“Disusun Oleh”
Muhammad Alfianor 20.11.1143
FAKULTAS SYARIAH
MARTAPURA
2022/2023
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kepada yang maha kuasa, karena berkat campur
tangan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah dengan judul “Tafsir
Ayat-Ayat Tentang Zakat Infaq dan Shadaqoh”.
Adapun maksud daripada pembuatan Karya Ilmiah ini adalah sebagai
sumbangan pemikiran bagi para pembaca mengenai tafsir ayat-ayat tentang zakat infaq dan
shadaqoh.
Penulisan karya ilmiah ini tentu saja masih banyak kekurangan. Untuk itu
demi kesempurnaannya, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
konstruktif.
Akhirnya, semoga Karya Ilmiah ini bermanfaat bagi perkembangan Ilmu
Hukum.
Muhammad Alfianor
iii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah............................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................12
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Zakat merupakan salah satu pilar dari pilar islam yang lima, Allah SWT.
telah mewajibkan bagi setiap muslim untuk mengeluarkannya sebagai penyuci
harta mereka, yaitu bagi mereka yang telah memiliki harta sampai nishab (batas
terendah wajibnya zakat) dan telah lewat atas kepemilikan harta tersebut masa haul
(satu tahun bagi harta simpanan dan niaga, atau telah tiba saat memanen hasil
pertanian).
Banyak sekali dalil-dalil baik dari al-quran maupun as-sunnah sahihah
yang menjelaskan tentang keutamaan zakat, infaq dan shadaqah. Sebagaimana
firman Allah taala yang berbunyi:
Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh,
mendirikan shalat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi
Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka
bersedih hati. (Q.S. Al Baqarah : 277 ).
Orang-orang yang menafkahkan hartanya di malam dan di siang hari
secara tersembunyi dan terang-terangan, maka mereka mendapat pahala di sisi
Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka
bersedih hati. (Q.S. Al Baqarah : 274 ).
B. Rumusan Masalah
1
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam pengertian bahasa, kata zakat (dalam bahasa Arab zakâh, dari kata
kerja zakâ) berarti ‘penyucian’ atau ‘pengembangan’. Dari pengertian ini, harta
seseorang yang telah dikeluarkan zakatnya menjadi bersih, karena tidak ada lagi
“kotoran” yang sebenarnya bukan miliknya. Jiwa orang yang mengeluarkannya pun
menjadi bersih. Dari pengertian ini pula, harta yang dikeluarkan zakatnya pada
hakikatnya tidak berkurang, justru akan tumbuh berkembang. Belum pernah ada
cerita orang menjadi miskin gara-gara mengeluarkan zakat.
Shadaqah, dari segi bahasa berasal dari akar kata kerja shadaqa atau
bentuk nomina verbanyaash-shidq yang berarti ‘kesungguhan’ dan ‘kebenaran’. Al-
Qur’an menggunakan kata ini sebanyak lima kali dalam bentuk tunggal dan tujuh
kali dalam bentuk jamak—kesemuanya dalam konteks pengeluaran harta benda
secara ikhlas. Sedekah sifatnya tidak wajib, melainkan sunnah, sangat dianjurkan.
Tetapi, meski demikian, kata sedekah juga terkadang digunakan oleh al-Qur’an
untuk makna pengeluaran harta yang wajib. Surah at-Taubah ayat 103
memerintahkan Nabi saw. mengambil zakat harta dari mereka yang memenuhi
syarat-syarat. Demikian juga surah at-Taubah ayat 60 yang berbicara tentang
2
mereka yang berhak menerima zakat dengan menggunakan kata (shadaqah) sedekah
dalam arti zakat wajib.
B. Macam-macam Zakat
1. Zakat jiwa (nafsh)/zakat fitrah
Banyaknya zakat fitrah untuk perorangan satu sha’ (2,5 kg/3,5 liter)
dari bahan makanan untuk membersihkan puasa dan mencukupi kebutuhan-
kebutuhan orang miskin di hari raya idul fitri, sesuai dengan hadis Nabi Saw,
“ dari ibnu umar ra; Rasulullah Saw telah mewajibkan zakat fitri 1(satu) sha’
dari kurma/gandum atau budak, orang merdeka laki-laki dan perempuan, anak
kecil dan orang tua dari seluruh kaum muslimin. Dan beliau perintahkan
3
supaya dikeluarkan sebelum manusia keluar untuk shalat ‘id (HR.Bukhari).
b. Zakat fitrah diserahkan pada amil (panitia) zakat. Apabila hal itu
4
dilakukan maka sebaiknya diserahkan satu hari atau dua hari ataupun
beberapa hari sebelum hari raya idul fitri agar panitia dapat mengatur
distribusinya dengan baik dan tertib kepada mereka yang berhak
menerimanya pada malam hari raya atau pada pagi harinya.
Zakat Maal (harta) adalah zakat yang dikenakan atas harta (maal)
yang dimiliki oleh individu atau lembaga dengan syarat-syarat dan ketentuan-
ketentuan yang telah ditetapkan secara hukum (syara). Maal berasal dari
bahasa Arab yang secara harfiah berarti ‘harta’.
a. Milik Penuh, yakni harta tersebut merupakan milik penuh individu yang
5
akan mengeluarkan zakat.
Menurut QS. At-Taubah ayat 60, bahwa Allah memberikan ketentuan ada
delapan golongan orang yang menerima Zakat. Secara umum Zakat terbagi menjadi
dua jenis yaitu Zakat Fitrah dan Zakat Harta (Mal). Zakat Fitrah wajib dikeluarkan
pada bulan suci ramadhan atas setiap jiwa baik laki laki maupun perempuan dengan
syarat beragama Islam, Hidup pada Bulan Ramadhan, Memiliki kebutuhan
makanan atau kebutuhan pokok untuk pada malam hari raya idul fitri. Zakat Harta
(Mal) adalah zakat yang dikeluarkan jika nizabnya sudah terpenuhi dan tidak
bertentangan dengan syariat agama.Dalam ajaran Islam zakat termasuk dalam rukun
Islam yang ke-4, zakat adalah kewajiban bagi umat Muslim untuk mengeluarkan
sejumlah hartanya untuk diberikan kepada beberapa golongan. Hal ini dilakukan
untuk menerapkan ajaran saling berbagi yang diajarkan oleh Allah.
2. Amil Zakat
8
5. Gharim (Orang Yang Berutang
7. Ibnu Sabil
D. Fungsi Zakat
Fungsi zakat yakni:
Zakat adalah salah satu rukun Islam yang diketahui oleh setiap
9
muslim, sebagaimana mereka mengetahui sholat dan rukun-rukun Islam
lainnya.
10
BAB III
KESIMPULAN
Manusia adalah makhluk soisal, hal ini disadari benar oleh Islam karenanya
Islam sanga mencela individualistis dan sebailiknya sangat menekankan pembinaan dan
semangat ukhuwah (kolektivisme), bahkan semanat ukuhuwah meruapkansalahsatu
risalah islam yan sangat menonjol.Kita bisa melihat betapa seriusnya Islam
memperhatikan masalah pembinaan ukhuwah ini didalam ajarannya, diantaranya
adalah zakat, infaq shadaqah.
ZIS mengajarkan kepada kita satu hal yang sangat esensial, yaitu bahwa Islam
mengakui hak pribadi setiap anggota masyarakat, tetapi juga menetapkan bahwa
didalam kepemilikan pribadi itu terdapat tanggung jawab social atau dalam kata lain
bahwa Islam dengan ajarannya sangat menjaga keseimbangannya antara maslahat
pribadi dan maslahat social.Zakat, sifatnya wajib dan adanya ketentuannya/batasan
jumlah harta yang harus zakat dan siapa yang boleh menerima. Infaq, sumbangan
sukarela atau seikhlasnya (materi). Shadaqah, lebih luas dari infaq, karena yang
disedekahkan tidak terbatas pada materi saja.
11
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Hadi Yasin, PANDUAN ZAKAT PRAKTIS (Jakarta: Ismail A. said, 2011)
Samsul arifai S.A.B., M.A., “TUJUAN DAN SASARAN ZAKAT DALAM KONTEKS
IBADAH DAN MUAMALAH,” IBEF: Islamic Banking, Economic and
Financial Journal Volume 1 , Nomor 1 , Desember (2020), h. 83-94, 1.1
(2020), 1–14
12