SKRIPSI
Oleh:
Qoimul Jadidah
NPM: 2017.01.02923
NIRM: 2017.4.063.0001.1.002788
1
KATA PENGANTAR
Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat
mempelajari cara pembuatan skripsi pada Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiayah Al-
Fattah Siman Lamongan dan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Agama
Islam. Pda kesempatan ini, penulis hendak menyampaikan terima kasih kepada
semua pihak yang telah memberikan dukungan sehingga proposal skripsi ini
dapat selesai.
1. Bapak ketua Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Al-fattah Siman Lamongan yang
pelaporan seminar proposal ini dapat terselesaikan dengan baik dan lancar.
Lamongan .
Jabung dan Ibu Safinatul Izzah, S.Pd selaku guru mata pelajaran Sejarah
ii
Kebudayaan Islam yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian di
6. Abah dan ibuk yang selalu mensuport dan mendoakan, semoga selalu sehat,
sahabat, yang telah banyak memberikan doa, nasehat, dan dukungan kepada
penulis.
8. Semua pihak yang namanya tidak bisa penulis disebutkan satu persatu yang
ini.
Dengan iringan do’a semoga amal ibadah mereka diterima oleh Allah SWT.
skripsi ini masih ada kekurangan. Oleh karena itu penulis megharapkan kritik
dan saran yang membangun dari para pembaca guna menyempurnakan segala
berharap semoga proposal skripsi ini berguna bagi para pembaca dan pihak-
Akhirnya penulis berharap semua amal baik semua pihak yang telah
pahala dari Allah SWT. semoga apa yang telah ditulis dalam skripsi ini dapat
Qoimul Jadidah
iii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR..........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iv
DAFTAR TABEL.................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
A. Kajian Pustaka........................................................................................9
1. Model Pembelajaran Qishah..............................................................9
a. Pengertian Model Pembelajaran Qishah....................................9
b. Macam-Macam Model Pembelajaran Qishah...........................10
c. Tujuan dan Fungsi Model Pembelajaran Qishah.......................11
d. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Qishah.......................11
e. Faedah dan Hikmah Model Pembelajaran Qishah....................12
f. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Qishah..........20
2. Sejarah Kebudayaan Islam................................................................21
a. Pengertian Sejarah.....................................................................21
b. Pengertian Kebudayaan...............................................................
c. Pengertian Islam..........................................................................
d. Pengertian Kebudayaan Islam.....................................................
3. Kerangka Berpikir..............................................................................
B. Kajian Penelitian Terdahulu....................................................................
iv
A. Rancangan Penelitian............................................................................27
B. Lokasi dan Waktu Penelitian.................................................................28
1. Lokasi Penelitian..............................................................................28
2. Waktu Penelitian...............................................................................28
C. Kehadiran Peneliti.................................................................................28
D. Tahapan Penelitian................................................................................28
E. Data dan Sumber Data...........................................................................28
1. Data................................................................................................28
2. Sumber Data...................................................................................28
F. Teknik Pengumpulan Data......................................................................
1. Wawancara.......................................................................................
2. Observasi..........................................................................................
3. Dokumentasi....................................................................................
G. Teknik Analisis Data...............................................................................
H. Pemeriksaan Keabsahan Temuan............................................................
1. Ketekunan Pengamatan......................................................................
v
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rendahnya mutu Pendidikan Nasional tidak hanya disebabkan oleh
didik. Lebih dari itu adalah hal lain yang tidak kalah penting, yaitu kurangnya
nilai kepada pesrta didik. Inilah kajian Pendidikan niali yaitu meneliti, menelaah
Penanaman nilai keteladanan ini sendiri harus diemban oleh para pendidik serta
menjadikan figure kepribdian pendidik sebagai panutan bagi peserta didik, agar
2
peserta didik tidak hanya mendapatkan suapan ilmu pengetahuan secara kognitif,
melainkan juga menempatkan sisi afektif untuk menerapkan nilai tersebut menjadi
suatu kebiasaan dalam hidupnya. Hal ini penting diterapkan agar peserta didik
Oleh karena itu, pendidik harus dapat mempertimbangkan dan memilih metode
pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik dengan
melihat ketertarikan atau minat belajar peserta didik itu sendiri, agar diperoleh
metode diskusi dan metode tanya jawab. Metode yang dapat diambil peneliti
dan penanaman nilai keteladanan. Dengan metod qishah dan penanaman nilai
nilai keteladanan dari para tokok dalam kisah tersebut untuk dijadikan panutan
nilai dalam cerita islam yang terdapat dalam kandungan ayat Al-Qur’an atau
Hadist, melalui cerita nabi, sahabat nabi, tabi’in, atau orang sholeh yang porsi
tentang dalil.
Al-Nahwali, kisah atau cerita sebagai suatu metode Pendidikan yang mempunyai
daya tarik yang menyemtuh perasaan hati seorang. Islam menyadari sifat alamiah
3
dijadikan salah satu metode dalam proses Pendidikan. Sehingga dapat diambil
yang sering kaku dan sulit untuk dicerna peserta didik. Tentu ini merupakan
menarik untuk peserta didik, yang diharapkan peserta didik lebih memahami
materi terkait. Safinatul Izzah, S.Pd mengatakan bahwa pemahaman peserta didik
dengan adanya metode qishah dapat lebih memahamkan. Jika qishah tersebut
metode cerita dapat menggali sejauh mungkin tentang searah terutama dibuktikan
dengan peninggalan sejarah yang nyata. Maka penanaman nilai dapat dilakukan
dengan pembiasaan.
tidak memiliki minat membaca dan belajar yang rendah. Maka pendidik harus
benar-benar mempertimbangkan faktor peseta didik, hal ini terkait dengan latar
belakang kecerdasan, bakat, minat dan hobi (Abdullah Nata, 2008:199). Sehingga
pembelajaran.
yang mana pendidik harus benar-benar bisa menguasai semua ketrampilan yang
sangat mempengaruhi minat belajar peserta didik seperti halnya bervariasi dalam
4
gaya mengaja, jika seorang pendidik tidak menggunakan variasi, maka siswa akan
mudah merasa bosan dan jenuh terhadap materi pelajaran. Untuk hal tersebut
hendaklah menggunkan variasi dalam gaya mengajar, agar semangat dan minat
belajar peserta didik dalam belajar meningkat. Jika sudah begitu hasil belajar pun
antusias. Rata-rata peserta didik mau diulang-ulang dalam bentuk cerita. Ini
metode qishah minat belajar peserta didik meningkat. Peserta didik senang jika
kisah dapat ditampilkan melalui monit, sehingga mereka dapat mengetahui bukti
keteladanan, serta nilai belajar peserta didik yang perlu ditingkatkan. Peneliti
jabung .”
B. Permasalahan Penelitian
1. Identifikasi Permasalahan Penelitian
sesuai dengan strategi sehingga banyak siswa yang tidak mengikuti jalur cerita
yang disampaikan oleh pendidik. Dan waktu yang digunakan juga sangat terbatas.
5
2. Pembatasan Masalah
Penelitian ini terbatas dengan penggunaan metode qishah dan penanaman nilai
keteladanan daam meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran Sejarah
kebudayaan islam
3. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah tersebut, maka perumusan masalah
sebagai berikut:
meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran sejarah kebudayaan islam
2. Apa jenis metode qishah dan penanaman nilai keteladanan dalam meningkatkan
minat belajar siswa pada mata pelajaran sejarah kebudayaan islam kelas VII di
dalam meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran sejarah kebudayaan
1. Tujuan Penelitian
minat belajar siswa pada mata pelajaran sejarah kebudayaan islam kelas VII di
2. Jenis metode qishah dan penanaman nilai keteladanan dalam meningkatkan minat
belajar siswa pada mata pelajaran sejarah kebudayaan islam kelas VII di MTs
meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran sejarah kebudayaan islam
2. Manfaat Penelitian
1. Aspek Teoritis
metode kisah dan penanaman nilai keteladanan dalam meningkatkan minat belajar
siswa.
2. Aspek Praktis
undangan.
1. Efektifitas Metode Qishah pada mata Pelajaran Aqidah Akhalak di MTs Bi’rul
Ulmum Gemurung Gedangan. Karya ilmiyah ini disusun oleh Suci Rahma dari
disusun oleh Sri Mahmudah dari Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri
peningkatan hasil belajar peserta didik dalam mata pelajaran PAI kelas X IPA-3 di
SMA Negeri 1 Maiwa Kabupaten Enrekang. Karya ilmiyah ini disusun oleh
E. Sistematika Pembahasan
yang saling berkaitan satu sama lain. Sebelum memasukibab pertama akan
penanaman nilai keteladanan, Sejaran kebudayan islam dan minat belajar, dan
hasil penelitian terdahulu yang relevan, meliputi kajian pustaka dan kajian
penelitian terdahulu.
Bab III Metode Penelitian yang terdiri dari pendekatan dan jenis
penelitian, kehadiran peneliti, lokasi penelitian, Data dan sumber data, prosedur
tahapan penelitian.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Metode qishah
baik yang sebenarnya terjadi ataupun hanya rekaan saja. Dalam mengaplikasikan
metode ini pada proses belajar mengajar, metode qishah merupakan salah satu
metode Pendidikan yang tepat dan terbaik, sebab qishah itu mampu menyentuh
jiwa jika didasari oleh ketulusan hati yang mendalam (Armai Arif, 2002:160).
merupakan bentuk Masdar dari kata qasha yaqushu dapat berarti menceritakan,
juga mengandunng arti menelusuri atau mengikuti jejak. Makna qashas dalam
nabi-nabi mereka serta peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa lampau, masa
1. Kisah dapat mengaktifkan dan mengembangkan siswa. Karena setiap anak didik
sehingga anak didik terpengaruh oleh tokoh dan topik qishah tersebt.
2. Mengarahkan semua emosi hingga menyatu pada satu kesimpulan yang menjadi
akhir cerita.
2. Sering terjadi ketidakselarasan isi cerita dengan konteks yang dimaksud, sehingga
1. Pendidik harus mengetahui dan paham benar alur cerita yang disampaikan
2. Pendidik harus menyelaraskan tema materi dengan cerita atau tema yang sesuai
dengan materi.
11
dapat meresap ke dalam hati Nurani dengan mudah, serta mendidik dalam
3) Menceritakan dongeng.
pencerita dengan menggunakan ekspresi muka, gerak tubuh, dan vokal pencerita
imajinasinya.
2. Bercerita dengan alat peraga, bentuk cerita yang menggunakan alat peraga bantu
1) Penggalan kisah dapat dijadikan pengantar untuk membawa murid pada suatu
2) Penggalan kisah Qurani dapat dijadikan sebagai materi pokok dalam topik
5) Potongan kisah dijadikan alat untuk memancing rasa ingin tahu murid hingga
keikhlasan, kesabaran (
Menurut Heri Gunawan “Kisah sebagai metode pendidikan amat penting karena
dalam kisah terdapat berbagai keteladanan dan edukasi. Hal ini karena terdapat
beberapa alasan yang mendukungnya yaitu: kisah senantiasa memikat karena
mengundang pembaca atau pendengar untuk mengikuti peristiwanya dan
merenungkan maknanya, kisah dapat menyentuh hati manusia, karena kisah
menampilkan tokoh dalam konteksnya secara menyeluruh sehingga pembaca
13
atau pendengar dapat menghayati dan merasakan isi kisah tersebut, kisah qurani
mendidik keimanan dengan cara membangkitkan perasaan sehingga terlibat secara
emosional”.
Dengan Kisah dapat menyetuh hati para peserta didik, sehingga mereka tertegun
hatinya dan diharapkan mereka dapat menjadikan para tokoh kisah tersebut
senantiasa menggugah hati setiap orang. Tidak banyak orang yang menyadari,
jadi kisah-kisah hikmah akan jauh lebih efektif dalam membentuk karakter dan
kesadaran seseorang, ketimbang ajaran moral yang disajikan secara kaku dan
nilai-nilai yang penting yang bisa diambil untuk dijadikan pelajaran bagi
2. Pendidikan Nilai
diyakini sebagai suatu yang meberikan corak khusus kepada pola pemikiran,
1) Nilai adalah keyakinan yang membuat seseorang bertindak atas dasar pilihannya.
14
1. Nilai-nilai nurani adalah nilai yang ada dalam diri manusia kemudian
berkembang menjadi perilaku serta cara kita memperlakukan orang lain. Nilai
nurani adalah kejujuran keberanian, cinta damai, keandalan diri, potensi, disiplin,
akan diterima sebanyak yang diberikan. Yang termasuk pada kelompok nilai
memberi adalah setia, dapat dipercaya, hormat, cinta kasih sayang, peka, tidak
egois, baik hati, ramah, adil, dan murah hati (Zaim Elmubarok, 2009:7).
mana Pendidikan itu memunculkan dan menerapkan nilai atau moral kepada
peserta didik.
pada seseorang.
kepada peserta didik agar menyadari nilai kebenaran, kebaikan, dan keindahan,
melalui proses pertimbangan nilai yang tepat dan pembiasaan bertindak yang
konsisten.
15
sebagai berikut:
penanaman nilai-nilai sosial dalam diri siswa. Menurut Superka tujuan pendidikan
nilai menurut pendekatan ini adalah: diterimanya nilai-nilai sosial tertentu oleh
siswa, berubahnya nilai-nilai siswa yang tidak sesuai dengan nilai-nilai sosial
yang diinginkan.
berpikir logis, dengan cara menganalisis masalah yang berhubungan dengan nilai-
nilai sosial.
penanaman nilai-nilai sosial dalam diri siswa. Tujuan dari penanaman nilai ini
Kata teladanan dalam Bahasa arab diungkapkan dengan kata uswah dan
uswah dan al-iswah sebagaimana kata al-qudwah dan al-qodwah berarti suatu
dan efisien dalam penanaman nilai0nilai keislaman kepada peserta didik terutama
siswa pada usia Menengah, yang pada umunya cenderung meneladani dan meniru
psikologis senang meniru, dan karena sanksi-sanksi sosial, yaitu seseorang akan
bahwa peneladanan ini sangat diistimewakan dengan menyebut bahwa nabi itu
dalam moral, spritual dan sosial. Hal ini karena pendidik adalah contoh terbaik
dalam pandangan anak, yang akan ditirunya dalam tindak-tanduknya, dan tata
santunya, disadari ataupun tidak, bahkan tercetak dalam jiwa dan perasaan suatu
gambaran pendidik tersebut, baik dalam ucapan atau perbuatan, baik material atau
spritual, diketahui atau tidak diketahui.49 Oleh karena itu, guru perlu memberikan
keteladanan yang baik kepada peserta didik agar dalam proses penanaman nilai-
nilai karakter Islami menjadi lebih efektif dan efisien (Heri Gunawan,267).
1) Tahap Transformasi nilai, pada tahap ini pendidik sekedr menginformasikan nilai-
nilaiyang baik dan yang kurang baik kepada siswa, yang semata-mata merupakan
komunikasi verbal.
2) Tahap transaksi nilai, dalam tahap ini pendidik tidak hanya menginformasikan
nilai yang baik dan kurang baik, tetapi juga terlihat untuk melaksanakan dan
18
memberikan contoh amalan yang nyata, dan siswa diminta untuk memberikan
3) Tahap transinternalisasi, tahap ini jauh lebih dalam dari sekedar transaksi. Dalam
tahap ini penampilan pendidik dihadapan peserta didik bukan lagi sosoknya, tetapi
hanya gerakan atau penampilan fisiknya saja, melainkan sikap mental dan
ini adalah komunikasi dua kepribadian yang masing-masing terlihat secara aktif.
Proses dari transinternalisasi itu mulai dari yang sederhana sampai yang
stimulus yang berupa nilai-nilai baru yang dikembangkan dalam sikap afektifnya.
2) Menanggapi (responding), yakni kesediaan siswa untuk merespon nilai- nilai yang
ia terima dan sampai ke tahap memiliki kepuasan untuk merespon nilai tersebut.
3) Memberi nilai (valuing), yakni sebagai kelanjutan dari aktivitas merespon nilai
menjadi siswa mampu memberikan makna baru terhadap nilai-nilai yang muncul
membiasakan nilai-nilai yang benar yang diyakini, dan yang telah diorganisir
19
(kepribadianya) (Ibid,179).
2) Pendekatan pembiasaan adalah suatu tingkah laku tertentu yang sifatnya otomatis
tanpa direncanakan terlebih dahulu dan berlaku begitu saja tanpa dipikirkan lagi.
3) Pendekatan emosional adalah upaya untuk menggugah perasaan dan emosi siswa
dalam meyakini konsep ajaran Islam serta dapat merasakan mana yang baik dan
pada segi kemanfaatan bagi siswa dalam kehidupan sehari- hari, sesuai dengan
tingkatan perkembangannya.
sikap dan perilaku yang terpuji, maupun yang tidak langsung melalui suguhan
sekolah
e. Mendorong pendidik untuk selalu berbuat baik untuk menjadi contoh peserta
didik.
a. Jika figure yang mereka contoh tidak baik, maka mereka cenderung untuk
1) Keteladanan disengaja
sengaja memberikan contoh yng baik kepada para peserta didik supaya mereka
membaca yang baik agar peserta didik bisa mencontoh. Dalam proses belajar
kepada peserta didik melalui kisa-kisah nabi yang di dalam kisah tersebut terdapat
beberapa hal yang patut dicontoh oleh pserta didik (Heri Jauhari M,2005:224).
yang baik dan tidak ada unsur sandiwara di dalamnya. Contoh-contoh yang baik
secara langsung tanpa diisengaja. Oleh karena itu, setiap orang yang diharapkan
bahwa pendidik bertangung jawab dihadapan Allah dan segala hal yang diikuti
oleh peserta didik sebagai pengagumnya. Semakin tinggi kualitas pendidik akan
Sejarah kebudayaan islam adalah gabungan dari 3 suku kata yaitu sejarah
kebudayaan dan islam. Masing-masing dari suku kata tersebut bisa mengandung
tarikh, sirah, atau ‘ilm Tarikh, yang berarti ketentuan masa atau waktu,
sedangkan ‘ilm Tarikh berarti ilmu yang megndung atau membahas penyebutan
peristiwa atau kejadian, masa atau terjadinya peristiwa, atau sebab terjadinya
22
peristiwa tersebut. Dalam Bahasa inggris disebut history yang bearti uraian secara
tertib tentang kejadia-kejadian masa lampau. Dan sejarah sebagai cabang ilmu
maupun ekonomi pada suatu negara atau bangsa, benua, dan dunia.
dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau, sedangkan ilmu sejarah
Kata sejarah disinyalir berasal dari Syajarah yang berarti pohon. Dalam
untuk segala hasil karya manusia yang berkaitan erat dengan pengungkapan
diri. Kebudayaan lahr dari olah akal budi, jiwa, atau hati Nurani manusia. Bentuk
yang dirasa, yang diharapkan memberikan kebaikan dalam hidup. Oleh karena itu
peradaban.
berarti bersih dan selamat dari kecacata dhohir dan batin. Islam berarti suci, bersih
Islam adalah memberikan keseluruhan jiwa raga seseorang kepada Allah SWT,
dan mempercayakan seluruh jiwa raga seseorang kepada Allah SWT. Dari turunan
23
kata islam adalah “Damai” atau “perdamaian” dan “keamanan”. Islam adalah
perdamaian.
kebudayaan islam yakni asal usul, kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi
pada masa lampau yang berhubungan dengan segala hasil karya manusia yang
4. Minat Belajar
tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu (Bisri Mustofa, 2015:185).
menimbulkan suatu perubahan tingkah laku yang relative tetap dan perubahan itu
dilakukan lewat kegiatan atau usaha yang disengaja. Jadi minat belajar adalah
aspek psikologi seseorang yang menmpakan diri dalam beberapa gejala seperti:
pengalaman, dengan kata lain minat belajar adalah perhatian, rasa suka,
174).
24
1. Faktor Intern, terdiri dari faktor jasmaniah (seperti faktor kesehatan dan
2. Faktor Ekstern, terdiri dari faktor keluarga (seperti cara orang tua
pengertian orang tua dan latar belakang kebudayaan), dan faktor sekolah (seperti
metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan peserta didik, relasi peserta didik
dengan peserta didik, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar
penilaian diatas ukuran, keadaan gedung, metode mengajar dan tugas rumah).
siswa. Seorang siswa akan menaruh minat besar dan akan memusatkan perhatian
lebih banyak daripada siswa lainnya. Pendidik dalam kaitan ini seyogyanya
agar ia mampu mempunyai minat yang lebih besar dengan cara menjelaskan hal-
hal yang menarik dan berguna bagi kehidupan serta hal-hal yang berhubungan
dengan cita-cita serta kaitanya dengan bahan pelajaran yang dipelajari itu. Selain
itu, cara yang efektif untuk membangkitkann minat pada suatu subjek yang baru
adalah dengan menggunakan inat-minat yang telah ada disesuaikan dengan minat
peserta didik, kemudian diarahkan ke minat baru pada diri peseta didik dengan
jalan memberikan informasi pada peserta didik mengenai hubungan atara suatu
bahan pengajaran yang akan diberikan dengan bahan pengajaran yang lalu,
kebebasan pada peserta didik, perlakukan dan memahami pada peserta didik
sehingga terjalin komunikasi dengan baik, pujian, hadiah, serta metode belajar
yang menyenangkan, dimana metode mengajar harus tepat, efisien dan efektif
sifat dan sikap. Dengan kepribadian peserta didik yang postif, peserta didik akan
merasa senang, puas dan gembir. Kegembiraan yang dirasakan akan mampu
dengan cara berkepribadian yang baik. Selain itu, Ketika peserta ddik diluar
lingkungan sekolah atau dirumah, kondidi tempat tersebut juga harus mampu
METODE PENELITIAN
belajar peserta didik kelas VII pada mata pelajarah sejarah kebudayaan islam di
membangung minat belajar peserta didik melalui metode qishah dan penanaman
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan
dan perilaku yang dapat diaamati. Pendekatan ini diarahkan pada latar belakang
individu tersebut secara holistic (utuh). Jadi, dalam hal ini tidaak boleh
2014:4).
kasus yaitu strategi yang lebih cocok bila pokok pertanyaan suatu penelitian
berkenaan dengan howatau why, bila peneliti hanya memiliki sedikit peluang
B. Lokasi Penelitian
kelas VII yang terlihat minat membaca dan belajar rendah, terbukti dengan
sulitnya untuk membuka buku LKS (Lembar kerja siswa), mereka lebih suka
selebihnya adalah data tambahan seperti data tertulis, foto, dan sejenisnya (Ibid,
157)
kebudayaan islam yakni: Ibu Safinatul Izzah, S,Pd, dan seluruh siswa kelas VII
1. Wawancara
2. Observasi
3. Dokumentasi
F. Tahapan-Tahapan Penelitian
29