuan dan Laki-laki :
Untuk Perempuan : Tata cara sholat untuk jenazah perempuan, posisi seorang imam
berada pada searah tali pusar. Sedangkan untuk makmum berada pada belakang imam
sesuai dengan urutan makmum laki-laki dewasa, selanjutnya perempuan dewasa.
Sedangkan untuk jumlah shaf-nya sebisa mungkin sebanyak angka ganjil.
Untuk Laki-Laki : Tata cara sholat jenazah untuk laki-laki ini tidak memiliki perbedaan
yang besar dengan tata cara sholat jenazah untuk perempuan. Untuk jenazah laki-laki
posisi imam berada sejajar dengan kepala.
Jenazah yang Boleh Dishalatkan :
muslim, laki-laki dan perempuan. Bahwa orang yang mati syahid dalam perang pada jalan
Allah SWT, tidak dilakukan shalat jenazah atasnya tetapi harus dikuburkan dengan darah-
darah dan lumuran-lumuran yang ada pada tubuhnya. Orang yang tidak dishalatkan
jenazahnya dari orang-orang islam ialah para syahid. Banyak hadis yang menegaskan
demikian. Ada hadis yang shahih yang menegaskan bahwa Nabi Muhammad SAW
mensolati untuk para syahid. Menurut ‘Uqbah Ibn Amir, Nabi SAW, bershalat jenazah
atas orang-orang yang syahid yang dikuburkan di uhud sesudah berlalu delapan tahun.
Mengenai orang yang luka dalam peperangan, kemudian meninggal (umpamanya di
dalam rumah sakit), maka jenazahnya dimandikan dan dishalatkan, walaupun kita
pandang syahid, karena Nabi Muhammad SAW, memandikan dan menshalatkan jenazah
Sa’ad Ibn Muadz yang meninggal sesudah beberapa hari beliau terluka. Tetapi kalau
hidup dalam keadaan kurang jelas, walaupun masih dapat berbicara, maka hukumnya
Shalat jenazah merupakan salah satu praktik ibadah shalat yang dilakukan umat Muslim
jika ada Muslim lainnya yang meninggal dunia. Hukum melakukan shalat jenazah ini
adalah fardhu kifayah. Artinya apabila sebagian kaum muslimin telah melaksanakan
pengurusan jenazah orang muslim yang meninggal dunia, maka didak ada lagi kewajiban
kaum muslim yang lainnya untuk melaksanakan pengurusan jenazah tersebut.
Apabila ada seorang muslim yang meninggal dunia maka kewajiban muslim yang
hukumnya wajib kifayah, yaitu sebuah kewajiban yang secara pelaksanaannya dapat
tercukupi bilamana telah dijalankan oleh sebagian kaum muslimin. Akan tetapi, jika tidak ada
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas berkah, rahmat, dan karunianya kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Tak lupa kami kirimkan shalawat serta salam kepada junjungan
Nabi Besar Muhammad SAW. Beserta keluarganya, para sahabatnya, dan seluruh insan yang
dikehendakinya. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok praktek tata cara
shalat jenazah. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai shalat jenazah.
Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan
penulis pada khususnya, kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh
dari kata sempurna, maka dari itu kami mengarapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun demi perbaikan kearah kesempurnaan. Akhir kata kami sampaikan terimakasih.
Penulis
MAKALAH
DISUSUN OLEH :