Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

SHOLAT SUNNAH

DOSEN PEMBIMBING : IDMAR WIJAYA, S.AG., M.HUM


DISUSUN OLEH KELOMPOK 5

MUHAMAD DIMAS RAMADILESA (412023024)


SEPRIADI (412023014)
BINTANG M RAYYIS (412023015)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya kepada kita semua sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Sholawat serta salam senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, yang telah
memberikan contoh teladan dalam menjalankan segala aspek kehidupan, termasuk dalam beribadah.
Makalah ini membahas tentang sholat sunnah, sebuah ibadah yang memiliki kedudukan yang
penting dalam agama Islam. Sholat sunnah bukanlah kewajiban, namun merupakan amalan yang
sangat dianjurkan untuk dilaksanakan oleh umat Muslim. Dalam makalah ini, kami menguraikan
pengertian, jenis-jenis, hukum, serta manfaat dari sholat sunnah.
Penyusunan makalah ini tentu tidak lepas dari bantuan serta dukungan berbagai pihak. Kami
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen pembimbing kami yang telah
memberikan arahan serta masukan yang sangat berharga dalam penulisan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat serta menjadi tambahan pengetahuan bagi
pembaca yang ingin lebih memahami tentang sholat sunnah.

Wassalamu'alaikum wr. wb.

Palembang, 18 April 2024

Kelompok 5

2
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI........................................................................................................................... 3
BAB I....................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN...................................................................................................................4
1.1. Latar Belakang.............................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................ 4
1.3 Tujuan........................................................................................................................... 4
BAB II..................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN..................................................................................................................... 5
2.1 Pengertian Sholat Sunnah............................................................................................5
2.2 Macam – Macam Sholat Sunnah.................................................................................5
BAB III....................................................................................................................................9
PENUTUP...............................................................................................................................9
3.1 Kesimpulan................................................................................................................... 9
3.2 Saran...........................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................10

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sholat merupakan tiang utama dalam ajaran Islam, menjadi fondasi spiritual bagi umat
Muslim. Selain sholat wajib yang telah diatur secara tegas dalam Al-Quran dan hadis, terdapat juga
sholat sunnah yang memiliki peran penting dalam memperdalam hubungan individu dengan Allah
SWT. Sholat sunnah, meskipun bukan kewajiban, merupakan sarana untuk mendekatkan diri kepada
Sang Pencipta, memperkuat ikatan spiritual, serta menumbuhkan kesadaran akan kehadiran-Nya
dalam setiap aspek kehidupan.

Namun, dalam realitas kehidupan sehari-hari, pemahaman serta praktik terkait sholat sunnah
seringkali kurang mendapat perhatian yang cukup. Banyak umat Muslim yang kurang memahami
pentingnya sholat sunnah, baik dari segi hukum, manfaat, maupun tata cara pelaksanaannya. Bahkan,
sebagian dari mereka mungkin belum menyadari bahwa sholat sunnah juga memiliki nilai-nilai
spiritual dan sosial yang signifikan.

Oleh karena itu, penyusunan makalah ini didasari oleh kebutuhan untuk menggali lebih dalam
tentang makna, hukum, dan manfaat dari sholat sunnah. Dengan memperdalam pemahaman tentang
sholat sunnah, diharapkan umat Muslim dapat lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT,
meningkatkan kualitas ibadah, serta merasakan manfaat spiritual yang lebih besar dalam kehidupan
sehari-hari.

Melalui penelusuran yang komprehensif dan analisis mendalam, makalah ini bertujuan untuk
memberikan pencerahan kepada pembaca tentang pentingnya sholat sunnah dalam praktik keagamaan
umat Islam, serta bagaimana implementasinya dalam kehidupan sehari-hari sebagai bentuk
pengabdian kepada Sang Pencipta.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari sholat sunnah menurut ajaran Islam?


2. Apa saja jenis-jenis sholat sunnah yang dianjurkan dalam Islam?
3. Bagaimana hukum melaksanakan sholat sunnah menurut berbagai mazhab dalam Islam?
4. Apa saja manfaat yang dapat diperoleh dengan melaksanakan sholat sunnah?

1.3 Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:


1. Memberikan pemahaman yang jelas tentang pengertian sholat sunnah menurut ajaran Islam.
2. Mengidentifikasi jenis-jenis sholat sunnah yang dianjurkan dan menjelaskan tata cara
pelaksanaannya.
3. Membahas hukum melaksanakan sholat sunnah menurut berbagai mazhab dalam Islam untuk
memberikan pemahaman yang lebih luas.

4
4. Menguraikan manfaat-manfaat spiritual dan praktis yang dapat diperoleh dengan melaksanakan
sholat sunnah, baik di dunia maupun di akhirat.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sholat Sunnah

Sholat sunnah merupakan jenis ibadah sholat dalam agama Islam yang dianjurkan, namun
tidak diwajibkan, bagi umat Muslim. Sholat sunnah memiliki peran penting dalam mendekatkan diri
kepada Allah SWT dan meningkatkan kualitas ibadah seseorang. Sholat sunnah dilakukan secara
sukarela oleh individu, baik secara individu maupun berjamaah, di luar dari waktu-waktu sholat wajib
yang telah ditentukan. Secara umum, sholat sunnah memiliki karakteristik sebagai bentuk ibadah
tambahan yang dilakukan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, mengikuti contoh Nabi
Muhammad SAW, serta memperoleh berbagai manfaat baik spiritual maupun dunia.

Dalam praktiknya, sholat sunnah dibagi menjadi beberapa jenis, seperti sholat sunnah
mu'akkadah (yang dianjurkan secara tegas oleh Nabi Muhammad SAW), sholat sunnah ghairu
mu'akkadah (yang dianjurkan namun tidak secara tegas), sholat sunnah rawatib (sholat sunnah yang
terkait dengan sholat wajib), dan sholat sunnah lainnya sesuai dengan kebiasaan dan tradisi yang
dianjurkan oleh Nabi. Penting untuk dipahami bahwa sholat sunnah memiliki kedudukan yang sangat
mulia dalam Islam meskipun tidak diwajibkan. Melalui sholat sunnah, seorang Muslim dapat
memperdalam hubungannya dengan Allah SWT, meningkatkan kesadaran spiritual, dan membentuk
disiplin ibadah yang lebih kokoh.

2.2 Macam – Macam Sholat Sunnah

A. Sholat Sunnah Rawatib

Sholat sunnah rawatib adalah jenis sholat sunnah yang dilakukan secara rutin oleh umat Muslim
setiap hari. Sholat ini memiliki kedudukan yang istimewa dalam agama Islam karena terkait langsung
dengan sholat wajib. Sholat sunnah rawatib dilakukan sebelum atau sesudah sholat wajib tertentu,
sebagai bentuk penyempurnaan dan peningkatan pahala atas pelaksanaan sholat wajib tersebut.

Penjelasan lebih detail tentang sholat sunnah rawatib dapat disajikan sebagai berikut:

1. Jumlah Rakaat

Sholat sunnah rawatib dilakukan dengan jumlah rakaat yang tetap untuk setiap waktu sholat
wajib tertentu. Misalnya, sebelum atau sesudah sholat Subuh dilakukan dua rakaat, sebelum atau
sesudah sholat Dzuhur dilakukan empat rakaat, sebelum atau sesudah sholat Ashar dilakukan empat
rakaat, sebelum atau sesudah sholat Maghrib dilakukan dua rakaat, dan sebelum atau sesudah sholat
Isya dilakukan dua rakaat.

2. Waktu Pelaksanaan

5
Sholat sunnah rawatib dilakukan pada waktu-waktu tertentu, yaitu sebelum atau sesudah
pelaksanaan sholat wajib yang terkait. Misalnya, sholat sunnah rawatib sebelum sholat Dzuhur
dilakukan setelah terbit matahari sampai masuk waktu Dzuhur, sedangkan sholat sunnah rawatib
setelah sholat Dzuhur dilakukan setelah pelaksanaan sholat Dzuhur sampai matahari tergelincir.

3. Kedudukan

Meskipun sholat sunnah rawatib tidak diwajibkan, pelaksanaannya sangat dianjurkan oleh
Nabi Muhammad SAW. Hal ini terlihat dari hadis yang menyatakan bahwa Rasulullah SAW
seringkali melaksanakan sholat sunnah rawatib secara rutin, baik sebelum maupun sesudah sholat
wajib.

4. Manfaat

Pelaksanaan sholat sunnah rawatib memberikan berbagai manfaat, antara lain:

- Menambah pahala ibadah: Pelaksanaan sholat sunnah rawatib merupakan bentuk kecintaan kepada
Allah SWT yang akan mendatangkan pahala tambahan bagi pelakunya.
- Mendekatkan diri kepada Allah SWT: Sholat sunnah rawatib memberikan kesempatan kepada umat
Muslim untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT di luar dari kewajiban sholat wajib.
- Menjadi kebiasaan yang baik: Melakukan sholat sunnah rawatib secara rutin dapat membentuk
kebiasaan baik dalam menjaga ibadah sehari-hari.

B. Sholat Sunnah Ghairu Rawatib

Sholat sunnah ghairu rawatib merupakan jenis sholat sunnah yang tidak memiliki keterkaitan
langsung dengan sholat wajib tertentu seperti sholat sunnah rawatib. Sholat ini dilakukan sebagai
tambahan ibadah yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW, namun tidak dilakukan secara rutin
setiap hari. Sholat sunnah ghairu rawatib memiliki fleksibilitas dalam waktu pelaksanaannya dan tidak
memiliki jumlah rakaat yang tetap, sehingga umat Muslim dapat melaksanakannya sesuai dengan
kebutuhan dan keinginan, tanpa batasan waktu tertentu.
Penjelasan lebih rinci tentang sholat sunnah ghairu rawatib dapat disajikan sebagai berikut:
1. Fleksibilitas Waktu
Sholat sunnah ghairu rawatib tidak terikat pada waktu-waktu tertentu seperti sholat sunnah rawatib
yang terkait dengan sholat wajib. Umat Muslim dapat melaksanakan sholat ini kapan pun mereka
menginginkannya, baik pada pagi, siang, sore, atau malam hari.
2. Jumlah Rakaat
Tidak seperti sholat sunnah rawatib yang memiliki jumlah rakaat yang tetap untuk setiap waktu sholat
wajib tertentu, sholat sunnah ghairu rawatib tidak memiliki jumlah rakaat yang baku. Umat Muslim
dapat melaksanakan sholat ini dengan jumlah rakaat yang disesuaikan dengan keinginan dan
kemampuan mereka.
3. Contoh-contoh Sholat Sunnah Ghairu Rawatib
Beberapa contoh sholat sunnah ghairu rawatib yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW antara
lain:

6
- Sholat Dhuha: Sholat ini dilakukan pada waktu antara terbitnya matahari hingga menjelang waktu
Dzuhur. Meskipun tidak memiliki jumlah rakaat yang tetap, umumnya dilakukan dengan minimal dua
rakaat dan maksimal delapan rakaat.
- Sholat Istikharah: Sholat ini dilakukan ketika seseorang menghadapi pilihan-pilihan penting dalam
hidupnya dan ingin meminta petunjuk dari Allah SWT. Sholat ini dilakukan dengan jumlah rakaat
yang tidak ditentukan secara khusus.
- Sholat Taubah: Sholat ini dilakukan sebagai bentuk taubat dan memohon ampunan kepada Allah
SWT. Sholat ini dilakukan dengan jumlah rakaat yang disesuaikan dengan kebutuhan.
4. Manfaat
Melaksanakan sholat sunnah ghairu rawatib memiliki berbagai manfaat, antara lain:
- Mendekatkan diri kepada Allah SWT: Sholat sunnah ghairu rawatib memberikan kesempatan
kepada umat Muslim untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT di luar dari kewajiban sholat wajib.
- Menambah pahala ibadah: Pelaksanaan sholat sunnah ghairu rawatib juga mendatangkan pahala
tambahan bagi pelakunya, sebagai bentuk kecintaan dan pengabdian kepada Allah SWT.
- Memperkuat hubungan spiritual: Melalui sholat sunnah ghairu rawatib, umat Muslim dapat
memperkuat hubungan spiritual mereka dengan Allah SWT, serta meningkatkan kualitas ibadah dan
keimanan.

C. Shalat Yang Tidak Disunnahkan

Shalat yang tidak disunnahkan adalah jenis shalat yang tidak dianjurkan untuk dilakukan oleh
Nabi Muhammad SAW. Meskipun tidak diharamkan secara langsung, tetapi pelaksanaannya tidak
dianjurkan karena tidak memiliki dasar yang kuat dalam ajaran Islam atau bahkan bisa bertentangan
dengan ajaran Islam.
Penjelasan lebih lanjut tentang shalat yang tidak disunnahkan beserta contohnya dapat disajikan
sebagai berikut:
1. Shalat yang Dilakukan pada Waktu Larangan (Makruh)
Shalat yang dilakukan pada waktu-waktu yang dilarang untuk melaksanakan shalat, seperti:
- Shalat saat terbitnya matahari (terbitan fajar): Hal ini disebutkan dalam hadis bahwa Nabi
Muhammad SAW melarang shalat pada waktu terbitnya matahari dan terbenamnya matahari.
- Shalat saat terbenamnya matahari (terbenamnya fajar): Hal ini juga disebutkan dalam hadis bahwa
Nabi Muhammad SAW melarang shalat saat matahari terbenam.

2. Shalat yang Dilakukan dengan Niat Khusus yang Tidak Dibentuk oleh Sunnah
Shalat yang dilakukan dengan niat khusus yang tidak dianjurkan atau tidak memiliki dasar dalam
sunnah Rasulullah SAW, seperti:
- Shalat untuk Tujuan Khusus yang Tidak Didukung oleh Sunnah: Misalnya, seseorang melaksanakan
shalat dengan niat agar diberikan kekayaan dalam waktu yang cepat, tanpa dasar atau petunjuk dari
sunnah Rasulullah SAW.

7
3. Shalat yang Dilakukan dengan Gerakan atau Tata Cara yang Salah
Shalat yang dilakukan dengan gerakan atau tata cara yang salah, seperti:
- Shalat dengan Gerakan yang Berlebihan atau Kurang: Misalnya, melakukan ruku' atau sujud terlalu
cepat atau terlalu lama dari yang disyariatkan.
- Shalat dengan Banyaknya Gerakan Tambahan: Misalnya, melakukan gerakan-gerakan tambahan
selain yang diajarkan oleh Rasulullah SAW, seperti berputar-putar atau mengangkat tangan ke atas
selama shalat.

8
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sholat sunnah merupakan bagian integral dari ibadah dalam agama Islam yang
memberikan pelengkap dan peningkatan spiritual bagi umat Muslim. Melalui pemahaman
yang mendalam tentang sholat sunnah, umat Muslim dapat memperdalam hubungan mereka
dengan Allah SWT, meningkatkan kualitas ibadah, dan merasakan manfaat spiritual yang
besar dalam kehidupan sehari-hari. Dalam makalah ini, telah dibahas berbagai aspek terkait
dengan sholat sunnah, termasuk pengertian, jenis-jenis, hukum, serta manfaatnya. Sholat
sunnah dianjurkan sebagai ibadah tambahan yang dilakukan secara sukarela, baik secara
individu maupun berjamaah. Jenis-jenis sholat sunnah meliputi sholat sunnah mu'akkadah,
sholat sunnah ghairu mu'akkadah, sholat sunnah rawatib, dan sholat sunnah lainnya sesuai
dengan kebiasaan dan tradisi yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW. Pelaksanaan
sholat sunnah juga memiliki berbagai manfaat, baik secara spiritual maupun dunia. Sholat
sunnah dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT, menguatkan ikatan spiritual,
meningkatkan kualitas ibadah, serta membentuk kebiasaan baik dalam menjalani kehidupan
sehari-hari.
Dengan demikian, sholat sunnah bukan hanya merupakan kewajiban agama, tetapi
juga merupakan kesempatan bagi umat Muslim untuk meraih keberkahan dan kebaikan
dalam kehidupan mereka. Dengan kesadaran dan komitmen untuk melaksanakan sholat
sunnah secara konsisten, diharapkan umat Muslim dapat memperoleh manfaat yang besar
dalam mendekatkan diri kepada Allah SWT dan meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat.

3.2 Saran

1. Integrasi Aktif dalam Rutinitas Harian: Disarankan untuk mengintegrasikan sholat sunnah
ke dalam rutinitas harian kita dengan menetapkan waktu khusus untuk melaksanakannya. Ini
dapat dilakukan dengan membuat jadwal ibadah yang teratur dan konsisten.
2. Pelajari Lebih Lanjut: Saran kedua adalah untuk terus memperdalam pemahaman kita
tentang sholat sunnah dengan membaca literatur agama, mengikuti ceramah, atau berdiskusi
dengan para ulama. Semakin dalam pemahaman kita, semakin besar juga kecintaan kita
terhadap ibadah ini.
3. Bersama-sama Mendukung: Ajak teman, keluarga, atau komunitas sekitar untuk bersama-
sama melaksanakan sholat sunnah. Dengan memberikan dukungan dan dorongan kepada satu
sama lain, kita dapat memperkuat komitmen kita terhadap ibadah ini dan merasakan
manfaatnya secara bersama-sama.

9
DAFTAR PUSTAKA

An-Nuri, Hasan Sulaiman dan Alwi Abbas al-Maliki, terjemahan ibanatul ahkam; Syarah
Bulughul Maram, 1995, jil.l, Surabaya, Mutiara Ilmu.
An-Nuri, Hasan Sulaiman dan Alwi Abbas al-Maliki, terjemahan ibanatul ahkam; Syarah
Bulughul Maram, 1995, jil.ll,Surabaya, Mutiara Ilmu.
Tim Kashiko, Kamus Lengkap Arab Indonesia, PenerbitKashiko, Surabaya, 2000.
Sabiq, Sayyid, Fiqh Sunnah, 1987, jil.6, Bandung, PT. al-Ma'arif. PP Muhammadiyah
Himpunan Putusan Tarjih, 1974, Yogyakarta, Penerbit Suara Muhammadiyah.
Sunarto, Achmad, Al Jami'ush Shahih (Hadits yang Disepakati Bukhori Dan Muslim, PT.
Setia kawan Offset, Jakarta, Th.2000
Sunarto, Ahmad, Himpunan Hadits al-Jami ush Shahih, 2000, Jakarta, Setia Kawan

10

Anda mungkin juga menyukai