Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

FIQH I (IBADAH)

SHALAT FARDHU : SYARAT DAN RUKUN SHALAT, HAL-


HAL YANG MEMBATALKAN SHALAT, SERTA
KEUTAMAAN SHALAT DAN HIKMAHNYA

Dosen Pengampu : Drs. H. Muhammad Rafiq, M. Ag.

Disusun Oleh : Kelompok 01

1. SITI KHOLIZA NIM : 201220071


2. NURUL MAULINA NIM : 201220074
3. SRI WAHYUNI NIM : 201220087
4. MUHAMMAD SALMAN ALFARISI NIM : 201220088
5. SILVIANA NUR AZIZAH NIM : 201220091
6. YUSUF EFENDI NIM : 201220094
Kelas : PAI 2-C

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA


SAIFUDDIN

JAMBI

2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan
segala rahmat, hidayah, dan karunia-Nya kepada kita semua. Shalawat dan salam
semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat,
dan umatnya yang selalu istiqomah hingga akhir zaman.

Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas dalam mata kuliah Fiqh I
(Ibadah). Makalah ini akan membahas tentang salah satu ibadah utama dalam
Islam, yaitu shalat fardhu. Shalat fardhu merupakan salah satu rukun Islam yang
harus dilaksanakan oleh setiap umat muslim yang sudah baligh dan mampu.
Dalam pembahasan ini, kami akan membahas tentang syarat-syarat dan rukun-
rukun shalat serta hal-hal yang membatalkan shalat. Selain itu, kami juga akan
membahas tentang keutamaan shalat dan hikmah-hikmah yang terkandung di
dalamnya.

Kami menyadari bahwa makalah ini tidak sempurna, namun kami telah
berusaha semaksimal mungkin untuk menyajikan informasi yang lebih akurat dan
relevan. Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah
Fiqh I (ibadah), bapak Drs. H. Muhammad Rafiq, M. Ag. yang telah memberikan
tugas ini dan memberikan bimbingan serta masukan selama proses pembuatan
makalah ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam proses penyelesaian makalah ini. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi pembaca dan penelitian Fiqh I (ibadah) pada umumnya.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Jambi, 14 April 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah....................................................................................... 2

1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 3

2.1 Pengertian Shalat Fardhu .......................................................................... 3

2.2 Syarat-Syarat Sah Shalat Fardhu ............................................................. 3

2.3 Rukun-Rukun Shalat .................................................................................. 7

2.4 Hal-Hal yang membatalkan Shalat ........................................................... 8

2.5 Keutamaan Shalat Fardhu ......................................................................... 9

2.6 Hikmah terkandung dalam Shalat Fardhu ............................................ 10

BAB III PENUTUP ............................................................................................ 12

3.1 Kesimpulan ................................................................................................ 12

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Shalat fardhu merupakan salah satu ibadah utama dalam agama Islam yang
harus dilaksanakan oleh setiap muslim yang sudah baligh dan mampu. Namun,
masih banyak di antara kita yang belum memahami secara utuh mengenai syarat-
syarat dan rukun-rukun shalat, serta hal-hal yang dapat membatalkan shalat.
Selain itu, banyak juga yang kurang memahami keutamaan shalat dan hikmah-
hikmah yang terkandung di dalamnya.

Oleh karena itu, penulis ingin memaparkan secara jelas dan terperinci
tentang shalat fardhu, mulai dari pengertian, keutamaan, syarat dan rukun, hal-hal
yang dapat membatalkan, hingga keutamaan dan hikmahnya. Diharapkan melalui
penulisan makalah ini, pembaca dapat memahami lebih dalam tentang shalat
fardhu dan dapat melaksanakannya dengan baik dan benar dan sesuai dengan
tuntunan agama Islam.

Selain itu, penulisan makalah ini juga dilatarbelakangi oleh pentingnya


pemahaman terhadap shalat fardhu sebagai ibadah yang sangat penting dalam
kehidupan seorang muslim. Dalam kehidupan sehari-hari, seringkali kita sibuk
dengan segala urusan dunia yang membuat kita lupa akan kepentingan shalat
fardhu. Dalam konteks ini, penulisan makalah ini diharapkan dapat
membangkitkan kesadaran dan semangat kita dalam menjalankan shalat fardhu
dengan baik dan khusyuk.

1
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah
sebagai berikut :

1. Apa pengertian shalat fardhu dan mengapa shalat fardhu begitu penting dalam
agama Islam?
2. Apa saja syarat-syarat dan rukun-rukun shalat yang harus dipenuhi agar shalat
fardhu dianggap sah?
3. Apa saja hal-hal yang dapat membatalkan shalat fardhu dan bagaimana cara
mengatasi hal tersebut?
4. Apa saja keutamaan shalat fardhu dan hikmah-hikmah yang terkandung di
dalamnya?

Dengan menguraikan masalah tersebut, diharapkan dapat memberikan


pemahaman yang lebih baik tentang shalat fardhu dan memberikan manfaat bagi
pembaca untuk meningkatkan kualitas ibadah shalat fardhu mereka.

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Menjelaskan secara jelas dan terperinci tentang shalat fardhu, termasuk


pengertian, syarat-syarat, rukun-rukun, serta hal-hal yang dapat membatalkan
shalat fardhu.
2. Menjelaskan keutamaan shalat fardhu dan hikmah-hikmah yang terkandung di
dalamnya sehingga dapat memotivasi pembaca untuk menjalankan shalat
fardhu dengan lebih baik dan khusyuk.
3. Memberikan pemahaman yang lebih baik tentang tata cara melaksanakan
shalat fardhu dengan baik dan benar sesuai dengan tuntunan agama Islam.
4. Membangkitkan kesadaran dan semangat pembaca untuk lebih
memprioritaskan shalat fardhu dalam kehidupan sehari-hari dan menghindari
hal-hal yang dapat membatalkan shalat fardhu.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Shalat Fardhu
Shalat fardhu adalah salah satu dari 5 rukun Islam yang wajib
dilaksanakan oleh setiap muslim yang sudah baligh (dewasa) dan berakal. Shalat
fardhu harus dilakukan lima kali sehari pada waktu yang telah ditentukan, yaitu
shubuh, dzuhur, ashar, maghrib, dan isya. Shalat fardhu memiliki banyak manfaat,
antara lain sebagai sarana beribadah kepada Allah SWT, meningkatkan ketaqwaan
dan keimanan seseorang kepada Allah SWT, serta menjaga kesehatan fisik dan
mental. Selain itu, shalat fardhu juga membantu seseorang untuk selalu ingat
kepada Allah SWT dan menjadikan seseorang lebih sabar dan tenang dalam
menghadapi berbagai masalah dan ujian dalam hidup.

2.2 Syarat-Syarat Sah Shalat Fardhu


Berikut adalah syarat-syarat sah dalam melaksanakan shalat fardhu:

1. Suci dari Hadats Besar dan Kecil


Hadats adalah keadaan yang membutuhkan seseorang untuk bersuci sebelum
melaksanakan shalat atau ibadah lainnya. Hadats dibagi menjadi dua jenis
yaitu hadats besar dan hadats kecil.
Hadats besar disebut juga dengan janabah, yaitu keadaan setelah seseorang
berhubungan suami istri atau mimpi basah. Seseorang yang mengalami
janabah harus mandi besar atau mandi junub sebelum melaksanakan shalat
fardhu.
Hadats kecil adalah keadaan yang terjadi karena keluarnya sesuatu dari badan
seperti kencing, buang air besar, muntah, atau keluarnya air mani tanpa
berhubungan suami istri. Seseorang yang mengalami hadats kecil harus
berwudhu sebelum melaksanakan shalat fardhu. Ketika seseorang sedang
dalam keadaan hadats besar atau kecil, maka ia dianggap tidak suci dan tidak
bisa melaksanakan shalat atau ibadah lainnya. Oleh karena itu, seseorang
harus bersuci terlebih dahulu sebelum melaksanakan shalat fardhu atau ibadah
lainnya.

3
2. Suci Pakaian, Badan, dan Tempat dari Najis
Dalam Islam, suci pakaian, badan, dan tempat dari najis merupakan syarat
penting dalam melakukan ibadah, termasuk shalat fardhu. Najis adalah segala
sesuatu yang tidak suci dan harus dihindari agar tidak merusak kebersihan dan
kesehatan. Suci pakaian, badan, dan tempat dari najis berarti bahwa semua
yang digunakan dalam ibadah harus bersih dan suci dari najis seperti kotoran
manusia, hewan, atau benda lainnya. Berikut ini adalah penjelasan lebih detail
mengenai masing-masing syarat suci pakaian, badan, dan tempat dari najis:
 Suci Pakaian
Pakaian yang digunakan saat melakukan ibadah, termasuk shalat
fardhu, harus bersih dan suci dari najis. Jika pakaian terkena najis,
maka harus dicuci atau dibersihkan sebelum digunakan kembali dalam
ibadah.
 Suci Badan
Suci badan artinya seseorang harus mandi atau berwudhu sebelum
melakukan ibadah. Mandi atau berwudhu bertujuan untuk
membersihkan diri dari najis dan menjaga kebersihan. Jika seseorang
dalam keadaan najis, maka ia harus mandi atau berwudhu terlebih
dahulu sebelum melaksanakan shalat fardhu atau ibadah lainnya.
 Suci Tempat
Suci tempat artinya tempat yang digunakan untuk melakukan ibadah
harus bersih dan suci dari najis. Jika tempat terkena najis, maka harus
dibersihkan terlebih dahulu sebelum digunakan untuk melakukan
ibadah. Tempat yang digunakan untuk shalat fardhu harus dijaga
kebersihannya agar tidak mengganggu konsentrasi dan khusyuk dalam
beribadah.

Dalam Islam, menjaga kebersihan dan kebersihan lingkungan sekitar sangat


ditekankan dan dianggap penting. Oleh karena itu, suci pakaian, badan, dan
tempat dari najis harus diperhatikan agar ibadah yang dilakukan dapat diterima
oleh Allah SWT.

4
3. Menutup Aurat
Menutup aurat merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi dalam
melaksanakan shalat fardhu. Aurat adalah bagian tubuh yang harus ditutupi
dari padangan orang lain, terutama lawan jenis. Bagian tubuh aurat bagi laki-
laki dan permpuan berbeda-beda.
 Aurat Laki-laki
Aurat laki-laki adalah bagian tubuh dari pusar hingga lutut. Oleh
karena itu, laki-laki harus menutupi bagian tersebut dengan pakaian
longgar dan tidak ketat.
 Aurat Perempuan
Aurat perempuan lebih luas dibandingkan aurat laki-laki. Aurat
perempuan adalah seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan.
Perempuan harus menutupi seluruh tubuhnya termasuk rambut, leher,
dengan pakaian yang longgar dan tidak ketat.

Menutup aurat dalam shalat fardhu sangat penting karena sebagai bentuk
penghormatan dan pengakuan atas kehormatan diri sendiri dan orang lain.
Dalam Islam, menjaga kehormatan dan privasi diri serta menjaga tata cara
berpakaian adalah hal yang sangat ditekankan dan dianggap penting. Oleh
karena itu, menutup aurat saat melaksanakan shalat fardhu harus diutamakan.

4. Menghadap Kiblat
Menghadap kiblat adalah syarat penting dalam melaksanakan shalat
fardhu. Kiblat merupakan arah yang harus dihadapi oleh seorang muslim saat
melaksanakan shalat fardhu. Arah kiblat adalah Ka'bah yang berada di
Masjidil Haram, Makkah. Menghadap kiblat dalam shalat fardhu dilakukan
sebagai bentuk penghormatan dan pengakuan atas kebesaran Allah SWT.
Selain itu, menghadap kiblat juga menunjukkan kesatuan dan kebersamaan
umat muslim dalam melaksanakan ibadah.
Berikut ini adalah cara untuk menentukan arah kiblat:
 Gunakan kompas atau aplikasi kiblat pada smartphone.
 Cari arah kiblat menggunakan bantuan matahari. Pada siang hari, arah
kiblat dapat diketahui dengan melihat posisi matahari. Pada waktu

5
matahari tepat berada di atas Ka'bah, itu adalah waktu zuhur. Pada
waktu matahari mulai terbenam, itu adalah waktu maghrib.
 Jika tidak ada kompas atau smartphone, tanyakan kepada orang yang
sudah mengetahui arah kiblat di daerah tersebut.
Menghadap kiblat dalam shalat fardhu merupakan bentuk penghormatan
dan pengakuan atas kebesaran Allah SWT. Oleh karena itu, menghadap kiblat
harus dilakukan dengan sungguh-sungguh dan diutamakan dalam
melaksanakan shalat fardhu.
5. Masuk waktu Sholat
Salah satu syarat dalam melaksanakan shalat fardhu adalah masuk waktu
shalat. Waktu shalat adalah waktu yang telah ditentukan oleh agama Islam
untuk melaksanakan shalat fardhu. Waktu shalat dibagi menjadi lima, yaitu:
 Shalat Fajr: waktu shalat dimulai dari terbitnya fajar hingga sebelum
terbit matahari.
 Shalat Dhuhr: waktu shalat dimulai setelah matahari berada di atas
kepala dan berakhir sebelum masuk waktu ashar.
 Shalat Ashar: waktu shalat dimulai setelah shalat dhuhr dan berakhir
sebelum matahari terbenam.
 Shalat Maghrib: waktu shalat dimulai setelah matahari terbenam dan
berakhir sebelum terbenamnya fajar.
 Shalat Isya: waktu shalat dimulai setelah terbenamnya matahari dan
berakhir sebelum terbit fajar.
Waktu shalat dapat diketahui dengan melihat jadwal shalat yang biasanya
tersedia di masjid atau dengan menggunakan aplikasi yang tersedia di
smartphone. Sebagai seorang muslim, kita diwajibkan untuk melaksanakan
shalat fardhu pada waktunya. Oleh karena itu, sangat penting untuk
memperhatikan waktu shalat dan melaksanakan shalat fardhu sesuai dengan
jadwal yang telah ditentukan.

6
2.3 Rukun-Rukun Shalat
Berikut ini adalah rukun-rukun shalat sebagai berikut :

 Niat
Niat shalat adalah keinginan dalam hati untuk melaksanakan shalat yang
ditujukan hanya kepada Allah SWT. Niat harus dilakukan sebelum
takbiratul ihram dan tidak perlu diucapkan dengan suara.
 Takbiratul Ihram
Takbiratul ihram adalah ucapan “Allahu Akbar” yang dilakukan ketika
memulai shalat fardhu. Takbiratul ihram menandakan bahwa shalat yang
dilakukan adalah untuk Allah SWT semata.
 Berdiri untuk shalat
Berdiri untuk shalat adalah rukun shalat fardhu yang wajib dilakukan,
kecuali bagi yang memiliki keterbatasan fisik. Saat berdiri, kedua kaki
harus tegak dan rapat, serta tangan di letakkan di atas dada atau di samping
tubuh.
 Membaca Al-Fatihah
Membaca Al-Fatihah adalah rukun shalat fardhu yang wajib dilakukan.
Al-Fatihah merupakan surat yang wajib dibaca dalam setiap rakaat shalat
fardhu.
 Rukuk
Rukuk adalah membungkukkan badan dan menegakkan kembali dengan
ucapan "Subhana Rabbiyal Azim". Rukuk harus dilakukan dengan tegak
dan kedua tangan mengepal dan berada di atas lutut.
 I‟tidal
I'tidal adalah berdiri kembali dari rukuk dengan ucapan "Sami'Allahu
liman hamidah". Saat berdiri kembali, tangan di letakkan di samping
tubuh.
 Sujud
Sujud adalah membungkukkan badan dengan kedua tangan di letakkan di
samping tubuh, dan meletakkan dahi, kedua tangan, kedua lutut, serta
ujung kaki pada lantai. Ucapan yang dilakukan saat sujud adalah "Subhana
Rabbiyal A'la".

7
 Duduk di antara dua sujud
Setelah sujud, melakukan duduk di antara dua sujud dengan tangan kanan
di atas lutut kanan dan tangan kiri di atas lutut kiri.
 Tasyahud Akhir
Tasyahud akhir adalah membaca doa dan ucapan yang diucapkan ketika
duduk di antara dua sujud pada rakaat terakhir shalat fardhu.
 Salam
Salam adalah mengakhiri shalat dengan membaca salam ke arah kanan dan
kiri. Ucapan salam yang dilakukan adalah "Assalamu'alaikum
warahmatullah". Salam dilakukan satu kali pada rakaat pertama dan dua
kali pada rakaat kedua.

2.4 Hal-Hal yang membatalkan Shalat


Hal-hal yang membatalkan shalat adalah segala sesuatu yang
menyebabkan shalat menjadi tidak sah atau batal. Ketika seseorang sedang
melakukan shalat, maka dia harus menjaga agar tidak melakukan hal-hal yang
membatalkan shalat, karena jika melakukan hal tersebut maka shalatnya tidak sah
dan harus diulang kembali.

Berikut adalah hal-hal yang membatalkan shalat sebagai berikut :

 Keluarnya hadats besar


Keluarnya hadats besar seperti buang air besar, buang air kecil dengan
cara selain istinja‟, haid, nifas atau wiladah akan membatalkan shalat.
Setelah keluar dari hadats besar seseorang harus mandi besar terlebih
dahulu sebelum melakukan shalat kembali.
 Keluarnya hadats kecil
Keluarnya hadats kecil seperti buang angin atau buang air kecil dengan
istinja' yang tidak sempurna, akan membatalkan shalat. Setelah keluar dari
hadats kecil, seseorang harus melakukan wudhu‟ terlebih dahulu sebelum
melakukan shalat kembali.
 Keluar darah

8
Keluarnya darah dalam jumlah yang banyak, baik karena luka atau karena
penyakit, akan membatalkan puasa. Keluar sedikit darah seperti
mengeluarkan gigi yang goyang tidak membatalkan puasa.
 Mengucapkan kata-kata yang menyelisihi shalat
Mengucapkan kata-kata yang menyelisihi shalat seperti berkata-kata
dengan orang lain atau mengucapkan hal-hal yang tidak pantas, akan
membatalkan shalat.
 Mabuk
Mabuk karena minuman beralkohol atau obat-obatan terlarang juga akan
membatalkan shalat.
 Menyentuh kemaluan
Menyentuh kemaluan dengan sengaja atau tidak sengaja, akan
membatalkan shalat. Jika terjadi karena kebiasaan, maka seseorang harus
mengubah kebiasaan tersebut.

 Keluarnya air mani


Keluar air mani karena mimpi basah, akan membatalkan shalat. Setelah
keluar air mani, seseorang harus mandi besar terlebih dahulu sebelum
melakukan shalat kembali.
 Makan atau minum
Makan atau minum sengaja saat sedang melakukan shalat, akan
membatalkan shalat.
 Menoleh ke arah kanan atau kiri secara terus-menerus
Menoleh ke arah kanan atau kiri secara terus-menerus tanpa keperluan
yang penting, akan membatalkan shalat.

2.5 Keutamaan Shalat Fardhu


Shalat fardhu memiliki banyak keutamaan yang sangat penting bagi
kehidupan seorang muslim. Berikut beberapa keutamaan shalat fardhu :

 Menjaga ketaatan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.


 Merupakan tanda keimanan seorang muslim.
 Menjaga hubungan dengan Allah SWT

9
 Meningkatkan kesadaran dan kepedulian sosial, karena dalam shalat
muslim berdiri bersama-sama tanpa memandang status atau kedudukan
sosial.
 Menjaga kesehatan fisik dan mental karena gerakan-gerakan dalam shalat
dapat membantu melancarkan peredaran darah dan memberikan
ketenangan bagi pikiran.
 Dapat membantu melawan godaan syaitan dan godaan nafsu yang buruk.
 Menjadi sarana untuk memohon kebaikan, keberkahan, dan ampunan dari
Allah SWT.
 Menjadi sarana untuk meningkatkan keberkahan dalam kehidupan sehari-
hari.
 Dapat membantu meningkatkan konsentrasi dan produktivitas dalam
pekerjaan.
 Dapat membantu mengatasi stress dan kecemasan.

Oleh karena itu, shalat fardhu sangat penting bagi kehidupan seorang muslim dan
harus dilaksanakan dengan sungguh-sungguh dan khusyu‟.

2.6 Hikmah terkandung dalam Shalat Fardhu


Shalat fardhu merupakan salah satu ibadah yang sangat penting bagi umat
muslim. Selain sebagai bentuk ketaatan kepada Allah SWT, shalat fardhu juga
memiliki banyak hikmah dan manfaat yang dapat dirasakan oleh setiap muslim
yang melaksanakannya dengan sungguh-sungguh dan khusyu‟. Berikut ini
beberapa hikmah yang terkandung dalam shalat fardhu :

 Menjalin hubungan yang erat dengan Allah SWT


Dalam shalat fardhu, seorang muslim menghadap langsung ke arah Ka‟bah
sebagai tanda kesetiaan dan ketaatan kepada Allah SWT. Dengan
melaksanakan shalat fardhu secara rutin, seorang muslim dapat menjalin
hubungan yang erat dengan Allah SWT, merasa lebih dekat dengan-Nya,
dan merasakan kehadiran-Nya dalam setiap aspek kehidupan.
 Mengajarkan disiplin dan keteladanan
Shalat fardhu mengajarkan disiplin dan keteladanan dalam kehidupan
sehari-hari. Dalam shalat fardhu, seorang muslim diajarkan untuk disiplin

10
dalam menjaga waktu, gerakan, dan tata cara shalat. Selain itu, shalat
fardhu juga mengajarkan untuk mengajarkan kebersihan diri dan
lingkungan sekitar.
 Menjaga kesehatan fisik dan mental
Gerakan-gerakan dalam shalat fardhu dapat membantu meningkatkan
kesehatan fisik dan mental. Gerakan-gerakan seperti sujud dan ruku dapat
membantu melancarkan peredaran darah dan meningkatkan kesehatan
jantung. Selain itu, shalat fardhu juga dapat membantu mengurangi stress
dan kecemasan.
 Meningkatkan rasa syukur
Shalat fardhu dapat membantu meningkatkan rasa syukur kepada Allah
SWT karena dalam shalat fardhu, seorang muslim mengingat nikmat-
nikmat yang diberikan oleh Allah SWT dan merenungkan tentang
kebesaran dan keagungan-Nya.
 Menjadi sarana untuk memohon ampun dan berdo‟a
Shalat fardhu menjadi sarana untuk memohon ampun dan berdo‟a kepada
Allah SWT. Seorang muslim dapat memohon ampun atas segala dosa dan
kesalahan yang telah dilakukan serta memohon kebaikan dan keberkahan
dalam kehidupan sehari-hari.
 Meningkatkan kesadaran sosial
Shalat fardhu dapat membantu meningkatkan kesadaran sosial dan
mengurangi kesenjangan sosial. Dalam sholat fardhu, seorang muslim
berdiri bersama-sama dengan orang lain tanpa memandang status atau
kedudukan sosial.
 Meningkatkan rasa persaudaraan
Shalat fardhu dapat membantu meningkatkan rasa persaudaraan antara
sesama muslim. Dalam shalat fardhu, seorang muslim dapat merasakan
kebersamaan dengan umat muslim lainnya dan merasakan kehangatan
dalam rasa persaudaraan.

11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam makalah fiqh ini, telah dijelaskan mengenai shalat fardhu dan
segala aspek yang berkaitan dengannya. Shalat fardhu merupakan salah satu
ibadah wajib yang harus dilakukan oleh setiap umat muslim. Untuk melaksanakan
shalat fardhu dengan sah, terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi seperti
suci dari hadats besar dan kecil, suci pakaian, badan, dan tempat dari najis,
menutup aurat, menghadap kiblat, masuk waktu shalat, mengetahui rukun-rukun
shalat, dan menjauhi segala yang membatalkan shalat.

Selain itu, rukun-rukun shalat fardhu juga harus dipenuhi dengan benar
agar shalat diterima oleh Allah SWT. Rukun-rukun tersebut meliputi niat,
takbiratul ihram, berdiri, membaca Al-Fatihah, ruku', i'tidal, sujud, duduk di
antara dua sujud, tasyahud awal dan akhir, serta salam. Sedangkan hal-hal yang
dapat membatalkan shalat antara lain keluar darah yang banyak, keluar air seni
dan kentut, berbicara tanpa keperluan, tertidur, lupa, terlalu banyak gerakan yang
tidak wajar, serta melihat atau membalas salam.

Shalat fardhu memiliki banyak keutamaan dan hikmah, di antaranya


sebagai media untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, meningkatkan kualitas
ibadah seseorang, sebagai bentuk penyerahan diri kepada Allah, sebagai sarana
untuk mengontrol diri dan menundukkan hawa nafsu, serta sebagai pelatihan
untuk kedisiplinan, konsentrasi, dan ketekunan.

Oleh karena itu, sebagai umat muslim yang taat, harus senantiasa
memperhatikan syarat-syarat dan rukun-rukun shalat, serta menjauhi segala yang
dapat membatalkan shalat. Sebagai akibatnya, diharapkan setiap orang dapat
merasakan keutamaan dan hikmah dari melaksanakan shalat fardhu dengan
khusyuk dan penuh rasa taqwa kepada Allah SWT. Dengan demikian, shalat
fardhu menjadi suatu ibadah yang bermanfaat bagi kehidupan seseorang dan dapat
memberikan manfaat yang besar bagi kehidupan dunia dan akhirat.

12
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Rahman, Aminuddin. (2010). Fiqh Al-Ibadat. Jakarta: Rajawali Pers.

Al-Bukhari, Muhammad bin Ismail. (1990). Sahih Al-Bukhari. Beirut: Dar Al-
Fikr.

Al-Mawardi, Abu Al-Hasan. (2008). Al-Hawi Al-Kabir. Beirut: Dar Ihya Al-
Turath Al-Arabi.

Al-Qurtubi, Abu Abdullah. (2007). Al-Jami’ li Ahkam Al-Qur’an. Beirut: Dar Al-
Kutub Al-Ilmiyah.

As-Sayyid Sabiq. (2010). Fiqh As-Sunnah. Beirut: Dar Al-Fikr.

Az-Zuhaili, Wahbah. (2012). Al-Fiqh Al-Islami wa Adillatuhu. Beirut: Dar Al-


Fikr.

Badrulzaman, Muhammad. (2018). Fiqh Al-„Ibadat Al-Mu„asir. Kuala Lumpur:


Penerbitan Pustaka Salam Sdn Bhd.

Hasan, Abdul Rahman. (2010). Panduan Shalat. Jakarta: Pustaka Azzam.

Ibn Qudamah Al-Maqdisi. (2007). Al-Mughni. Beirut: Dar Al-Kutub Al-Ilmiyah.

Muhammad, Nasiruddin. (2015). Fiqh Al-Ibadat wa Adillatuhu. Jakarta: Pustaka


Al-Kautsar.

13

Anda mungkin juga menyukai