Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

OBJEK KAJIAN DALAM FIQIH

Disusun guna Memenuhi Tugas


Mata kuliah: Ilmu Fiqh
Dosen Pengampu: Asro’ie Thoha, M. Pd. I.

Disusun Oleh:

1. Sirilivia Khunaeni (1808086014)


2. Ghossani Rizqillah (1908086039)
3. Eni Hidayati (1908086044)

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dewasa ini, mayoritas dari kaum muslim kehilangan identitas dirinya.


Salah satu penyebabnya ialah dimana mereka yang mengaku muslim kurang
semangat serta kurang tertarik dengan pelajaran agama yang wajib bagi mereka
untuk memahaminya, supaya dalam kehidupan mereka berlandaskan dengan nilai-
nilai agama. Salah satu cabang dari ilmu agama islam adalah ilmu fiqih.
Pengertian dari ilmu fiqih sendiri yaitu, kata “ilmu” secara mutlak memuat tiga
kemungkinan arti, pertama, rangkaian permasalahan atau hukum-hukum (teori-
teori) yang dibahas dalam sebuah bidang ilmu tertentu.

Kedua, idrak (menguasai) masalah-masalah ini atau mengetahui


hukumnya dengan cara yang meyakinkan. Akan tetapi pengertian seperti ini
sesungguhnya hanya terbatas pada masalah akidah, adapun dalam hukum-hukum
fikih tidak disyaratkan mengetahui dengan cara demikian, cukup dengan dugaan
kuat saja. Ketiga, pemahaman awal tentang suatu permasalahan melihat tampilan
luarnya. Misalnya dengan istilah ilmu nahwu, orang akan paham bahwa yang
dibahas adalah sekitar permasalahan kebahasaan seperti mubtada’ itu marfu’, atau
dengan istilah ilmu fiqih orang lalu paham bahwa pokok bahasannya adalah
sekumpulan hukum-hukum syari’ah praktis, dan sebagainya.

Dilihat dari sudut bahasa, fiqih berasal dari kata faqaha yang berarti
“memahami” dan “mengerti”. Dalam peristilahan syar’i, ilmu fiqih dimaksudkan
sebagai ilmu yang berbicara tentang hukum-hukum syar’i amali (praktis) yang
penetapannya diupayakan melalui pemahaman yang mendalam terhadap dalil-
dalilnya yang terperinci (al-tafsili) dalam Al quran dan hadits. Sedangkan fiqih
menurut istilah adalah himpunan hukum syara’ tentang perbuatan manusia yang
diambil dari dalil-dalilnya yang terperinci.

Sebelum mempelajari ilmu fiqih lebih dalam , seseorang harus mengetahui


terlebih dahulu mengenai objek kajian dalam ilmu fiqih. Oleh karena itu, makalah

1
yang berjudul “Objek Kajian Ilmu Fiqih” disusun guna memenuhi tugas mata
kuliah Ilmu Fiqih dan memperkaya referensi mengenai objek kajian ilmu fiqih.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka dapat dirumuskan


suatu rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan objek fiqih?
2. Apa sajakah objek bahasan dalam ilmu fiqih?
3. Apa saja yang dibahas didalam ruang lingkup fiqih?

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk:


1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan objek fiqih.
2. Untuk mengetahui apa yang sajakah objek bahasan dalam ilmu fiqih.
3. Untuk mengetahui ruang lingkup fiqih.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Objek fiqih

Objek pembahasan dalam ilmu fiqih adalah perbuatan mukallaf


dilihat dari sudut hukum syara’. Perbuatan tersebut dapat dikelompokkan
dalam 3 kelompok besar: Ibadah, muamalah, dan ‘uqubah.

Pada bagian ibadah tercakup segala persoalan yang pada pokoknya


berkaitan dengan urusan akhirat. Artinya, segala perbuatan yang
dikerjakan dengan maksud mendekatkan diri kepada Allah, seperti sholat,
puasa, haji, dan lain sebagainya.

Bagian muamalah mencakup hal-hal yang berhubungan dengan


harta, seperti jual-beli, sewa-menyewa, pinjam-meminjam, amanah, dan
harta peninggalan. Pada bagian ini juga di maksukkan persoalan
munakahat dan siasah.

Bagian ‘uqubah mencakup segala persoalan yang menyangkup


tindak pidana seperti pembunuhan, pencurian, perampokan,
pemberontakan, dan lain-lain. Bagian ini juga membicarakan hukuman-
hukuman, seperti qisas, had, diyat dan takzir’. (Alaiddin, 2017)

Hukum fiqh diambil dari wahyu baik yang ditilawatkan (Al-


Qur’an) maupun wahyu yang tidak ditilawatkan (Sunnatur Rasul). Dalam
pada itu, apabila mujtahid tidak memperoleh nash, maka dia menggali
hukum itu dari ruh (jiwa) syari’at dan maksud-maksudnya.

Ilmu fiqh ini, dinamai juga dengan ilmu hal, ilmu halal wal haram,
ilmusy syari’ah wal ahkam. (Teungku, 1999)

B. Objek Bahasan Ilmu Fiqih


Objek pembahasan ilmu fiqh adalah aspek hukum setiap perbuatan
mukalaf serta dalil dari setiap perbuatan tersebut (dalil tafshili).

3
Seorang ahli fiqh membahas tentang bagaimana seorang mukalaf
melaksanakan shalat, puasa, naik haji dan lain-lain yang berkaitan dengan
fiqh ibadah mahdhah, bagaimana melaksanakan kewajiban-kewajiban
rumah tangganya, apa yang harus dilakukan terhadap harta anggota
keluarga yang meninggal dunia dan sebagainya, yang menjadi objek
pembahasan al-Ahwal al-Syakhshiyah (hukum keluarga).
Mereka juga membahas bagaimana cara melakukan mu’amalah dalam arti
sempit (hukum perdata), seperti jual beli, sewa-menyewa, patungan, dan
lain sebagainya. Maksiat apa saja yang dilarang serta sanksinya apabila
larangan itu dilanggar, atau bila kewajiban tidak dilaksanakan oleh
seorang mukalaf dan lain-lain pembahasan yang berkaitan dengan fiqih
jinayah (hukum pidana). Ke lembaga mana saja seorang mukalaf bisa
mengadukan maalahnya apabila dia merasa dirugikan dan atau
diperlakukan secara tidak adil, dan lain sebagainya yang berkaitan dengan
ahkam al-qadh’a (hukum acara). Bagaimana perbuatan mukalaf di dalam
melakukan hubungan hukum dengan masyarakatnya, lembaga-lembaga
yang ada di dalam masyarakatnya, dengan pemimpinnya, dan lain-lain
yang berhubungan dengan fiqh siyasah.
Pokok pembahasan di atas hanya merupakan garis besar gambaran
betapa luasnya objek pembahasan ilmu fiqh itu. Itu semua dibahas oleh
para fuqaha dalam kitab-kitab fiqh yang ribuan judul banyaknya. Setiap
judul ada yang 1 jilid, 2 jilid, bahkan ada yang sampai puluhan jilid. Setiap
jilidnya ada yang terdiri dari 400 sampai dengan 600 halaman, tapi tidak
jarang yang ribuan halaman. Ada juga kitab fiqh yang hanya puluhan
halaman saja.
Beberapa judul kitab fiqh itu antara lain :
1. Al-Mabsuth karangan Syams al-Din al-Syarkhasi
2. Al-Kharaj karangan Imam Abu Yusuf
3. Bada’i al-Shani f Tartib al-Syar’i karangan A’la al-Din al-Kasani
4. Radd al-Mukhtar ‘ala Dur al-Mukhtar karangan Ibn ‘Abd al-Din
5. Al-Siyar al-Kabir karangan Muhammad bin Hasan al-Syaybani
6. Al-Mudawannah al-Kubra karangan Sahnun

4
7. Bidayah al-Mujtahid wa Nihayah al-Muqtashid karya Ibn Rusyd
8. Al-Umm karangan Imam al-Syafi’i
9. Tuhfah al-Muhaj ‘ala Syarh al-Minhaj, karya Ibn Hajar al-Haytami
10. Al-Muhadzdzab karangan Abi Ishaq al-Syirazi.
11. Al-Mughni karangan Ibn Quddamah
12. I’lam al-Muwaqi’in ‘an Rabb al-‘Alamin karangan Ibn al-Qayim

Aspek hukum setiap perbuatan mukalaf serta dalil-dalil yang menunjuk


kepada tiap perbuatan itu, yaitu salah satu dari al-ahkam al-khamsah (wajib,
sunnah, kebolehan/mubah, makruh, dan haram).

Sebagai contoh sederhana: Shalat itu wajib seperti dalam firman Allah
Q.S. Al-Baqarah : 43

َ ‫ص‬
...... َ ‫َل ة‬ َّ ‫ال‬ ‫َو أ َق ِ ي ُم وا‬
Artinya : “ maka, dirikanlah shalat “

Dan jual beli itu boleh, seperti dalam firman Allah Q.S. Al-Baqarah : 275

‫َّللا ُ الْ ب َ يْ َع‬


َّ ‫أ َ َح َّل‬

Artinya : “ Allah telah menghalalkan jual beli”

Jadi, melakukan shalat itu (maksudnya yang lima waktu) adalah wajib,
melakukan jual beli itu boleh. “Aqimu al-shalah” dan ‘ahalla Allah al-bay”
disebut dalil tafshili. Arrtinya, menunjuk kepada satu perbuatan tertentu, yaitu
perbuatan shalat dan perbuatan jual beli. (Djazuli, 2010)

C. Ruang Lingkup Fiqih


Ruang lingkup fiqih secara umum mencakup dua bidang yaitu, fiqih
ibadah yang mengatur hubungan manusia dengan tuhannya, seperti sholat, zakat,
haji, memenuhi nazar, dan membayar kafarat terhadap pelanggaran sumpah.
Kedua, fiqih muamalah yang mengatur hubungan manusia dengan manusia
lainnya. Kajiannya mencakup seluruh bidang fiqih selain persoalan ubudiyah,

5
seperti ketentuan-ketentuan jual- beli, sewa-menyewa, perkawinan, jinayah dan
lain-lain. (Hafsah, 2013)
Sementara itu, musthafa A. Zarqa membagi kajian fiqih menjadi 6 bidang,
yaitu:
 Ketentuan-ketentuan hukum yang berkaitan dengan bidang ubudiyyah,
seperti sholat, puasa, dan ibadah haji, inilah yang disebut fiqih ibadah.
 Ketentuan-ketentuan hukum yang berkaitan dengan kehidupan
keluarga, seperti perkawinan, perceraian, nafkah, dan ketentuan nasab.
Inilah yang kemudian disebut ahwal as-syakhsiyah.
 Ketentuan-ketentuan hukum yang berkaitan dengan hubungan sosial
antara umat islam dalam konteks hubungan ekonomi dan jasa. Seperti
jual-beli, sewa-menyewa, dan gadai. Bidang ini kemudian fiqih
muamalah.
 Ketentuan-ketentuan hukum yang berkaitan dengan sangsi-sangsi
terhadap tindak kejaatan kriminal. Misalkan qiyas, diyat, hudud. Bidang
ini disebut dengan fiqih jinayah.
 Ketentuan-ketentuan hukum yang mengatur hukuman warga negara
dengan pemerintahannya. Misalnya, politik dan birokrasi. Pembahasan
ini dinamakan fiqih siasah.
 Ketentuan-ketentuan hukum yang mengatur etika pergaulan antara
seorang muslim dengan yang lainnya dalam tatanan kehidupan sosial.
Bidang ini disebut ahkam khuluqiyah. (Dede, 1992)

6
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Objek fiqih
Objek pembahasan dalam ilmu fiqih adalah perbuatan mukallaf
dilihat dari sudut hukum syara’. Perbuatan tersebut dapat dikelompokkan
dalam 3 kelompok besar: Ibadah, muamalah, dan ‘uqubah.
Objek Bahasan Ilmu Fiqih
Objek pembahasan ilmu fiqh adalah aspek hukum setiap perbuatan
mukalaf serta dalil dari setiap perbuatan tersebut (dalil tafshili).
Ruang Lingkup Fiqih
Ruang lingkup fiqih secara umum mencakup dua bidang yaitu,
fiqih ibadah yang mengatur hubungan manusia dengan tuhannya, seperti
sholat, zakat, haji, memenuhi nazar, dan membayar kafarat terhadap
pelanggaran sumpah.

B. Saran

Menurut penyusun, objek kajian ilmu fiqih merpakan dasar yang


diperlukan dan harus diketahui seseorang sebelum belajar ilmu fiqih lebih
lanjut. Namun, adanya tantangan memberikan keilmuan tesebut memiliki
dampak negatif maupun positif. Oleh sebab itu, perlu adanya pendampingan
baik dari pihak keluarga maupun lingkungan sekitar.

7
DAFTAR PUSTAKA

Djazuli, 2010. Ilmu Fiqh. Jakarta : Kencana

Hafsah, 2013. Pembelajaran Fiqh. Bandung : Citapustaka media

Koto, Alaiddin, 2017. Ilmu Fiqh dan Ushul Fiqh. Depok : Rajawali Pers

Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Teungku, 1999. Pengantar Ilmu Fiqh.


Semarang : PT. PUSTAKA RIZKI PUTRA
Rosyada, Dede, 1992. Hukum Islam dan Pranata Sosial. Jakarta : Raja
Grafindo

Anda mungkin juga menyukai