Mengkafani Jenazah/Mayit
DOSEN PENGAMPU: Drs.Zahiruddin,MA.
Disusun Oleh:
Cintia
NIM: P07524419011
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“Mengkafani Jenazah”.
Tidak lupa saya ucapkan terimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah
Pendidikan Agama Islam dan teman-teman yang telah mendukung saya dalam
menyelesaikan pembuatan makalah ini. Saya menyadari bahwa dalam penulisan
makalah ini masih banyak kekurangan, baik dalam penulisan maupun dalam
penyajiannya. Sebagai penulis saya juga mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun. Bila ada kesalahan dalam penulisan makalah ini saya mohon
maaf yang sebesar-besarnya. Dan saya berharap semoga makalah ini dapat
berguna bagi kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang .............................................................................................................. 1
1.2 TujuanMakalah ............................................................................................................ 1
BAII PEMBAHASAN
2.1 Pengertian mengkafani jenazah…………………………............................................ 2
2.2 Hukum mengkafani jenazah…………………………………………………………. 2
2.3 Kriteria kain kafan………………………………………………………………….... 3
2.4 Tata cara mengkafani jenazah laki-laki………………………………………….…... 5
2.5 Tata cara mengkafani jenazah wanita………………………………………………... 8
Hukum mengkafani jenazah atau mayit ialah fardlu kifayah. Mengkafani mayit berarti
membungkus mayit dengan selembar kain yang biasanya berwarna putih, setelah
mayit selesai dimandikan dan sebelum dishalatkan serta dikubur. Berdasarkan
hadits dari Abdullah bin Abbas radhiallahu’anhu tentang orang yang meninggal
karena jatuh dari untanya, di dalam hadits tersebut Rasulullah Shallallahu’alaihi
Wasallam bersabda:
وك َِفنُوهُ في ث َ ْوبَ ْي ِن، سد ٍْر
ِ بماء و
ٍ ِ ا ْغ
ُسلوه
“Mandikanlah ia dengan air dan daun bidara. Dan kafanilah dia dengan dua lapis
kain” (HR. Bukhari no. 1849, Muslim no. 1206).
Mengkafani mayit sebenarnya sudah cukup dengan satu lembar kain saja yang
dapat menutup seluruh tubuh si mayit. Namun kalau memungkinkan, hendaknya
mengkafani dilakukan dengan sebaik-baiknya. Karena itu dalam mengkafani mayit
sebaiknya mengikuti petunjuk yang diberikan oleh Rasulullah SAW. sebagai berikut:
1.Kafanilah mayat dengan sebaik-baiknya. Rasulullah SAW. bersabda: “Apabila
salah seorang dari kamu mengkafani saudaranya, maka hendaklah ia
mengkafaninya dengan baik” (HR. Ahmad, Muslim, dan Abu Daud dari Jabir).
2.Pakailah kain kafan yang berwarna putih.
3.Kafanilah mayat laki-laki dengan tiga lapis dan mayat perempuan dengan lima
lapis. Lima lapis ini terdiri dari sarung, baju kurung, kerudung, lalu pembungkus dan
kemudian dibungkus satu lapis lagi.
4. Lulurlah mayat dengan semacam cendana, yaitu wangi-wangian yang biasa untuk
mayat, kecuali orang yang meninggal dalam keadaan ihram, Karena
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
1. Kain kafan untuk mengkafani mayit lebih utama diambilkan dari harta mayit.
Dan semua biaya pengurusan jenazah lebih didahulukan untuk diambil dari
harta mayit, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
َوك َِفنُ ْوهُ فِي ث َ ْوبَ ْي ِه
“Kafanilah dia dengan dua bajunya”. Artinya, dari kain yang diambil dari hartanya.
إال أن في إسناده، وقد جاء في جعل كفن المرأة خمسة أثواب حديث مرفوع
إن المرأة تكفن فيما: ولهذا قال بعض العلماء، ً نظرا ً ؛ ألن فيه راويا ً مجهوال
في ثالثة أثواب يلف بعضها على بعض: أي، يكفن به الرجل
“Dalam hal ini telah ada hadits marfu’ (kafan seorang wanita adalah lima helai
kain). Akan tetapi, di dalamnya ada seorang rawi yang majhul (tidak dikenal). Oleh
karena itu, sebagian ulama berkata: “Seorang wanita dikafani seperti seorang
lelaki. Yaitu tiga helai kain, satu kain diikatkan di atas yang lain.” (Asy Syarhul
Mumti’, 5/393).
Tidak ada ketentuan jenis bahan tertentu untuk kain kafan. Yang jelas kain
tersebut harus bisa menutupi mayit dengan bagus dan tidak tipis sehingga
menampakkan kulitnya.
a).Kain kafan di letakkan pada urutan yang paling bawah yang telah di taburi dengan
wangi-wangian seperti kapur barus.Dibawah kain kafan di letakkan tiga/lima buah
tali yang diambil dari pinggiran kain kafan .Cara meletakkan nya,satu helai di ujung
kepala,satu helai di pinggang dan satu helai di ujung kaki.Kedua tangan nya di
letakan di dadanya seperti ketika melaksanakan shalat.
6.Setelah tutup kepala,baju (bagi wanita) dan kain kapas di pakaikan,maka kain
kafan di gulung dengan cara memepertemukan ujung kaki sebelah kanan dan kiri
satu-persatu,sejak dari leher sampai ke kakikemudian di ikat dengan talt yang telah
diletakkan terlebih dahulu di bawah bagian kafan yaitu di ujung sebelah kaki dan
pinggang,sedangkan yang sebelah atas masih terbuka sambil menanti kerabatnya
ziarah terakhir.setelah kerabat dan keluarga nya selesai berziarah maka di
sempurnakan gulungan nya. Kemudian di ikat di ujung sebelah atas.Dan
pertemuan ikatan itu sebaiknya di buat sebelah kiri jenazah.
3.Letakkan kedua tangan sejajar dengan sisi tubuh.Lalu ikatlah kain penutup
sebagaimana memopok bayi dimulai dari sebelah kanan dan ikatlah dengan baik.
B.Cara Membalut Kain Kafan
2.Demikian lakukan dengan lembaran kain kafan yang kedua dan yang ketiga.
C.Cara mengikat tali pengikat
1.Mulailah dengan mengikat talibagian atas kepala mayit dan sisa kain bagian
atas yang lebih itu dilihat kewajahnya lalu diikat dengan sisa tali itu sendiri.
2.Kemudian ikatlah tali bagian bawah kaki dan sisa kain kafanbagian baih yang
lebih itu dilipat kekakinya lalu diikat dengan sisa tali itu sendiri.
3.Setelah itu iktalah kelima tali yang lain dengan jarak yang sama rata.Perlu
diperhatikan,mengikat tali tersebut jangan terlalu kencang dan usahakan
ikatannya terletak disisi sebelah kiri tubuh,agar mudah di buka ketika jenazah
dibaringkan kesisi sebelah kanan dalam kubur.
Jenazah wanita di balut dengan lima helai kain kafan. Terdiri dari : Dua helai
kain,sebuah baju kurung dan selembar sarung beserta kerudungnya.Jika ukuran
lebar tubuhnya 50 cm dan tingginya 150 cm.Maka lebar kain kafan nya 150 cm
dan panjang nya 150 cm di tambah 50 cm.Adapun panjang tali pengikatnya
adalah 150 cm,di sediakan sebanyak tujuh utas tali,kemudian di pintal dan
diletakkan sama rata di ats usungan jenazah.Kemudian dua kain kafan tersebut
diletakkan sama rata di atas tali tersebut dengan menyisakan lebih panjang di
atas kepala.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Jadi,tata cara mengkafani jenazah harus dilakukan dengan benar dan tepat sesuai
anjuran dan syari’at agama islam. Mengkafani jenazah hukum nya fardhu kifayah.
Dari penjelasan di atas berbeda dengan anak yang masih berusia dibawah tujuh
tahun baik untuk laki-laki maupun perempuan.
1.Cara mengkafani anak laki-laki yang berusia di bawah tujuh tahun adalah
membalutnya dengan sepotong baju yang dapat menutup seluruh tubuhnya atau
membalutnya dengan tiga helai.
2.cara mengkafani anak perempuan yang berusia di bawah tujuh tahun adalah
dengan membalutnya dengan sepotong baju kurung dan dua helai kain.
3.2.Saran
Makalah yang saya buat belum sempurna sesuai yang diharapkan. Masih terdapat
banyak kekurangan maupun kesalahan. Karena,saya hanya manusia biasa yang
tidak luput dari khilaf/kesalahan,kelebihan itu hanya milik Allah subhanahu wa ta’ala
semata. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak atau
pembaca demi perbaikan di masa mendatang.