Kata jenazah diambil dari bahasa Arab (janazah) yang berarti tubuh mayat dan kata
janaza yang berarti menutupi. Jadi, secara umum kata jenazah memiliki arti tubuh mayat
yang tertutup. Lafal “Jana’iz” adalah jamak dari “Janazah” yang menurut kamus besar berarti
orang yang mati (mayat), atau tempat tidur, bila dibaca “Jinazah” maka berarti usungan
mayat.
Dalil :
Artinya : Dari Abu Hurairah r.a, berkata : Rasulullah SAW bersabda “Sering-seringlah ingat
pemutus kelezatan, yaitu mati. (H.R. At-Turmudzi, An-Nasa’I dan dinilai shohih oleh : Ibn
Hibban).
Hadits tersebut sebagian dalil yang menunjukkan bahwa tidak sepantasnya manusia
melupakan pengajaran yang paling besar yaitu kematian. Pada akhir Hadits tersebut telah
disebutkan faedah mwngingat mati itu. Beliau bersabda (yang artinya) : Sesungguhnya tidak
kamu sering-sering mengingat kematian, kecuali Allah mengurangi musibah bagimu dan
tidak kamu kurang mengingat kematian itu kecuali Allah memperbanyak cobaan atasmu.
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ad Dailami dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW
bersabda:
Artinya : Sering-seringlah ingat mati, karena tidak ada sesorang yang sering mengingatkanya,
kecuali Allah menghidupkan hatinya dan dia memudahkan kematianya.
Berdasarkan uraian di atas, fiqih janaiz merupakan ilmu yang mengajarkan tata cara
mengurus jenazah mulai dari memandikan, mengkafani, menyalatkan, dan menguburkan
jenazah.
BAB 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Syariat Islam mengajarkan bahwa setiap manusia pasti akan mengalami kematian
yang tidak pernah diketahui kapan waktunya. Sebagai makhluk sebaik-baik ciptaan Allah
SWT dan ditempatkan pada derajat yang tinggi, maka Islam sangat menghormati orang
muslim yang telah meninggal dunia. Oleh sebab itu, menjelang menghadapi kehariban Allah
SWT orang yang telah meninggal dunia mendapatkan perhatian khusus dari muslim lainnya
yang masih hidup.
Kita ketahui bahwa petunjuk Rasulullah SAW dalam masalah tata cara mengurus
jenazah adalah petunjuk dan bimbingan yang terbaik dan berbeda dengan petunjuk umat-
umat lainnya. Bimbingan beliau dalam hal mengurus jenazah didalamnya mencakup aturan
yang memperhatikan jenazah. Termasuk memberi tuntunan yaitu bagaimana sebaiknya
keluarga dan kerabatnya memperlakukan jenazah/mayat.Tetapi saat ini banyak sekali
penyimpangan-penyimpan yang dilakukan oleh umat manusia mengenai tata cara pengurusan
jenazah, sehingga tidak sedikit umat muslim yang bingung mengenai tata cara pengurusan
jenazah yang baik dan benar sesuai dengan ajaran Rasulullah SAW.
Dengan demikian, petunjuk dan bimbingan Rasulullah SAW dalam mengurus jenazah
merupakan aturan yang paling sempurna bagi jenazah. Aturan yang sangat sempurna dalam
mempersiapkan seorang yang telah meninggal untuk kemudian bertemu dengan Rabb-Nya
dengan kondisi yang paling baik. Bukan hanya itu, keluarga dan orang-orang yang terdekat
sang mayat pun disiapkan sebagai barisan orang-orang yang memuji Allah dan memintakan
ampunan serta rahmat-Nya bagi yang meninggal. Dalam ketentuan hukum Islam jika seorang
muslim meninggal dunia maka hukumnya fardhu kifayah atas orang-orang muslim yang
masih hidup untuk menyelenggarakan 4 perkara, yaitu memandikan, mengkafani,
menshalatkan dan menguburkan orang yang telah meninggal tersebut.
Makalah ini kami buat InsyaAllah dengan sebaik mungkin, sesuai dengan kaedah
yang benar dan InsyaAllah tidak menyimpang dari ajaran dari Rasulullah SAW. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi masyarakat dan dapat menjadi petunjuk dalam tata cara
mengurus jenazah yang baik dan benar.
Rumusan Masalah
Tujuan
Manfaat
Daftar Pustaka
Abdul Karim. 2004. Petunjuk Merawat Jenazah Dan Shalat Jenazah.Jakarta: Amzah
Abd. Ghoni Asyukur. 1989. Shalat Dan Merawat Jenazah. Bandung: Sayyidah
Ali Imran Sinaga. 2011. Fiqih Taharah, Ibadah, Muamalah. Bandung: Cita Pustaka Media
Perintis.