Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN KEPERAWATAN DIFTERI

PADA ANAK
KELOMPOK 12 :
DODI YUDISTIRA
DEA WULANDARI
NINDI DWI YULIANA
1. DEFINISI DIFTERI
2. ETIOLOGI
3. TANDA DAN GEJALA
4. PATOFISIOLOGI
5. PENATALAKSANAAN MEDIS
6. KOMPLIKASI
7. PENCEGAHAN
8. ASUHAN KEPERAWATAN
DEFINISI DIFTERI

Diferi adalah penyakit akibat terjangkit bakteri yang bersumber dari


corynebacterium diphtheriae (c. Diphtheriae). Penyakit ini menyerang bagian
atas mukosa saluran pernafasan dan kulit yang terluka. Tanda-tanda yang dapat
dirasakan ialah sakit letak dan demam secara tiba-tiba disertai tumbuhnya
membran kelabu yang menutupi tansil serta bagian saluran pernafasan
ETIOLOGI

Penyebabnya adalah bakteri corynebacterium diphtheriae. Bakteri ini ditularkan


melalui percikan ludah yang berasal dari batuk penderita atau benda maupun
makanan yang telah terkontaminasi oleh bakteri. Biasanya bakteri
berkembangbiak pada atau di sekitar permukaan selaput lendir mulut atau
tenggorokan dan menyebabkan peradangan.
Beberapa jenis bakteri ini menghasilkan toksin yang sangat kuat, yang dapat
menyebabkan kerusakan pada jantung dan otak
TANDA DAN GEJALA
Tergantung pada berbagai faktor, maka manifestasi penyakit ini bisa
bervariasi dari tanpa gejala sampai suatu keadaan/penyakit yang
hipertoksik serta fatal. Sebagai faktor primer adalah imunitas penderita
terhadap toksin diphtheria, virulensi serta toksinogenesitas (kemampuan
membentuk toksin) corynebacterium diphtheriae, dan lokasi penyakit secara
anatomis.
• Diphtheria hidung
• Diphtheria tonsil-faring
• Diphtheria laring
• Diphtheria kulit, konjungtiva, telinga
PATOFISIOLOGI
Corynebacterium diphteriae masuk kehidung atau mulut dimana basil akan
menempel di mukosa saluran nafas bagian atas, kadang-kadang kulit, mata atau
mukosa genital. Setelah 2-4 jam, masa inkubasi kuman dengan corynephage
menghasilkan toksik yang mula-mula diabsorbsi oleh membran sel, kemudian
penetrasi dan interferensi dengan sintesa protein bersama-sama dengan sel
kuman mengeluarkan suatu enzim penghancur terhadap nicotinamide adenine
dinucleotide (NAD).
PENATALAKSANAAN
• PENATALAKSANAAN MEDIS
Pengobatan umum dengan perawatan yang baik, isolasi dan pengawasan EKG yang
dilakukan pada permulan dirawat satu minggu kemudian dan minggu berikutnya
sampai keadaan EKG 2 kali berturut-turut normal dan pengobatan spesifik
• PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
Pasien difteri harus dirawat di kamar isolasi yang tertutup. Petugas harus memakai
gaun khusus (celemek) dan masker yang harus diganti tiap pergantian tugas atau
sewaktu-waktu bila kotor (jangan dari pagi sampai malam hari)
KOMPLIKASI DIFTERI
Racun difteri bisa menyebabkan kerusakan pada jantung, sistem saraf, ginjal
ataupun organ lainnya :
1. Infeksi tumpangan oleh kuman lain
2. Obstruksi jalan napas akibat membran atau oedem jalan nafas
3. Sistemik
4. Susunan saraf
PENCEGAHAN

1. Umum
Kebersihan dan pengetahuan tentang bahaya penyakit ini bagi anak-anak.
Pada umumnya setelah menderita penyakit diphtheria kekebalan penderita
terhadap penyakit ini sangat rendah sehingga perlu imunisasi.
2. Khusus
Terdiri dari imunisasi DPT dan pengobatan carrier
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN

• Kaji tanda dan gejala umum: apabila terdapat demam tidak terlalu tinggi, lesu, pucat, nyeri
kepala dan anoreksia sehingga pasien tampak sangat lemah.
• Kaji tanda dan gejala lokal: nyeri menelan, bengkak pada leher.
• Kaji gejala akibat eksotoksin misalnya mengenai otot jantung terjadi miokarditis dan bila
mengenai saraf terjadi kelumpuhan.
• Kaji bila terdapat komplikasi.
• Pemeriksaan diagnostik: pada pemeriksaan darah terdapat penurunan kadar hemoglobin
dan leukositosis polimorfonukleus, penurunan jumlah eritrosit, dan kadar albumin, pada urin
terdapat albuminuria ringan
DIAGNOSA KEPERAWATAN

• Resiko terjadinya komplikasi obstruksi jalan nafas, miokarditis.


• Gangguan masukan nutrisi.
• Gangguan rasa aman dan nyaman
• Kurangnya pengetahuan orang tua mengenai penyakit difteri.
• Gangguan hiperterm
Intervensi

• Pantau dan cegah adanya komplikasi.


• Dorong dan dukung asupan dan status nutrisi yang sesuai.
• Pantau adanya nyeri
• Berikan dorongan emosional pada anak dan keluarga
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

• Lakukanlah apa yang harus anda lakukan pada saat itu. Dan catat apa yang telah anda
lakukan tidakan pada pasien

EVALUASI KEPERAWATAN
• Anak tidak menunjukan tanda dan gejala adanya komplikasi / infeksi
• Fungsi pernafasan anak membaik
• Tingkat aktifitas anak sesuai dengan usianya
TERIMAKASIH
KESIMPULAN
Difteri sangat rentan pada usia bayi dan anak. Seperti yang telah di jelaskan
sebelumnya bahayanya baik anak dan dewasa, proses penularannya oleh
infeksi bakteri corynebacterium diphtheriae, yaitu kuman yang menginfeksi
saluran pernafasan, penularan difteri dapat melalui kontak hubungan dekat,
melalui udara yang tercemar oleh karier atau penderita yang akan sembuh,
juga melalui batuk dan bersin penderita.

Anda mungkin juga menyukai