KEPERAWATAN GAWAT
DARURAT “HENTI
NAFAS”
KELOMPOK 14
KELAS 3C
Pembimbing : Sri Siska M, S.Kep.,Ners.,M,Kep
NAMA KELOMPOK :
1. Cintana Olivia M 1020183127
2. Della Ayu S 1020183128
3. Septa Adelia P 1020183130
4. Ainur Rokhmah 1020183131
5. Nurul Asnal M 1020183132
6. Anastasia Yunita E.N 1020183133
7. Laili Zumrotin H 1020183134
8. Nabila Choirunnisa 1020183135
9. Lilik Anawati N 1020183136
10. Rahma Salsabella 1020183137
11. Amelia Rizqi 1020183138
12. Wahyuningsih 1020183139
DEFINISI
Apnea atau Henti napas merupakan suatu kondisi berhentinya proses pernapasan dalam
waktu singkat (beberapa detik hingga satu atau dua menit) tetapi dapat juga terjadi dalam
jangka panjang. (Peters M. 2013)
Apnea adalah istilah medis yang digunakan untuk menggambarkan pernapasan yang
lambat atau berhenti. Apnea dapat menyerang orang-orang dari segala usia, dan
penyebabnya tergantung pada jenis apnea yang seseorang miliki. Apnea biasanya terjadi
saat seseorang sedang tidur. Oleh karena itu, kondisi ini sering disebut sleep apnea. (Judith
Marci,MD. 2019)
Bernapas merupakan suatu aktivitas biologis yang dikendalikan secara otonom oleh pusat
pernapasan yang terletak pada batang otak (kumpulan dari saraf yang menghubungkan
otak dengan tulang belakang). Pusat pernapasan mengirimkan sinyal yang akan
meregulasi kontraksi diafragma dan dada, dengan mengendalikan kecepatan dan
banyaknya udara yang dapat dihirup.
Kegagalan pusat pernapasan untuk mengatur pernapasan normal disebut apnea. Kondisi
ini dapat terjadi pada bayi, khususnya yang terlahir prematur dan dapat dideteksi dengan
alarm apnea. Apnea juga dapat terjadi pada seseorang yang memiliki kerusakan pada
batang otak dan dapat diikuti dengan stroke. (Peters M. 2013)
MANIFESTASI KLINIS
Gangguan pengembangan
Peningkatan tahanan Ketidakefektifan paru
jalan nafas Bersihan jalan
nafas
Pola nafas tidak efektif Pola nafas efektif dengan 1. Monitor pola nafas (frekuensi, kedalaman,
berhubungan dengan kriteria hasil: usaha
nafas)
hipoventilasi dan 1. Tidak ada sianosis 2. Monitor bunyi nafas tambahan (wheezing,
kelemahan otot dan dyspnea ronkhi, mengi)
pernapasan. 2. Frekuensi 3. Monitor pola nafas (seperti bradipneu,
nafasmembaik takipneu, hiperventilasi, kussmaul, cheyne
3. Penggunaan otot – stokes, biot, ataksik)
bantu nafas 4. Posisikan semi fowler/fowler
5. Lakukan fisioterapi dada, jka perlu
menurun 6. Ajarkan teknik batukefektif
4. Pernapasan cuping 7. Kolaborasi pemberian terapi oksigen
hidung menurun
INTERVENSI
DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA INTERVENSI
KEPERAWATAN HASIL