Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN IMUNISASI

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BY. YUKI


UNTUK MENDAPATKAN IMUNISASI PENTA 2 DAN POLIO III
DI RUANG KIA PUSKESMAS SRONDOL

DISUSUN OLEH :
KHOTIMATUL MU’ALIFAH
P.1337420614006

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG


PROGRAM STUDI DIV KEPERAWATAN SEMARANG
JURUSAN KEPERAWATAN
2015 / 2016
TINJAUAN TEORI
IMUNISASI PENTA 2 DAN POLIO III

Imunisasi adalah suatu usaha untuk memberikan kekebalan kepada tubuh dengan
kuman, virus, bakteri yang sudah dimatikan sehingga tubuh bias membentuk antibody.
(Rahun I.G.N 2006). Sedangkan Vaksin adalah kuman atau racun kuman yang dimasukkan
ke dalam tubuh bayi/anak yang disebut antigen. Dalam tubuh antigen akan bereaksi dengan
anti body sehingga akan terjadi kekebalan. Ada dua jenis kekebalan yang bekerja dalam
tubuh bayi/anak :
1. Kekebalan aktif adalah kekebalan yang dibuat sendiri oleh tubuh.
Kekebalan aktif dapat dibagi :
a. Kekebalan aktif alamiah : dimana si anak membuat kekebalan sendiri setelah sembuh
dari sakit misal : anak telah menderita campak .
b. Kekebaln aktif buatan : kekebalan yang dibuat tubuh setelah mendapat vaksin
(imunisasi) misalnya : BCG, DTP dan polio dan lainnya.
2. Kekebalan pasif
Tubuh anak tidak membuat antibody sendiri tetapi kekebalan tersebut diperoleh dari luar
setelah memperoleh zat penolak, sehingga proses cepat tetapi tidak bertahan lama.
Kekebalan pasif dapat dibagi :
a. Kekebalan pasif alamiah : kekebalan yang diperoleh bayi secara lahir dari ibunya misal
: difteri, morbili dan tetanus.
b. Kekebaln pasif buatan : dimana kekebalan diperoleh setelah mendapat suntikan zat
penolak. Misalnya : ATS.

Ada 6 macam penyakit yang dapat dicegah sesuai dengan program imunisasi yaitu
BCG, difteri, pertusis, tetanus , polio dan campak. Macam macam vaksin adalah sebagai
berikut :
1. Polio
a. Pengertian
Imunisasi polio diberikan dengan tujuan untuk mencegah anak terjangkit penyakit
polio. Penyakit polio dapat menyebabkan anak menderita kelumpuhan pada kedua
kakinya dan otot-otot wajah. Vaksin oral polio hidup adalah vaksin polio trivalent yang
terdiri dari suspens virus poliomeilitis tipe 1,2 dan 3 (sitrain sabin) yang sudah
dilemahkan, dibuat dalam biakan jaringan ginjal kera dan distabilkan dengan suscrose.
Kemasan sebanyak 1 cc/2 cc dalam flakan dilengkapi dengan pipet untuk meneteskan
vaksin. Penyimpanan vaksin dalam suhu 2-8 °C stabil dalam waktu 6 minggu. Vaksin
polio oral sangat mudah dan cepat rusak bila terkena panas dibandingkan dengan
vaksin lainnya.
b. Indikasi
Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap poliomyelitis.
c. Cara pemberian dan dosis
Diberikan secara oral sebanyak 2 tetes dibawah lidah langsung dari botol tanpa
menyentuh mulut. Diberikan 4x dengan interval dalam waktu minimal 4 minggu. Setiap
membuka vial baru harus menggunakan penetes (dropper) yang baru.
d. Kontra indikasi
Jika anak sedang mengalami hal-hal dibawah ini, maka tidak boleh diberikan
imunisai polio:
 OPV tidak boleh diberikan pada saat anak diare, jika sudah terlanjur maka itu tidak
dihitung sebagai bagian dari jadwal imunisasi, dan harus diberika ulang setelah
sembuh.
 Anak yang mengalami infeksi akut yang disertai demam.
 Anak yang memiliki masalah defisiensi sistem kekebalan tubuh (lemahnya sistem
imun).
 Anak yang sedang menjalani pengobatan imunosupresif (obat yang dapat menekan
sistem imun)..
e. Efek samping
Pada umumnya tidak ada efek samping. Tetapi ada hal yang perlu diperhatikan
setelah imunisasi polio yaitu setelah anak mendapatkan imunisasi polio maka pada
feses anak terdapat virus selama 6 minggu sejak pemberian imunisasi. Karena itu,
untuk mereka yang berhubungan dengan bayi yang baru saja di imunisasi polio supaya
menjaga kebersihan dengan mencuci tangan setelah mengganti popok bayi.

2. Penta
a. Pengertian
Vaksin Pentavalen (DPT-HB-HiB) adalah vaksin DPT-HB ditambah HiB
b. Indikasi
Vaksin digunakan untuk pencegahan terhadap difteri, tetanus, pertusis (batuk rejan),
hepatitis B dan infeksi Haemophilus Influenzae tipe b dengan cara simultan.
c. Kontraindikasi
 Hipersensitif terhadap komponen vaksin, atau reaksi berat terhadap dosis vaksin
kombinasi sebelumnya atau bentuk bentuk reaksi sejenis lainnya, merupakan kontra
indikasi absolute terhadap dosis berikutnya.
 Kejang atau gejala kelainan otak pada bayi baru lahir atau kelainan saraf serius
lainnya merupakan kontraindikasi terhadap komponen pertusis. Dalam hal ini tidak
boleh diberikan bersama vaksin kombinasi, tetapi vaksin DT harus diberikan sebagai
pengganti DPT, vaksin Hepatitis B dan Hib diberikan secara terpisah.
d. Cara pemberian
Disuntikkan secara intramuskuler di anterolateral paha atas pada bayi dan lengan
kanan pada anak usia 1,5 tahun
Tidak dianjurkan pada :
 Bagian bokong anak karena dapat menyebabkan luka saraf siatik.
 Pemberian intrakutan dapat meningkatkan reaksi lokal.
 Satu dosis adalah 0,5 ml
e. Jadwal pemberian
1) Pemberian Imunisasi DPT-HB,Hib merupakan bagian dari pemberian imunisasi
dasar pada bayi sebanyak tiga dosis. Vaksin DPT-HB,Hib merupakan pengganti
vaksin DPT-HB sehingga memiliki jadwal yang sama dengan DPT-HB.
2) Pada tahap awal DPT-HB,Hib hanya diberikan pada bayi yang belum pernah
mendapatkan imunisasi DPT-HB. Apabila sudah pernah mendapatkan imunisasi
DPT-HB dosis pertama atau kedua, tetap dilanjutkan dengan pemberian imunisasi
DPT-HB sampai dengan dosis ketiga.
3) Pemberian imunisasi lanjutan DPT-HB,Hib diberikan pada anak usia 1,5 tahun (18
bulan) yang sudah melakukan imunisasi DPT-HB maupun DPT-HB,Hib tiga dosis.
4) Bagi anak batita yang belum mendapat DPT-HB tiga dosis dapat diberikan DPT-
HB,Hib pada usia 18 bulan dan imunisasi lanjutan DPT-HB,Hib diberikan minimal
12 bulan dari DPT-HB,Hib dosis ketiga.
5) Imunisasi lanjutan Campak diberikan pada anak usia 2 tahun (24 bulan). Apabila
anak belum pernah mendapatkan imunisasi Campak sebelumnya (saat bayi), maka
pemberian imunisasi lanjutan Campak dianggapa sebagai dosis pertama. Selanjutnya
harus dilakukan pemberian Imunisasi Campak dosis kedua minimal 6 bulan setelah
dosis pertama.
f. Cara penyimpanan
Vaksin pentavalen disimpan di lemari es bersuhu 2-8 derajat C da proses transportasi
menggunakan cooling pack (ingat cooling pack berisi air dingin, bukan berisi es).
Vaksin tahan disimpan sampai tanggal kadaluarsanya atau sepanjang indikator suhu
pada vial (tanda kotak dikelilingi bulatan) warnanya masih aman (warna kotak tidak
sama atau lebih tua dari warna bulatan). Jika sudah dibuka sebaiknya digunakan dalam
waktu 2 minggu.
LAPORAN IMUNISASI
ASUHAN KEPERAWATAN PADA BY. YUKI
UNTUK MENDAPATKAN IMUNISASI PENTA 2 DAN POLIO III
DI RUANG KIA PUSKESMAS SRONDOL

Tanggal Pengkajian : 18 Oktober 2016 Tempat : Ruang KIA


Waktu : 10.00 WIB Puskesmas Srondol

A. Identitas Klien
1. Nama : By. Yuki
2. Tanggal Lahir : 11 Juli
3. Umur : 3 bulan 10 hari
4. Jenis Kelamin : Perempuan
5. Nama Ibu : Ny. E ka Nama Ayah : Tn. Canggih
6. Usia Ibu : 26 tahun Usia Ayah : 32 tahun
7. Pendidikan Ibu : SMK Pendidikan : SMA
8. Pekerjaan Ibu : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan : Swasta
9. Agama : Islam Agama : Islam
10. Status Perkawinan : Menikah Alamat : Banyumani
11. Alamat : Banyumanik, Semarang

B. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
By. Yuki tidak mengalami masalah kesehatan. Ny. Eka membawa klien ke Puskesmas
untuk mendapatkan imunisasi.
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
By. Yuki berusia 3 bulan 10 hari dan klien tumbuh sesuai dengan usianya.
3. Riwayat Kesehatan Dahulu
By. Yuki tidak memiliki penyakit menular seperti TB, pneumonia, maupun penyakit
menurun seperti asma. By. Yuki belum pernah dirawat di RS sebelumnya.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Didalam keluarga tidak ada penyakit menurun atau menular seperti penyakit jantung,
hipertensi, diabetes mellitus, dll.
5. Riwayat Tumbuh Kembang
BB lahir : 3,3 kg
BB sekarang : 6,2 kg
Panjang badan : 60 cm
Lingkar kepala : 41 cm
6. Riwayat Sosial / Pola Asuh
Dari bayi sampai sekarang By. Yuki diasuh sendiri oleh orang tua klien dengan dibantu
oleh ibu Ny. Eka. Didalam keluarga Tn. Canggih jika ada anggota keluarganya yang
sakit maka langsung diperiksakan di tempat pelayanan kesehatan seperti bidan, dokter,
maupun puskesmas.
7. Riwayat Imunisasi
a. Hb0 : 11 Juli 2016
b. BCG : 15 Agustus 2016
c. DPT : 13 September 2016
d. Hb 1 : 13 September 2016
e. Polio 1 : 15 Agustus 2016, Polio 2 : 13 September 2016

C. Data Kesehatan Saat ini


1. Keadaan Umum : sehat, gerak aktif, tangis kuat.
2. Tanda Vital:
Nadi : 120 x/menit
RR : 40 x/menit
Suhu : 36,70C
BBL : 3,3 g
BB sekarang : 6,2 kg
PB : 60,5 cm
LK : 41 cm
3. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : Simetris, bersih, tidak ada kelainan
b. UUB : datar
c. Mata : sklera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis, simetris, ukuran pupil
normal, bentuk ishokor, reksi cahaya +/+.
d. Hidung : Tidak ada secret, polip (-), septum simetris (+).
e. Mulut dan bibir
Mukosa : lembab, warna bibir : merah muda, tidak ada kelainan
f. Telinga : Simetris, tidak ada penumpukan serumen, tidak ada kelainan,
pendengaran baik.
g. Leher : Tidak ada pembengkakan kel. limfe, pembesaran kel. Tiroid,
bendungan vena jugularis, tidak ada kelainan
h. Dada : Simetris, tidak ada retraksi, tidak ada kelainan
i. Abdomen : Tidak ada distensi, tidak ada bising usus, tidak ada kelainan
j. Punggung : Tidak ada kelainan
k. Genetalia : perempuan, tidak ada kelainan
l. Anus : ada
m. Ekstremitas
Tangan : simetris, jumlah jari 5 pada masing-masing tangan
Kaki : simetris, jumlah jari 5 pada masing-masing kaki
Kulit : turgor baik

D. Resume Imunisasi
Pada tanggal 18 Oktober 2016 Ny. Eka memnawa By. Yuki ke puskesmas untuk
mendapatkan imunisasi. Keadaa bayi saat datang tampak sehat dengan BB 6,2 kg, PB 60,5
cm, LK 41 cm, Nadi 120 x/menit, RR 38 x/menit, suhu 36,60C. Klien juga tidak demam,
tidak batuk, maupun tidak pilek. Menurut jadwal by. Yuki mendapatkan imunisasi Penta 2
dan Polio 3. Di ruang KIA Puskesmas Srondol, by. Yuki mendapatkan imunisasi penta 2
yang berfungi untuk pencegahan terhadap difteri, tetanus, pertusis (batuk rejan), hepatitis
B dan infeksi Haemophilus Influenzae tipe b. Vaksin ini diberikan secara IM di paha
sebelah kiri sebanyak 0,5 ml. Setelah itu, by. Yuki diberikan imunisasi Polio 3 yang
berfungsi untuk melindungi tubuh bayi dari poliomyelitis atau infeksi polio. Vaksin polio
diberikan secara oral di mulut bayi sebanyak 2 tetes. Imunisasi paba by. Yuki dilakukan
oleh bidan dengan dibantu oleh praktikan. Setelah diberikan imunisasi by. Yuki menangis
kuat, gerak sktif dan tidak ada tanda-tanda KIPI.

Anda mungkin juga menyukai