Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH FIQIH ZAKAT

“DALIL-DALIL ZAKAT,INFAQ DAN SODAQOH”

Penyusun :
Rusdi
Salsabila
Steven
Sumardi

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM


Sekolah Tinggi Agama Islam Minhaajurroosyidiin (STAIMI)
2022
1
Kata Pengantar

Assalamu ‘alaikum warohmatullohi wa barokatuh

Alhamdulillahi robbil alamin, kita bersyukur kepada Allah SWT,atas segala kenikmatan
yang senantiasa dicurahkan kepada kita semua. Berkat Nikmat dan Rohmatnya sehingga
memudahkan Penyusun dapat menyelesaikan Makalah Fiqih Zakat “Dalil-dalil tentang Zakat,
Infak dan Sodaqoh”. Penyusun makalah mendapatkan referensi-referensi dari beberapa sumber
untuk penyusunan makalah ini. Oleh karena itu penyusun makalah mengucapkan terima kasih
teriring doa Alhamdulillah Jazakallohu Khoiro kepada Bapak Dosen Mata Kuliah Fiqih Zakat
Bp. Zaenal Mukhid yang telah memberikan kepercayaan kepada kami untuk menyusun makalah
ini.
Semoga makalah ini bisa memberikan wawasan kepada kita terkait Zakat,Infaq dan
Sodaqoh kepada pembacanya. Tentunya makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu penyusun makalah membuka diri untuk menerima kritik dan saran agar isi makalah
kami lebih baik lagi. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembacanya. Aamiin

Alhamdulillahi jazakumullohu khoiro


Wassalamu ‘alaikum warohmatullohi wabarkatuh

Jakarta, Februari 2022

Penyusun

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................2
DAFTAR ISI.......................................................................................................................3
ABSTRAK...........................................................................................................................4
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................5
A. LATAR BELAKANG.............................................................................................5
B. RUMUSAN MASALAH........................................................................................6
C. TUJUAN PEMBAHASAN.....................................................................................7

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................8
A. PENGERTIAN ZAKAT,INFAQ DAN SODAQOH..............................................8
B. DALIL-DALIL ZAKAT, INFAQ DAN SODAQAH.............................................10

BAB III PENUTUP.............................................................................................................15


KESIMPULAN.......................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................16

3
ABSTRAK
Makalah ini berisi dalil-dalil hujah terkait Fiqih Wakaf tentang zakat ,infaq dan sodaqoh yang
terdapat di dalam Al Qur’an dan Al Hadits yang shahih. Setelah diteliti dan dipilah lalu
dipilih,untuk menjadi pedoma dalam menunaikan zakat,infaq maupun sodaqoh,sehingga
penyusun maupun pembaca semakin yakin dan mantap untuk melaksanakan kewajiban zakat
infaq dan bersodaqoh ,baik pada pribadi maupun ke fi saabilillah, maka penyusun makalah
berusaha mengambil sumber dari Al Qur’an dan As sunnah sebagai dasar hokum umat Islam. .
Kiranya didalam makalah ini cukup memberikan informasi terkait wakaf yang terus berkembang
tentunya yang berkaitan dalam dasar hukumnya

4
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.
Di antara tujuan utama dan pertama dalam suatu masyarakat di dunia ini ialah menghendaki kehidupan
yang sejahtera dan bahagia. Dalam tradisi masyarakat Muslim, kebahagiaan hidup yang dimaksud lazim
diistilahkan dengan kebahagiaan dunia dan akhirat (sa‘âdah al-dârayn), sebagaimana terlegendakan
dalam doa, ‚Rabbânâ âtinâ fi al-dunyâ hasanah wa fi al-âkhrah hasanah wa qinâ ‘adzâb al-nâr‛, (Wahai
Tuhan kami, beri kami kebahagiaan di dunia dan kebahagiaan di akhirat, serta jauhkan kami dari siksaan
api neraka). 1 Untuk mencapai kehidupan yang sa‘âdah al-dârayn, Islam—di bawah kepe-mimpinan Nabi
Muhammad Saw. berdasarkan wahyu Allah Swt.—telah meletakkan kerangka dasar bangunan
perekonomian dan sistem keuangan yang benar-benar standar, sistemik, baku, serta abadi. Bangunan
kokoh ekonomi dan keuangan yang dimaksud salah satunya adalah melalui institusi zakat, yang
disyariatkan sejak tahun kedua Hijrah, berdekatan waktunya sebelum pewajiban ibadah puasa.2 ZIS
(zakat, infak, dan sedekah) ini dijalankan oleh komunitas Muslim di seluruh penjuru dunia, termasuk di
Indonesia yang potensi dana ZISnya benar-benar menjadi primadona dunia Islam disebabkan jumlah
penduduk Muslimnya yang terbesar di seluruh dunia. Risalah ini mencoba mengungkap perihal dana ZIS
dengan pendekatan yang lebih utuh dan menyeluruh sebagai salah satu bangunan ekonomi dan
keuangan yang benar-benar bisa dijadikan contoh modal dan sekaligus model ekonomi dan keuangan
yang mengedepankan asas ekonomi dan keuangan yang benar-benar makmur, adil, dan merata

Sebagai pedoman dan petunjuk bagi umat manusia, baik dalam hal aktivitas ibadah maupun dalam
hubungan kemasyarakatan (muamalah), Alquran senantiasa menjadi objek kajian yang semakin intens
sejak awal abad XV. Hal ini ditandai dengan munculnya berbagai gagasan para pakar (mufasir) untuk
mengkaji Alquran yang berimplikasi kepada munculnya beberapa kitab tafsir dengan warna dan
pendekatan yang beragam. Salah satu bidang kajian Alquran yang menjadi tanggung jawab mufasir
untuk dianalisis lebih mendalam adalah yang berkaitan dengan pemilik harta kekayaan yang merupakan
amanah Allah Swt, baik sebagai tanggung jawab individu maupun sebagai wujud solidaritas sosial. Allah
Swt menganugerahkan harta benda sebagai sarana kehidupan untuk umat manusia seluruhnya sehingga
harus diarahkan dengan baik demi terselenggaranya kepentingan bersama.

Al Quran menetapkan bahwa kepemilikan harta secara absolut hanya di tangan Allah, sedangkan
manusia hanya diberi kepercayaan untuk mengelola dan mengembangkannya sesuai dengan
tuntunanNya. Sebagai pengelola, manusia bertanggung jawab atas tindakannya.4 Karena itu, seseorang
yang akan meninggal tidak diperkenankan untuk membagi hartanya secara semena-mena atau
pembagian yang didasarkan kepada pertimbangan subjektif. Ia hanya diberi hak memberikan sepertiga
dari harta yang dimilikinya kepada orang pilihannya. Hal ini menunjukkan bahwa memiliki kekayaan
tidak saja merupakan sesuatu kebajikan, tapi ia juga merupakan hal yang penting lagi utama untuk
melaksanakan tugas sosial yang terangkum dalam ajaran infak. Oleh karena itu, harta merupakan
sesuatu yang baik sepanjang diperoleh melalui saluran dan cara yang sah.5 Yang dikecam adalah

5
keserakahan yang membawa kepada penyembahan harta itu sendiri. Kewajiban atas mereka yang
mampu untuk menanggulangi kesulitan kehidupan para fakir miskin, yatim piatu, janda, dan lain
sebagainya dari golongan lemah dengan diberlakukannya zakat bertujuan untuk sedapat mungkin
mengentaskan kemiskinan. Di lain sisi, praktik riba yang bersifat eksploitatif terhadap kaum lemah tidak
saja dilarang dan dikecam bahkan diproklamirkan perang terhadapnya. Dalam Islam, kemiskinan itu
sendiri tidak dinyatakan sebagai suatu hal yang baik. Karena itu, umat Islam harus memperoleh harta
tersebut melalui jalan yang sah karena kemalasan yang mengantar kepada ketergantungan pihak lain,
baik dengan jalan meminta-minta atau menunggu belas kasihan dipandang rendah oleh Islam. Maka
sangat keliru anggapan kelompok tertentu bahwa Islam lebih memuliakan mereka yang miskin daripada
yang kaya dengan alasan bahwa yang miskin akan mendapat tempat yang lebih layak di akhirat
ketimbang si kaya. Mereka yang mengaktualisasikan syukur dengan memenuhi kewajiban zakat, infak,
sodakoh dan aneka betuk kemurahan hati kepada yang lemah lebih mulia dari mereka yang bersabar
atas cobaan kemiskinan. Hal ini karena sebaik-baik hamba Allah adalah mereka yang memberi manfaat
kepada sesamanya, demikian sabda Nabi. Mereka yang bersabar tidak lebih banyak memberi manfaat
dibanding mereka yang bersyukur dengan aksi santunan konkret; jelas membawa manfaat bagi banyak
orang.

Fokus tulisan ini adalah membahas,memahami dalil-dali zakat, infak dan sodaqoh . Dengan
pembahasan ini, konsep zakat, infak dan sodaqoh dapat dipahami sebagai istilah Alquran yang
merepresentasikan urgensi harta benda sebagai media penyambung antar sesama manusia yang harus
dimanfaatkan secara proporsional karena kepemilikan harta tidak hanya berpotensi membawa
seseorang kepada kebahagiaan, tapi juga dapat berakibat kesengsaraan dunia akhirat.

Begitu pentingnya memahami zakat, infak dan sodaqoh dalam masyarakat, sehingga anjuran untuk
mengorbankan harta dan jiwa disebut sekitar 10 kali dalam Alquran, dan hanya sekali yang
mengutamakan pengorbanan jiwa atas harta.6 10 kali Alquran mendahulukan pergorbanan harta untuk
jalan Allah ketimbang mengorbankan nyawa 7 , suatu penekanan yang sangat mencolok akan
keutamaan infak atas segala bentuk pengorbanan lainnya. Penjelasan ini memberikan dorongan untuk
mengurai lebih dalam falsafah infak dalam Alquran yang akan mengungkap pemahaman zakat, infak dan
sodaqoh dalam Alquran dengan syarat-syarat diterimanya zakat, infak dan sodaqoh di sisi Allah dan
tujuan disyariatkannya ajaran zakat,infak dan sodaqoh. Berangkat dari deskripsi di atas, maka ada
beberapa hal yang perlu dikaji lebih mendalam mengenai zakat, infak, dan sodaqoh.

6
B. Rumusan Masalah.
Zakat,Infaq dan Sodaqoh merupakan amalan yang diperintahkan oleh Alloh dan Rosul di dalam
kita-kitabNya, yang menjadi kewajiban hamba kepada Alloh dan bisa menjadi fungsi sosial
untuk membantu sesame umat Islam dan menjadi pahala bagi yang menunaikannya untuk
menjadi bekal di hari akhir untuk menghadap Sang Pencipta Alloh SWT. Maka terkait dengan
latar belakang diatas terkait zakat,infaq dan sodaqoh yang bermacam-macam pendapat dari
kalangan ulama dan minimnya pemahaman umat islam terkait dasar zakat,infak dan sodaqoh.
Oleh sebab itu, permasalahan yang menjadi kajian dalam makalah ini adalah :
a) Apakah pengertian singkat terkait Zakat Infaq dan Sodaqoh ?
b) Apakah dasar-dasar dalil Zakat Infaq dan Sodaqoh ?

C. Tujuan Pembahasan.
a) Memberikan pemahaman terkait Zakat Infaq dan Sodaqoh ?
b) Memberikan pengetahuan dasar dalil terkait Zakat Infaq dan Sodaqoh ?

7
BAB II

PEMBAHASAN

A.Pengertian Zakat,Infaq dan Sodaqoh


Zakat
Kata al-zakâh (‫ الزكاة‬,(yang dalam Alquran diulang-ulang sebanyak 32 kali dalam 19 surah dan 32
ayat, rata-rata digandengkan dengan kata al-shalâh (‫ ( الصالة‬yang dalam Alquran kata ‚shalâh‛
juga diulang-ulang lebih banyak lagi, hingga 67 kali. Belum termasuk kata ‚shalawât‛ (bentuk
jamak dari kata shalâh), sebagaimana yang termaktub dalam surah al-Mu’minûn [23]: 9.
Perangkaian kata zakat dengan kata ‚shalâh‛, ini menunjukkan bahwa salat dan zakat adalah dua
hal berbeda yang harus selalu menyatu (disatukan). Terkait dengan kesatuan salat dan zakat,
‘Abd Allâh ibn Mas‘ûd pernah berujar, ‚Kalian umat Islam diperintahkan supaya menegakkan
salat dan menunaikan zakat. Siapa yang tidak berzakat, maka itu tandanya tidak salat.‛3 Secara
literal, zakat berarti tambah (al-ziyâdah), tumbuh, subur, dan berkembang (al-nama’). Sedangkan
secara harfiah, zakat berarti: bersih/suci (althahârah), berkah (al-barkah), rapi, patut, dan damai
atau (al-shalâh). 4 Dalam terminologi para ulama syariah/fikih, zakat diartikan sebagai:
‚nama/titelatur bagi sesuatu harta-kekayaan yang dikeluarkan oleh seseorang dari hak Allah
untuk disalurkan kepada kaum fuqarâ’. 5 Atau, zakat dalam perspektif syarak digunakan untuk
menyebutkan nilai/harga yang ditentukan dari harta yang Allah fardukan (wajibkan) untuk
disalurkan kepada para mustahiq zakat.6 Kalangan ulama Hanâbilah, mentakrifkan zakat dengan,
‚Hak yang wajib ditunaikan terkait dengan harta tertentu untuk kelompok tertentu dan di waktu
yang tertentu pula.‛7 Harta ini dinamakan zakat, kata Ibn Qudâmah (541-620 H), karena harta
zakat dapat menumbuhsuburkan harta kekayaan. Hal senada dikemukakan Mushthafâ al-Khinn
dkk, ketika mereka menyatakan bahwa harta ini dinamakan zakat, mengingat harta asalnya tetap
tumbuh karena keberkahan pengeluaran zakat, di samping karena doa orang yang
mengambilnya. Sementara pada saat yang sama, zakat juga menyucikan semua harta yang masih
tersisa dari kemungkinan syubhât yang menyelimuti.8 Bahkan, zakat dapat pula membersihkan
jiwa muzakkî-nya sebagaimana firman Allah, ‚Qad aflah man zakkâhâ (Sungguh beruntung
(berbahagia) orang yang membersihkan jiwanya).9
-------------------
-3Yûsuf al-Qaradhawî, Fiqh al-Zakâh, Bayrût, (Lubnân: Mu’assasah al-Risâlah, 1418 H/1997 M)

Jilid I, h. 64. -4Baca beberapa kamus dan kitab-kitab fikih terkait dengan makna harfiah maupun istilah

zakat/al-zakâh ini. -5Al-Sayyid Sâbiq, Fiqh al-Sunnah, (Bayrût, Lubnân: Dâr al-Jayl, 1973), Jilid I, h. 327.

-6Yûsuf al-Qaradhawî, Fiqh al-Zakâh, Jilid I, h. h. 37-38.--7‘Abd al-Rahmân al-Juzayrî, al-Fiqh ‘alâ Madzâhib al-Arba‘ah, Jilid I, h. 590.

-8Mushthafâ al-Khinn, Mushthafâ al-Bughâ, dan ‘Alî al-Syarbaji, al-Fiqh al-Manhajî ‘alâ Madzâhib

-9Perhatikan Q.s. al-Syams [91]: 9.

-10 UU RI No. 39 tahun 1998 sebagaimana sudah ditambah dengan UU RI No. 23 tahun 2011:tentang Pengelolaan Zakat, Pasal 1, Angka 2.

8
Infaq

Pengertian infaq adalah ibadah sosial yang dilakukan dengan suka rela, serta diberikan dalam
bentuk harta untuk kemaslahatan umat. Kata Infaq berasal dari kata anfaqo-yunfiqu, artinya
membelanjakan atau membiayai, arti infaq menjadi khusus ketika dikaitkan dengan upaya
realisasi perintah-perintah Allah.

Sementara menurut  Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, pengertian Infaq adalah
mengeluarkan harta yang mencakup zakat dan non zakat. Sedangkan menurut terminologi
syariat, pengertian infaq berarti mengeluarkan sebagian dari harta atau pendapatan atau
penghasilan untuk suatu kepentingan yang diperintahkan ajaran Islam. 

Oleh karena itu, infaq berbeda dengan zakat, infaq tidak mengenal nisab atau jumlah harta yang
ditentukan secara hukum. Infaq tidak harus diberikan kepada mustahik tertentu, melainkan
kepada siapapun misalnya orang tua, kerabat, anak yatim, orang miskin, atau orang-orang yang
sedang dalam perjalanan.

Secara umum, pengertian infaq adalah pengeluaran atau pemberian harta benda kepada orang
lain. Artinya sesuattu yang sudah diberikan menjadi hak milik orang lain. Infaq dikeluarkan
berdasarkan kepentingan kemanusiaan yang sesuai ajaran Islam.

Infaq berasal dari kata anfaqa yang berarti ’mengeluarkan sesuatu (harta) untuk kepentingan
sesuatu’. Termasuk ke dalam pengertian ini, infaq yang dikeluarkan orang-orang kafir untuk
kepentingan agamanya (lihat QS Al-Anfal:36).

Islam memiliki sebuah konsep bahwa alam semesta adalah milik Allah SWT, termasuk yang
menjadi hak milik manusia. Harta yang kita miliki terdapat hak orang lain. Maka dari itu, Islam
menganjurkan dengan sangat supaya manusia suka berinfaq dan mengeluarkan hartanya untuk
kemaslahatan umat.

Sodaqoh

Secara etimologi, kata shodaqoh berasal dari bahasa Arab ash- shadaqah. Pada awal
pertumbuhan Islam, shodaqoh diartikan dengan pemberian yang disunahkan (sedekah sunah).
Sedangkan secara terminologi shadaqah adalah memberikan sesuatu tanpa ada tukarannya karena
mengharapkan pahaladari Allah Swt. Shodaqoh lebih utama apabila diberikan pada hari-hari
mulia, seperti pada hari raya idul adha atau idul fitri. Juga yang paling utama apabila diberikan
pada-pada tempat-tempat yang mulia, seperti di Mekkah dan Madinah. Shadaqah adalah
pemberian harta kepada orang-orang fakir, orang yang membutuhkan, ataupun pihak-pihak lain
yang berhak menerima shadaqah, tanpa disertai imbalan. Shadaqah atau yang dalam bahasa
Indonesia sering dituliskan dengan sedekah memiliki makna yang lebih luas lagi dari zakat
daninfaq. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abu Mas’ud Al-Badri berkata, Rasulullah
bersabda: “Sesungguhnya seorang muslim itu apabila memberikan nafkah kepada keluarganya
dandiamengharapkan pahala darinya, maka nafkahnya itu sebagai sedekah”. Sedekah dalam

9
bahasa Arab disebut shadaqoh berarti suatu pemberian yang diberikanolehseorang muslim
kepada orang lain secara spontan dan sukarela tanpa dibatasi oleh waktu dan jumlahtertentu.
Juga berarti suatu pemberian yang diberikan oleh seseorang sebagai kebajikan yang
mengharapridho Allah SWT dan pahala semata. Sedekah dalam pengertian di atas oleh para
fuqaha (ahli fikih) disebuh sadaqah at-tatawwu'(sedekah secara spontan dan sukarela). Shadaqah
juga di artikan: “Sesuatu yang diberikan untuk mendekatkan diri kepada Allah ta’ala”. Shadaqah
dapat dimaknai dengan satu tindakan yang dilakukan karena membenarkan adanyapahala /
balasan dari Allah SWT. Sehingga shadaqah dapat kita maknai dengan segala bentuk /
macamkebaikan yang dilakukan oleh seseorang karena membenarkan adanya pahala / balasan
dari AllahSWT. Shadaqah dapat berbentuk harta seperti zakat atau infaq, tetapi dapat pula
sesuatu hal yangtidakberbentuk harta. Misalnya seperti senyum, membantu kesulitan orang lain,
menyingkirkan rintangandi jalan, dan berbagai macam kebaikan lainnya. Seperti halnya infaq,
dalam shadaqah tidak di tetapkan bentuknya, bisa berupa barang, hartamaupun satu sikap yang
baik. Jika ia berupa harta atau barang, maka shadaqah tidak di tetapkan waktunya, dan
jumlahnya. Shadaqah adalah jenis kebaikan yang sifatnya lebih luas dari zakat dan infaq, maka
seringkali kitamenemukan kata shadaqah ini di artikan dengan zakat atau dengan infaq. Dan
shadaqah seringkali jugadi gunakan untuk ungkapan kejujuran seseorang pada agama / keimanan
seseorang. Ketika seseorangber- shadaqah maka ia akan mendapatkan balasan dari apa yang ia
lakukan, tetapi jika ia tidak melakukanhal ini, maka ia tidak berdosa seperti ia tidak membayar
zakat hanya saja ia kehilangan kesempatanuntukmendapatkan pahala. Shadaqah ialah segala
bentuk nilai kebajikan yang tidak terikat oleh jumlah, waktu dan juga yangtidak terbatas pada
materi tetapi juga dapat dalam bentuk non materi, misalnya menyingkirkan rintangandi jalan,
menuntun orang yang buta, memberikan senyuman dan wajah yang manis kepada
saudaranyadsb. Dan shadaqah adalah ungkapan kejujuran (shiddiq) iman seseorang

B.Dalil-dalil Zakat
Ayat-ayat tentang zakat

 QS. At Taubah: 103

‫ك َس َك ٌن لَّهُ ۗ ْم َوهّٰللا ُ َس ِم ْي ٌع َعلِ ْي ٌم‬


َ َ‫ص ٰلوت‬
َ ‫صلِّ َعلَ ْي ِه ۗ ْم اِ َّن‬ َ ‫ُخ ْذ ِم ْن اَ ْم َوالِ ِه ْم‬
َ ‫ص َدقَةً تُطَهِّ ُرهُ ْم َوتُزَ ِّك ْي ِه ْم بِهَا َو‬
Artinya: “Ambil lah zakat dari harta mereka, guna membersih kan dan menyucikan mereka, dan
berdoa lah untuk mereka. Sesungguhnya doamu itu (menumbuhkan) ketenteraman jiwa bagi
mereka. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.”

 QS. At Taubah: 35

َ‫َار َجهَنَّ َم فَتُ ْك ٰوى بِهَا ِجبَاهُهُ ْم َو ُجنُوْ بُهُ ْم َوظُهُوْ ُرهُ ۗ ْم ٰه َذا َما َكن َْزتُ ْم اِل َ ْنفُ ِس ُك ْم فَ ُذوْ قُوْ ا َما ُك ْنتُ ْم تَ ْكنِ ُزوْ ن‬
ِ ‫يَّوْ َم يُحْ مٰ ى َعلَ ْيهَا فِ ْي ن‬
Artinya: “(Ingatlah) pada hari ketika emas dan perak dipanaskan dalam neraka Jahanam, lalu
dengan itu disetrika dahi, lambung dan punggung mereka (seraya dikatakan) kepada mereka,
“Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakan lah (akibat dari)
apa yang kamu simpan

10
 QS. Ar Ruum: 39
ٰۤ ُ ‫هّٰللا‬ ٰ ‫اس فَاَل يَرْ بُوْ ا ِع ْن َد هّٰللا ِ ۚ َو َمٓا ٰاتَ ْيتُ ْم ِّم ْن‬ ۠
َ‫ك هُ ُم ْال ُمضْ ِعفُوْ ن‬
َ ‫ول ِٕى‬ ‫زَكو ٍة تُ ِر ْي ُدوْ نَ َوجْ هَ ِ فَا‬ ِ َّ‫َو َمٓا ٰاتَ ْيتُ ْم ِّم ْن رِّ بًا لِّيَرْ بُ َوا فِ ْٓي اَ ْم َوا ِل الن‬
Artinya: “Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar harta manusia bertambah, maka
tidak bertambah dalam pandangan Allah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu
maksudkan untuk memperoleh keridaan Allah, maka itulah orang-orang yang melipat gandakan
(pahalanya).”

 QS. Al Baqarah: 43

َ‫َواَقِ ْي ُموا الص َّٰلوةَ َو ٰاتُوا ال َّز ٰكوةَ َوارْ َكعُوْ ا َم َع الرَّا ِك ِع ْين‬
Artinya: “Dan laksanakan lah salat, tunaikan lah zakat, dan rukuk lah beserta orang yang rukuk.”

 QS. Al Baqarah: 276


‫هّٰللا‬ ٰ ُ ‫ق هّٰللا‬
ٍ َّ‫ت ۗ َو ُ اَل يُ ِحبُّ ُك َّل َكف‬
‫ار اَثِي ٍْم‬ ِ ‫صد َٰق‬
َّ ‫الرِّبوا َويُرْ بِى ال‬ ُ ‫يَ ْم َح‬
Artinya: “Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Allah tidak menyukai setiap
orang yang tetap dalam kekafiran dan bergelimang dosa.”
ADVERTISEMENT

 QS. Al Bayyinah: 5

َ ِ‫ص ْينَ لَهُ ال ِّد ْينَ ەۙ ُحنَفَ ۤا َء َويُقِ ْي ُموا الص َّٰلوةَ َويُْؤ تُوا ال َّز ٰكوةَ َو ٰذل‬
‫ك ِديْنُ ْالقَيِّ َم ۗ ِة‬ ‫هّٰللا‬
ِ ِ‫َو َمٓا اُ ِمر ُْٓوا اِاَّل لِيَ ْعبُدُوا َ ُم ْخل‬
Artinya: “Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah dengan ikhlas menaati-Nya
semata-mata karena (menjalankan) agama, dan juga agar melaksanakan salat dan menunaikan
zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus (benar).”

 QS. Adz Dzariyat: 19

‫ق لِّلس َّۤا ِٕى ِل َو ْال َمحْ رُوْ ِم‬


ٌّ ‫َوفِ ْٓي اَ ْم َوالِ ِه ْم َح‬
Artinya: “Dan pada harta benda mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang
miskin yang tidak meminta.”
Hadits-hadits tentang zakat

 Hadits shohih Bukhori dan Muslim


َ‫ضان‬ َ ‫ َو‬، ‫ َو ْال َح ِّج‬، ‫ َوِإيتَا ِء ال َّز َكا ِة‬، ‫صالَ ِة‬
َ ‫صوْ ِم َر َم‬ َّ ‫ َوِإقَ ِام ال‬، ِ ‫س َشهَا َد ِة َأ ْن الَ ِإلَهَ ِإالَّ هَّللا ُ َوَأ َّن ُم َح َّمدًا َرسُو ُل هَّللا‬
ٍ ‫بُنِ َى اِإل ْسالَ ُم َعلَى َخ ْم‬
Artinya: “Islam dibangun di atas lima perkara: bersaksi bahwa tidak ada ilah (sesembahan) yang
berhak disembah melainkan Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya; menegakkan shalat;
menunaikan zakat; menunaikan haji; dan berpuasa di bulan Ramadhan.”

11
َّ ‫ َو‬، ِّ‫ِير َعلَى ْال َع ْب ِد َو ْالحُر‬
‫الذ َك ِر‬ ٍ ‫صاعًا مِنْ َشع‬ َ ‫ َأ ْو‬، ‫صاعًا مِنْ َت ْم ٍر‬َ ‫ض َرسُو ُل هَّللا ِ – صلى هللا عليه وسلم – َز َكا َة ْالف ِْط ِر‬
َ ‫َف َر‬
‫َأ‬ ‫صغِير َو ْال َك ِبير م َِن ْالمُسْ لِم َ َأ‬ ‫ُأل‬
‫صالَ ِة‬ َّ ‫اس ِإ َلى ال‬
ِ ‫ُوج ال َّن‬ِ ‫ِين َو َم َر ِب َها نْ ُتَؤ دَّى َق ْب َل ُخر‬ ِ ِ َّ ‫ َوال‬، ‫َوا ْن َثى‬

”Rasulullah SAW mewajibkan zakat fithri dengan satu sho’ kurma atau satu sho’
gandum bagi setiap muslim yang merdeka maupun budak, laki-laki maupun
perempuan, anak kecil maupun dewasa. Zakat tersebut diperintahkan dikeluarkan
sebelum orang-orang keluar untuk melaksanakan shalat ‘ied.”

 Hadits Abu daud dan Ibnu majah

َّ ‫ِين َمنْ َأدَّا َها َق ْب َل ال‬


‫صالَ ِة‬ ُ ‫ث َو‬
ِ ‫طعْ َم ًة ل ِْل َم َساك‬ ِ ‫َّاِئم م َِن اللَّ ْغ ِو َوالرَّ َف‬ ُ ْ ْ ‫هَّللا‬
ِ ‫ َز َكا َة الفِط ِر طه َْر ًة لِلص‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ِ ‫ض َرسُو ُل‬
َ ‫َف َر‬
ِ ‫ص َد َق ٌة م َِن الصَّدَ َقا‬
‫ت‬ َّ ‫َف ِه َى َز َكاةٌ َم ْقبُولَ ٌة َو َمنْ َأدَّا َها َبعْ َد ال‬
َ ‫صالَ ِة َف ِه َى‬

b“Rasulullah SAW mewajibkan zakat fithri untuk mensucikan orang yang berpuasa dari ersenda
gurau dan kata-kata keji, dan juga untuk memberi makan miskin. Barangsiapa yang
menunaikannya sebelum shalat maka zakatnya diterima dan barangsiapa yang menunaikannya
setelah shalat maka itu hanya dianggap sebagai sedekah di antara berbagai sedekah.”

B. Dalil-dalil Infaq
َ‫صاَل ةَ َو ِم َّما َر َز ْقنَاهُ ْم يُ ْنفِقُون‬ ِ ‫ْب فِي ِه هُدًى لِ ْل ُمتَّقِينَ * الَّ ِذينَ يُْؤ ِمنُونَ بِ ْال َغ ْي‬
َّ ‫ب َويُقِي ُمونَ ال‬ َ ‫ك ْال ِكتَابُ اَل َري‬
َ ِ‫َذل‬

Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanyam, petunjuk bagi mereka yang bertakwa, (2)
(yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, menegakkan shalat, dan menginfakkan sebagian
rezeki yang Kami berikan kepada mereka. (3) – (Q.S Al-Baqarah: 2-3)

ِ َ‫صاَل ةَ َوآتُوا ال َّز َكاةَ َو َما تُقَ ِّد ُموا َأِل ْنفُ ِس ُك ْم ِم ْن خَ ي ٍْر تَ ِجدُوهُ ِع ْن َد هَّللا ِ ِإ َّن هَّللا َ بِ َما تَ ْع َملُونَ ب‬
‫صي ٌر‬ َّ ‫َوَأقِي ُموا ال‬

Tegakkanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Dan segala kebaikan yang kamu kerjakan untuk
dirimu, kamu akan mendapatkannya (pahala) di sisi Allah. Sesungguhnya Allah Maha Melihat
apa yang kamu kerjakan. – (Q.S Al-Baqarah: 110)

َ‫َوَأ ْنفِقُوا فِي َسبِي ِل هَّللا ِ َواَل تُ ْلقُوا بَِأ ْي ِدي ُك ْم ِإلَى التَّ ْهلُ َك ِة َوَأحْ ِسنُوا ِإ َّن هَّللا َ يُ ِحبُّ ْال ُمحْ ِسنِين‬

12
Infakkanlah (hartamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu jatuhkan (diri sendiri) ke dalam
kebinasaan dengan tangan sendiri, dan berbuat baiklah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-
orang yang berbuat baik. – (Q.S Al-Baqarah: 195)

‫يَ ْسَألُونَكَ َما َذا يُ ْنفِقُونَ قُلْ َما َأ ْنفَ ْقتُ ْم ِم ْن خَ ي ٍْر فَلِ ْل َوالِ َد ْي ِن َواَأْل ْق َربِينَ َو ْاليَتَا َمى َو ْال َم َسا ِكي ِن َوا ْب ِن ال َّسبِي ِل َو َما تَ ْف َعلُوا ِم ْن خَ ي ٍْر فَِإ َّن هَّللا َ بِ ِه‬
‫َعلِي ٌم‬

Mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang apa yang harus mereka infakkan. Katakanlah,
“Harta apa saja yang kamu infakkan, hendaknya diperuntukkan bagi kedua orang tua, kerabat,
anak yatim, orang miskin dan orang yang dalam perjalanan.” Dan kebaikan apa saja yang kamu
lakukan, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui. – (Q.S Al-Baqarah: 215)

‫لَ ْن تَنَالُوا ْالبِ َّر َحتَّى تُ ْنفِقُوا ِم َّما تُ ِحبُّونَ َو َما تُ ْنفِقُوا ِم ْن َش ْي ٍء فَِإ َّن هَّللا َ بِ ِه َعلِي ٌم‬

Kamu tidak akan memperoleh kebajikan sebelum kamu menginfakkan sebagian harta yang kamu
cntai. Dan sesuatu apapun yang kamu infakkan, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui. –
(Q.S Ali Imran: 92)

B‫ط‬Bِ B‫ع‬Bْ ‫ أ‬Bَّ‫ م‬B‫َّ ُه‬B‫ل‬B‫ل‬B‫ ا‬B: B‫ ُر‬B‫خ‬Bَ B‫آل‬B‫ ا‬B‫ ُل‬B‫و‬B‫ق‬B‫ي‬B‫ و‬B،B‫ا‬B‫ ًف‬Bَ‫ل‬B‫خ‬Bَ B‫ ا‬B‫ ًق‬B‫ ِف‬B‫ ْن‬B‫ ُم‬B‫ط‬Bِ B‫ع‬Bْ ‫ أ‬Bَّ‫ م‬B‫َّ ُه‬B‫ل‬B‫ل‬B‫ ا‬B:B‫ا‬B‫ م‬B‫ ُه‬B‫ ُد‬B‫ح‬Bَ ‫ أ‬B‫ ُل‬B‫و‬B‫ ق‬B‫ َي‬B‫ ف‬B، B‫ ِن‬B‫ ال‬B‫ز‬Bِ B‫ ْن‬B‫ َي‬B‫ ِن‬B‫ا‬B‫ ك‬Bَ‫ ل‬B‫ إاَّل َم‬B، B‫ ِه‬B‫ ي‬B‫ ِف‬B‫ ُد‬B‫ا‬B‫ ب‬B‫ ِع‬B‫ل‬B‫ ا‬B‫ ُح‬B‫ ِب‬B‫ص‬
Bْ B‫ ُي‬B‫ ٍم‬B‫ و‬B‫ َي‬B‫ ن‬B‫ ِم‬B‫ا‬B‫م‬
B‫ا‬B‫ ًف‬B‫ َل‬B‫ َت‬B‫ ا‬B‫ ًك‬B‫س‬Bِ B‫م‬Bْ B‫ُم‬

Artiya: “Tidak ada suatu hari pun ketika seorang hamba melewati paginya kecuali
akan turun (datang) dua malaikat kepadanya, lalu salah satunya berdoa;

Ya Allah, berikanlah pengganti bagi siapa yang menafkahkan hartanya.


Sedangkan yang satunya lagi berdoa; Ya Allah, berikanlah kehancuran
(kebinasaan) kepada orang yang menahan hartanya.” (HR Bukhari)

C. Dalil-dalil Sodaqoh

ً‫لِ ُي ْنف ِْق ُذ ْو َس َع ٍة مِّنْ َس َعت ۗ ِٖه َو َمنْ قُد َِر َعلَ ْي ِه ِر ْزقُ ٗه َف ْل ُي ْنف ِْق ِممَّٓا ٰا ٰتى ُه هّٰللا ُ ۗ اَل ُي َكلِّفُ هّٰللا ُ َن ْفسًا ِااَّل َمٓا ٰا ٰتى َه ۗا َس َيجْ َع ُل هّٰللا ُ َبعْ َد عُسْ ٍر يُّسْ ر‬

Artinya: Hendaklah orang yang mempunyai keluasan memberi nafkah menurut kemampuannya,
dan orang yang terbatas rezekinya, hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah
kepadanya. Allah tidak membebani kepada seseorang melainkan (sesuai) dengan apa yang
diberikan Allah kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan setelah kesempitan(At-
Tholaq 7).
‫صد َٰق ِ هّٰللا‬
َّ ‫مْح ُق هّٰللا ُ الرِّ ٰبوا َويُرْ ِبى ال‬
ٍ ‫ت ۗ َو ُ اَل ُيحِبُّ ُك َّل َك َّف‬
‫ار اَ ِثي ٍْم‬ َ ‫َي‬

Artinya: Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Allah tidak menyukai setiap
orang yang tetap dalam kekafiran dan bergelimang dosa(Al Baqoroh 276).

13
َ ُ‫ِي ۖ َوِإنْ ُت ْخفُو َها َو ُتْؤ ُتو َها ْالفُ َق َرا َء َفه َُو َخ ْي ٌر َل ُك ْم ۚ َو ُي َك ِّف ُر َع ْن ُك ْم مِنْ َس ِّيَئ ا ِت ُك ْم ۗ َوهَّللا ُ ِب َما َتعْ َمل‬
‫ون َخ ِبي ٌر‬ ِ ‫ ِإنْ ُت ْبدُوا الصَّدَ َقا‬Artinya:
َ ‫ ه‬B‫ت َف ِن ِع َّما‬
“Jika kamu menampakkan sedekah(mu), maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu
menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu
lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-
kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS Al-Baqarah : 271).

ْ ِ ‫ َوفِي َأ ْم َوال ِِه ْم َح ٌّق لِلس‬Artinya: “Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin
ِ ‫َّاِئل َوال َمحْ ر‬
‫ُوم‬
yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian.” (QS Adz-Dzariyat : 19)

B‫ء‬B‫و‬B‫س‬B‫ل‬B‫ ا‬B‫ة‬B‫ت‬B‫ي‬B‫ م‬B‫ع‬B‫ف‬B‫د‬B‫ت‬B‫ و‬B‫ب‬B‫ر‬B‫ل‬B‫ ا‬B‫ب‬B‫ض‬B‫ غ‬B‫ئ‬B‫ف‬B‫ط‬B‫ ت‬B‫ة‬B‫ق‬B‫د‬B‫ص‬B‫ل‬B‫ا‬

Artinya: “Sesungguhnya sedekah itu memadamkan murka Allah dan menolak mati
jelek (su’ul khotimah).” (HR Thabrani)

14
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Demikianlah beberapa dalil-dalil yang berkaitan dengan Zakat,Infaq dan Sodaqoh yang
bersumber dari Al Quran dan beberapa hadits shohih yang dijadikan sandaran/ hujjah para ulama
terkait perihal Zakat,Infaq dan Sodaqoh. Adapun kewajiban Zakat dan berinfaq dan bersodaqoh
sesuai petunjuk Alloh Dan Rosul ,karena kewajiban kita nanti akan dihisab oleh Alloh jika
hasilnya kurang maka Alloh perintah pada malaikat untuk melihat amalan sunnah tersebut,dan
Zakat Infaq dan Sodaqoh sangat bermanfaat atau dimanfaatkan bagi orang lain,karena Alloh
mrnciptakan manusia ada yang kaya dan ada yang fakir miskin,lalu Alloh memerintahkan untuk
saling membantu . Sehingga bekal dikehidupan akhirat akan semakin banyak dengan semakin
banyak harta kita yang kita belanjakan di dalam agama Alloh dan menjadikan kesejahteraan
yang merata untuk seluruh umah Islam.

15
DAFTAR PUSTAKA

https://tirto.id/ayat-ayat-al-quran-tentang-bersedekah-manfaat-melakukan-sedekah-gli9
9+ Hadis dan Ayat Alquran tentang Sedekah, Masya Allah!https://www.orami.co.id › magazine ›
hadis-dan-ayat-al...

https://katadata.co.id/intan/berita/61704fbbb0d76/20-manfaat-sedekah-sesuai-ketentuan-hadis-dan-
al-quran

https://penabandung.com/hikmah/562/dalil-al-quran-tentang-infaq.html

16

Anda mungkin juga menyukai