S DENGAN MASALAH
KEPERAWATAN UTAMA : BERSIHAN JALAN NAFAS TIDAK
EFEKTIF PADA PASIEN CHF DI RUANG AL MA’UN
RS PKU MUHAMMADIYAH SRUWENG
Di Susun Oleh :
PURWANING RAHMAWATI
2022/2023
HALAMAN PENGESAHAN
Di Susun Oleh :
PURWANING RAHMAWATI
NIM:
Mengetahui,
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
A. PENGERTIAN
B. ETIOLOGI
Menurut Tim Pokja SDKI DPP PPNI (2016), penyebab dari bersihan
jalan napas tidak efektif antara lain :
1. Spasme jalan napas
2. Hiperekresi jalan napas
3. Disfungsi neuromuskular
4. Benda asing dalam jalan napas
5. Adanya jalan napas buatan
6. Sekresi yang tertahan
7. Hyperplasia dinding jalan napas
5
8. Proses infeksi
9. Respon alergi
10. Efek agen farmakologi
C. BATASAN KARAKTERISTIK
Menurut TIM Poja SDKI DPP PPNI (2016), gejala dan tanda pada
masalah bersihan jalan napas tidak efektif antara lain :
Mayor :
Minor :
Subjektif
1. Dispnea
2. Sulit bicara
3. Orthopnea
Objektif
1. Gelisah
2. Sianosis
3. Bunyi napaas menurun
4. Frekuensi napas berubah
5. Pola napas berubah
6
D. PATOFISIOLOGI
Beban jantung yang meningkat pada pasien CHF menyebabkan
tekanan kapiler paru meningkat, sehingga terjadi edema paru dan iritasi
mukosa paru. Hal ini menyebabkan adanya penumpukan mukus kental
dalam jumlah besar dan sulit dikeluarkan dari saluran napas. Mukus
berfungsi sebagai tempat persemaian mikroorganisme penyebab infeksi dan
menjadi sangat purulen. Proses ventilasi terutama ekspirasi terhambat.
Timbul hiperkapnia akibat dari ekspirasi yang memanjang dan sulit dilakukan
akibat mukus yang kental dan adanya peradangan (Jackson, 2014).
Komponen-komponen tersebut juga merangsang terjadinya
peradangan Kronik pada paru. Mediator-mediator peradangan secara
progresif merusak struktur-struktur penunjang di paru. Akibat hilangnya
elastisitas saluran udara dan kolapsnya alveolus, maka ventilasi
berkurang. Saluran udara kolaps terutama pada ekspirasi karena ekspirasi
normal terjadi akibat pengempisan (recoil) paru secara pasif setelah
inspirasi. Dengan demikian apabila tidak terjadi recoil pasif, maka udara
akan terperangkap di dalam paru dan saluran kolaps. (Grece & Borley,
2011).
7
E. PATHWAY
Kontraktilitas Jantung↓
Peningkatan metabolisme Beban Jantung meningkat
Beban volume berlebihan
Intoleransi
Defisit energi
aktivitas
8
G. INTERVENSI KEPERAWATAN
No. Diagnosa Keperawatan Luaran Intervensi
SLKI SIKI
1. Bersihan jalan napas tidak Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 Latihan Batuk Efektif (I.01006)
efektif berhubungan jam diharapkan Bersihan Jalan Nafas (L.01001) Tindakan
dengan sekresi yang Meningkat dengan kriteria hasil: Observasi :
tertahan (D.0001) Kriteria Hasil Skala Identifikasi kemampuan batuk
1 2 3 4 5
Gejala dan tanda mayor. Monitor adanya retensi sputum
Produksi sputum 1 2 3 4 5
Subyektif : Mengi 1 2 3 4 5 Monitor tanda dan gejala infeksi saluran napas
Wheezing 1 2 3 4 5
Obyektif : Monitor input dan output cairan
Keterangan :
Batuk tidak efektif 1 :Meningkat Terapeutik :
Tidak Mampu Batuk 2 :Cukup meningkat
Atur posisi semi fowler atau fowler
3 : Sedang
Sputum berlebih 4 : Cukup menurun Pasang perlak dan bengkok dipangkuan pasien
5 : Menurun
Mengi, wheezing, ronkhi Buang sekret pada tempat sputum
kering Edukasi :
Gejala dan tanda minor. Jelaskan tujuan dan posedur batuk efektif
9
2. Intoleransi Aktivitas Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 Manajemen Energi (I.05178)
berhubungan dengan jam diharapkan Toleransi Aktivitas (L.01001) Tindakan
kelemahan (D.0056) Meningkat dengan kriteria hasil: Observasi
Gejala dan tanda mayor Kriteria Hasil Skala Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang
Subyektif : 1 2 3 4 5
mengakibatkan kelelahan
Kemudahan melakukan 1 2 3 4 5
Mengeluh lelah aktivitas Monitor kelelahan fisik dan emosional
Kekuatan tubuh bagian 1 2 3 4 5
Obyektif : Monitor pola dan jam tidur
atas
Frekuensi jantung Kekuatan tubuh bagian 1 2 3 4 5 Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama
meningkat >20% dari bawah
melakukan aktivitas
Keterangan :
10
BAB II
LAPORAN KASUS
A. Pengkajian
Tanggal Masuk : 04 September 2022
Ruang : Al Ma’un 15
1. DATA SUBYEKTIF
a. Identitas Pasien
Nama : Tn. S
NIK : 3305************
No. RM : 055**
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Petani
c. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Kesehatan Saat Ini
Pasien datang melalui IGD RS PKU Muhammadiyah Sruweng pada
tanggal 04 September 2022 pukul 12.00 WIB dengan keluhan sesak
nafas, lemas dan batuk berdahak sejak 5 hari yang lalu. Pada saat di
14
2. Pola Nutrisi
3. Pola Eliminasi
15
Sebelum sakit: Klien BAB 1x/hari dan klien BAK 4-5 x/hari,
warna urin kuning jernih.
Saat Dikaji: Klien mengatakan selama di RS belum BAB, dan
Klien BAK melalui pispot dengan warna urin kuning jernih.
Pasien disarankan untuk dipasang DC tetapi menolak karena
merasa tidak nyaman.
4. Pola Aktivitas
5. Pola Istirahat
Sebelum sakit: Klien tidur 6-8 jam saat dirumah, dan klien tidak
pernah tidur siang.
Saat dikaji: Klien mengatakan kurang istirahat karena sesak
nafas dan terpasang oksigen sehingga merasa kurang nyaman
7. Pola Belajar
8. Pola Bekerja
Sebelum sakit: Klien mandi 2x/hari, gosok gigi 2x/hr (pagi dan
malam), dan mencuci rambut 3x/minggu
Saat dikaji: Klien mengatakan hanya dilap pagi dan sore oleh
keluarganya.
13. Berkomunikasi
17
2. DATA OBYEKTIF
a. Pemeriksaan Umum
1. Keadaan Umum : Lemah
2. Kesadaran : Compos Mentis
3. TD : 140/90 mmHg
4. N : 90 x/menit
5. S : 36,5ºC
6. RR : 32 x/menit
b. Pemeriksaan Fisik (Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultrasi)
1. Kepala : Bentuk mesocepal, rambut hitam, kulit kepala
bersih
2. Muka : Simetris, tampak sedikit pucat.
3. Mata : Bentuk simetris, konjungtiva tidak anemis
4. Hidung : Tidak ada secret, tidak ada sinusitis. tidak ada
napas cuping hidung, terpasang oksigen 3 lpm.
5. Mulut : Mukosa bibir terlihat lembab, tidak ada stomatitis
6. Telinga : Bentuk simetris, tidak ada lesi, tidak ada sekret
yang keluar dari kedua telinga, tidak terdapat
massa, daun telinga bersih, fungsi pendengaran
18
normal.
7. Leher : Tidak ada pembesaran vena jugularis dan Tidak
ada pembesaran kelenjar tiroid
8. Dada : Jantung dan paru-paru menggunakan tekhnik
(IPPA)
Jantung
Inspeksi: Ictus cordis tidak tampak pada ICS
IV-V mid clavicula sinistra
Palpasi: Tidak ada nyeri tekan, teraba ictus
cordis pada ICS 5 garis mid clavikula
sinistra.
Perkusi : Terdengar suara pekak, intercosta 2
garis parasternal dektra, intercosta 2 garis
parasternal sinistra, sampai intercosta 4 garis
parasternal sinistra, dan intercosta 5 garis
mid klavikula sinistra.
Auskultasi: Terdengar S1-S2 terpisah,
regular.
Paru-paru
Inspeksi: Simetris kanan dan kiri, pada saat
inspirasi dan ekspirasi tidak ada retraksi
dinding dada kanan dan kiri, tidak ada otot
bantu nafas.
Palpasi: Tidak ada nyeri tekan, teraba gerak
dada kanan dan kiri simetris.
Perkusi: sonor.
Auskultasi : Suara nafas whezing, RR= 32x/
menit
9. Abdomen : (IAPP)
Inspeksi: tidak ada bekas luka, warna kulit
19
B. Pemeriksaan Penunjang
Hasil laboratorium tgl 04 September 2022
NO Jenis Pemeriksaan Nilai Normal Hasil Kesimpulan
Program Terapi
3 Injeksi Furosemide 2 x 10 mg 14
4 Injeksi OMZ 1 x 40 mg 14
6 Amlodipin 1 x 10 mg 06 Tensi
C. ANALISA DATA
Nama Klien : Tn. S
Ruang : Al Ma’un
D. INTERVENSI KEPERAWATAN
Nama Klien : Tn. S
Ruang : Al Ma’un
NO TGL/ Diagnosa Luaran Perencanaan Keperawatan
Waktu Keperawatan SLKI SIKI
1 5 September Bersihan Jalan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Latihan Batuk Efektif (I.01006)
2022, Nafas b.d Secret selama 3 x 24 jam maka diharapkan Tindakan:
Jam 16.30 Yang Tertahan Bersihan Jalan Nafas (l.01001) Meningkat Observasi:
(D.0001) dengan kriteria hasil: Identifikasi kemampuan batuk
Kriteria hasil Awal Akhir Monitor adanya retensi sputum
Batuk efektif 3 5
Monitor tanda dan gejala
Produksi sputum 3 5
saluran nafas
Wheezing 2 5
Ket: Terapeutik:
1. Menurun Atur posisi semi fowler
2. Cukup memburuk Pasang perlak dan bengkok di
3. Sedang
pangkuan pasien
4. Cukup membaik
5. membaik
Buang sekret pada sputum
Edukasi:
25
E. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama Klien : Tn. S
Ruang : Al Ma’un
1 Bersihan 05 Mengkaji keadaan klien, memonitor KU: cukup, TD: 140/90 mmHg, N : pupung
Tanda - Tanda Vital
Jalan Nafas September 90x/m, RR:28x/m, S : 36,5°C,
b.d Secret 2022 jam
Yang 16.00
Tertahan
Jam 16.05 Mengkaji status pernafasan Pasien mengatakan sesak dan terasa Pupung
seperti tertimpa beban berat didada.
Pasien juga mengatakan sesak
bertambah ketika beraktifitas berlebih
RR 28x/menit.
jam 16.08 Memposisikan semi fowler pasien Pasien tampak lebih rileks pupung
dengan nyaman untuk
memaksimalkan ventilasi yang
potensial
jam 16.10 Memonitor respiratori dan status SPO2 94%, Nafas Wheezing + pupung
oksigenasi.
Jam 16.20 Memberikan alat bantu perafasan Terpasang O2 nasal canul 3 L/mnt Pupung
jam 16.25 Memotivasi klien untuk melakukan Pasien melakukan batuk efektif dan pupung
batuk efektif untuk mengeluarkan sekret keluar sedikit
sekret
Jam 16.30 Mengkaji kekuatan otot pasien Kekuatan otot Pupung
3 4
29
3 4
Jam 16.35 Memberikan latihan gerak pasif dan Pasien melakukan gerak pasif pupung
aktif
Menganjurkan melakukan aktivitas Pasien belajar duduk dibantu keluarga pupung
bertahap dengan melibatkan keluarga
06 Melakukan pengecekan KU pasien KU Cukup, kondisi lemah dan masih pupung
tampak sesak, Batuk +
September
2022
jam 13.00
jam 13.15 Memonitor TTV pasien CM. TD : 120/70mmHg, N : 80x/mnt, pupung
RR:24x/m, S:36,2°C
jam 13.35 Memposisikan semi fowler Pasien mengatakan merasa nyaman dan Pupung
merasa lebih baik dengan posisi
setengah duduk.
Jam 13.50 Monitor status pernafasan RR: 24x/menit, klien tampak sesak Pupung
nafas
Jam 14.00 Memberikan obat sesuai therapi Obat masuk OBH syr 2 cth, Injeksi Pupung
furosemide 10mg, Injeksi OMZ 40 mg
Jam 14.20 Memberikan alat bantu perafasan Terpasang O2 nasal canul 3 L/mnt Pupung
30
Jam 15.00 Melakukan latihan gerak pasif dan aktif Pasien mengangkat tangannya sendiri Pupung
jam 17.00 Menganjurkan aktivitas bertahap Pasien latihan duduk dibantu keluarga pupung
jam 17.00 Mengintruksikan pasien untuk istirahat Pasien terlihat tidur lebih awal Pupung
yang cukup
7 Mengkaji status pernafasan Pasien mengatakan masih sesak sudah pupung
berkurang RR : 24x/menit,
September
2022
Jam 13.00
jam 13.30 Memonitor TTV pasien CM. TD : 120/70mmHg, N : 80x/mnt, pupung
RR : 24x/m, S : 36,2°C
jam 14.00 Memposisikan semi fowler Pasien mengatakan lebih nyaman Pupung
dengan posisi semi fowler
Jam 14.00 Memberikan obat sesuai therapi Obat masuk OBH syr 2 cth, Injeksi
furosemide 10mg, Injeksi OMZ 40 mg
jam 15.30 Auskultasi suara nafas masih terdengar suara nafas whezing, pupung
RR:24x/menit
Jam 16.00 Memposisikan ke posisi yang nyaman Semi fowler Pupung
31
Jam 16.45 Memotivasi pasien untuk mengulangi Pasien merasa lebih lega Pupung
batuk efektif agar sekret bisa keluar
F. EVALUASI KEPERAWATAN
Nama Klien : Tn. S
Ruang : Al Ma’un
1 07-09-2022 S : Pasien mengatakan sesak nafasnya sudah berkurang, belum bisa mengeluarkan secret, Pupung
Jam 17.00
O : Klien tampak tidur dengan posisi semi fowler
Terpasang O2 nasal canul 3 lt/mnt.
RR : 24x/mnt
A : Bersihan jalan nafas b.d sekresi yang tertahan belum teratasi
Kriteria hasil Awal Tujuan Akhir
Batuk efektif 3 5 4
Produksi sputum 3 5 4
Whezing 2 5 4
P : Lanjutkan intervensi :
Monitoring KU, TTV
Anjurkan klien untuk melakukan batuk efektif
2 07-09-2022 S : Pasien mengatakan sudah bisa beraktivitas ringan secara bertahap Pupung
Jam 17.00 O: Pasien tampak lebih rileks, pasien bisa makan dengan bantuan minimal dari keluarga
Kekuatan otot
3 4
3 4
P: Lanjutkan intervensi
Monitor ketidaknyamanan selama beraktivitas
Lakukan rentang gerak aktif pasif
Kolaborasi gizi untuk meningkatkan asupan makanan
34
BAB III
PEMBAHASAN
Jurnal yang kami angkat pada kasus ini berjudul “Pengaruh Penerapan
Batuk Efektif dalam mengatasi Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas pada
Penyakit CHF”. Pada kasus yang kami ambil adalah seorang Laki- laki berumur
72 tahun dengan keluhan sesak nafas selama 1 tahun. Dalam riwayat kesehatan
pasien, ditemukan bahwa pasien pernah mengalami stroke dan tensi tinggi. Pada
saat pengkajian, pasien mengalami batuk berdahak dan tidak dapat mengeluarkan
sekretnya sehingga pasien merasa sesak nafas.
Teknik Batuk Efektif merupakan aktivitas perawat untuk membersihkan
sekresi pada jalan nafas, Tujuan Batuk Efektif adalah meningkatkan mobilisasi
sekresi dan mencegah resiko tinggi retensi rekresi. Teknik Batuk Efektif
dilaksanakan terutama pada klien dengan masalah keperawatan Ketidakefektifan
Bersihan Jalan Napas dan masalah resiko tinggi infeksi saluran pernapasan bagian
bawah yang berhubungan dengan akumulasi secret pada jalan napas yang sering
disebabkan oleh kemampuan batuk yang menurun atau adanya nyeri setelah
pembedahan thoraks atau pembedahan abdomen bagian atas sehingga klien
merasa malas untuk melakukan batuk. (Muttaqin, 2008:242).
Berdasarkan kasus dan jurnal tersebut dapat disimpulkan bahwa ada
pengaruh tindakan batuk efektif terhadap bunyi nafas dan frekuensi nafas pada
pasien CHF. Diharapkan perawat dalam melakukan asuhan keperawatan pada
pasien dengan gangguan bersihan jalan nafas tidak efektif dapat menerapkan
teknik batuk efektif ini untuk mengatasi masalah ketidakefektifan bersihan
jalan nafas.
35
DAFTAR PUSTAKA
https://ejournal.undhari.ac.id/index.php/jikdi/article/view/564/261(diakses pada
08 september 2022)