DISUSUN OLEH :
TINGKAT : 1 B ( SEMESTER I )
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul Shalat Berjamaah dan Shalat Jama Qashar dengan baik. Shalawat
serta salam kami sampaikan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, keluarga
dan sahabat beliau, serta orang-orang mukmin yang tetap istiqamah di jalan-Nya.
Makalah ini dirancang agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang shalat
berjamaah, bagaimana tata cara, pengaturan shaf, dan hukum shalat berjamaah,
serta shalat jama dan qashar berserta tata caranya, yang disajikan dari berbagai
sumber.
Kami sangat berterima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam
pembuatan makalah ini. Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini tidaklah
sempurna. Kami mengharapkan adanya sumbangan pikiran serta masukan yang
sifatnya membangun dari pembaca, sehingga dalam penyusunan makalah yang akan
datang menjadi lebih baik.
Terima kasih
Penyusun
2
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul ............................................................................................................. 1
Kata Pengantar ............................................................................................................ 2
Daftar Isi ...................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................ 4
1.3 Tujuan .................................................................................................................. 5
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.2.7 Apa saja syarat-syarat shalat jama dan qashar ?
1.2.8 Bagaimana tata cara pelaksanaan shalat jama dan qashar ?
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk memenuhi tugas mata kuliah Agama Islam.
1.3.2 Agar mahasiswa mengetahui dan memahami pengertian dari shalat
berjamaah.
1.3.3 Agar mahasiswa memahami hukumnya shalat berjamaah bagi laki-laki
maupun perempuan.
1.3.4 Agar mahasiswa mengetahui syarat-syarat terjadinya shalat berjamaah.
1.3.5 Agar mahasiswa mengetahui syarat-syarat menjadi imam.
1.3.6 Agar mahasiswa mengetahui dan memahami aturan barisan shalat
berjamaah (shaf) yang benar.
1.3.7 Agar mahasiswa mengetahui dan memahami pengertian dari shalat jama
dan qashar.
1.3.8 Agar mahasiswa mengetahui apa saja syarat-syarat dilakukannya shalat
jama dan qashar.
1.3.9 Agar mahasiswa mengetahui dan memahami tata cara pelaksanaan shalat
jama dan qashar.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
Rasulullah SAW bersabda :
Artinya :
Diriwayatkan Ibnu Umar, Rasulullah SAW. bersabda, Shalat berjamaah lebih
utama dibandingkan shalat sendirian dengan dua puluh tujuh derajat . (H.R.
Bukhari dan Muslim)
7
Dalam kitab, Al-Majmu Syarh al-Muhadzdzab, Imam Nawawi
menyatakan, makruh hukumnya seorang laki-laki shalat dengan seorang
perempuan yang asing (bukan mahramnya) berdasarkan hadis Nabi saw,
Janganlah seorang laki-laki berdua-duaan dengan seorang perempuan
melainkan ketiganya adalah setan.
8
3. Fasih membaca Al Quran dan cukup hapalannya
4. Mempunyai ilmu agama yang memadai dan tahu tentang tatacara shalat
berjamaah
5. Lebih tua umurnya
9
imam bagi sesama kaum wanita, maka hukumnya boleh. Sedangkan
seorang lelaki, maka ia boleh menjadi imam bagi sesama orang laki-laki
maupun kaum perempuan.
f. Imam tersebut bukan orang yang sedang shalat bermakmum kepada orang
lain.
Syarat utama menjadi imam shalat seperti disebutkan dalam kitab Fiqh
Al-Islami Wa karya Syaikh Wahbah Al Zuhaili antara lain, Islam, berakal,
balighm laki-laki, suci dari hadats, bagus bacaan dan rukunnya, bukan
makmum, sehat dan belum tua serta lidahnya fasih dapat mengucapkan lafal
Arab dengan tepat dan jelas.
10
[HR Muslim dalam Shahih-nya, kitab al Masaajid wa Mawadhi Shalat,
Bab Man Ahaqqu bil Imamah, no. 1709]
Namun demikian, hal ini tidak termasuk syarat sahnya shalat berjamaah,
karena seseorang diperbolehkan menjadi imam bagi orang yang lebih berhak
menjadi imam darinya, sebagaimana kisah Nabi. Beliau Shallallahu alaihi wa
sallam pernah shalat di belakang Abu Bakar sebagaimana dijelaskan dalam
hadits Aisyah, ia berkata :
Ketika Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam sakit di akhir hayatnya, lalu
datanglah waktu shalat dan Bilal telah beradzan, maka beliau berkata:
Perintahkan Abu Bakar agar mengimami shalat, lalu ada yang berkata kepada
beliau : Sungguh Abu Bakr seorang yang lembut hati. Apabila menggantikan
kedudukanmu, ia tidak dapat mengimami orang banyak. Beliau Shallallahu
alaihi wa sallam mengulangi lagi (perintahnya) dan merekapun mengulangi
(pernyataan tersebut), lalu beliau Shallallahu alaihi wa sallam mengulanginya
yang ketiga dan berkata: Kalian ini seperti wanita-wanita dalam kisah Yusuf.
Perintahkan Abu Bakar agar mengimami orang shalat, lalu Abu Bakar
berangkat dan mengimami shalat. Kemudian Nabi Shallallahu alaihi wa sallam
merasakan sakitnya agak ringan, lalu beliau Shallallahu alaihi wa sallam
keluar dengan bersandar pada dua orang, seakan-akan aku melihat kakinya
gontai (tidak mantap dalam melangkah) karena rasa sakit. Lalu Abu Bakar
ingin mundur, maka beliau memberikan isyarat untuk tetap di tempatnya,
kemudian mendatanginya dan duduk di sebelah Abu Bakar [HR al Bukhari,
kitab al Adzan, hadits 2641]
11
2.5 Barisan Shalat Berjamaah (Shaf)
12
13
Ketika wanita berjamaah bersama lelaki, posisi shaf wanita yang paling
belakang lebih afdhal dibandingkan posisi shaf di depannya. Dari Abu
Hurairah radhiyallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam
bersabda,
Oleh karena itu, dalam menyusun shaf wanita ketika berjamaah bersama
laki-laki dimulai dari belakang, bukan dari depan.
14
Basyir, beliau berkata, aku mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam
bersabda (artinya) :
15
2.6 Pengertian Shalat Jama dan Qashar
2.6.1 Shalat Jama
Shalat jama adalah mengumpulkan atau menyatukan dua shalat yang
dilakukan pada salah satu waktu dari kedua shalat yang dikerjakan
tersebut. Melaksanakan shalat dengan cara jama terbagi ke dalam dua
cara, yaitu :
a. Jama taqdim, yaitu mengumpulkan dua shalat yang dikerjakan pada
waktu shalat yang pertama. Misalnya mengumpulkan shalat Dzuhur
dengan Ashar yang dikerjakan pada waktu shalat Dzuhur, atau
mengumpulkan shalat Maghrib dengan Isya yang dikerjakan pada
waktu shalat Maghrib.
b. Jama tahkir, yaitu mengumpulkan dua shalat yang dikerjakan pada
waktu shalat yang kedua. Misalnya mengumpulkan shalat Dzuhur
dengan Ashar yang dikerjakan pada waktu shalat Ashar, atau
mengumpulkan shalat Maghrib dengan Isya yang dikerjakan pada
waktu shalat Isya.
16
rakaat shalat dari empat rakaat menjadi dua rakaat. Shalat yang bisa di
qashar adalah shalat fardhu yang terdiri dari empat rakaat, yaitu Dzuhur,
Ashar, dan Isya.
Perintah tentang kebolehan mengqashar shalat adalah berdasar firman
Allah SWT. :
17
4) Masih berada dalam perjalanan sampai Takbiratul Ihram shalat
yang kedua, walaupun perjalanannya tiba-tiba terhenti di tengah-
tengah sholatnya yang kedua.
5) Yakin bahwa waktu shalat yang pertama (Dzuhur atau Maghrib)
masih ada sampai terlaksananya shalat yang kedua (Ashar atau
Isya).
6) Tata cara pelaksanaan shalat yang di jama adalah sebagaimana
melaksanakan shalat biasa, karena hakikatnya hanya waktu
pelaksanaannya saja yang digabung (dijadikan satu sekaligus atau
secara bersamaan).
7) Menduga sahnya shalat yang pertama.
Shalat jama dan qashar memang diperuntukan bagi umat muslim yang
sedang melakukan perjalanan jauh atau karena halangan lain sehingga tidak
dapat mengerjakan shalat fardu tepat pada waktunya. Hal ini meliputi:
18
Melakukan perjalanan jauh minimal 81 kilometer (sesuai kesepakatan
para ulama).
Perjalanan tidak bertujuan untuk hal negatif atau berbuat dosa.
Sedang dalam keadaan bahaya; hujan lebat disertai angin kencang, perang
atau bencana lainnya.
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari penjelasan diatas kita dapat menyimpulkan, bahwa shalat berjamaah
adalah shalat yang dilakukan oleh kaum muslimin secara bersama-sama,
minimal jumlahnya adalah dua orang, yaitu satu imam dan satu makmum. Bagi
laki-laki shalat berjamaah di masjid (shalat fardhu) lebih utama daripada di
rumah, sedangkan bagi wanita shalat dirumah lebih utama karena lebih aman
bagi mereka.
Syarat utama menjadi imam shalat seperti disebutkan dalam kitab Fiqh
Al-Islami Wa karya Syaikh Wahbah Al Zuhaili antara lain, Islam, berakal,
balighm laki-laki, suci dari hadats, bagus bacaan dan rukunnya, bukan
makmum, sehat dan belum tua serta lidahnya fasih dapat mengucapkan lafal
Arab dengan tepat dan jelas.
3.2 Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi
pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau
referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman sudi memberikan
kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah
ini. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para
pembaca yang budiman pada umumnya.
20
DAFTAR PUSTAKA
El-sutha, Saiful Hadi. 2012. Buku Panduan Sholat Lengkap. Jakarta : WahyuMedia.
Sulaiman, Muhammad. 2013. Tata cara Shalat Lengkap Wajib & Sunnah.
Yogyakarta : Buku Pintar.
https://almanhaj.or.id/2612-memahami-posisi-imam-dan-mamum-dalam-shalat-
berjamaah.html
https://muslimah.or.id/7559-bagaimana-shaf-wanita-dalam-shalat.html
https://rohissmpn14depok.wordpress.com/kbm-pai/shalat-berjamaah-dan-munfarid/
http://rukun-islam.com/syarat-menjadi-imam-shalat/
http://cercahceria.com/tata-cara-shalat-jamak-qashar-jamak-qashar-lengkap/
https://cahayawahyu.wordpress.com/religion/hukum-shalat-berjamaah-di-masjid-
bagi-wanita-dari-berbagai-pendapat/
21