Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SHOLAT JENAZAH

NAMA KELOMPOK :
1. ABELLIA AYU FERNANDA (01)
2. AULIA RAHMA JUSTICE S. (05)
3. HELEN NUR SEPTIANANDA (17)
4. MALTHA HALIZA A. M. (23)

SMAN 1 KEDUNGWARU TULUNGAGUNG


Jl. Dr. Wahidin Sudiro Husodo No.12, Kedung Indah,
Kedungwaru, Kec. Kedungwaru, Kabupaten
Tulungagung, Jawa Timur 66224l
DAFTAR ISI

Halaman Judul .......................................................................................................1


Daftar Isi..................................................................................................................................................2
Kata Pengantar....................................................................................................................................3
BAB 1
PENDAHULUAN...............................................................................................................................4
BAB 2
PEMBAHASAN ..................................................................................................................................4
2.1. Pengertian Sholat Jenzah .......................................................................................................5
2.2. Hukum Shalat Jenazah ...........................................................................................................5
2.3. Keutamaan Sholat Jenazah ....................................................................................................5
2.4. Syarat Sholat Jenazah.............................................................................................................6
2.5. Tata Cara Sholat Jenzah .........................................................................................................6
2.6. Hukum menyalati orang yang mati syahid ..........................................................................8
BAB 3
KESIMPULAN ..................................................................................................................................10

2
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah mengaruniakan rahmatNya kepada saya dan kita
semua sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul : “ Sholat jenazah “.

Kalau bukan karena kemurahanNya tugas ini sulit untuk diselesaikan, mengingat begitu
banyak ujian dan cobaan yang dilalui.
Saya mengucapkan terima kasih yang sedalamnya kepada Dosen pembimbing, Yang telah
banyak memberikan bimbingan, arahan, dan bantuan yang sangat berharga selama ini. Dalam
penulisan makalah ini penulis menyadari masih terdapat kekurangan . Oleh karena itu
penulis terbuka terhadap kritikan yang sifatnya membangun demi kesempurnaan. Mudah –
mudahan karya ini berguna bagi masyarakat dan mendapat ridho Allah SWT. Amin.

3
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu kajian fiqih yang paling sering dipraktekkan ditengah-tengah masyarakat adalah
kajian masalah shalat jenazah, kita memandang dari aspek teori shalat jenazah merupakan
salah satu masalah ibadah yang amat gampang jika dibayangkan bahkan kita
menyepelekan masalah tersebut. Namun jika kita melihat dari aspek praktek masih banyak
kesalahan- kesalahan yang dilakukan dimasyarakat dalam masalah pengurusan jenazah.
Karena teori dengan praktek dilapangan sangatlah berbeda, apalagi saat menjalani pratek
kita harus mempersiapkan segala macam, dari segi peralatan dan mental kita. Untuk itu
dalam makalah ini mengangkat sebuah tema yang berkaitan dengan menyolatkan jenazah
dengan tujuan sebagai pandangan bagaimana seharusnya menyolatkan jenazah dengan
baik dan benar. Kemudian dalam makalah ini juga membahas bagaimanaapa pengertian
shalat jenazah itu sendiri, keutamaan-keutamaan dalam shalat jenazah, hukum sholat
jenazah berdasarkan menurut hadist, syarat-syarat menyolatkan jenazah, rukun-rukun yang
benar dalam melaksanakan sholat jenazah, dan yang terakhir ialah bagaimana hukumnya
menyolatkan orang yang matinya syahid diperbolehkan ataukah tidak. Tujuan penyusunan
makalah tersebut adalah untuk memberikan wawasan kepada masyarakat khususnya bagi
mahasiswa tentunya dalam masalah cara menyolatkan jenazah , sehingga dapat
meminimalisir kesalahan dan ketidak tahuan dalam masalah menyolatkan jenazah.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan sholat jenazah?
2. Apa saja hukum sholat jenazah?
3. Apa keutamaan sholat jenazah?
4. Bagaimana tata cara sholat jenazah?
5. Apa hukum menyolati jenazah?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian sholat jenazah.
2. Untuk mengetahui hukum sholat jenazah.
3. Untuk mengetahui keutamaan sholat jenazah.
4. Untuk mengetahui tata cara sholat jenazah.
5. Untuk mengetahui hukum dari sholat jenazah.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Sholat Jenzah


Sholat jenazah adalah sholat fardhu kifayah yang dilaksanakan saat ada umat muslim meninggal
dunia. Tujuannya untuk mendoakan mayit agar allah berkenan mengampuni dan
merahmatinya. Saat melakukan sholat, jenazah harus berada di hadapan kita.

2.2. Hukum Shalat Jenazah


Para ulama bersepakat bahwa hukum sholat jenazah termasuk fardhu kifayah. Kewajiban
yang dikenakan bagi seluruh umat Islam secara kolektif (bukan kewajiban perseorangan). Jika
kewajiban itu sudah dilaksanakan oleh sekelompok atau sebagian orang, maka kewajiban itu
gugur bagi lainnya.
Sebaliknya jika tidak ada umat muslim yang melakukan sholat jenazah, maka seluruh umat
muslim akan mendapat dosa. Jadi apabila tak seorang pun melaksanakan kewajiban mengurus
jenazah hingga melakukan sholat jenazah, maka seluruh muslim akan mendapatkan dosa.

2.3. Keutamaan Sholat Jenazah


Melaksanakan Perintah Rasulullah
Mensholatkan jenazah merupakan perintah dari Rasulullah. Beliau pernah bersabda,
“sholatkanlah mayat-mayatmu”. Dengan mengerjakan sholat jenazah, berarti kita telah
mengamalkan perintah Rasulullah SAW.
Pahalanya Besar
Dengan melaksanakan sholat jenazah, seseorang akan mendapat pahala sebesar satu qirath.
Setara dengan besarnya Gunung Uhud. Jika sholat jenazah disertai dengan mengiringi dan
mengantarkan jenazah hingga pemakaman, maka pahala yang diberikan sebesar dua
qirath.
Keutamaan ini dijelaskan Rasulullah dalam salah satu hadist riwayat Imam Muslim.
Rasulullah bersabda, “Barangsiapa mensholatkan jenazah dan tidak mengiringinya (ke
pemakaman), ia akan memperoleh pahala sebesar satu qirath. Jika dia juga mengiringinya
(hingga pemakamannya), ia akan memperoleh dua qirath”. Para Sahabat kemudian
bertanya, “Apa itu dua qirath?”. Rasulullah menjelaskan, “yang terkecil di antaranya
adalah semisal Gunung Uhud”.
Sementara hadist riwayat Abu Hurairah menyatakan bahwa Rasulullah bersabda,
“Barangsiapa yang menyaksikan jenazah sampai ia menyolatkannya, maka baginya satu
qiroth. Lalu barangsiapa yang menyaksikan jenazah hingga dimakamkan, maka baginya
dua qiroth”. Kemudian Sahabat bertanya, “Apa yang dimaksud dua qiroth?”, Rasulullah
menjawab, “Dua qiroth itu semisal dua gunung yang besar”.
Memberikan Kemudahan bagi Mayit
Keutamaan sholat jenazah bukan hanya akan diterima bagi mereka yang melaksanakan.
Mayit juga akan memperoleh kemudahan tersendiri. Allah memperkenankan doa dari
jamaah sholat jenazah untuk mayit, jika ia disholatkan oleh minimal 40 atau 100 orang
yang beriman pada Allah, atau disholatkan oleh tiga shaf jamaah.
Diriwayatkan Imam Muslim, Rasulullah bersabda, “Tidaklah seorang muslim meninggal
dunia lantas disholatkan oleh 40 orang yang tidak berbuat syirik kepada Allah sedikit pun
melainkan Allah akan memperkenankan syafa‟at (doa) mereka untuknya”.
Hadist ini berasal dari Kuraib, bekas budak Ibnu Abbas. Suatu hari, anak dari Abdullah bin
Abbas meninggal dunia di Qudaid atau „Usfan. Ibnu Abbas kemudian berkata, “Yaa
5
Kuraib, lihat berapa banyak manusia yang menyolati jenazahnya”. Kuraib menuturkan
bahwa ia kemudian keluar, dan ternyata dilihatnya orang-orang sudah berkumpul. Kuraib
kemudian mengabarkan pertanyaan Ibnu Abbas kepada orang yang berkumpul. Orang-
orang tersebut kemudian menjawab bahwa orang yang berkumpul ada 40 orang.

2.4. Syarat Sholat Jenazah


 Seseorang yang akan menjalankan shalat jenazah harus mematuhi syarat sahnya seperti
pada shalat yang lain. Yakni ia harus bersih dari hadats serta najis, menutup aurat dan juga
menghadap kiblat.
 Shalat jenazah harus dijalankan setelah jenazah dimandikan serta dikafani.
 Jenazah harus diletakkan berada di sebelah kiblat, dari orang yang menyalatkannya.

2.5. Tata Cara Sholat Jenzah


1) Niat
Allah SWT berfirman,
Q.S Al-Bayyinah ayat 5

“ Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan
ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus dan supaya mereka
mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang
lurus.”(Al-Bayyinah:5).

Niat letaknya ada dalam hati, karenanya melafalkan niat disyariatkan. Jadi tidak
diharuskan membaca bacaan shalat jenazah.

2) Berdiri Bagi Yang Mampu


Dalam pandangan mayoritas ulama, berdiri merupakan bagian dari rukun shalat jenazah.
Maka, jika ada yang melakukan shalat jenazah dalam keadaan duduk maka shalatnya tidak
sah, karena ia tidak memenuhi salah satu dari rukun shalat, yaitu berdiri. Pendapat ini
sesuai dengan pandangan Abu Hanifah, Syafi‟i dan Abu Tsaur. Dan dalam hal ini, tidak
ditemukannya adanya perbedaan pendapat.

Pada saat berdiri hendaknya tangan kanan menggenggam tangan kiri. Ada juga yang
mengatakan tidak perlu. Tetapi sebagian besar lebih banyak menerima pendapat yang
pertama.

3) Takbir Sebanyak Empat Kali.


Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan sebuah Hadist yang bersumber dari Jabir ra,
bahwasanya Rasulullah SAW melakukan shalat jenazah raja Najasyi dengan emapt takbir.
Tirmizi berkata, shalat dengan 4 takbir merupakan amalan yang dilakukan para sahabat
dan yang lain dengan melihat Rasulullah melakukan shalat jenazah dengan takbir empat
kali. Pendapat ini dikemukakan oleh Syafan, Malik, Ibnu Mubarak, Syafi‟I, Ahmad dan
Ishak.

6
Mengangkat dua tangan saat takbir
Mengankat dua tangan saat shalat jenazah kecuali hanya pada takbir pertama.Karenanya,
takbir diberlakukan hanya pada saat takbiratul ihram, kecuali jika berpindah dari rukun satu
ke rukun lain sebagaimana yang berlaku dalam shalat selain shalat jenazah. Sementara untuk
shalat jenazah tidak dikenal takbiratul intiqal (takbir yang menandakan perpindahan antara
satu rukun dengan rukun yang lain).

4) Membaca Al-Fatihah
Tidaklah sah jika shalat jenazah tidak membaca surat Al-Fatihah (menurut ahli hadist).

5) Membaca shalawat atas Rasulullah SAW


Imam syafi‟i berkata, sebagaimana yang tercantum dalam musnadnya, dari Abu
memberitahukan kepadanya bahwa yang disunahkan dalam melaksanakan shalat jenazah
adalah hendaknya imam takbir, lalu diiringi dengan membaca al-Fatihah setelah takbir
yang pertama. Setelah itu membaca shalawat kepada Rasulullah saw. Dan membaca doa
untuk jenazah pada takbir selanjutnya yang disertai dengan keikhlasan.

6) Doa kepada jenazah


Membaca doa setelah shalat jenazah itu merupakan rukunnya.Dari HR.Muslim berkata,
Rasulullah bersabda :

ُ‫طا َيا َك َوا يُنَقَّى الث َّ ٌْب‬ َ ‫س ْع ُهذْ َخلَوُ ًَا ْغس ِْلوُ ِب َواءٍ ًَثَ ْلجٍ ًَ َب َزد ًٍَنَ ِّق ِو ِهنَ ْال َخ‬
َّ ًَ ًَ ُ‫ا ل َّل ُي َّن ا ْغ ِف ْز لَوُ ًَ ا ْر َح ْووُ ًَ َعا فِ ِو ًَأ َ ْك ِز ْم نُ ُش لَو‬
ِ َّ‫ارا َخي ًْز ِاه ْن دَ ِار ِه ًَأَ ْىالً َخي ًْزا ِه ْن أَ ْى ِل ِو ًَسَ ًْ ًجا َخي ًْز ا ِه ْن سَ ًْ ِج ِو ًَقِ ِو فِتْنَةَ ْالقَب ِْز ًَ َعذَابَالن‬
‫ار‬ ً َ‫ض ِهنَ الذَّ ن َِس ًَأ َ ْب ِذ ْلوُ د‬ ُ َ‫اْأل َ ْبي‬
“ Ya Allah, ampunilah (dosanya), sayangilah dia, maafkanlah (kesalahannya), muliakan
tempatnya, luaskan jalan masuknya, mandikan ia dengan air dan embun, bersihkan
dirinya dari segala kesalahan sebagaimana baju putih yang telah dibersihkan dari segala
kotoran, gantilah rumahnya dengan rumah yang lebih baik dan gantilah keluarganya
dengan keluarga yang lebih baik dan gantilah pasangannya dengan pasangan yang lebih
baik, juga selamatkan dari fitnah kubur dan siksa neraka.”

7) Membaca doa setelah takbir keempat


Meskipun sudah membaca setelah takbir ketiga, berdoa setelah takbir keempat juga
dianjurkan. Hal ini berdasarkan pada hadits yang diriwayatkan Imam dari Abdullah bin
Aufa.Imam syafi‟i berkata, setelah takbir keempat, hendaknya orang yang shalat membaca
doa,
ُ‫اللَّ ُي َّن الَ تَحْ ِز ْهنَا أ َ جْ َز هُ ًَ الَ ت َ ْف ِتنَّا َب ْعذَهُ ًَ ا ْغ ِف ْز لَن ََاًلَو‬
“ Ya Allah, jangalah Engkau halangi (tutupi) kami dari mendaptkan ganjarannya,
janganlah Engkau beri kami fitnah sepeninggalnya, dan ampunilah kami dan
dia”(Riwayat Hakim).

Ibnu Abu Hurairah berkata, orang-orang masa dulu setelah takbir keempat sering kali
membaca.
Q.S Al-baqarah ayat 201

7
“ Dan di antara mereka ada orang yang bendoa: “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan
di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka” inilah doa yang
sebaik-baiknya bagi seorang muslim.”(Al- Baqarah;201).s

8) Salam
Ibnu Mas‟ud berkata, salam dalam shalat jenazah sama halnya dengan salam dalam shalat
yang lain. Adapun lafal salam yang paling sederhana adalah “as-Salamualaikum
Warahmatullahhiwabara’katuh.”

2.6. Hukum menyalati orang yang mati syahid


Syahid adalah orang yang meninggal dunia ditangan-tangan orang-orang kafir saat
peperangan. Ada beberapa hadits yang dengan jelas menyatakan bahwa orang yang syahid
tidah perlu dishslati. Di antaranya adalah;
1. Imam Bukhari meriwayatkan dari Jabir bahwasannya Rasulullah saw.memerintahkan
untuk mengebumikan para sahabat yang meninggalkan dunia saat perang Uhud dengan
darah mereka, tidak dimandikan dan tidak dishalati.
2. Imam Ahmad, Abu Daud dan Tirmmidzi meriwayatkan dari Anas ra.bahwasannya mereka
yang syahid di bukit Uhud tidak dishalati , jenazahnya langsung dikebumikan dengan
darahnya dan juga tidak dimandikan.

Adapun juga beberapa hadist yang menjelaskan bahwa jenazah para syuhada tetap dishalati.
Di antaranya adalah:
1. Imam Bukhari meriwayatkan dari Uqbah bin Amar bahwasannya rasulullah saw.pernah
keluar lalu beliu melakukan shalat untuk mereka yang gugur dibukit Uhud sebagaimana
beliu shalat jenazah setelah delapan tahun berlalu layaknya orang yang sedang berpamitan
baik kepada orang yang masih hidup ataupun orang yang sudah meninggal dunia.
2. Dari Abu Malik al-Ghifari, ia berkata, “mereka yang terbunuh pada saat perang Uhud
sebanyak sembilan orang, sepuluh dengan Hamzah. Mereka dihadapkan kepada Rasulullah
saw.lalu di datangkan sembilan jenazah yang lain, sementara jenazah Hamzah dibiarkan
pada tempat semula.

Kemudian Rasulullah saw.melaksanakan shalat untuk ke sembilan jenazah


tersebut.”HR.Baihaki.

8
BAB III
KESIMPULAN

Dari makalah ini dapat disimpulkan bahwa setiap orang yang meninggal harus dilewatkan
beberapa proses oleh orang-orang yang masih hidup di sekitarnya, salah satu proses yang harus
dilakukan yaitu sholat jenazah. Sholat jenazah adalah sholat fardhu kifayah yang dilaksanakan saat
ada umat muslim meninggal dunia. Sholat jenazah merupakan salah satu cara memuliakan manusia
untuk terakhir kalinya. Tata cara dari sholat jenazah hampir sama dengan sholat pada umunya,
hanya saja ada beberapa hal yang berbeda, seperti adanya bacaan shalawat kepada Rasulullah, do'a
kepada jenazah, do'a setelah takbir keempat, serta tiadanya gerakan ruku' dan sujud. Tujuan dari
sholat jenazah adalah untuk mendoakan mayit agar Allah berkenan mengampuni dan
merahmatinya. Sholat jenazah tentunya juga memiliki beberapa keutamaan, salah satunya adalah
mendapatkan pahala yang besar.

Semoga dengan adanya makalah sholat jenazah ini, kita sebagai manusia yang masih hidup
dapat mempersiapkan diri kita untuk menghadapi ajal yang bisa datang kapan saja dan di mana
saja. Selain daripada itu, kita diharapkan dapat mengikuti seluruh prosesi yang dilakukan saat ada
seseorang (terutama umat Islam) yang meninggal dunia, mulai dari memandikan, mengkafani,
mensholati, dan menguburnya. Hal tersebut bisa menjadi tabungan akhirat kita karena dengan ikut
serta dalam prosesi-prosesi tersebut kita akan mendapat pahala yang besar dari Allah.

Anda mungkin juga menyukai