Anda di halaman 1dari 18

i

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur saya panjatkan ke Hadirat Allah SWT,


karena hanya dengan berkat-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini. Tak
lupa shalawat serta salam semoga dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi
Besar Muhammad SAW yang telahmembawakita dari alam gelap ke alam yang
terang benderang, dari alam jahiliyah ke alam yang penuhberkahini.
Sayamengucapkanterimakasihkepadaseluruhpihak yang telah
memberikan bantuannya berupa materiil maupun non materiil, karena tanpa
bantuan pihak-pihak tersebut saya tidak mungkin dapat menyelesaikan
makalah ini.Selain itu, saya pun mengucapkan terima kasih kepada para
penulis yang saya kutip tulisannya sebagai bahan rujukan.
Saya menyusun makalah ini dengan sungguh-sungguh dan semampu
saya.Saya berharap dengan adanya makalah ini dapat memberikan
pengalaman maupun pelajaran yang berarti bagi siapa saja yang membacanya.
Makalah ini dibuat sebagai salah satu tugas Agama Islam Makalah ini saya
buat satujilid yang berisitentang PERAWATAN JENAZAH.
Dalam tiap subbab yang dibahas merupakan informasi yang sesuai
dengan materi yang sedang dibahas.
Akhir kata, manusia tidak ada yang sempurna, begitu pula dengan
makalah ini.Jauh dari sempurna.Oleh karena itu saran dan kritik yang
membangun sangat saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

KepulauanSelayar,Maret 2016

Nur Intang
ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.. i
DAFTAR ISI .ii

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang....1

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. PengertianJenazah....2
2.2. MemandikanJenazah . 2
2.3. MengkafaniJenazah .............................................4
2.4. MenshalatkanJenazah ......5
2.5. MenguburkanJenazah ..8

BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan..12
3.2. Saran 12
DAFTAR PUSTAKA
iii

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kita ketahui bahwa petunjuk Rasulullah SAW. Dalam masalah
penanganan jenazaha dalah petunjuk dan bimbingan yang terbaik dan berbeda
dengan petunjuk umat-umat lainnya. Bimbingan beliau dalam hal mengurus
jenazah didalamnya mencakup aturan yang memperhatikan sang mayat.
Termasuk memberi tuntunan yaitu bagaimana sebaiknya keluarga dan
kerabatnya memperlakukan jenazah/mayat.
Dengan demikian, petunjuk dan bimbingan Rasulullah SAW. Dalam
mengurus jenazah ini merupakan potret aturan yang paling sempurna bagi sang
mayat. Aturan yang sangat sempurna dalam mempersiapkan seorang yang telah
meninggal untuk kemudian bertemu dengan Rabbnya dengan kondisi yang
paling baik. Bukan hanya itu, keluarga dan orang-orang yang terdekat sang
mayat pun disiapkan sebagai barisan orang-orang yang memuji Allah dan
memintakan ampunan serta rahmat-Nya bagi yang meninggal.

Syariat Islam mengajarkanbahwa setiap manusia pasti akan mengalami


kematian yang tidak pernah diketahui kapan waktunya. Sebagai makhluk sebaik-
baik ciptaan Allah SWT dan ditempatkan pada derajat yang tinggi, maka Islam
sangat menghormati orang muslim yang telah meninggal dunia. Oleh sebab itu,
menjelang menghadapi kehariban Allah SWT orang yang telah meninggal dunia
mendapatkan perhatian khusus dari muslimlainnya yang masihhidup.

Dalam ketentuan hukum Islam jika seorang muslim meninggal dunia


maka hukumnya fardhu kifayah atas orang-orang muslim yang masih hidup
untuk menyelenggarakan 4 perkara, yaitu memandikan, mengkafani,
menshalatkan dan menguburkan orang yang telah meninggal tersebut. Untuk
lebih jelasnya 4 persoalan tersebut, pemakalah akan mencoba
menguraikan dalam penjelasan berikut ini.
iv

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Jenazah

Kata jenazah diambil dari bahasa Arab ( ) yang berarti tubuh mayat
dan kata yang berarti menutupi. Jadi, secara umum kata jenazah memiliki
arti tubuh mayat yang tertutup

2.2. Memandikan Jenazah

Setiap orang muslim yang meninggal dunia harus dimandikan, dikafani


dan dishalatkan terlebih dahulu sebelum dikuburkan terkecuali bagi orang-
orang yang mati syahid. Hukum memandikan jenazah orang muslim menurut
jumhur ulama adalah fardhu kifayah. Artinya, kewajiban ini dibebankan
kepada seluruh mukallaf di tempat itu, tetapi jika telah dilakukan oleh sebagian
orang maka gugurlah kewajiban seluruh mukallaf. Adapun dalil yang
menjelaskan kewajiban memandikan jenazah ini terdapat dalam sebuah hadist
Rasulullah SAW, yakninya:
:
) (
Artinya: Dari Ibnu Abbas, bahwasanya Nabi SAW telah bersabda tentang
orang yang jatuh dari kendaraannya lalu mati, mandikanlah ia
dengan air dan daun bidara. (H.R Bukhari dan Muslim)
Adapun beberapa hal penting yang berkaitan dengan memandikan
jenazah yang perlu diperhatikan yaitu:
1. Orang yang utama memandikan jenazah
a. Untukmayatlaki-laki
Orang yang utama memandikan dan mengkafani mayat laki-laki
adalah orang yang diwasiatkannya, kemudian bapak, kakek, keluarga
terdekat, muhrimnya dan istrinya.
b. Untukmayatperempuan
Orang yang utama memandikan mayat perempuan adalah ibunya,
neneknya, keluarga terdekat dari pihak wanita serta suaminya.
v

c. Untukmayatanaklaki-laki dan anak perempuan


Untuk mayat anak laki-laki boleh perempuan yang memandikannya
dan sebaliknya untuk mayat anak perempuan boleh laki-laki yang
memandikannya.
d. Jikaseorangperempuanmeninggal sedangkan yang masih hidup
semuanya hanya laki-laki dan dia tidak mempunyai suami, atau
sebaliknya seorang laki-laki meninggal sementara yang masih hidup
hanya perempuan saja dan dia tidak mempunyai istri, maka mayat
tersebut tidak dimandikan tetapi cukup ditayamumkan oleh salah
seorangdarimerekadenganmemakai lapis tangan.[3] Hal
iniberdasarkansabda Rasulullah SAW, yakninya:

(
)
Artinya: Jika seorang perempuan meninggal di tempat laki-laki dan
tidak ada perempuan lain atau laki-laki meninggal di tempat
perempuan-perempuan dan tidak ada laki-laki selainnya
maka kedua mayat itu ditayamumkan, lalu dikuburkan,
karena kedudukannya sama seperti tidak mendapat
air. (H.R Abu Daud dan Baihaqi)
2. Syaratbagi orang yang memandikan jenazah
a. Muslim, berakal, dan baligh
b. Berniat memandikan jenazah
c. Jujur dan sholeh
d. Terpercaya, amanah, mengetahui hukum memandikan mayat dan
memandikannya sebagaimana yang diajarkan sunnah serta mampu
menutupi aib si mayat.

3. Mayat yang wajibuntuk dimandikan


a. Mayat seorang muslim dan bukan kafir
b. Bukan bayi yang keguguran dan jika lahir dalam keadaan sudah
meninggal tidak dimandikan
c. Ada sebahagian tubuh mayat yang dapat dimandikan
d. Bukan mayat yang mati syahid

4. Tatacaramemandikanjenazah
Berikut beberapa cara memandiakan jenazah orang muslim, yaitu:
vi

a. Perludiingat, sebelummayat dimandikan siapkan terlebih dahulu segala


sesuatu yang dibutuhkan untukkeperluanmandinya, seperti:
1.) Tempat memandikan pada ruangan yang tertutup.
2.) Air secukupnya.
3.) Sabun, air kapur barus dan wangi-wangian.
4.) Sarung tangan untuk memandikan.
5.) Potongan atau gulungan kain kecil-kecil.
6.) Kain basahan, handuk, dll.
b. Ambilkainpenutupdan gantikan kain basahan sehingga aurat utamanya
tidak kelihatan.
c. Mandikanjenazahpadatempat yang tertutup.
d. Pakailahsarungtangandan bersihkan jenazah dari segala kotoran.
e. Gantisarungtangan yang baru, lalu bersihkan seluruh badannya
dantekanperutnyaperlahan-lahan.
f. Tinggikankepalajenazah agar air tidak mengalir kearah kepala.
g. Masukkanjaritangan yang telah dibalut dengan kain basah ke mulut
jenazah, gosok giginya dan bersihkan hidungnya, kemudiankan
wudhukan.
h. Siramkan air kesebelahkanan dahulu kemudian kesebelah kiri tubuh
jenazah.
i. Mandikan jenazah dengan air sabun dan air mandinya yang terakhir
dicampur dengan wangi-wangian.
j. Perlakukanjenazahdenganlembut ketika membalik dan menggosok
anggota tubuhnya.
k. Memandikanjenazahsatu kali jika dapat membasuh ke seluruh
tubuhnya itulah yang wajib. Disunnahkan mengulanginya beberapa
kali dalam bilangan ganjil.
l. Jika keluar dari jenazah
itunajissetelahdimandikandanmengenaibadannya,
wajiddibuangdandimandikanlagi. Jika keluar najis setelah di atas
kafan tidak perlu diulangi mandinya, cukup hanya dengan membuang
najis itu saja.
m. Bagi jenazah wanita, sanggul rambutnya harus dilepaskan dan
dibiarkan menyulur kebelakang, setelah disirim dan dibersihkan lalu
dikeringkan dengan handuk dan dikepang.
n. Keringkantubuhjenazahsetelah dimandikan dengan kain sehingga tidak
membasahi kain kafannya.
vii

o. Selesaimandi, sebelumdikafani berilah wangi-wangian yang tidak


mengandung alkohol.

2.3. Mengkafani Jenazah

Mengkafani jenazah adalah menutupi atau membungkus jenazah dengan


sesuatu yang dapat menutupi tubuhnya walau hanya sehelai kain. Hukum
mengkafani jenazah muslim dan bukan mati syahid adalah fardhu kifayah.
Dalam sebuah hadist diriwayatkan sebagai berikut:

,
,
) (
Artinya: Kami hijrah bersama Rasulullah SAW dengan mengharapkan
keridhaan Allah SWT, maka tentulah akan kami terima pahalanya
dari Allah, karena diantara kami ada yang meninggal sebelum
memperoleh hasil duniawi sedikit pun juga. Misalnya, Mashab bin
Umair dia tewas terbunuh diperang Uhud dan tidak ada buat kain
kafannya kecuali selembar kain burdah. Jika kepalanya ditutup, akan
terbukalah kakinya dan jika kakinya tertutup, maka tersembul
kepalanya. Maka Nabi SAW menyuruh kami untuk menutupi
kepalanya dan menaruh rumput izhir pada kedua kakinya. (H.R
Bukhari)

Hal-hal yang disunnahkandalam mengkafani jenazah adalah:


1. Kain kafan yang digunakan hendaknya kain kafan yang bagus, bersih dan
menutupi seluruh tubuh mayat.
2. Kain kafan hendaknya berwarna putih.
3. Jumlah kain kafan untuk mayat laki-laki hendaknya 3 lapis, sedangkan
bagi mayat perempuan 5 lapis.
4. Sebelum kain kafan digunakan untuk membungkus atau mengkafani
jenazah, kain kafan hendaknya diberi wangi-wangian terlebih dahulu.
5. Tidak berlebih-lebihan dalam mengkafani jenazah.
Adapun tata cara mengkafani jenazah adalah sebagai berikut:
1. Untukmayatlaki-laki
viii

a. Bentangkankainkafansehelai demi sehelai, yang paling bawah lebih


lebar dan luas serta setiap lapisan diberi kapur barus.
b. Angkatlahjenazahdalamkeadaan tertutup dengan kain dan letakkan
diatas kain kafan memanjang lalu ditaburi wangi-wangian.
c. Tutuplahlubang-lubang (hidung, telinga, mulut, kubul dan dubur) yang
mungkin masih mengeluarkan kotoran dengan kapas.
d. Selimutkankainkafansebelah kanan yang paling atas, kemudian ujung
lembar sebelah kiri. Selanjutnya, lakukan seperti ini selembar demi
selembar dengan cara yang lembut.
e. Ikatlahdengantali yang sudah disiapkan sebelumnya di bawah kain
kafan tiga atau lima ikatan.
f. Jikakain kafantidakcukup untuk menutupi seluruh badan mayat maka
tutuplah bagian kepalanya dan bagian kakinya yang terbuka boleh
ditutup dengan daun kayu, rumput atau kertas. Jika seandainya tidak
ada kain kafan kecuali sekedar menutup auratnya saja, maka tutuplah
dengan apa saja yang ada.

2. Untuk mayat perempuan


Kainkafanuntukmayat perempuan terdiri dari 5 lemabar kain putih,
yang terdiri dari:
a. Lembar pertama berfungsi untuk menutupi seluruh badan.
b. Lembar kedua berfungsi sebagai kerudung kepala.
c. Lembar ketiga berfungsi sebagai baju kurung.
d. Lembar keempat berfungsi untuk menutup pinggang hingga kaki.
e. Lembar kelima berfungsi untuk menutup pinggul dan paha.
Adapun tata cara mengkafani mayat perempuan yaitu:
a. Susunlahkainkafan yang sudah dipotong-potong untuk masing-masing
bagian dengan tertib. Kemudian, angkatlah jenazah dalam keadaan
tertutup dengan kain dan letakkan diatas kain kafan sejajar, serta
taburi dengan wangi-wangian atau dengan kapur barus.
b. Tutuplahlubang-lubang yang mungkin masih mengeluarkan kotoran
dengan kapas.
c. Tutupkankainpembungkuspada kedua pahanya.
d. Pakaikansarung.
e. Pakaikanbajukurung.
f. Dandanirambutnyadengantiga dandanan, lalu julurkan kebelakang.
g. Pakaikankerudung.
ix

h. Membungkusdenganlembarkain terakhir dengan cara menemukan


kedua ujung kain kiri dan kanan lalu digulungkan kedalam.
i. Ikatdengantalipengikat yang telah disiapkan.

2.4. Menshalatkan Jenazah

Menurut ijma ulama hukum penyelenggaraan shalat jenazah adalah fardhu


kifayah. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah SAW, yang berbunyi:
) (
Artinya: Shalatilah orang yang meninggal dunia diantara kamu
Orang paling utana untuk melaksanakan shalat jenazah yaitu:
a. Orang yang diwasiatkansi mayat dengan syarat tidak fasik atau tidak ahli
bidah.
b. Ulamaataupemimpinterkemuka ditempat itu.
c. Orang tuasimayat dan seterusnya ke atas.
d. Anak-anaksimayatdan seterusnya ke bawah.
e. Keluargaterdekat.
f. Kaummuslimimseluruhnya.
Rukun shalat jenazah ialah:
a. Berniat menshalatkan jenazah.
b. Takbir empat kali.
c. Berdiri bagi yang kuasa.
Adapun tata cara melakukan shalat jenazah adalah sebagai berikut:
1. Niatshalatjenazah
Niat shalat jenazah dilakukan dalam hati serta ikhlas karena Allah
SWT. Sebelum shalat jenazah dilakukan maka kepada imam dan seluruh
makmum hendaknya berwudhu dan menutup aurat. Untuk menyalatkan
mayat laki-laki imam berdiri sejajar dengan kepala si mayat, sedangkan
untuk mayat perempuan, imam berdiri di tengah-tengah sejajar pusat si
mayat.

Lafal niat shalat jenazah:


a. Untukmayatlaki-laki
/
Sengaja aku berniat shalat atas mayat laki-laki empat takbir fardhu
kifayah menjadi makmun/imam karena Allah taala
x

b. Untukmayatperempuan
/
Sengaja aku berniat shalat atas mayat perempuan empat takbir
fardhu kifayah menjadi makmun/imam karena Allah taala
2. Takbir 4 kali
a. Takbirpertamadimulaidengan mengangkat tangan dan membaca Al-
Fatihah.
Artinya:
1 Denganmenyebutnama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang,
2. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam,
3. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang,
4. Yang menguasai di hari Pembalasan,
5. Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan Hanya kepada Engkaulah
kami meminta pertolongan,
6. Tunjukilah kami jalan yang lurus,
7. (yaitu) jalan orang-orang yang Telah Engkau beri nikmat kepada
mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan)
mereka yang sesat.

b. Takbir kedua dan membaca shalawat




.
Artinya: Ya Allah berikanlah kesejahteraan kepada Muhammad dan
keluarganya, sebagaimana engkau telah memberikan
kesejahteraan kepada Ibrahim dan keluarganya. Berkatilah
Muhammad dan keluarganya, sebagaimana engkau telah
memberkati Ibrahim dan keluarganya, sesungguhnya Engkau
Maha terpuji lagi bijaksana
c. Takbir ketiga dan membaca doa untuk si mayat
) () () () () (
() () ()
() () ()
. () ()
Artinya: Ya Allah, ampunilah dia, kasihilah dia, maafkanlah dia dan
sentosakanlah dia, muliakan tempatnya, lapangkanlah
xi

kuburnya, sucikanlah dia dengan air embun dan es,


sucikanlah dia dari kesalahannya, sebagaimana sucinya kain
putih dari kotoran. Gantikanlah rumahnya dengan rumah
yang lebih baik daripada rumahnya, dan gantikan
keluarganya dengan keluarga yang lebih baik, masukkan ia
kedalam syurga, dan jauhkan ia dari siksa kubur dan siksa
neraka.
d. Takbir keempat lalu diam sejenak dan membaca doa
) () () (
Artinya: Ya Allah janganlah Engkau tahan untuk kami pahalanya
dan janganlah engkau tinggalkan fitnah untuk kami setelah
kepergiannya

2. 5. Menguburkan Jenazah
Disunnahkan membawa jenazah dengan usungan jenazah yang di panggul
di atas pundak dari keempat sudut usungan.

Disunnahkan menyegerakan mengusungnya ke pemakaman tanpa harus


tergesa-gesa. Bagi para pengiring, boleh berjalan di depan jenazah, di
belakangnya, di samping kanan atau kirinya. Semua cara ada tuntunannya
dalam sunnah Nabi.

Para pengiring tidak dibenarkan untuk duduk sebelum jenazah diletakkan,


sebab Rasulullah shallallahu alaihi wassalam telah melarangnya.
xii

Disunnahkan mendalamkan lubang kubur, agar jasad si mayit terjaga dari


jangkauan binatang buas, dan agar baunya tidak merebak keluar.

Lubang kubur yang dilengkapi liang lahad lebih baik daripada syaq. Dalam
masalah ini Rasulullah shallallahu alaihi wassalam bersabda:

Liang lahad itu adalah bagi kita (kaum muslimin), sedangkan syaq bagi selain
kita (non muslim). (HR. Abu Dawud dan dinyatakan shahih oleh Syaikh Al-
Albani dalam Ahkamul Janaaiz hal. 145)

Lahad adalah liang (membentuk huruf U memanjang) yang dibuat khusus di


dasar kubur pada bagian arah kiblat untuk meletakkan jenazah di dalamnya.

Syaq adalah liang yang dibuat khusus di dasar kubur pada bagian tengahnya
(membentuk huruf U memanjang).
xiii

- Jenazahsiapuntuk dikubur. Allahul mustaan.

- Jenazah diangkat di atas tangan untuk diletakkan di dalam kubur.

- Jenazahdimasukkankedalam kubur. Disunnahkan memasukkan jenazah ke


liang lahat dari arah kaki kuburan lalu diturunkan ke dalam liang kubur
secara perlahan. Jika tidak memungkinkan, boleh menurunkannya dari arah
kiblat.

- Petugas yang memasukkanjenazah ke lubang kubur hendaklah


mengucapkan: BISMILLAHI WA ALA MILLATI
RASULILLAHI (Dengan menyebut Asma Allah dan berjalan di atas
millah Rasulullah shallallahu alaihi wassalam). ketika menurunkan
jenazah ke lubang kubur. Demikianlah yang dilakukan Rasulullah
shallallahu alaihi wassalam.
xiv

Disunnahkan membaringkan jenazah dengan bertumpu pada sisi kanan


jasadnya (dalam posisi miring) dan menghadap kiblat sambil dilepas tali-
talinya selain tali kepala dan kedua kaki.

- Tidakperlumeletakkanbantalan dari tanah ataupun batu di bawah kepalanya,


sebab tidak ada dalil shahih yang menyebutkannya. Dan tidak perlu
menyingkap wajahnya, kecuali bila si mayit meninggal dunia saat
mengenakan kain ihram sebagaimana yang telah dijelaskan.

- Setelahjenazahdiletakkan di dalam rongga liang lahad dan tali-tali selain


kepala dan kaki dilepas, maka rongga liang lahad tersebut ditutup dengan
batu bata atau papan kayu/bambu dari atasnya (agak samping).
xv

- Lalusela-selabatubata-batu bata itu ditutup dengan tanah liat agar


menghalangi sesuatu yang masuk sekaligus untuk menguatkannya.

- Disunnahkanbagiparapengiring untuk menabur tiga genggaman tanah ke


dalam liang kubur setelah jenazah diletakkan di dalamnya. Demikianlah
yang dilakukan Rasulullah shallallahu alaihi wassalam. Setelah itu
ditumpahkan (diuruk) tanah ke atas jenazah tersebut.

- Hendaklahmeninggikanmakamkira-kira sejengkal sebagai tanda agar tidak


dilanggar kehormatannya, dibuat gundukan seperti punuk unta, demikianlah
bentuk makam Rasulullah shallallahu alaihi wassalam (HR. Bukhari).

- Kemudianditaburidenganbatu kerikil sebagai tanda sebuah makam dan


diperciki air, berdasarkan tuntunan sunnah Nabi shallallahu alaihi
wassalam (dalam masalah ini terdapat riwayat-riwayat mursal yang shahih,
xvi

silakan lihat Irwaul Ghalil II/206). Lalu diletakkan batu pada makam
bagian kepalanya agar mudah dikenali.

- Haram hukumnyamenyemendan membangun kuburan. Demikian pula


menulisi batu nisan. Dan diharamkan juga duduk di atas kuburan,
menginjaknya serta bersandar padanya. Karena Rasulullah shallallahu
alaihi wassalam telah melarang dari hal tersebut. (HR. Muslim)

- Kemudian pengiring jenazah mendoakan keteguhan bagi si mayit (dalam


menjawab pertanyaan dua malaikat yang disebut dengan fitnah kubur).
Karena ketika itu ruhnya dikembalikan dan ia ditanya di dalam kuburnya.
Maka disunnahkan agar setelah selesai menguburkannya orang-orang itu
berhenti sebentar untuk mendoakan kebaikan bagi si mayit (dan doa ini
tidak dilakukan secara berjamaah, tetapi sendiri-sendiri!). Sesungguhnya
mayit bisa mendapatkan manfaat dari doa mereka.

Wallahualambish-shawab.

Berdasarkan uraian mengenai tata cara pengurusan jenazah dapat diambil


beberapa hikmah, antara lain:
a. Memperolehpahala yang besar.
b. Menunjukkan rasa solidaritas yang tinggi diantara sesame muslim.
c. Membantumeringankanbebankelurga jenazah dan sebagai ungkapan
belasungkawa atas musibah yang dideritanya.
d. Mengingatkandanmenyadarkanmanusia bahwa setiap manusia akan mati
dan masing-masing supaya mempersiapkan bekal untukhidupsetelahmati.
e. Sebagaibuktibahwamanusia adalah makhluk yang paling mulia, sehingga
apabila salah seorang manusia meninggal dihormati dan diurus dengan
sebaik-baiknya menurut aturan Allah SWT dan RasulNya.
17

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sepanjang uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwasanya manusia sebagi
makhluk yang mulia di sisi Allah SWT dan untuk menghormati kemuliannya itu
perlu mendapat perhatian khusus dalam hal penyelenggaraan jenazahnya. Dimana,
penyelengaraan jenazah seorang muslim itu hukumnya adalah fardhu kifayah.
Artinya, kewajiban ini dibebankan kepada seluruh mukallaf di tempat itu, tetapi jika
telah dilakukan oleh sebagian orang maka gugurlah kewajiban seluruh mukallaf.
Adapun 4 perkara yang menjadi kewajiban itu ialah:
a. Memandikan
b. Mengkafani
c. Menshalatkan
d. Menguburkan
Adapunhikmah yang dapat diambil dari tata cara pengurusan jenazah, antara lain:
a. Memperoleh pahala yang besar.
b. Menunjukkan rasa solidaritas yang tinggi diantara sesame muslim.
c. Membantu meringankan beban kelurga jenazah dan sebagai ungkapan
belasungkawa atas musibah yang dideritanya.
d. Mengingatkan dan menyadarkan manusia bahwa setiap manusia akan mati dan
masing-masing supaya mempersiapkan bekal untuk hidup setelah mati.
e. Sebagai bukti bahwa manusia adalah makhluk yang paling mulia, sehingga
apabila salah seorang manusia meninggal dihormati dan diurus dengan sebaik-
baiknya menurut aturan Allah SWT danRasulNya.

3.2 SARAN
Dengan adanya pembahasan tentang tata cara pengurusan jenazah ini,
pemakalah berharap kepada kita semua agar selalu ingat akan kematian dan
mempersiapkan diri untuk menyambut kematian itu. Selain itu, pemakalah juga
berharap agar pembahasan ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita.
18

DAFTAR PUSTAKA

M. Nashiruddin Al-Albani. 1999. TuntunanLengkapMengurusJenazah. Jakarta:


GemaInsani
Abd. GhoniAsyukur. 1989. Shalat Dan MerawatJenazah. Bandung: Sayyidah
ChristriyatiAriani. 2002. MotivasiPeziarah. Yogyakarta: Putra Widya.
Syamsuri. 2007.Pendidikan Agama Islam untukKelas XI .Jakarta :Erlangga
http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5070080328265217955#_ftn2
Abdul Karim. 2004. Petunjuk Merawat Jenazah Dan Shalat Jenazah.Jakarta: Amzah
M. Rizal Qasim. 2000. Pengamalan Fikih I. Jakarta: TigaSerangkai

Anda mungkin juga menyukai