Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

MENGANALISIS PUASA

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Tugas Terstruktur

Mata Kuliah Ibadah, Akhlak dan Muamalah

Dosen Pengampu: Asep Usamah, M.Pd.I

Disusun Oleh:

Kelompok 3

1. Maharina Pancamurti Lestari (NIM : 216223087)


2. Delavira Nur Luthfiah (NIM : 216223108)
3. Yusril Nurfadilah (NIM : 216223109)

PGSD 2 C

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) MUHAMMADIYAH KUNINGAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Kuasa karena telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan
hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
Menganalisis Puasa dengan tepat waktu. Makalah Menganalisis Puasa disusun
guna memenuhi tugas Bapak Asep Usamah, M.Pd.I pada mata kuliah Ibadah,
Akhlak dan Muamalah di STKIP Muhammadiyah Kuningan. Selain itu, penulis
juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang
Menganalisis Puasa.

Penulis mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada Bapak Asep


Usamah, M.Pd.I selaku dosen mata kuliah Ibadah, Akhlak dan Muamalah. Tugas
yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait
bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada
semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini. Penulis
menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

Kuningan, Maret 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah...............................................................................1

B. Rumusan Masalah........................................................................................1

C. Tujuan Penulisan..........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3

A. Hakekat Puasa..............................................................................................3

B. Mengapa Allah Mewajibkan Puasa..............................................................5

C. Tujuan dan Fungsi Puasa.............................................................................8

D. Hikmah Puasa..............................................................................................8

E. Makna Spiritual Puasa.................................................................................8

F. Puasa dan Pembentukan Insan Berkarakter.................................................8

BAB III PENUTUP..............................................................................................15

A. Kesimpulan................................................................................................15

B. Saran...........................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Menurut Rahmi (2015:89) salah satu rukun Islam yang harus kita
yakini dan di amalkan setiap muslim adalah ibadah puasa. Dalam Islam,
kita mengenal dua bentuk ibadah puasa, yaitu puasa wajib dan puasa
sunnah. Setiap muslim diwajibkan berpuasa sebagaimana orang sebelum
kita. Adapun hari-hari yang diharamkan puasa adalah hari tasyrik, Idul
Fitri dan Idul Adha.
Puasa menurut bahasa Arab disebut as-saum atau as-siyam yang berti
menahan diri. Maksudnya menahan diri dari makan dan minum serta
perbuatan yang membatalkan puasa mulai terbit fajar sampai
tenggelamnya matahari. Umat Islam juga dikehendaki untuk menahan diri
dari mengeluarkan kata-kata kotor, menggunjing orang lain, dan
sebagainya.
Ibadah puasa banyak mengandung aspek social, karena dengan lewat
ibadah ini kaum muslimin ikut merasakan penderitaan orang lain yang
tidak dapat memenuhi kebutuhan pangannya seperti yang lain. Ibadah
puasa juga menunjukkan bahwa orang yang beriman sangat patuh kepada
Allah karena mereka mampu menahan makan atau minum dan hal-hal
yang membatalkan puasa.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka berikut ini rumusan masalah
yang akan dikaji dalam makalah ini, yaitu:
1. Apa hakekat puasa?
2. Mengapa Allah mewajibkan puasa?
3. Apa tujuan dan fungsi puasa?
4. Apa hikmah puasa?
5. Apa makna spiritual puasa?
6. Bagaimana puasa dan pembentukan insan berkarakter?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penyusunan makalah yang berjudul Menganalis Puasa
adalah:
1. Untuk mengetahui hakekat puasa
2. Untuk mengetahui mengapa Allah mewajibkan puasa
3. Untuk mengetahui tujuan dan fungsi puasa
4. Untuk mengetahui hikmah puasa
5. Untuk mengetahui makna spiritual puasa
6. Untuk mengetahui puasa dan pembentukan isan berkarakter.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hakekat Puasa
Menurut Sabiq dalam Mukmin (2017:44) puasa dalam bahasa Arab
disebut shiyam. Pada umumnya shiyam atau berpuasa berarti menahan.
Adapun arti puasa menurut terminologi agama ialah “menahan diri dari
makan, minum, dan bersetubuh semenjak waktu terbit fajar sampai waktu
terbenam matahari dengan niat ikhlas dan mengharapkan keridhaan Allah
SWT” (Hanafi dalam Mukmin, 2017:44). Perintah puasa terdapat dalam
surat Al-Baqarah ayat 183-187 yaitu sebagai berikut:

‫ب َعلَى الَّ ِذيْ َن ِم ْن‬ ِ


َ ‫ام َك َما ُكت‬
ُ َ‫الصي‬
ِ ِ َّ
َ ‫ٓيٰاَُّي َها الذيْ َن ٰا َم ُن ْوا ُكت‬
ِّ ‫ب َعلَْي ُك ُم‬

ۙ ‫َق ْبلِ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم َتَّت ُق ْو َن‬


Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa
sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”.

Menurut Munir (2017:20) hakikat puasa adalah tunduk pada kehendak


Ilahi. Nabi Muhammad SAW bersabda: “Dari Abu Hurairah r.a berkata:
Rasulullah SAW bersabda: semua amal anak adam adalah untuk dirinya
sendiri kecuali puasa. Karena puasa adalah untukku dan akulah yang
membalasnya. Orang yang berpuasa mendapat dua kesenangan, dia
merasa senang ketika berbuka dan ketika bertemu dengan Tuhannya, dia
juga merasa senang dengan pahala puasanya”, (H.R Al Bukhari).

Jadi hakikat puasa, menurut Nabi SAW adalah meninggalkan semua


keinginannya selain untuk menjalankan perintah Tuhan, meninggalkan
kehendak dirinya dan menjalankan kehendak Ilahi. “Dalam puasa,
kecenderungan jiwa hewani untuk memberontak perlahan-lahan
ditenangkan dan dijinakan melalui penaklukan kecenderungan secara
sistematis pada kehendak Ilahi. Setiap saat merasakan lapar, jiwa
seseorang muslim diingatkan bahwa demi memenuhi perintah Ilahi,
gejolak jiwa hewani harus dikesampingkan. Itulah sebabnya puasa tidak
menahan diri dari makan dan minum saja, tetapi juga menahan diri dari
semua dorongan nafsu.

B. Mengapa Allah Mewajibkan Puasa


C. Tujuan dan Fungsi Puasa
1. Tujuan Puasa
Menurut Mukmin (2017:51) secara jelas Al-Qur’an menyatakan
bahwa tujuan puasa yang hendak diperjuangkan adalah untuk
mencapai ketakwaan. Kewajiban puasa yang diberikan kepada kaum
beriman memang untuk menggapai takwa. Puasa juga mengajarkan
kita untuk tidak menjadi budak bagi kebiasaan kita atau menjadi
budak hawa nafsu. Sebagian besar kita tunduk pada kebiasaan,
misalnya makn di siang hari. Saat berpuasa kita tidak lagi berbuat
sesuatu karena kebiasaan semata. Puasa adalah pembentukan diri
seorang muslim untuk selalu hidup semakin baik. Puasa adalah tangga
untuk mencapai ketakwaan (Wibisono dalam Mukmin, 2017:51).
Berpuasa dapat mencegah manusia dari perbuatan dosa yang
dilakukan oleh anggota tubuhnya. Ibadah puasa yang dijalani umat
muslim, bukan hanya sekedar menahan lapar dan haus, tetapi lebihdari
itu, karena puasa anugerah besar dari Allah SWT untuk menjadikan
diri menuju karakter muslim sejati.
2. Fungsi Puasa
Menurut Munir (2017:24) adapun fungsi dari puasa itu sendiri
adalah sebagai berikut:
a. Puasa adalah ketundukan, kepatuhan, dan ketaatan kepada Allah
SWT, maka tiada balasan bagi orang yang mengerjakannya
kecuali pahala yang melimpah ruah dan baginya hak masuk surge
melalui pintu khusu bernama ‘Ar-Rayyan’. Orang yang berpuasa
juga dijauhkan dari azab pedih serta dihapuskan seluruh dosa-dosa
yang terdahulu.
b. Berpuasa merupakan sarana untuk melatih diri dalam berbagai
masalah seperti jihad nafsi, melawan gangguan setan, bersabar
atas malapetaka yang menimpa.
c. Dengan puasa kita diajarkan untuk hidup teratur, karena menuntun
kapan waktu untuk menentukan waktu menghidangkan sahur dan
berbuka. Bahwa berpuasa hanya dirasakan oleh umat Islam dari
munculnya warna kemerah-merahan di ufuk timur hingga
lenyapnya disebelah barat.
d. Menumbuhkan rasa persaudaraan serta menimbulkan perasaan
untuk saling menolong antar sesame. Saling membahu dalam
menghadapi rasa lapar, dahaga dan sakit.

Dapat disimpulkan bahwa puasa berfungsi sebagai ketenangan


jiwa dari menahan hawa nafsu, menolong dan menimbulkan sifat
menyayangi orang miskin, persamaan derajat baik itu faqir atau kaya.

D. Hikmah Puasa
Menurut Darajat dalam Munir (2017:26) ibadah puasa mengandung
hikmah rohani dan jasmani manusia.
1. Hikmahnya terhadap rohani antara lain ialah melatih rohani agar
disiplin mengendalikan dan mengontrol hawa nafsu agar tidak semena-
mena memunculkan keinginannya. Puasa mengekang hawa nafsu
dengan mengharamkan memakan dan meminum harta miliknya yang
tersedia serta melarang menggauli istrinya yang sah disiang hari.
Sebab bila nafsu dibebaskan tanpa kendali manusia akan menjadi
budak hawa nafsu itu sendiri, bila hal itu terjadi maka rohani manusia
akan hancur.
2. Adapun hikmah terhadap jasmani ialah bahwa puasa dengan menahan
makan dan minum, di samping membangun kekuatan dan ketahanan
rohani juga mempertinggi kekuatan dan ketahanan jasmani, karena
umumnya penyakit yang menghinggapi tubuh manusia bersumber dari
perut yang menampung semua apa yang dimakan dan diminum.

Menurut Halim dalam Mukmin (2017:51) mengemukakan tiga hikmah


penting ibadah puasa yaitu:
1. Puasa diwajibkan sebagai sarana mempersiapkan individu Muslim
menjadi takwa. Karena tujuan utama puasa adalah takwa, maka setiap
orang yang berpuasa harus mampu mengorganisir seluruh organ
tubuhnya dan mengatur semua aktivitasnya kearah tujuan yang hendak
dicapai itu.
2. Puasa diwajibkan sebagai syukur nikmat. Allah SWT, memerintahkan
puasa setelah ia menerangkan bahwa Ramadhan yang mulia itu adalah
bulan yang didalamya petunjuk Allah yang amat sempurna.
3. Puasa membuat pelakunya dekat dengan Tuhan, semua permohonan
dan doanya didengarkan dan dikabulkan .

E. Makna Spiritual Puasa


F. Puasa dan Pembentukan Insan Berkarakter
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Mukmin, Taufik;. (2017). Nilai-Nilai Pendidikan Dalam Ibadah Puasa.

Munir, Fadlul;. (2017). Nilai-Nilai Religius Ibadah Puasa Dalam Pengembangan


Kecerdasan Spiritual.

Rahmi, Aulia;. (2015). Puasa dan Hikmahnya terhadap Kesehatan Fisik dan
Mental Spiritual.

Anda mungkin juga menyukai