Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

HUKUM SHALAT

Disusun untuk memenuhi tugas


Mata Kulia Mata Kuliah : Fiqihjjjjjjjjjjjjjjjjjj
Dosen Pengampu : Khaeron Sirin M.A

Disusun Oleh :

Damayanti Dinda Kinasih (11210510000193)


Husna Himmah Saidah (11210510000007)
Tasya Ashma Rianda (11210510000028)
Joshe Layyinah Agustini (11210510000023)

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI


JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1443 H / 2022

1
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunianya kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini
dengan baik dan tanpa gangguan apapun.

Makalah yang saya buat berisikan materi yang menjelaskan tentang “Hukum
Shalat” di dalam makalah ini akan membahas pengertian dan makna Shalat, Dasar hukum
Shalat menurut Al-qur‟an dan hadis, Waktu-waktu pelaksanaan Shalat Fardhu serta
membahas mengenai macam-macam Shalat Sunnah.

Sholawat serta salam kami doakan semoga senantiasa dilimpahkan kepada


baginda besar kita Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing kita dari zaman
jahiliyah hingga zaman islamiyah seperti saat ini.

Kami menyadari sepenuhnya di dalam penulisan makalah ini banyak terdapat


kekurangan, oleh karena itu kami mengharapkan adanya kritik dan saran demi
kesempurnaan makalah ini.

Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua
dan khususnya bisa bermanfaat bagi penyusun dan dapat menambah wawasan kita di
dalam mempelajarinya.

Jakarta, 10 Maret 2022

Kelompok 3

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................... 2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 3
BAB I.............................................................................................................. ...........................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang. .............................................................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................5
1.3 Tujuan Makalah................................................................................................................ 5
BAB II........................................................................................................................................ 6
PEMBAHASAN.........................................................................................................................6
2.1 Pengertian dan Makna Shalat........................................................................................... 6
2.2 Dasar Hukum Shalat dalam Al-Qur‟an dan Al-Hadist.....................................................8
2.3 Waktu Pelaksanaan Shalat Fardhu...................................................................................9
2.4 Shalat sunah dan macam-macamnya...............................................................................11
BAB III.....................................................................................................................................17
PENUTUP................................................................................................................................17
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................18

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.

Shalat merupakan salah satu ibadah wajib bagi umat muslim dan shalat
merupakan sarana komunikasi antara seorang hamba dengan Tuhan-Nya sebagai
suatu bentuk ibadah yang di dalamnya terdapat sebuah amalan yang tersusun dari
beberapa ucapan dan perbuatan yang diawali dengan takbiratul ikhram dan diakhiri
dengan salam, dan dilakukan sesuai dengan syarat maupun rukun shalat yang telah
ditentukan (Imam Bashari Assayuthi, 30).

Shalat terdiri dari shalat fardhu (wajib) dan shalat sunnah. Shalat fardhu (wajib)
sendiri terdiri atas 5 waktu antara lain subuh, dzuhur, ashar, maghrib dan isya‟. Shalat
dapat membentuk kecerdasan spiritual bagi siapa saja yang melakukannya (Agustian,
2001). Selain itu mempelajari shalat merupakan kewajiban bagi setiap muslim,
karena shalat adalah bentuk pengabdian manusia kepada Allah SWT yang wajib
dilaksanakan agar didalam setiap kegiatannya selalu diberikan keberkahan, kebaikan,
kemudahan, dan jalan keluar dari kesulitan yang menimpa.

Adapun manfaat dari melaksanakan shalat menurut Imam Ja‟far Al-Shadiq antara
lain yaitu mengajarkan bagaimana agar kita selalu mengawali suatu perbuatan dengan
niat yang baik, dan ini bisa tercermin dari sebelum memulai shalat kita harus selalu
mengawalinya dengan niat. Selain itu manfaat shalat yang lainnya yaitu dapat
memperkuat iman, membangun akhlak yang baik dan moralitas yang tinggi,
mengajarkan tentang kesabaran, serta dapat mencegah dari segala perbuatan yang keji
dan mungkar (QS. Al-Ankabut/29:45).

4
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah kami buat maka kami menarik rumusan
masalah yakni sebagai berikut :

1. Apa pengertian dan makna Shalat?


2. Apa yang menjadi dasar hukum Shalat?
3. Kapan waktu pelaksanaan Shalat Fardhu?
4. Apa saja macam-macam Shalat Sunah?

1.3 Tujuan Makalah

1. Dapat memahami pengertian dan makna Shalat dalam ajaran Islam


2. Memahami dasar hukum Shalat menurut Al-qur‟an dan Hadis
3. Mahasiwa dapat mengetahui waktu-waktu pelaksanaan Shalat Fardhu
4. Dapat mengetahui dan memahami Shalat Sunnah dan macam-macamnya

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Makna Shalat

Dalam ajarannya islam merupakan agama yang memberikan keselamatan


kepada umatnya dan di dalam agama islam kita diajarkan untuk selalu beribadah
kepada Allah Swt, baik ibadah wajib maupun sunnah. Terlebih dahulu akan
mengulas mengenai hakikat makna shalat serta pandangan dari aspek psikologis
tentang shalat. Shalat secara bahasa berarti do‟a. Ibadah shalat dinamai do‟a
karena dalam shalat itu mengandung do‟a sedangkan menurut syari‟at shalat
adalah suatu ibadah yang terdiri dari beberapa ucapan dan perbuatan tertentu yang
diawali dengan takbratul ihram (mengucap takbir) dan di akhiri dengan salam
dengan syarat-syarat tertentu.1 Shalat memiliki definisi lain menurut syari‟at yang
memiliki arti menghadapkan hati kepada Allah Swt sebagai ibadah dalam bentuk
beberapa perkataan dan perbuatan yang dimulai dari takbir dan diakhiri dengan
salam serta harus memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan syari‟at Islam
sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Rasulullah Saw di dalam kehidupan
sehari-hari beliau.2

Adapun pengertian shalat secara hakekat atau “sir” (batin) adalah


menghadapkan jiwa kita sebagai seorang hamba kepada Allah dengan
mendatangkan khauf (takut) kepada-Nya serta menumbuhkan di dalam jiwa kita
rasa keagungan-Nya, kebesaran-Nya dan kesempurnaan kekuasaan-Nya. Pada
hakikatnya, shalat merupakan suatu perjuangan mencapai kebahagiaan yang
dimulai dengan mengangungkan sang pencipta yaitu Allah Swt.

1
Moh. Sholeh, Terapi Shalat Tahajud, Jakarta: PT. Mizan Publika, 2006. Hal.128
2
Zamri Khadimulah, Qiyamul Lail Power, Bandung: Marja, 2006. Hal.115

6
Hal tersebut dijalankan secara konsisten/istiqomah di dalam menghadapi
berbagai kondisi seperti berdiri, rukuk, sujud, berdiri lagi, sujud lagi sampai
akhirnya mendapatkan keselamatan. Shalat merupakan ibadah mahdhah yang
wajib dilaksanakan oleh orang mukmin bagi yang sudah baligh dan berakal. 3
Shalat diartikan juga sebagai bentuk dzikir dengan menyebut dan mengagungkan
Allah Swt, dan di dalam Q.S Thaha ayat 14 bahwasannya Allah Swt berfirman :

ْ ‫ص ٰلوة َ ِل ِذ ْك ِز‬
‫ي‬ ْٓ َّ ‫َل ا ِٰلهَ ا‬
َّ ‫َِل اَو َ۠ا فَا ْعبُ ْدوِ ْۙ ْي َواَقِ ِم ال‬ ْٓ َ ُ‫ّٰللا‬
‫اِوَّىِ ْْٓي اَوَا ه‬

Artinya : “ Sesungguhnya Aku Ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak)
selain aku, Maka sembahlah Aku dan Dirikanlah shalat untuk mengingat Aku.”

Dalam ayat tersebut terdapat makna bahwasanya pada saat itu Allah Swt
berfirman kepada Nabi Musa bahwasannya Allah Swt merupakan Tuhan pencipta
seluruh alam yang harus disembah dan tidak ada selain Allah Swt yang layak
diibadahi. Allah Swt menyeru untuk menyembahnya dengan mengingatnya dalam
bentuk melaksanakan shalat dan bersyukur atas apa yang telah diberikan oleh
Allah Swt. Mengingat dan menyebut Allah dari takbir hingga salam yang
dipenuhi aktivitas zikir dengan berdiri, rukuk, sujud berdasarkan kepada teladan
Rasulullah Saw, karena shalat dicontohkan langsung oleh Rasulullah Saw dengan
tata cara yang benar. Shalat juga bukan termasuk ibadah yang memberatkan
manusia. Shalat adalah alat bantu atau sarana untuk mendekatkan diri kepada
Allah Swt agar mendapatkan pertolongan-Nya, perlindungan-Nya, dan keridhaan-
Nya. Sesungguhnya shalat itu atas izin Allah Swt sangatlah cukup untuk
menghapus kesedihan dan kerisauan.4

3
Muhammad Makhlodri, Menyingkap Mukjzat Shalat Dhuha, Yokyakarta: DIVA Press, 2008. Hal.33
4
Aidha al Qarani, La Tahzan, Jakarta: Qiathi Press, 2008. Hal.34

7
Shalat merupakan kunci dari semua amalan. Oleh sebab itu, apabila kuncinya
tidak utuh maka secara pasti amalan yang lain akan jauh dari kebaikan. Dalam
rangka meraih tujuan yaitu nilai dari kesempurnaan shalat (dalam hal ini shalat
wajib), nabi sangat menganjurkan untuk tidak hanya melakukan shalat wajib
tetapi juga mengerjakan shalat sunnah yang lainnya.

2.2 Dasar Hukum Shalat dalam Al-Qur’an dan Hadis

Hukum sholat adalah wajib ain yakni kewajiban yang dibebankan kepada
setiap orang yang telah mendapatkan kewajiban (mukallaf) dan seseorang tidak dapat
lepas dari kewajiban menjalankan sholat dan tidak dapat diwakilkan.5 Sholat adalah
salah satu rukun islam yang wajib dilakukan berdasarkan ketetapan Al-quran, sunnah
dan ijma‟. Firman-firman Allah SWT yang memerintahkan untuk sholat salah
satunya seperti dalam Al-quran surat Al-Ankabut ayat 45 :

               

        

Artinya : “ Bacalah apa yang Telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al
Quran) dan Dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-
perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah
lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa
yang kamu kerjakan.” (Q.S Al-Ankabut:45)

Dalam ayat lain Allah SWT berfirman dalam surat Al- Baqarah ayat 43 yaitu,

       

Artinya : “ Dan Dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-
orang yang ruku”

5
Amir Syarifudin, Garis-Garis Besar Fiqih, (Jakarta, Kencana, 2013, Hlm. 21)

8
Adapun hadis mengenai Shalat yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan
Muslim yang berbunyi :

‫تني اإلسالم ػلى خوس‬: ‫شهادج أى ال إله إال هللا واى دمحم رسىل هللا وإقام الصالجوايتاء السكاج‬
‫وصيام رهضاى وحج الثيت‬

Rasulullah SAW bersabda: "Islam didirikan di atas lima dasar, yaitu: memberi
kesaksian bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah,
mendirikan sholat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadhan, dan
melaksanakan ibadah haji ke Baitullah." (HR. Imam Bukhari dan Muslim dari
Abdurrahman bin Auf).

2.3 Waktu Pelaksanaan Shalat Fardhu

Di dalam ajaran Islam disetiap harinya pasti melaksanakan suatu ibadah yang
mana hal tersebut telah diatur menenai tata cara hingga waktu pelaksanaannya dan
seperti yang kita ketahui, ada 5 shalat fardhu yang wajib dilaksanakan bagi seluruh
umat muslim dengan memenuhi rukun dan syarat sah shalat. Di bawah ini akan
dijelaskan mengenai waktu pelaksanaan shalat fardhu.

1. Waktu Sholat Shubuh


Waktu pelaksanaan shalat subuh yaitu pada awal waktunya adalah ketika
sudah terbit fajar kedua (fajar shadiq), dan akhir waktu ikhtiyar sampai ufuq timur
kelihatan memerah, dan waktu jawaz sampai terbitnya matahari. Sebagaimana
yang dijelaskan berdasarkan keterangan hadits yang diriwayatkan oleh Imam
Muslim No. 612 :

‫ وقت صالج الصثح هي طلىع الفجر ها لن تطلغ الشوس‬:- ‫قال رسىل هللا – ملسو هيلع هللا ىلص‬

Artinya : “ Rasulullah Saw Bersabda : “Waktu shalat shubuh ialah sejak terbitnya
fajar hingga terbitnya matahari.”

9
Adapun yang lebih utama pelaksanaanya adalah pada saat ghalas (hari masih
gelap). Karena Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam hanya sekali mengerjakannya
dalam keadaan isfar (hari telah terang).

2. Waktu Shalat Dzuhur


Di dalam pelaksanaannya waktu Shalat dzuhur yaitu dimulai sejak
tergelincirnya matahari di ufuk barat (dari tengah langit) hingga masuknya waktu
ashar atau ketika bayangan suatu benda sama panjang dengan bendanya sesudah
matahari tergelincir. Hal ini digambarkan dalam hadits riwayat Imam Muslim no.
612:

‫ ها لن يحضر الؼصر‬..… ،‫ “وقت الظهر إذ زالت الشوس‬:‫أى رسىل هللا – ملسو هيلع هللا ىلص – قال‬

Artinya : “Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: “Waktu dhuhur ialah ketika


matahari tergelincir,.. sampai datangnya waktu ashar.”

3. Waktu Sholat Ashar


Waktu sholat ashar dimulai sejak bayangan benda sama panjangnya dengan
benda tersebut sampai terbenamnya matahari sebelum matahari menguning, dan
belum jatuh sisinya yang awal sebagai waktu ikhtiyar, atau matahari belum
tenggelam sebagai waktu darurat. Sebagaimana yang tercantum dalam hadis
riwayat Imam Bukhari No. 554:6

7
…..‫ومه أدرك ركعت مه العصز قبل أن تغزب الشمس فقد أدرك العصز‬
Artinya : “Barangsiapa mendapati satu rakaat shalat ashar sebelum matahari
terbenam, maka ia telah mendapati waktu ashar.”

6
Amir Syarifudin, Garis-Garis Besar Fiqih, (Jakarta, Kencana, 2013, Hlm. 21)
7
HR. Abu Dawud dan Nasa‟i
8
HR. Tirmidzi 632, Ad Daruquthni 385, dishahihkan Al Albani dalam Silsilah Ahadits Shahihah,
1/440

10
4. Waktu Sholat Maghrib
Shalat maghrib dapat dilaksanakan ketika tenggelamnya matahari, sedangkan
batas waktu akhirnya adalah ketika tenggelamnya ufuk.

‫وقت الوغرب ها لن يغة الشفق‬


Artinya : “Waktu maghrib berakhir hingga hilangnya awan merah dari
cakrawala.” (HR. Muslim no. 612)

5. Waktu Sholat Isya


Awal waktu sholat Isya adalah saat tenggelamnya syafaq dan akhir waktunya
ketika pertengahan malam.

2.4 Shalat Sunnah dan Macam-macamnya

Shalat sunnah ( shalat nafilah ) merupakan shalat tambahan diluar shalat fardhu,
bila dikerjakan akan mendapat pahala tetapi apabila hal tersebut ditinggalkan maka
tidak berdosa. Shalat sunnah terbagi menjadi dua yaitu:

1. Shalat sunnah yang dilaksanakan secara berjamah. Shalat sunnah jenis ini status
hukumnya adalah muakkad, contohnya: shalat idul fitri, idul adha, terawih,
istisqa, kusuf dan khusuf.

2. Shalat sunnah yang dikerjakan secara munfarid ( sendiri-sendiri ). Status


hukumnya ada yang muakkad seperti: shalat sunnah rawatib dan tahajud. Ada
pula yang status hukumnya sunnah biasa ( ghairu muakkad ) seperti: shalat
tahiyatul masjid, shalat dhuha, shalat witir, dan lain-lain. Berikut adalah macam-
macam shalat sunah :

11
1. Shalat Sunnah yang dilakukan secara berjama‟ah
A. Shalat Sunnah Tarawih dan Witir pada Bulan Ramadhan.
Shalat Sunnah Tarawih adalah shalat sunnah yang dikerjakan pada malam
hari, pada bulan ramadhan. Waktunya setelah melaksanakan shalat isya‟
sampai menjelang subuh. (H.R. Bukhori dan Muslim) .Sedangkan pada
jumlah rakaat, terdapat banyak pendapat. Berikut rangkuman berupa table.
Shalat Witir adalah shalat yang dikerjakan secara ganjil sebagai penutup
shalat malam, dikerjakan menurut kemampuan masing-masing.

B. Sholat Dua Hari Raya.


Shalat dua hari raya/idain adalah shalat sunnah yang dilakukan karena
datangnya hari raya idul fitri atau idul adha. Shalat idul fitri di laksanakan
pada tanggal 1 syawal, sedangkan shalat idul adha di laksanakan pada tanggal
10 dzulhijjah. Shalat idain disyarian pada tahun pertama hijriyah. Dan
dianjurkan dilaksanakan di lapangan dan berjama‟ah. Hukum melaksanakan
kedua shalat „Id ini sama, yakni sunnah muakkadah (yang dikuatkan/penting
sekali). Sejak disyariatkannya shalat „Id ini, Rasulullah Saw. tidak pernah
meninggalkannya.

C. Sholat Dua Gerhana


Shalat dua gerhana (shalat khusu fain) adalah shalat sunah yang dilakukan
karena terjadi gerhana bulan ataupun gerhana matahari. Hukum melaksanakan
kedua shalat gerhana tersebut adalah sunah muakad.Waktu Pelaksanaan
gerhana matahari adalah sejak awal terjadinya gerhana sampai selesai atau
tertutupnya matahari.

12
D. Sholat Istisqo
Istisqo secara bahasa adalah meminta turun hujan. Secara istilah yaitu
meminta kepada Allah SWT agar menurunkan hujan dengan cara tertentu
ketika dibutuhkan hamba-Nya. Hukum shalat Istisqo adalah sunnah
muakkadah bagi yang terkena musibah kelangkaan air untuk minum dan
kebutuhan lainnya. Dan dianjurkan bagi kaum muslimin lainnya yang masih
mendapatkan air, sebagai bentuk ukhuwah dan tolong menolong dalam
kebaikan dan ketakwaan.

2. Shalat sunah yang dilakukan secara munfaridan (sendiri)8


A. Shalat Rawatib9
Sholat Sunnah yang dikerjakan menyertai Shalat Fardhu. Shalat Rawatib
terbagi dua yaitu Qabliyah, adalah shalat sunnah rawatib yang dikerjakan
sebelum shalat wajib dan Ba‟diyyah, adalah shalat sunnah rawatib yang
dikerjakan setelah shalat fardhu.

B. Shalat Dhuha
Shalat dhuha adalah shalat yang dikerjakan pada waktu dhuha, yakni ketika
matahari sudah naik, yaitu kira-kira setinggi tombak sampai matahari
tergelincir yaitu menjelang waktu dzuhur. Shalat dhuha dapat dilakukan dua
sampai dengan dua belas rakaat Hukum mengerjakan shalat dhuha adalah
sunnah. Shalat dhuha memiliki keutamaan yang besar bagi pelakunya
sehingga Rasulullah Saw menganjurkan para sahabat dan seluruh kaum
muslim untuk melaksanakannya.

7
HR. Abu Dawud dan Nasa‟i
8
HR. Tirmidzi 632, Ad Daruquthni 385, dishahihkan Al Albani dalam Silsilah Ahadits Shahihah,
1/440

13
C. Shalat Takhiyatul Masjid
Shalat takhiyatul masjid merupakan shalat sunnah dua rakaat yang dikerjakan
ketika memasuki masjid sebelum duduk dalam rangka menghormati masjid.
Dalam riwayat Imam Bukhari dan Muslim disebutkan bahwasannya
Rasulullah Saw bersabda : “Apabila seseorang diantara kamu masuk masjid,
maka janganlah hendak duduk sebelum shalat dua rakaat lebih dahulu” (H.R.
Bukhari dan Muslim). Mengenai hukum shalat Tahiyyat Masjid adalah
sunnah sebagaimana bahwa selain shalat fardhu lima waktu hukumnya
sunnah. Adapun mengenai waktu mengerjakannya ialah sewaktuwaktu (kapan
saja) masuk ke dalam masjid disunnahkan shalat tahiyyat masjid terlebih
dahulu, baik siang maupun malam.

D. Shalat Tahajud
Sholat sunnah tahajut adalah sholat sunnah yang dikerjakan pada waktu
malam hari setelah bangun tidur karena arti tahajut adalah bangun pada
malam hari. Hukum shalat Tahajjud adalah sunnah muakkadah (sunnah yang
sangat ditekankan). Shalat sunnah ini telah tetap berdasarkan dalil dari Al-qur-
an, Sunnah Rasulullah Saw dan juga ijma‟ kaum Muslimin.

E. Shalat Hajat
Shalat hajat adalah sholat sunat yang dikerjakan karena mempunyai maksud
atau keperluan dan berharap allah swt mengabulkannya. Hajat atau keperluan
ini ada yang kepada allah swt dan ada juga yang mempunyai hajat kepada
sesama manusia, atau disebut dengan urusan duniawi dan ukhrawi.

14
F. Shalat Istikharah
Pengertian Shalat Istikharah adalah Shalat Sunah dua Raka‟at yg dikerjakan
oleh seorang muslim untuk meminta petunjuk kpd Alloh Swt yg sedang
bingung diantara beberapa pilihan dan merasa ragu – ragu untuk memiilih
atau saat akan memutuskan sesuatu hal tersebut. Sedangkan untuk ukuran atau
perihal masalah 10yg dimaksudkan di atas tidak dibatasi ukurannya karena bisa
masalah didlm pekerjaan, masalah perjodohan maupun masalah lain.

G. Shalat Tasbih
Shalat Sunat Tasbih adalah shalat sunah yang maksudnya memperbanyak
tasbih kepada Allah Swt dengan cara cara khusus. Pengertian lain dari Shalat
tasbih adalah shalat yang di dalamnya banyak membaca tasbih, sehingga
dalam 4 rakaat yang dikerjakan itu bacaan tasbih berjumlah 300 tasbih .
Sholat sunnah tasbih sangat dianjurkan untuk diamalkan . Kalau bisa
dilakukan setiap malam . Jika tidak bisa maka dilakukan sekali seminggu. Jika
tidak bisa dilakukan sekali sebulan. Kalau tidak bisa juga dapat dilakukan
sekali setahun. Kalau tidak bisa juga dilakukan pada tiap tahun, setidak
tidaknya sekali seumur hidup.

H. Shalat Taubat Nasuha


Shalat Taubat nasuha merupakan Shalat Sunah Taubat yg dikerjakan dg
jumlah Raka‟at minimal 2 raka‟at dan maksimal dikerjakan sebanyak 6
raka‟at, perbedaan antara Shalat Sunah taubat dengan Shalat Sunah Taubat
Nasuha sendiri tidak ada perbedaan karena Shalat Sunah tersebut merupakan
Shalat Sunnah yang sama tetapi hanya saja terdapat perbedaan kalimat
Nasuha. Pengertian Taubat Nasuha sendiri merupakan seorang muslim yang
10
QS. Fushshilat: 37H.R Turmudzi
11
. Shohih Bukhori, no.159 dan Shohih Muslim, no.226
12
HR Muslim, kitab Shalât al-Musâfirîn wa Qashruha, Bab: Istihbâb Shalat ad-Dhuha, hadits No. 720.

15
mencoba untuk bertaubat dan memohon ampunan Allah Swt dari perbuatan
dosa besar yg sudah mereka lakukan dan setelah melakukan Taubat tersebut,
mereka benar-benar berjanji untuk tidak mengulangi perbuatan dosa mereka
lagi dan benar-benar menyesal telah melakukan perbuatan dosa tersebut.
Kemudian untuk waktu mengerjakan Shalat Taubat Nasuha ada baiknya
dikerjakaan saat malam tiba setelah Shalat isya sehingga anda bisa
mengerjakan Shalat Taubat Nasuha ini dengan khusyu dan tenang.

16
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan mengenai Shalat dapat kita ketahui dan juga pahami
bahsawasannya Shalat merupakan Ibadah wajib yang harus dikerjakan oleh setiap
umat Islam yang mana shalat dijadikan sebagai sebuah sarana komunikasi antara
seorang hamba dengan Tuhan-Nya sebagai suatu bentuk ibadah yang di dalamnya
terdapat sebuah amalan yang tersusun dari beberapa ucapan dan perbuatan yang
diawali dengan takbiratul ikhram dan diakhiri dengan salam yang mana hal tersebut
telah diatur dari tata cara hingga waktu pelaksanaan di dalam ibadah Shalat, selain itu
terdapat juga dasar hukum yang menjadi benteng dari ibadah shalat berdasarkan Al-
quran dan hadis yang mana didalamnya menjelaskan mengenai kewajiban seorang
muslim untuk melaksanakan Shalat karena Shalat juga sebagai suatu bentuk rasa
syukur kita terhadap Allah Swt atas apa yang telah dilimpahkan terhadap kita sebagai
seorang manusia. Dengan melaksanakan shalat kita berharap agar Allah Swt meridhai
segala hal baik yang telah kita lakukan selama di dunia, tidak hanya Ibadah wajib
seperti shalat fardhu saja akan tetapi shalat-shalat sunnah sebagaimana yang telah
dijelaskan di dalam makalah salah satunya yaitu Shalat Dhuha yang mana shalat
tersebut sangan dianjurkan untuk dilakukan oleh setiap kaum muslimin karena
memiliki keutamaan yang baik bagi setiap orang yang melakukannya. Maka dari itu
sebagai seorang muslim kita harus melaksanakan Shalat dengan sebaik-baiknya
karena dengan Shalat dapat menjauhkan dari perbuatan keji dan munkar yang dapat
menjauhkan kita dari Allah Swt dan lakukanlah Shalat dengan niat ikhlas hanya
karena Allah Swt.

17
DAFTAR PUSTAKA

Moh. Sholeh. 2006. Terapi Shalat Tahajud. Jakarta: PT Mizan Publika

Khadimulah, Zamri. 2006. Qiyamul Lail Power. Bandung: Marja

Makhlodri, Muhammad. 2008. Menyingkap Mukzizat Shalat Dhuha.


Yogyakarta: DivaPress

Aidha al Qarani. 2008. La Tahzan. Jakarta: Qiathi Press

Syarifudin, Amir. 2013. Garis-Garis Besar Fiqih. Jakarta: Kencana

18

Anda mungkin juga menyukai