Disusun Oleh:
Nim : 20700120079
PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah
ini bisa tersusun hingga selesai. Tidak lupa juga kami mengucapkan terimakasih
terhadap bantuan dari pihak yang sudah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik berupa pikiran maupun materinya.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................1
DAFTAR ISI.........................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................5
A. Kesimpulan..................................................................................................11
B. Saran.............................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................12
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
Dalam kondisi tertentu shalat tidak dapat didirikan secara normal
karena ada halangan yang menyebabkan ianya tidak dapat dilaksanakan
sebagaimana kondisi normal. Orang yang sakit sehingga tidak mampu berdiri,
maka shalat dalam kondisi duduk adalah sebuah rukhshah4, begitu juga
dengan mereka yang dalam kondisi safar, terdapat ketentuan untuk
memendekkan, menghimpun ( jama’) shalat dan berbuka jika berpuasa.
Selama berpergian, orang Islam disyariatkan dan diperbolehkan untuk
mengqashar shalat, hal ini ditetapkan berdasarkan dalil al-Quran, sunnah dan
ijma’. Adapun ketetapan dari al-Quran antara lain firman Allah SWT dalam
surat al-Nisa’(4) : 101:
صرُوْ ا ِمنَ الص َّٰلو ِة ۖ ِا ْن ِخ ْفتُ ْم اَ ْن يَّ ْفتِنَ ُك ُم الَّ ِذ ْينَ َكفَرُوْ ۗا اِ َّن
ُ ْس َعلَ ْي ُك ْم ُجنَا ٌح اَ ْن تَ ْق
َ ض فَلَي ِ ْض َر ْبتُ ْم فِى ااْل َر َ َواِ َذا
ْال ٰكفِ ِر ْينَ َكانُوْ ا لَ ُك ْم َع ُد ًّوا ُّمبِ ْينًا
Artinya : Dan apabila kamu bepergian di bumi, maka tidaklah berdosa kamu
meng-qasar salat, jika kamu takut diserang orang kafir. Sesungguhnya orang
kafir itu adalah musuh yang nyata bagimu.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud shalat jama’ dan shalat qashar?
2. Apakah syarat-syarat shalat jama’ dan shalat qashar?
3. Bagaimana tata cara pelaksanaan shalat jama’ dan shalat qashar?
mukallaf yang mengalami kesulitan atau keudzuran dalammelaksanakan suatu kewajiban. Lihat
buku: Hafidz Abdurrahman, Ushul Fiqh, (Bogor: Al-Azhar Press, 2012), cet. ke-2, h. 74.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
Tim kajian Ahla Shuffah, Kamus Fiqh, (Kediri: Lirboyo Press, 2014), hal. 166.
6
Rustam Dyah, Fikih Ibadah Kontemporer, (Semarang: CV. Karya Abadi, 2015), hal. 46.
7
Tim kajian Ahla Shuffah, Kamus Fiqh, (Kediri: Lirboyo Press, 2014), hal. 166.
8
Yusuf Qardhawi, Fatwa-fatwa Kontemporer Jilid I, (Jakarta: Gema Insani, 1995), hal.
328.
5
2. Shalat Qashar
Shalat Qashar adalah melaksanakan shalat Dzuhur, Ashar atau
Isya’ dengan dua rakaat oleh seorang musafir.9
Para Imam telah sepakat bahwa musafir boleh meng-qashar shalat
yang empat rakaat menjadi dua rakaat. Namun, mereka berbeda pendapat
tentang apakah qashar shalat itu merupakan rukhsah (keringanan) atau
‘azimah (ketetapan mutlak). 10Selain itu, ulama’ berbeda pendapat dalam
beberapa hal yaitu: Mengqashar shalat dan hukumnya, Jarak tempuh
perjalanan yang membolehkan qashar, Jenis perjalanan yang
membolehkan qashar, Tempat dibolehkannya qashar, Batas perjalanan
dan kebolehan qashar.11
Ulama Hanafiyah berpendapat bahwa qashar itu wajib ‘ain atas
tiap-tiap musafir. Maka fardhunya hanya 2 rakaat saja, sehingga apabila ia
berniat 4 rakaat dan tidak duduk sesudah 2 rakaat pertama, batallah
shalatnya, karena ia meninggalkan fardhu duduk terakhir. Dan apabila ia
duduk sesudah dua rakaat pertama, shalat fardlunya dan dua rakaat yang
akhir dihitung sunat. Dan itu juga madzhab Hadawiyyah. Berkata al-
Khaththaby dalam: ma’alimu ‘s-Sunan:
“Madzhab kebanyakan mala salaf dan fuqoha beberapa kota,
qashar shalat dalam perjalanan adalah wajib. Dan itu pendapat ‘Ali,
‘Umar, Ibnu ‘Umar, Ibnu ‘Abbas, dan pendapat ‘Umar bin Abd. ‘Aziz,
Qataadan, dan al-Hasan”
Tiga Imam (Malik, Syafi’i, dan Ahmad Ibnu Hanbal) berpendapat
bahwa qashar bukan wajib ‘ain, melainkan hanya rukhsah (dispensasi),
maka si mukallaf dapat memilih tentang menggugurkan fardhu itu antara
‘azimah menyempurnakan 4 rakaat dan rukhshah qashar. Tetapi mereka
berbeda pendapat mengenai hukum rukhshah ini:
9
Tim kajian Ahla Shuffah, Kamus Fiqh, (Kediri: Lirboyo Press, 2014), hal. 164.
10
Syaikh al-Alamah Muhammad bin ‘Abdurrahman da-Dimasyiqi, Fikih Empat
Madzhab, (Bandung: Hasyimi, 2015) hal. 85.
11
Ibnu Rusyd, Bidayatul Mujtahid Juz.I ( Terj. MA Abdurahman & A.Haris Abdullah ),
(Semarang: CV as Syifa’, , 1990), hal. 350.
6
Ulama Malikiyah berpendapat bahwa qashar sunat muakkad yang
kalau ditinggalkan dengan sengaja wajib i’adah dalam waktunya, dan
ketinggalan karena lupa wajib sujud sahwi.
Berkata ulama Hanabilah, bahwa qashar itu lebih utama dan tidak
makruh dengan ‘azimah. Dan itulah yang masyhur dari mazhab Syafi’i
apabila perjalanan itu 3 hari. Jika perjalanan kurang dari 3 hari, maka
menyempurnakan adalah lebih utama . kata mereka: itu untuk keluar dari
ikhtilaf Abu Hanifah dan orang-orang yang sependapat dengannya.12
Kaitannya dengan hal di atas dalam hal perjalanan dan kebolehan
mengqashar Imam Syafi’i dan Imam Malik berpendapat bahwa jika
seseorang berniat hendak bermukim lebih dari empat hari maka haurus
mencukupkan shalat dan kalau kurang dari 4 harimaka boleh mengqashar
shalat13. Kata Imam Abu Hanifah, tidak boleh qashar kalau Safar itu
kurang dari 3 marhalah, yakni perjalanan 24 farsakh.14
12
Syaikh Muhammad Syaltout, Muqaranatul Madzahib Fii Fiqhi,alih bahasa: Ismuha,
Perbandingan Madzhab dalam Masalah Fiqh, (Jakarta: Bintang Buan, 1973), hal. 63-64.
13
Sayyid Sabiq, Fiqh Sunah Juz I, (Beirut: Darul Kutub al’ arobi, tt), hal 287.
14
Teungku Muhammad Hasbi sah-Shiddiqie, Hukum-hukum Fiqh Islam Tinjauan Antar
Madzhab.(Semarang: Pustaka Rizki Putera, 2001), Hal. 87.
7
b. Perjalanan yang di lakukan adalah safar mubah (bukan perlayaran
yang didasari niat mengerja maksiat ).
c. Mengetahui hukum kebolehan qasar.
d. Niat qasar ketika takbiratulihram.
e. Sholat yang diqasar adalah shalat rubaiyah (tidak kurang dari
empat rakaat).
f. Perjalanan terus menerus sampai selesai sholat tersebut.
g. Tidak mengikuti dengan orang yang itmam (sholat yang tidak
diqasar) dalam sebagian sholat nya.
8
2) Maghrib dan Isya
Diawali dengan membaca niat jamak taqdim Maghrib dan
Isya, yaitu:
Ushollii fardlozh maghribi tsalaatsa rakaaatin majmuuan
maal isyaai jama taqdiimin adaa-an lillaahi taaalaa.
Artinya: Aku sengaja sholat fardu Maghrib 3 rakaat yang
dijamak dengan Isya, dengan jamak taqdim fardu karena
Allah Taaala.
Kemudian langsung dilanjut sholat Isya dengan bacaan niat:
Ushollii fardlozh isyaai arbaa rakaaatin majmuuan maal
maghiribi jama taqdiimin adaa-an lillaahi taaalaa.
Artinya: Aku berniat sholat Isya empat rakaat dijamak
dengan Magrib, dengan jama taqdim fardu karena Allah
Taaala
b. Tata Cara Shalat Jamak Takhir
1) Dzuhur dan Ashar
Membaca niat shalat jamak takhir Dzuhur dan Ashar, yaitu:
Ushollii fardlozh zhuhri arba’a raka’aatin majmuu’an
ma’al ashri adaa-an lillaahi ta’aalaa.
Artinya: Aku sengaja sholat fardu Dzuhur 4 rakaat yang
dijamak dengan Ashar, fardu karena Allah Ta’aala.
Setelah selesai sholat Dzuhur dilanjut sholat Ashar dengan
bacaan niat:
Ushollii fardlol ‘ashri arba’a raka’aatin majmuu’an
ma’azh zhuhri adaa-an lillaahi ta’aalaa.
Artinya: Aku sengaja sholat fardu Ashar 4 rakaat yang
dijamak dengan Dzuhur, fardu karena Allah Ta’aala
2) Maghrib dan Isya
Membaca niat sholat jamak Maghrib dan Isya, yaitu:
Ushollii fardlozh maghribi thalaatha raka’aatin
majmuu’an ma’al ‘isyaa’i Jam’a ta-khiirinin adaa-an
lillaahi ta’aalaa.
9
Artinya: Aku sengaja sholat fardu Maghrib tiga rakaat yang
dijamak dengan Isya, dengan jamak takhir fardu karena
Allah Ta’aala.
Setelah selesai sholat Maghrib dilanjut sholat Isya dengan
bacaan niat:
Ushollii fardlozh ‘isyaa’i arba’a raka’aatin majmuu’an
ma’al magribi Jam’a ta-khiirinin adaa-an lillaahi
ta’aalaa.
Artinya: Aku berniat sholat Isya empat rakaat yang dijamak
dengan Magrib, dengan jamak takhir fardu karena Allah
Ta’aala.
2. Shalat Qashar
Membaca niat shalat jama’ Dzuhur
Usholli fardhol dhuhri rok'atainii qoshron lillaahi ta'aala.
Artinya: Aku niat salat fardu dzuhur 2 rakaat qashar, karena Allah
Ta'aala.
Niat shalat qashar Ashar
Usholli fardhol ashri rok'atainii qoshron lillaahi ta'aala.
Artinya: Aku niat salat fardu Ashar 2 rakaat qashar, karena Allah
Ta'aala.
Niat shalat qashar ‘Isya
Usholli fardhol isya'i rok'atainii qoshron lillaahi ta'aala.
Artinya: Aku niat salat fardu Isya 2 rakaat qashar, karena Allah
Ta'aala.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Shalat jama’ dan qashar adalah keringanan (rukhsah) yang diberikan
Allah kepada hambanya, yang harus diterima oleh umat muslim sebagai
shodaqah dari Allah SWT. Shalat yang dapat di jama’ adalah semua shalat
fardhu kecuali sholat subuh.Dan shalat yang dapat di qashar adalah semua
shalat fardhu yang empat rakaat yaitu shalat isya’, dhuhur dan ashar.
B. Saran
Saya menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan
sebagaimana yang kita harapkan. Maka dari itu, kami butuh kritikan dan
saran dari ibu dosen pembimbing dan teman-teman yang sifatnya
membangun, demi kesempurnaannya kedepan
11
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.uin-suska.ac.id/7227/2/BAB%20I.pdf
http://pustakamadzhab.blogspot.com/2017/03/makalah-shalat-jama-dan-shalat-
qashar.html
https://galamedia.pikiran-rakyat.com/humaniora/pr-35724398/ini-syarat-sholat-
jamak-dan-qashar-dalam-kitab-fikih-safinatun-naja
https://kumparan.com/berita-hari-ini/shalat-jamak-syarat-lengkap-dan-tata-
caranya-1v5i0TwFlMC/full
https://www.merdeka.com/trending/tata-cara-salat-jamak-dan-qashar-sesuai-
syariat-islam-serta-syarat-diperbolehkannya-kln.html?page=all
12