Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

Mengkafani jenazah
Disusun untuk memenuhi tugas

Mata kuliah: Al islam dan kemuhammadiyaan

Dosen pengampu: Sayid Habiburrahman,S.Pd.,M.Pd

OLEH

Farhany Aura Ifafah

KELAS B
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Pendidikan Agama Islam yang berjudul “Tata
Cara Mengkafani Jenazah” . Tidak lupa saya ucapkan kepada Bapak guru Pendidikan Agama Islam dan
teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, baik dalam penulisan
maupun dalam penyajiannya.

Sebagai penulis kami juga mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun. Bila ada kesalahan
dalam penulisan makalah ini, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Dan kami berharap semoga
makalah ini berguna bagi semua orang yang memerlukan materi ini dan sebagai bahan pelajaran

Wassalamualaikum wr.wb
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................... i

KATA PENGANTAR..................................................................................... ii

DAFTAR ISI................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1

A. Latar Belakang..................................................................................... 1

B. Tujuan................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN................................................................................ 2

1.Pengertian Mengkafani Jenazah.............................................................. 2

1.1. Pengertian Perawatan Jenazah....................................................... 2

2.Tata cara mengkafani jenazah.................................................................. 3

1.2.Tata Cara Mengkafani Jenazah Laki-laki....................................... 3

1.3.Tata cara Mengkafan Jenazah Perempuan...................................... 5

BAB III PENUTUP......................................................................................... 7

A. Kesimpulan........................................................................................... 7

B. Saran..................................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 8
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hal yang menyebabkan Mengkafani Jenazah menjadi bidang kajian Agama yang penting tidak lain
karena Perawatan jenazah adalah pengurusan jenazah seorang muslim/muslimat dengan cara
memandikan, mengkafani, menyalatkan dan menguburannya. Hukum melaksanakan pengurusan
jenazah seorang muslim/muslimat dengan cara-cara tersebut adalah fardu kifayah bagi orang-orang
islam yang masih hidup. Artinya, berdosa jika tidak ada seorangpun yang mengerjakannya.

Karena itu setiap muslim/muslimat hendaknya mempelajari serta memahami tata cara pengurusan
jenazah dengan sebaik-baiknya.

B. Tujuan

1. Dapat mengetahui tata cara dalam perawatan jenazah


2. Dapat mengetahui tata cara mengkafani jenazah
3. Dapat mengetahui perbedaan tata cara mengkafani jenazah laki-laki dan wanita
4. Dapat mengetahui tata cara mengkafani jenazah dengan benar
5. Dapat mengetahui Hal-Hal yang Perlu Dilakukan
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Mengkafani Jenazah

Mengkafani jenazah maksudnya membungkus jenazah dengan kain kafan. Hukum mengkafani jenazah
ialah fardu kifayah bagi orang-orang islam yang masih hidup. Kain kafan diperoleh dengan cara yang
halal, yakni diambilkan dari harta peninggalan jenazah, jika ia meninggalkan harta.

Kalau jenazah tidak meninggalkan harta, maka yang wajib menyediakan kain kafan adalah keluarga
terdekatnya (orang yang wajib memberi nafkah jenazah dimasa hidupnya). Kalau keluarga terdekatnya
tidak ada/tidak mampu, maka untuk membeli kain kafan itu diambilkan dari baitul mal. Jika baitul mal
tidak ada, yang wajib menyediakan kain kafan itu adalah orang Islam yang mampu.

Kain kafan hendaknya kain yang bersih, berwarna putih dan sederhana yakni tidak mahal harganya dan
tidak pula terlalu murah. Dalam hal ini Rasulullah SAW bersabda:

ِ َ‫ْالبِسُوْ ا ِم ْن ثِيَابِ ُك ُم ْالبَي‬


)‫اض فَاِنَّهَا َخ ْي ُر ثِيَابِ ُك ْم َو َكفِّنُوْ ا فِ ْيهَا َموْ تَا ُك ْم (رواه الترمذي‬

Artinya: “Berpakaianlah kamu dengan pakaianmu yang berwarna putih, karena pakaian putih itu
merupakan pakaian terbaikmu, dan kafanilah mayat kamu dengan kain putih itu.” (HR. Tirmizi)

Juga Rasulullah SAW bersabda,

“janganlah kamu berlebih-lebihan memilih kain yang mahal-mahal untuk kafan, karena sesungguhnya
kain kafan itu akan segera hancur,” (HR. Abu Daud)
1.1 Pengertian Perawatan Jenazah

Perawatan jenazah adalah pengurusan jenazah seorang muslim/muslimat dengan cara memandikan,
mengkafani, menyalatkan dan menguburannya. Hukum melaksanakan pengurusan jenazah seorang
muslim/muslimat dengan cara-cara tersebut adalah fardu kifayah bagi orang-orang islam yang masih
hidup. Artinya, berdosa jika tidak ada seorangpun yang mengerjakannya.

Karena itu setiap muslim/muslimat hendaknya mempelajari serta memahami tata cara pengurusan
jenazah dengan sebaik-baiknya.

2. TATA CARA MENGKAFANI JENAZAH

a. Ukuran kain kafan yang digunakan.

Ukurlah lebar tubuh jenazah. Jika lebar tubuhnya 30 cm, maka lebar kain kafan yang disediakan adalah
90 cm. 1 : 3.

b. Ukurlah tinggi tubuh jenazah.

1. Jika tinggi tubuhnya 180 cm, maka panjang kain kafannya ditambah 60 cm.

2. Jika tinggi tubuhnya 150 cm, maka panjang kain kafannya ditambah 50 cm.

3. Jika tinggi tubuhnya 120 cm, maka panjang kain kafannya ditambah 40 cm.

4. Jika tinggi tubuhnya 90 cm, maka panjang kain kafannya ditambah 30 cm.

5. Tambahan panjang kain kafan dimaksudkan agar mudah mengikat bagian atas kepalanya dan bagian
bawahnya.

2.1 Tata cara mengkafani jenazah laki-laki

1. Jenazah laki-laki.

Jenazah laki-laki dibalut dengan tiga lapis kain kafan. Berdasar dengan hadits.

“Rosululloh Shollallohu ‘Alaihi Wasallam dikafani dengan 3 helai kain sahuliyah yang putih bersih dari
kapas, tanpa ada baju dan serban padanya, beliau dibalut dengan 3 kain tersebut.

a. Cara mempersiapkan tali pengikat kain kafan.

1. Panjang tali pengikat disesuaikan dengan lebar tubuh dan ukuran kain kafan. Misalnya lebarnya 60 cm
maka panjangnya 180 cm.
2. Persiapkan sebanyak 7 tali pengikat. ( jumlah tali usahakan ganjil). Kemudian dipintal dan diletakkan
dengan jarak yang sama diatas usungan jenazah.

b. Cara mempersiapkan kain kafan.

1. helai kain diletakkan sama rata diatas tali pengikat yang sudah lebih dahulu , diletakkan diatas
usungan jenazah, dengan menyisakan lebih panjang di bagian kepala.

c. Cara mempersiapkan kain penutup aurat.

1. Sediakan kain dengan panjang 100 cm dan lebar 25 cm ( untuk mayyit yang berukuran lebar 60 cm
dan tinggi 180 cm), potonglah dari atas dan dari bawah sehingga bentuknya seperti popok bayi.

2. Kemudian letakkan diatas ketiga helai kain kafan tepat dibawah tempat duduk mayyit, letakkan pula
potongan kapas diatasnya.

3. Lalu bubuhilah wewangian dan kapur barus diatas kain penutup aurat dan kain kafan yang langsung
melekat pada tubuh mayyit.

d. Cara memakaikan kain penutup auratnya.

1. Pindahkan jenazah kemudian bubuhi tubuh mayyit dengan wewangian atau sejenisnya. Bubuhi
anggota-anggota sujud.

2. Sediakan kapas yang diberi wewangian dan letakkan di lipatan-lipatan tubuh seperti ketiak dan yang
lainnya.

3. Letakkan kedua tangan sejajar dengan sisi tubuh, lalu ikatlah kain penutup sebagaimana memopok
bayi dimulai dari sebelah kanan dan ikatlah dengan baik.

e. Cara membalut kain kafan :

1. Mulailah dengan melipat lembaran pertama kain kafan sebelah kanan, balutlah dari kepala sampai
kaki .

2. Demikian lakukan denngan lembaran kain kafan yang kedua dan yang ketiga.

f. Cara mengikat tali-tali pengikat.

1. Mulailah dengan mengikat tali bagian atas kepala mayyit dan sisa kain bagian atas yang lebih itu
dilipat kewajahnya lalu diikat dengan sisa tali itu sendiri.
2. Kemudian ikatlah tali bagian bawah kaki dan sisa kain kafan bagian bawah yang lebih itu dilipat
kekakinya lalu diikat dengan sisa tali itu sendiri.

3. Setelah itu ikatlah kelima tali yang lain dengan jarak yang sama rata. Perlu diperhatikan, mengikat tali
tersebut jangan terlalu kencang dan usahakan ikatannya terletak disisi sebelah kiri tubuh, agar mudah
dibuka ketika jenazah dibaringkan kesisi sebelah kanan dalam kubur.

2.2 Tata Cara Mengkafani jenazah wanita.

Jenazan wanita dibalut dengan lima helai kain kafan. Terdiri atas : Dua helai kain, sebuah baju kurung
dan selembar sarung beserta kerudungnya. Jika ukuran lebar tubuhnya 50 cm dan tingginya 150 cm,
maka lebar kain kafannya 150 cm dan panjangnya 150 ditambah 50 cm.

Adapun panjang tali pengikatnya adalah 150 cm, disediakan sebanyak tujuh utas tali, kemudian dipintal
dan diletakkan sama rata di atas usungan jenazah. Kemudian dua kain kafan tersebut diletakkan sama
rata diatas tali tersebut dengan menyisakan lebih panjang dibagian kepala.

a. Cara mempersiapkan baju kurungnya.

1. Ukurlah mulai dari pundak sampai kebetisnya, lalu ukuran tersebut dikalikan dua, kemudian
persiapkanlah kain baju kurungnya sesuai dengan ukuran tersebut.

2. Lalu buatlah potongan kerah tepat ditengah-tengah kain itu agar mudah dimasuki kepalanya.

3. Setelah dilipat dua, biarkanlah lembaran baju kurung bagian bawah terbentang, dan lipatlah lebih
dulu lembaran atasnya (sebelum dikenakan pada mayyit, dan letakkan baju kurung ini di atas kedua
helai kain kafannya) lebar baju kurung tersebut 90 cm.

b. Cara mempersiapkan kain sarung.

Ukuran kain sarung adalah : lebar 90 cm dan panjang 150 cm. Kemudian kain sarung tersebut
dibentangkan diatas bagian atas baju kurungnya.

c. Cara mempersiapkan kerudung.

Ukuran kerudungnya adalah 90 cm x90 cm. Kemudian kerudung tersebut dibentangkan diatas bagian
atas baju kurung.

d. Cara mempersiapkan kain penutup aurat.

1. Sediakan kain dengan panjang 90 cm dan lebar 25 cm.

2. Potonglah dari atas dan dari bawah seperti popok.

3. Kemudian letakkanlah diatas kain sarungnya tepat dibawah tempat duduknya, letakkan juga
potongan kapas diatasnya.
4. Lalu bubuhilah wewangian dan kapur barus diatas kain penutup aurat dan kain sarung serta baju
kurungnya.

e. Cara melipat kain kafan.

Sama seperti membungkus mayat laki-laki.

f. Cara mengikat tali.

Sama sepert membungkus mayat laki-laki.


BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN

Jadi , Tata cara mengkafani jenazah harus dilakukan dengan benar dan tepat sesuai anjuran agama
islam.dari penjelasan diatas berbeda dengan anak yang masih berusia dibawah tujuh tahun baik untuk
laki-laki maupun perempuan.

1. Cara mengkafani anak laki-laki yang berusia dibawah tujuh tahun adalah membalutnya dengan
sepotong baju yang dapat menutup seluruh tubuhnya atau membalutnya dengan tiga helai kain.

2. Cara mengkafani anak perempuan yang berusia dibawah tujuh tahun adalah dengan membalutnya
dengan sepotong baju kurung dan dua helai kain.

B. Saran

Makalah yang kami buat belum sempurna sesuai yang diharapkan. Masih terdapat banyak kekurangan
maupun kesalahan. Karena, kami hanya manusia biasa yang tidak luput dari khilaf / kesalahan, kelebihan
itu hanya milik Allah SWT semata.

Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak atau pembaca demi perbaikan di masa
mendatang
DAFTAR PUSTAKA

“http://www.lebaran.com/khazanah/item/474-ziarah-kubur-serta-hukumnya-bagi-yang-
melakukan.html”

“http://yahdianiahmad.blogspot.com/2012/02/memahami-ketentuan-hukum-islam-tentang.html”

Syamsuri. 2006. PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SMA JILID 2 Untuk Kelas XI. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai