Disusun Oleh :
Kelompok 3
1. Diandra Agung Prasetyo (231010061)
2. Natasya Martalita (231010441)
Puji syukur ke hadirat Allah SWT, berkat limpahan rahmat-Nya, makalah dengan judul
"Puasa dan Zakat" dapat diselesaikan tepat waktu. Makalah ini disusun dengan tujuan untuk
memahami lebih dalam mengenai dua rukun Islam yang sangat fundamental yaitu puasa dan
zakat.
Puasa yang dilaksanakan setiap bulan Ramadhan bukan hanya merupakan ibadah
menahan diri dari makan, minum, dan hal-hal yang membatalkannya saja melainkan juga
memiliki filosofi yang mendalam mengenai kesabaran, refleksi diri, dan solidaritas sosial. Di
sisi lain, zakat sebagai salah satu bentuk ibadah sosial mengajarkan kita tentang pentingnya
berbagi, meratakan ekonomi, serta mengedepankan rasa keadilan sosial.
Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak
keterbatasan baik dari segi penulisan, analisis, maupun interpretasi. Oleh karena itu, kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun sangat diharapkan guna kesempurnaan
makalah ini di masa yang akan datang.
Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca sekalian dalam memahami
konsep puasa dan zakat dalam Islam serta mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Kelompok 3
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Memahami dengan mendalam konsep dan hikmah di balik ibadah puasa dan zakat
dalam Islam.
2. Menjelaskan tata cara pelaksanaan puasa dan zakat sesuai dengan syariat Islam serta
dasar-dasar Al-Qur'an dan Hadits yang mengatur kedua ibadah tersebut.
3. Mengkaji manfaat spiritual, sosial, dan ekonomi dari pelaksanaan puasa dan zakat bagi
individu dan komunitas.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Puasa
A. Puasa
1. Etimologi:
Puasa dalam bahasa Arab disebut dengan "ṣawm" atau "ṣiyām". Secara etimologi (dari
segi bahasa) kata "ṣawm" atau "ṣiyām" berarti menahan atau menahan diri.
2. Terminologi:
Dalam konteks agama Islam, puasa (ṣiyām) secara terminologi merujuk pada ibadah
menahan diri dari makan, minum, dan hal-hal lain yang membatalkan puasa dari terbit
fajar (sebelum waktu Shalat Subuh) hingga matahari terbenam (waktu Shalat Maghrib),
dengan niat khusus mendekatkan diri kepada Allah.1
“Haiَ orang-orang yang beriman, telah diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana
diwajibkan atas orang-orangَsebelumَkamuَagarَkamuَbertakwa”. (Q.S Al-Baqarah 2: 183)
1
Q.S. al-Baqarah: 183
2
Secara umum, batasan baligh bagi laki-laki adalah jika sudah mengalami mimpi basah.
Sedangkan bagi perempuan adalah jika ia telah mengeluarkan darah haid. Namun, jika
laki-laki dan perempuan tersebut belum mengalami mimpi basah atau haid, maka batas
balighnya adalah umur lima belas tahun.
3. Orang yang berakal.
Karena itu, orang yang tidak memiliki akal dan kesadaran penuh, seperti orang gila,
orang mabuk dna orang ayan selama seharian penuh tidak wajib melakukan puasa
Ramadan. Hanya saja orang mabuk dan orang ayan tidak wajib puasa Ramadhan namun
mereka memiliki kewajiban mengqada puasa yang ditinggalkan selama mereka
mengalami ayan dan mabuk.
4. Orang yang menetap atau ikamah.
Orang yang menetap atau tidak sedang berpergian dengan jarak bisa qasar salat dia
wajib puasa Ramadhan. Sebaliknya, orang yang berpergian dengan jarak sampai bisa
qasar salat, maka dia tidak wajib puasa Ramadhan. Sebaliknya orang yang berpergian
dengan jarak sampai bisa qasar salat, maka dia tidak wajib puasa Ramadhan.
Meski orang yang sedang berpergian tidak wajib puasa namun jika dia berpuasa maka
puasanya dinilai sah. Sebaliknya, jika dia tidak berpuasa maka dia tidak berdosa hanya
saja dia wajib mengqadha puasa yang ditinggalkannya.
5. Orang yang mampu berpuasa atau sehat.
Orang yang sehat dan mampu diwajibkan puasa Ramadhan. Sedangkan orang yang
sakit dan tidak mampu berpuasa tidak wajib berpuasa. Orang yang sakit atau tidak
mampu karena sudah tua, mereka tidak wajib puasa namun mereka wajib mengqadanya
atau membayar fidiah.
• Puasa Sunnah, sesuatu hal jika dilakukan oleh orang yang sudah baligh maka
akan mendapatkan pahala, tetapi jika tidak mengerjakannya maka tidak akan
mendapat dosa. Macam-macam dari puasa sunah yaitu :
a. Puasa Senin Kamis, ialah puasa yang dilaksanakan setiap hari Senin dan
Kamis. Sebagaimana Nabi Muhammad SAW bersabda, "Dari Aisyah ra
berkata, bahwasanya Nabi SAW selalu memilih puasa hari senin dan
hari kamis." (HR. At-Tirmidzi).2
2
HR. At-Tirmidzi
4
b. Puasa Arafah, puasa yang dilaksanakan pada tanggal 9 Zulhijah atau
saat orang yang melaksanakan ibadah haji sedang wukuf di padang
Arafah.
c. Puasa Asyura, puasa yang dilaksanakan pada bulan Asyura.
d. Puasa Syawal, puasa enam hari setelah tanggal 1 Syawal.
e. Puasa Daud, selang seling
Fungsi Puasa:
1. Pembersihan Diri: puasa berfungsi sebagai proses detoksifikasi rohani dan jasmani,
membersihkan diri dari dosa dan kesalahan serta memberikan kesegaran bagi tubuh.
2. Mengendalikan Nafsu: puasa memiliki fungsi untuk mengontrol dan mengendalikan nafsu,
sehingga seseorang dapat menjalankan kehidupan dengan lebih terkendali.
3. Pembentukan Solidaritas Sosial: puasa, khususnya di bulan Ramadhan memiliki fungsi
sosial dimana umat Islam di seluruh dunia berpuasa bersama-sama, memperkuat rasa
persaudaraan dan solidaritas.
5
3. Manfaat Kesehatan: dari sisi medis, puasa membantu mendetoksifikasi tubuh,
meningkatkan keseimbangan hormon, dan meremajakan sistem pencernaan.3
4. Penguatan Kebersamaan: khususnya Ramadhan memperkuat ikatan kekeluargaan dan
kebersamaan melalui ibadah bersama seperti tarawih dan buka puasa bersama.
3
Alirezaei, Mehrdad, et al. "Short-term fasting induces profound neuronal autophagy." Autophagy 6.6 (2010):
702-710.
4
Al-Qardhawi, Yusuf. “Fiqh Az-Zakat”. Dar al-Taqwa. London. 1999.
5
Al-Mausu'ah Al-Fiqhiyyah. Kuwait: Wazarat al-Awqaf wa al-Shu'un al-Islamiyyah. 1985.
6
Q.S. Al-Baqarah: 43
6
2.9 Syarat Kekayaan yang Wajib Dizakati
1. Milik Penuh (Tamlik)
Kekayaan tersebut harus sepenuhnya menjadi milik seseorang dan tidak ada ikatan atau hak
orang lain di atasnya.
2. Bersih dari Hutang (Qaabil al-Tammu)
Harta yang wajib dizakati adalah harta yang bersih dari kewajiban atau hutang
3. Mencapai Nisab
Nisab adalah batas minimum jumlah harta yang wajib dizakati. Nisab untuk emas adalah 85
gram dan untuk perak adalah 595 gram. Sedangkan untuk jenis kekayaan lain seperti ternak
atau perdagangan, nisabnya berbeda-beda.
4. Melewati Satu Tahun (Hawl)
Harta yang wajib dizakati harus telah dimiliki selama satu tahun hijriyah (lunar). Namun, ada
beberapa jenis kekayaan seperti hasil pertanian, buah-buahan, dan tambang yang tidak
memerlukan hawl.
5. Pertumbuhan (Nama')
Harta yang wajib dizakati adalah harta yang memiliki potensi untuk tumbuh atau berkembang,
seperti hewan ternak atau investasi.
6. Melebihi Kebutuhan Pokok
Harta yang wajib dizakati adalah harta yang melebihi kebutuhan pokok pemiliknya.
7
Q.S Al-Baqarah: 267-273.
7
2. Zakat Mal:
Zakat mal adalah zakat yang dikenakan pada harta atau kekayaan yang dimiliki oleh seseorang
atau badan hukum, asalkan telah mencapai nisab (batas minimum) dan hawl (periode
kepemilikan selama satu tahun hijriyah).8
Jumlahnya:
Zakat mal dikenakan sebesar 2,5% dari total harta yang telah mencapai nisab.
Penerima:
Ada delapan golongan yang berhak menerima zakat mal, seperti disebutkan dalam Al-Qur'an
(Surat At-Tawbah, ayat 60), di antaranya adalah fakir, miskin, amil zakat (orang yang
ditugaskan mengumpulkan dan mendistribusikan zakat), muallaf (orang yang baru masuk
Islam), hamba sahaya yang ingin membebaskan diri, orang yang berhutang, dan sebagainya. 9
8
Q.S At-Tawbah: 103.
9
Q.S At-Tawbah: 60
8
d. Hasil Perniagaan
Hasil perniagaan adalah semua yang dapat diperjual-belikan baik berupa barang seperti alat-
alat, pakaian, makanan, perhiasan, dan lain-lain. Diusahakan oleh perorangan maupun oleh
usaha perserikatan seperti CV, Firma, Koperasi, Yayasan, PT dan sebagainya.
e. Rikaz
Rikaz adalah harta terpendam dari zaman purbakala atau biasa disebut harta karun termasuk di
dalamnya barang (harta) yang ditemukan dan tidak ada pemiliknya (luqathah).
f. Emas dan Perak/ Simpanan
Emas dan perak merupakan logam mulia yang memiliki dua fungsi selain merupakan tambang
elok sehingga sering dijadikan perhiasan, emas, dan perak juga dijadikan mata uang yang
berlaku dari waktu ke waktu. Syariat Islam memandang emas dan perak sebagai harta yang
potensial hidup atau berkembang. Oleh karena itu, syariat mewajibkan zakat atas keduanya
baik berupa uang, leburan logam, bejana, souvenir, ukiran atau yang lain dari barang antik.
g. Unta
Nisab zakat unta 5-9 ekor: 1 ekor kambing atau domba berumur 2 tahun atau lebih, 10-14 ekor:
2 ekor kambing atau domba, 15-19 ekor: 3 ekor kambing atau domba, 20-25 ekor: 4 ekor
kambing atau domba, 25-35 ekor: 1 ekor unta betina umur 1 tahun masuk tahun ke-2, 36-45
ekor: 1 ekor unta betina umur 2 tahun masuk tahun ke-3, 46-60 ekor: 1 ekor unta betina umur
3 tahun masuk tahun ke-4, 61-75 ekor: 1 ekor unta betina umur 4 tahun masuk tahun ke-5, 76-
90 ekor: 2 ekor unta betina umur 2 tahun masuk tahun ke-3, 91-120 ekor: 2 ekor unta betina
umur 3 tahun masuk tahun ke-4. Dengan catatan, setiap jumlah itu bertambah 40 ekor, zakatnya
bertambah 1 ekor bintu labun (1 ekor unta betina umur 3 tahun, dan 50 ekor, zakatnya
bertambah 1 ekor: hiqqah atau unta betina umur 4 tahun).
Dengan demikian, zakat adalah sarana redistribusi kekayaan dalam masyarakat yang mencegah
akumulasi kekayaan di tangan segelintir individu dan memastikan bahwa setiap individu
memiliki akses ke kebutuhan dasar mereka.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Puasa adalah menahan diri dari makan dan minum serta segala perbuatan yang bisa
membatalkan puasa, mulai dari terbit fajar hingga terbenam matahri dengan syarat-syarat
tertentu untuk meningkatkan ketaqwaan seorang muslim. Dan perintah puasa difirmankan oleh
Allah pada Al-Qur’anَsuratَal-Baqarah ayat 183.
Sedangkan zakat adalah jumlah harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh orang yang
beragama islam dan diberikan kepada golongan yang berhak menerimanya (fakir miskin dan
sebagainya). Hukum menjalankan ibadah dari kedua nya bersifat wajib, puasa dan zakat
merupakan dua pilar penting dalam Islam yang tidak hanya mendukung pertumbuhan spiritual
individu, tetapi juga mendukung kesejahteraan komunitas. Melalui kedua ibadah ini, Islam
mengajarkan pentingnya keseimbangan antara hak-hak Allah dan hak-hak sesama manusia.
3.2 Saran
Umat Islam perlu mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang esensi dan tujuan
puasa serta zakat, bukan hanya melaksanakannya sebagai rutinitas tahunan. Pendidikan agama
yang komprehensif dan berkelanjutan dapat membantu dalam hal ini.
11
DAFTAR PUSTAKA
Rohmansyah, S. Th I. "Fiqh Ibadah Dan Mu’amalah."
Q.S. Al-Baqarah: 183
Q.S Al-Baqarah: 267-273.
Q.S. Al-Baqarah: 43
Q.S At-Tawbah: 103.
Q.S At-Tawbah: 60
Unais, Ibrahim. "al-Mu’jam al-Wasit, vol. 2." Kairo: Dar al-Ma’arif. 1972.
Alirezaei, Mehrdad, et al. "Short-term fasting induces profound neuronal autophagy."
Autophagy 6.6 (2010): 702-710.
Al-Qardhawi, Yusuf. "Fiqh Az-Zakat". Dar al-Taqwa. London. 1999.
Al-Mausu'ah Al-Fiqhiyyah. Kuwait: Wazarat al-Awqaf wa al-Shu'un al-Islamiyyah. 1985.
12
13